Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL WEEK 2 • Transmisi butuh agen penyebab

• Cara transmisi melalui port d entry


• Kalau tahu penyebaran, maka kita bisa
melakukan pencegahan
1. Patomekanisme Infeksi (pengenalan, agen, • Agen infeksi bisa sampai jaringan tubuh
transmisi dan penyebaran, reaksi jaringan) belalui kontak kulit, saluran napas atas, paru,
2. Agen- agen mikroorganisme dan mikrobiologi usus, trakt ug.  tempat masuk primer
penyebab infeksi • Organ internal juga bisa terkena, kalau
3. Imunologi infeksi virus kuman melalui aliran darah mis . Otak dll.
4. Imunologi infeksi bakteri (slide 13 ppt ppi)
5. Farmakoterapi infeksi virus & bakteri
Kepekaan terjadinya infeksi tergantung faktor
Infeksi adalah masuknya kuman disertai multiplikasinya
dalam tubuh.  Faktor agen, transmisi, site of attack, jumlah
organisme, patogenitas, yaitu kemampuan
Penyakit infeksi manifestasi kliniknya, karena menginvasi jaringan, memproduksi toksin,
kerusakan jaringan dan atau fungsi karena reaksi multiplikasi, ketahanan terhadap mekanisme
radang atau imun dari tubuh. pertahanan tubuh, kemampuan membuat
nekrosis dan pelepasan ensim
Agen  Faktor host, umur, ras, nutrisi, predisposisi,
pertahanan alamiah tubuh, integritas kulit,
• Ada 3 klasifikasi: zat protektif, makrofag dan status imunitas.

 Berdasar struktur
Patogenesis dan perobahan jaringan pada infeksi (
PATOLOGI INFEKSI )
1. Prions, molekul protein
2. Virus : virion
3. Ricketsia: sel sederhana/ prokariotik • Perobahan jaringan karena infeksi:
4. Chlamydia: prokariotik 1. Perobahan karena agen infeksi
2. Perobahan karena respons host  radang
5. Bakteria : prokariotik
6. Mycoplasma, spirochaeta dan vibrio: reaksi imunologis
termasuk bakjteria juga
7. Fungi: sel kompleks (eukariotik Perobahan jaringan karena agen
8. Protozoa : sel kompleks (eukariotik
9. Metazoa : multisel • Perobahan jaringan karena agen infeksi:
• Ini terjadi karena virulensi dari agen, yang
10. Insekta : multisel
sangat virulent dapat menyebabkan nekrose
 Organisme intraselular obligat ( yg
 Berdasar patogenitas
berkembang biak hanya didalam sel host) , mis
virus yang menginfeksi menyebabkan nekrosis sel,
1. Infektifitas kemampuan kuman bertahan
degenerasi, pembentukan badan inklusi, infeksi
dalam jaringan
laten. Juga hal yang sama pada riketsia dan
2. Patogenitas  kemampuan menyebabkan
chlamidia
penyakit, derajat rendah dan derajat tinggi.
• Pada infeksi obligat intra sel, dengan nekrosis
3. Virulen kemampuan menyebabkan
sel akut, penderita bisa meninggal pada fase
penyakit derajat tinggi
akut mis encefalitis, miokarditis, atau nekrosis
4. Infeksi oportunistik individu dengan
masif dari sel sel hati.
imunitas rendah menjadi sakit, sedangkan
• Respons imun pada infeksi virus,
imunitas biasa tidak jadi sakit.
menyebabkan nekrosis sel perlahan lahan
dalam waktu panjang. Ini misal pada infeksi
 Berdasar tempat multiplikasi
virus pada hati (hepatitis b,c)
• Perobahan berikut bisa terjadi
1. Organisme intraselular obligat pembengkakkan sel, misalnya
bermultiplikasi hanya didalam sel host, pembengkakan hepatosit, pada hepatitis
jadi menginfeksi parenkim. virus akut.
2. Organisme intraselular fakultatif • Pembentukan inklusion body, pada infeksi
mampu tumbuh dan multiplikasi virus atau chlamidia dalam sel.
didalam atau diluar sel. BIASA DIDALAM • Pembentukan giant cell, dengan inti banyak.
MAKROFAG >>>>>>HAMPIR TIDAK Virus measle bisa memproduksi sel datia
warthin-finkedley yang masif dan besar,
MULTIPLIKASI DILUAR SEL ( M Lepra)
dengan inti 20-100.
..<<<<<<sampai sangat jarang • Infeksi virus laten, dengan re aktivasi setiap
muliplikasi intra sel (actinomyces) saat.
• Ingat pula infeksi virus dapat memacu
Transmisi dan Penyebaran terjadinya tumor. ( VIRUS Epstein-
barrlimfoma burkitt dan nasofaring)
• . Organisme intraselular fakultatif, artinya bisa  Enterotoksin, adalah eksotoksin yang beraksi
bermultiplikasi intra dan ekstra selular, misal pada sel mukosa usus, dilepas sementara
mikobakterium dan fungi  menyebabkan multiplikasi kuman.
perobahan granulomatik pada jaringan, bisa  Terjadi pada lumen usus, seperti vibrio
terjadi respons imunologik lambat nekrosis cholera, atau diluar tubuh pada makanan
kaseosa dan penyembuhan beruba fibrosis. yang kemudian dimakan seperti stafilocokus
aureus.
• Histoplasma dan coccidiodes mampu tinggal  Toksin menempel pd reseptor permukaan sel
dalam jaringan dalam waktu lama, dan usus merusak struktur, fungsi.
reaktivasi kalau fungsi imun turun
multiplikasi agen penyakit. Perobahan jaringan karena respons host.
• Organisme ekstrasellular: (radang dan reaksi imun)
• Bakteri, fungi dan protozoa  cedera
jaringan beberapa cara: • Respons host gejala klinikkerusakan
1.Pelepasan ensim beraksi lokal.  stafilokokus aureus, jaringankematian.,,, misal akumulasi
eksudat radang PADA PERICARDITIS 
menghasilkan koagulasebakteri ditutupi lapisan
ganggu fungsi jantung kematian.
fibrin resistensi terhadap fagosit terjadi radang • Identifikasi Respons Seluler  mis netrofil
supuratif dan nekrose jaringan. Sterptokokus pada cerebrospinal dengan meningitis,
Pyogenes, memproduksi hialuronidase memecah petunjuk bahwa penyebab meningitis
hyaluronik acid  penyebaran infeksi. Ada adalah organisme ekstraseluler ( biasanya
bakterial),,,,, kalau yang meningkat adalah
streptokinase yang mengaktifkan plasminogen
limfosit, maka terarah pada meningitis oleh
memecah fibrin, dan hemolisin menghancurkan
virus atau tuberkulosis.
eritrosit.
• Ensim ini bertanggung jawab terhadap infeksi
RADANG AKUT
streptokokus.
• Berkaitan dengan tanda radang akut ( ada
• Clostridium perfringens gas gangren
5 sebutkan ya )
produksi lesitinase (alpha toksin) memecah
• Demam karena pirogen eksogen dilepaskan
lipiD membran sel nekrose. Hialuronidase
oleh organisme, juga karena interleukin 1
dan kolagenase memecah kolagen .
• Organisme ekstrasel  kebanyakan bakteria
• Produksi gas disini karena fermentasi gula
 respons host  netrofil banyak.
pada saat bakteri tumbuh.
• Netrofil karena kemotaksis menuju tempat
infeksi.
2. Terjadi vasculitus lokal. Bakteri yang virulensi tinggi
• Darah tepi lekositosis netrofil.
seperti antraks, aspergilus trombosis pemb darah
• organisme intraselular fakultatif JARANG
lokal nekrosis iskemik. Vaskulitis karena infeksi
radang akut, misalnya demam tifoid
langsung atau akibat adanya produksi toksin dari
infiltrasi makrofak, sedikit netrofil.
basilus antraks.
• gambaran darah tepi netropenia.
• oRGANISME intraseluler obligat, terutama
3. produksi toksin jarak jauh masuk sirkulasi
virus, dan riketsia, respons selular akut
mengakibatkan jejas pada sel yang jauh dari infeksi.
limfosit, sel plasma dan makrofak, sedikit
 endotoksin, adalah liposacharida dari
netrofil, lebih mengutamakan respons imun
dinding sel bakteri gram negatif dilepas
• darah tepi peningkatan limfosit, netrofil
kealiran darah setelah bakteri mati dan lisis.
malah berkurang.
Didalam darah  vasodilatasi pembuluh
darah kecil kegagalan sirkulasi shock.
RADANG SUPURATIF
 Menyebabkan juga dic, ini karena makrofag
memproduksi TNF (tumor nekrosis faktor) 
• Radang akut dengan nekrosis likuifaktif  pus
disseminated intravascular coagulation.
...>>>>... Abses, daerah supurasi berbatas
 Endotoksin juga demam karena makrofak
jelas.
mengeluarkan interleukin-1 dan
• Biasanya organisme bakteri atau fungi,
mengaktifkan sistem komplemen.
bermultiplikasi pada rongga ekstra sel.
 Shock endotoksis juga mengikuti infeksi UG
• Obstruksi bronchus, traktus urinaria atau
atau bedah usus karena infeksi gram –
apendiks  radng supuratif
 Efek bakteriemia meningococcus juga
• Supurasi akut pada bakteri resisten thd
karena endotoksin.
fagositosis ( S aureus, klebsiela, pseudomonas
 Eksotoksin, subtrat yang dihasilkan oleh
dan escherichia )
bakteri yang masih hidup
• Khusus pneumokokus 1 dan 2 dengan simpai
 Disebarkan melalui aliran darah dengan efek
tipis  tidak supurasi, tipe 3 simpai tebal 
toksin sampai ketempat yang jauh.
pneumonia supuratif.
 Bersifat antigen keras antibodi spesifik (anti
• Supurasi kronik,  radang akut persisten mis.
toksin)
Osteomielitis kronik .
 Eksotoksin heat labile rusak > 60 derajat C
• Terjadi kerusakan jaringan progresif, fibrosis
 Endotoksin heat stabil.
dan multi abses.
RADANG KRONIK  sel bengkak, sitoplasma menggelembung
• Sebagai respons imun pada jaringan infeksi (balloning), sel hati , hepatitis virus akut
• Mengikuti radang akut atau dari awal kronik, ada inclusion body, material halus berbatas
kl jaringan gagal merespons sbg radang akut tegas pada inti sel mis pada virus rabies
• Terjadi pada infeksi virus dan bakterial koilosit, inti membesar, keruh seperti pasir, ini
intraseluler komponen virus ( elektron micros), sitoplasma
Radang kronik granulomatosa melebar memiliki rongga jernih (halo) mis, pada
• Memberi respons spesifik oleh jaringan, infeksi hpv
karena adanya multiplikasi agen intraselular  sel datia, inti banyak, sitoplasma lebar,
fakultatif dalam makrofag. terlihat juga inklusion body, mis pada infeksi
• Respons ini diperantarai T cel dan berhub herpes simplex, atau sel dgn inti sangat besar
dengan hipersensitifitas tipe IV cytomegalovirus
• Hipersensitivitas lambat  nekrose kaseosa  ada bangunan ground glass, seperti kaca
• Jaringan nekrotik meluas, penyembuhan didalam sitoplasma sel, ini pada sel hati terinfeksi
melalui fibrosis hepatitis b virus
• Agen penyebab mikobakteria , fungi,
brucella dan t palidum • Virus influenza
• Deteksi agen bisa melalui kultur Penyebab infeksi pernafasan
• Pemeriksaan PA pun sangat mendukung. Infeksi akut pernapasan atas, sembuh sendiri
• Bagaimana kok pemeriksaan pa sangat Sebaran melalui sekret dan percikan napas
mendukung ? Kalau menyebar kebawah  pneumonia
Radang kronik dengan proliferasi makrofag
• Terdapat defisiensi respons imun selular • Virus morbili (rubeola) campak
• Tidak ditemukan limfokin sel T Menyebabkan kelainan kulit  eksantema
• Tidak membentuk granuloma, makrofag Akut, mereda sendiri, sangat menular
menginvasi jaringan secara diffuse Infeksi sal napas atas, demam, kemerahan dikulit
• Makrofag sitoplasma foami, mengandung Nekrosis epitel pernapasan
banyak organisme, tidak membentuk
epiteloid Virus rebella
• Terjadi pada infeksi mikobakteria dan AIDS • Virus rna, menimbulkan kelainan sistemik ringan,
• Pertahanan utamanya melalui fagositosis non mereda sendiri
imun • Pada wanita hamil, bahaya, merusak janin, lahir
• Kurang efektif, kuman intra sel tetap prematur, kelainan kongenital, tuli, katarak,
berproliferasi kelainan jantung, bisa cacat mental
Radang kronik dengan limfosit dan sel plasma • Vaksin virus rubella , program imunisasi yang
• Respons terhadap infeksi persistens dari berhasil ( terutama dinegara maju)
organisme intraselular obligat
• Contoh virusinfeksi kronik dihati atau otak Virus mumps ( parotitis epidemika)
• Merupakan kombinasi respons humoral dan • Penyakit sistemik akut yang mereda sendiri
selular • Pembengkakan kel parotis
• Nekrosis sel diikuti fibrosis. • Mulai dari epitel saluran napas
Kombinasi radang supuratif dan granulomatosa • Bisa menimbulkan epididimo-orkitis pada
• Umumnya disebabkan oleh fungi pupertas
• Proliferasi organisme terjadi didalam
makrofak dan diluar sel
• Lesi sebagai abses atau granuloma stelata Infeksi bakteri
• Contoh: lymphogranuloma venerum, karena • Merupakan sel hidup terkecil 0,1-10 um.
chlamidia trachomatis, tularemia disebabkan • Diklasifikasi menurut komposisi dinding sel 
oleh franciela tularensis gram positip, gram negatip
• Bentuk bulat dan oval disebut coccus
• Bentuk panjang disebut bacillus
Beberapa penyakit infeksi berdasar agen penyebab. • Bentuk melengkung disebut vibrio
• Bentuk spiral disebut spirochaeta
Infeksi virus.
• Organisme patogen terkecil, 20-30 nm . Hemofilus influenzae
• Tidak mampu bereplikasi sendiri, perlu • Kokobasilus gram negatif, infeksi piogenik
bantuan sel terinfeksi pada anak kecil
• Penyebab tersering menimbulkan penyakit • Telinga tengah, sinus, kulit muka, meningen,
pada manusia paru, epiglotis dan sendi
• Banyak infeksi virus , yg tinggal menetap • Meningitis, infiltrasi sel neutrofil di
menahun sebagai laten non-infektif leptomeningen
• Dapat direaktifkan kembali. Misal varicella, • Pneumonia, kronik mengikuti infeksi virus
herpes zoster • Epiglotis. Edema dan radang
akutsumbatan jalan napas.,
Ciri sel terinfeksi virus: Bordetella pertusis
• Gram ne3gatif, penyebab pertusus
• Nekrosis epitel napas dan infiltrasi sel radang Shigella.
akut. • Shigella dysenteriae, basil gram negatif
Corynebakterium diphteriae sangat virulen. disentri bakteri akut, nekrosis
• Batang gram positif, penyebab diphteri infeksi pada usus halus dan kolon, tinja
• Nekrosis saluran napas, kadang gangguan campur lendir dan darah, penyebaran oral
jantung dan syaraf fekal.
• Masuk melalui faring, proliferasi ditonsil • Vibrio cholerae, batang, gram negatif
• Membran tebal abu2, terdiri dari sel epitel, penyebab kolera, diare berat karena
materi nekrotik, netrofil, fibrin dan bakteri enterotoksin, cepat dehidrasi dan syok. Infeksi
• Edema saluran napasmengganggu saluran melalui makanan dan minuman, kuman
napas. diusus halus tidak merusak mukosa
• Toksin difteri merusak otot jantung. Helicobacter pylori
Clostridia • Menyebabkan gastritis, sering dihubungkan
• Gram positip basil, mampu bentuk spora, dengan ulkus peptik lambung dan
tumbuh anerob, menimbulkan berbagai duodenum, berupa kuman batang berlekuk
penyakit pada sekret mukosa permukaan epitel, ada
• Clostridium tetani, penyebab tetanus, pmn, sel plasma dan limfosit, menimbulkan
neurotoksin ditransport dari saraf perifer atrofi gaster dan metaplasia, juga diduga
keanterior spinalkontraksi otot skeletal terkait dengan adeno karsinoma lambung.
(tetani) Mikobakterium
• Kekakuan mulai otot muka, mulut karena • Organisme panjang 2-10 um, gram positif,
neurotoksin yang dilepas. dinding bakteri mengandung lipid, tahan
• Clostridium perfringens. Menyebabkan gas asam disebut sebagai bta. Tumbuh lebih
gangren, infeksi pada luka, membentuk gas lambatpeny kronik dan progresif
dan menyebar kejaringan sekitar, otot yang • Ada 3 jenis, m. Tuberkulosis, m. Leprae, m .
terkena, nekrosis dan mencair. Atipik (menyerang kel limfoid)
• Clostridium botolinum, paralisis akibat M.leprae
neurotoksin, karena konsumsi makanan yang • Menyeb abkan pen leprae atau morbus
terkontaminasi, paralisis simetris menjalar hansen, penyakit kronik, lambat tapi progresif
kebawah dari saraf kranial, lengan dan • Ada yang tuberkuloid, respons imun
badan. Paralisisnya elastis. granuloma efektif, lesi tunggal sedikit pada
Yersinia pestis kulit, mikroskopis, granulomatosa jelas, terdiri
• Penyebab pes, infeksi bakteri disertasi dari sel epiteloid, datia dan limfosit
pembesaran dan kgb regional • Lesi dikulit muka, ekstrimitas atau badan 
• Kgb yang terkena nekrosis dan ada hipopigmentasi
perdarahan. • Lepra lepromatosa, respons imun gagal, lesi
Salmonella multipel dimuka dan kulit, mata, testis kel
• Ada lebih dari 1.500 serotype limfoid dan limpa, nodul dikulit kadang ulkus,
• Salmonela typhi  demam typhoid muka singa ( facies leonina).
• Tidak menghasilkan toksin, tapi antigen ekor • Infiltrat tipis disekitar saraf dan vaskuler.
(h), somatik(o) dan selubung (vi) Mikobakterium jarang ditemukan
• Antibodi baru terdeteksi setelah 2 minggu Spirochaeta
• Merupakan penyakit akut serius,sistemik • Bakteri bentuk panjang dan helikal memiliki
• Penyebaran melalui makanan dan minuman selubung, bergerak berlekuk dan berputar,
• Kolonisasi kuman diusus, diikuti bakteriemia, • Penyakit kronik termasuk phs,
demam tinggi, denyut nadi lambat, kejang • Treponema pallidum salah satu bentuk nya
perut, diare dan konstipasi bergantian, akhir  sifilis
minggu pertama, kemerahan dengan • Sifilis primer, klasik, ada ulkus (chancre) di
peninggian ditengah disebut rose spot penis, vulva anus, mulut.
• Kuman setelah tertelan, menembus mukosa • Sifilis sekunder, lesi di berbagai organ
usus halus, mel sal limfe bakteriaemia. terutama kulit, mukosa, limfonodul,
• Makrofag diaktifkan peradangan dengan meningen, gaster, hati, timbul setelah 2
pembesaran limfoid, hati, limpa dan limfoid minggu – 6 bulan setelah chancre
folikel di usus seperti pada plaque dari peyer. menghilang, ada condyloma lata di
• Histologik, makrofag menjadi lebih gemuk perineum, vulva dan skrotum
karena mengandung sisa inti sel dan eritrosit • Sifilis tertier , tanpa gejala untuk beberapa
(eritrofagositosis) khas untuk infeksi s. Typhy. tahun setelah lesi sekunder hilang, gejala
• Makrofag berkelompok plaque peyer aortitis sifilis,neurosifilis dan gumma (granuolasi
membesar dan ulcerasi mukosa usus dengan nekrosis koagulatifa sentral dan sel
diatasnya epiteloid serta sel datia dan fibrosis )
• Diagnostik untuk demam typhoid: cekungan
ulkus pada jaringan limfoid yang membesar,
gambaran menonjol hyperplasia makrofag
yang mengandung eritrosit.
• Komplikasi: gangguan cairan dan elektrolit,
perdarahan usus dan perforasi.
IMUNITAS PADA INFEKSI
2.2 Adaptive Immune Response
Konsep Dasar Imunologi Infeksi dependent on antigen recognition
Infeksi dapat terjadi karena interaksi unik 1. Selular/cell mediated: sel limfosit T, makrofag
antara host dan agen infeksi: 2. Humoral: limfosit B (antibodi)
• Faktor virulensi agen 3. Kombinasi: ADCC (Antibody Dependent
(antigenisitas/imunogenisitas) Celular Toxicity)
• Sistem imunitas host
• Escape/evade mechanism agen Specific Immune Responses
Aspect of host parasite relationship
1. Entry of the agent Selective attack aimed at "target" following prior
2. Multiplication and spread exposure
3. Pathology Two classes of responses:
4. Natural immunity Humoral immunity - antibodies produced by B
5. Adaptive immunity lymphocytes
6. Immunopathology Cell-mediated immunity - activated T lymphocytes
7. Parasite survival mechanism
8. Host-parasite balance Lymphocytes:

1. Faktor Virulensi Agen Originate as stem cells in the bone marrow


Some migrate to the thymus & develop into T-cells
Faktor yang membuat suatu agen menjadi patogenik Others remain in the Bone marrow & develop into B-
IMMUNOGENICITY / ANTIGENICITY cells.
Surface structures of pathogens Both B- & T-cells then migrate to lymphoid tissue.
Bacteria (Gram-positive, Gram-negative,
Mycobacteria, Spirochaete ) Function of B and T Cells
Viruses Viral proteins (virion, infected cell • B lymphocytes (or B cells)
membrane)
Parasit (Surface membrane, Excretory - Secretory (ES – most effective against bacteria & their toxins
Ag) , Granules (Gra) – a few viruses
1.1 Route of Microbial entry • T lymphocytes (or T cells)
– recognize & destroy
(slide 11-12 ppt iit) • body cells gone awry (non-self),
• including virus-infected cells &
1.2 Multiplication & spread • cancer cells.
How B & T cells recognize
• After entry microorganisms multiply in unwanted cells & other material?
different ways:  Antigen = foreign protein (e.g., an antigenic
– Virus, fungi, protozoa rapidly protein from the outer surface of bacterium or
multiply parasites)
– Staphylococcus : 3 division/hour  Each B & T cell has receptors on surface for
– Mycobacterium : once in a week binding with a particular antigen.
– Worms do not replicate B-cells: Antibody-mediated immunity
• Worms: they may spread locally or  B-cells that bind with an antigen will
general via blood/lymph subsequently differentiate into Plasma cells &
• They may produce pathology Memory cells
2. Sistem Imunitas Host
Bagaimana tubuh menanggapi invasi agen infeksi  Plasma cells - begin to produce antibodies
(up to 2,000 per second)
• Sistem Imun Host  Memory cells - remain dormant until a
Natural/alami/innate/naïve/native: ada person is again exposed to the same
pada tubuh semua orang sehat, antigen
dipersiapkan untuk mengeblok mikroba yang Mekanisme sel B memproduksi Antibodi
masuk (rapid response/first line defense)  The B cell uses its receptor to bind a matching
antigen, which it proceeds to engulf and
• Adaptive/dapatan/acquired: distimulasi oleh process.
mikroba yang menginvasi jaringan,  Then it combines a fragment of antigen with
beradaptasi dengan jenis mikroba yang its special marker, the class II protein (on
masuk (second line defense) surface of cell membrane)
 This combination of antigen and marker is
2.1 Natural Immune Response recognized and bound by a T cell carrying a
matching receptor.
1. Selular: fagosit, makrofag, NK sel  The binding activates the T cell, which then
2. Humoral: komplemen, sitokin (TNF, IL-1, IFN) releases lymphokines interleukins B cell
3. Fisik: barier endotel, mukus, fili transform to plasma cell  produce antibody
Hummoral immunity Pasive immunity
Antibodies  Infants are born with relatively weak immune
responses. They have, a natural "passive"
• Grouped into 5 subclasses: immunity; which protect them during the first
months of life by antibodies they receive from
1. IgM - B cell surface receptor for antigen their mothers.
attachment; secreted early in an immune  The IgG which travels across the placenta,
response makes them immune to the same microbes to
2. IgG - most abundant antibody; produced in which their mothers are immune.
large numbers  Children who are nursed also receive IgA from
3. IgE - mediator for common allergic responses breast milk; it protects the digestive tract.
(hay fever, asthma, & hives)  Passive immunity can also be conveyed by
4. IgA - found in secretions of digestive, respiratory, antibody-containing serum obtained from
urinary, & reproductive systems, as well as in individuals who are immune to a specific
breast milk and in tears infectious agent. Immune serum globulin or
5. IgD - found on the surface of many B cells; "gamma globulin" is sometimes given to protect
function is unknown travelers to countries where hepatitis is
Memory cells: widespread.
• remain dormant but respond quickly if  Passive immunity typically lasts only a few weeks
exposed to the antigen a second time
• responsible for SECONDARY RESPONSE, a Active immunity
response so fast & effective that infection is  Active" immunity can be triggered by both
typically prevented. infection and vaccination.
• form the basis for long-term immunity  Vaccines contain altered microorganisms will
produce an immune responses.
Active immunity vs.  Some vaccines are made of
Passive immunity – killed microbes.
 Active ('natural') = production of antibodies – microbes that have been changed slightly
as a result of exposure to an antigen so they can no longer produce infection
(immunization) or unable to multiply.
 Passive = direct transfer of antibodies formed  Some vaccines are made from a live virus that
by another person (or animal), e.g., transfer of has been weakened, or attenuated, by growing
IgG antibodies from mother to fetus across it for many cycles in animals or cell cultures.
placenta or in colostrum ('first milk') OR 2.3 Imunopatologi
treatment for rabies or poisonous snake
venom Adaptive immunity are potentially dangerous
Vaccine to the host for 2 reasons:
 As long ago as the 5th century B.C., Greek 1. effector mechanism may pasively damage
physicians noted that people who had uninfected host tissue (hypersensitivity)
recovered from the plague would never get it 2. antigenic similarity between host and
again - they had acquired immunity. parasites (mimicry)  response originally
 This is because, whenever T cells and B cells are directed to parasite may also targetted to host
activated, some of the cells become "memory" tissue (autoimmunity)
cells. The next time that an individual encounters
that same antigen, the immune system is primed 3.Ecsape/evade Mechanism
to destroy it quickly.
 The degree and duration of immunity depend on EVADE MECHANISMS AGAINST PHAGOCYTE-MEDIATED
the kind of antigen, its amount, and how it enters KILLING
the body.
 An immune response is also dictated by heredity;  secret repellents / toxins  inhibit chemotaxis
some individuals respond strongly to a given  bear capsules / outer coats  inhibit
antigen, others weakly, and some not at all. attachment
 releases molecules (M. tuberculosis) 
Development of memory B cells and effector B cells interfere phagolysosome fusion
(plasma cells) occurs in two phases.  secret catalase  break down hydrogen
peroxide
• Short-lived plasma cells that make mostly IgM  possess a phenolic glycolipid (M.leprae) 
(but some IgG) are generated during the scavenges free radicals
primary response and occupy sites, such as  release lipoarabinomannan (Mycobacteria)
lymph nodes.  block the ability of M in respond to IFN-
• The second phase involves the formation of stimulus
the memory B-cell pool and seeding of long- others : anatomic sequestration, antigenic mimicry,
lived plasma cells to the bone marrow. antigenic variation (parasites)
(slide 44 ppt iit)

Anda mungkin juga menyukai