Berdasar struktur
Patogenesis dan perobahan jaringan pada infeksi (
PATOLOGI INFEKSI )
1. Prions, molekul protein
2. Virus : virion
3. Ricketsia: sel sederhana/ prokariotik • Perobahan jaringan karena infeksi:
4. Chlamydia: prokariotik 1. Perobahan karena agen infeksi
2. Perobahan karena respons host radang
5. Bakteria : prokariotik
6. Mycoplasma, spirochaeta dan vibrio: reaksi imunologis
termasuk bakjteria juga
7. Fungi: sel kompleks (eukariotik Perobahan jaringan karena agen
8. Protozoa : sel kompleks (eukariotik
9. Metazoa : multisel • Perobahan jaringan karena agen infeksi:
• Ini terjadi karena virulensi dari agen, yang
10. Insekta : multisel
sangat virulent dapat menyebabkan nekrose
Organisme intraselular obligat ( yg
Berdasar patogenitas
berkembang biak hanya didalam sel host) , mis
virus yang menginfeksi menyebabkan nekrosis sel,
1. Infektifitas kemampuan kuman bertahan
degenerasi, pembentukan badan inklusi, infeksi
dalam jaringan
laten. Juga hal yang sama pada riketsia dan
2. Patogenitas kemampuan menyebabkan
chlamidia
penyakit, derajat rendah dan derajat tinggi.
• Pada infeksi obligat intra sel, dengan nekrosis
3. Virulen kemampuan menyebabkan
sel akut, penderita bisa meninggal pada fase
penyakit derajat tinggi
akut mis encefalitis, miokarditis, atau nekrosis
4. Infeksi oportunistik individu dengan
masif dari sel sel hati.
imunitas rendah menjadi sakit, sedangkan
• Respons imun pada infeksi virus,
imunitas biasa tidak jadi sakit.
menyebabkan nekrosis sel perlahan lahan
dalam waktu panjang. Ini misal pada infeksi
Berdasar tempat multiplikasi
virus pada hati (hepatitis b,c)
• Perobahan berikut bisa terjadi
1. Organisme intraselular obligat pembengkakkan sel, misalnya
bermultiplikasi hanya didalam sel host, pembengkakan hepatosit, pada hepatitis
jadi menginfeksi parenkim. virus akut.
2. Organisme intraselular fakultatif • Pembentukan inklusion body, pada infeksi
mampu tumbuh dan multiplikasi virus atau chlamidia dalam sel.
didalam atau diluar sel. BIASA DIDALAM • Pembentukan giant cell, dengan inti banyak.
MAKROFAG >>>>>>HAMPIR TIDAK Virus measle bisa memproduksi sel datia
warthin-finkedley yang masif dan besar,
MULTIPLIKASI DILUAR SEL ( M Lepra)
dengan inti 20-100.
..<<<<<<sampai sangat jarang • Infeksi virus laten, dengan re aktivasi setiap
muliplikasi intra sel (actinomyces) saat.
• Ingat pula infeksi virus dapat memacu
Transmisi dan Penyebaran terjadinya tumor. ( VIRUS Epstein-
barrlimfoma burkitt dan nasofaring)
• . Organisme intraselular fakultatif, artinya bisa Enterotoksin, adalah eksotoksin yang beraksi
bermultiplikasi intra dan ekstra selular, misal pada sel mukosa usus, dilepas sementara
mikobakterium dan fungi menyebabkan multiplikasi kuman.
perobahan granulomatik pada jaringan, bisa Terjadi pada lumen usus, seperti vibrio
terjadi respons imunologik lambat nekrosis cholera, atau diluar tubuh pada makanan
kaseosa dan penyembuhan beruba fibrosis. yang kemudian dimakan seperti stafilocokus
aureus.
• Histoplasma dan coccidiodes mampu tinggal Toksin menempel pd reseptor permukaan sel
dalam jaringan dalam waktu lama, dan usus merusak struktur, fungsi.
reaktivasi kalau fungsi imun turun
multiplikasi agen penyakit. Perobahan jaringan karena respons host.
• Organisme ekstrasellular: (radang dan reaksi imun)
• Bakteri, fungi dan protozoa cedera
jaringan beberapa cara: • Respons host gejala klinikkerusakan
1.Pelepasan ensim beraksi lokal. stafilokokus aureus, jaringankematian.,,, misal akumulasi
eksudat radang PADA PERICARDITIS
menghasilkan koagulasebakteri ditutupi lapisan
ganggu fungsi jantung kematian.
fibrin resistensi terhadap fagosit terjadi radang • Identifikasi Respons Seluler mis netrofil
supuratif dan nekrose jaringan. Sterptokokus pada cerebrospinal dengan meningitis,
Pyogenes, memproduksi hialuronidase memecah petunjuk bahwa penyebab meningitis
hyaluronik acid penyebaran infeksi. Ada adalah organisme ekstraseluler ( biasanya
bakterial),,,,, kalau yang meningkat adalah
streptokinase yang mengaktifkan plasminogen
limfosit, maka terarah pada meningitis oleh
memecah fibrin, dan hemolisin menghancurkan
virus atau tuberkulosis.
eritrosit.
• Ensim ini bertanggung jawab terhadap infeksi
RADANG AKUT
streptokokus.
• Berkaitan dengan tanda radang akut ( ada
• Clostridium perfringens gas gangren
5 sebutkan ya )
produksi lesitinase (alpha toksin) memecah
• Demam karena pirogen eksogen dilepaskan
lipiD membran sel nekrose. Hialuronidase
oleh organisme, juga karena interleukin 1
dan kolagenase memecah kolagen .
• Organisme ekstrasel kebanyakan bakteria
• Produksi gas disini karena fermentasi gula
respons host netrofil banyak.
pada saat bakteri tumbuh.
• Netrofil karena kemotaksis menuju tempat
infeksi.
2. Terjadi vasculitus lokal. Bakteri yang virulensi tinggi
• Darah tepi lekositosis netrofil.
seperti antraks, aspergilus trombosis pemb darah
• organisme intraselular fakultatif JARANG
lokal nekrosis iskemik. Vaskulitis karena infeksi
radang akut, misalnya demam tifoid
langsung atau akibat adanya produksi toksin dari
infiltrasi makrofak, sedikit netrofil.
basilus antraks.
• gambaran darah tepi netropenia.
• oRGANISME intraseluler obligat, terutama
3. produksi toksin jarak jauh masuk sirkulasi
virus, dan riketsia, respons selular akut
mengakibatkan jejas pada sel yang jauh dari infeksi.
limfosit, sel plasma dan makrofak, sedikit
endotoksin, adalah liposacharida dari
netrofil, lebih mengutamakan respons imun
dinding sel bakteri gram negatif dilepas
• darah tepi peningkatan limfosit, netrofil
kealiran darah setelah bakteri mati dan lisis.
malah berkurang.
Didalam darah vasodilatasi pembuluh
darah kecil kegagalan sirkulasi shock.
RADANG SUPURATIF
Menyebabkan juga dic, ini karena makrofag
memproduksi TNF (tumor nekrosis faktor)
• Radang akut dengan nekrosis likuifaktif pus
disseminated intravascular coagulation.
...>>>>... Abses, daerah supurasi berbatas
Endotoksin juga demam karena makrofak
jelas.
mengeluarkan interleukin-1 dan
• Biasanya organisme bakteri atau fungi,
mengaktifkan sistem komplemen.
bermultiplikasi pada rongga ekstra sel.
Shock endotoksis juga mengikuti infeksi UG
• Obstruksi bronchus, traktus urinaria atau
atau bedah usus karena infeksi gram –
apendiks radng supuratif
Efek bakteriemia meningococcus juga
• Supurasi akut pada bakteri resisten thd
karena endotoksin.
fagositosis ( S aureus, klebsiela, pseudomonas
Eksotoksin, subtrat yang dihasilkan oleh
dan escherichia )
bakteri yang masih hidup
• Khusus pneumokokus 1 dan 2 dengan simpai
Disebarkan melalui aliran darah dengan efek
tipis tidak supurasi, tipe 3 simpai tebal
toksin sampai ketempat yang jauh.
pneumonia supuratif.
Bersifat antigen keras antibodi spesifik (anti
• Supurasi kronik, radang akut persisten mis.
toksin)
Osteomielitis kronik .
Eksotoksin heat labile rusak > 60 derajat C
• Terjadi kerusakan jaringan progresif, fibrosis
Endotoksin heat stabil.
dan multi abses.
RADANG KRONIK sel bengkak, sitoplasma menggelembung
• Sebagai respons imun pada jaringan infeksi (balloning), sel hati , hepatitis virus akut
• Mengikuti radang akut atau dari awal kronik, ada inclusion body, material halus berbatas
kl jaringan gagal merespons sbg radang akut tegas pada inti sel mis pada virus rabies
• Terjadi pada infeksi virus dan bakterial koilosit, inti membesar, keruh seperti pasir, ini
intraseluler komponen virus ( elektron micros), sitoplasma
Radang kronik granulomatosa melebar memiliki rongga jernih (halo) mis, pada
• Memberi respons spesifik oleh jaringan, infeksi hpv
karena adanya multiplikasi agen intraselular sel datia, inti banyak, sitoplasma lebar,
fakultatif dalam makrofag. terlihat juga inklusion body, mis pada infeksi
• Respons ini diperantarai T cel dan berhub herpes simplex, atau sel dgn inti sangat besar
dengan hipersensitifitas tipe IV cytomegalovirus
• Hipersensitivitas lambat nekrose kaseosa ada bangunan ground glass, seperti kaca
• Jaringan nekrotik meluas, penyembuhan didalam sitoplasma sel, ini pada sel hati terinfeksi
melalui fibrosis hepatitis b virus
• Agen penyebab mikobakteria , fungi,
brucella dan t palidum • Virus influenza
• Deteksi agen bisa melalui kultur Penyebab infeksi pernafasan
• Pemeriksaan PA pun sangat mendukung. Infeksi akut pernapasan atas, sembuh sendiri
• Bagaimana kok pemeriksaan pa sangat Sebaran melalui sekret dan percikan napas
mendukung ? Kalau menyebar kebawah pneumonia
Radang kronik dengan proliferasi makrofag
• Terdapat defisiensi respons imun selular • Virus morbili (rubeola) campak
• Tidak ditemukan limfokin sel T Menyebabkan kelainan kulit eksantema
• Tidak membentuk granuloma, makrofag Akut, mereda sendiri, sangat menular
menginvasi jaringan secara diffuse Infeksi sal napas atas, demam, kemerahan dikulit
• Makrofag sitoplasma foami, mengandung Nekrosis epitel pernapasan
banyak organisme, tidak membentuk
epiteloid Virus rebella
• Terjadi pada infeksi mikobakteria dan AIDS • Virus rna, menimbulkan kelainan sistemik ringan,
• Pertahanan utamanya melalui fagositosis non mereda sendiri
imun • Pada wanita hamil, bahaya, merusak janin, lahir
• Kurang efektif, kuman intra sel tetap prematur, kelainan kongenital, tuli, katarak,
berproliferasi kelainan jantung, bisa cacat mental
Radang kronik dengan limfosit dan sel plasma • Vaksin virus rubella , program imunisasi yang
• Respons terhadap infeksi persistens dari berhasil ( terutama dinegara maju)
organisme intraselular obligat
• Contoh virusinfeksi kronik dihati atau otak Virus mumps ( parotitis epidemika)
• Merupakan kombinasi respons humoral dan • Penyakit sistemik akut yang mereda sendiri
selular • Pembengkakan kel parotis
• Nekrosis sel diikuti fibrosis. • Mulai dari epitel saluran napas
Kombinasi radang supuratif dan granulomatosa • Bisa menimbulkan epididimo-orkitis pada
• Umumnya disebabkan oleh fungi pupertas
• Proliferasi organisme terjadi didalam
makrofak dan diluar sel
• Lesi sebagai abses atau granuloma stelata Infeksi bakteri
• Contoh: lymphogranuloma venerum, karena • Merupakan sel hidup terkecil 0,1-10 um.
chlamidia trachomatis, tularemia disebabkan • Diklasifikasi menurut komposisi dinding sel
oleh franciela tularensis gram positip, gram negatip
• Bentuk bulat dan oval disebut coccus
• Bentuk panjang disebut bacillus
Beberapa penyakit infeksi berdasar agen penyebab. • Bentuk melengkung disebut vibrio
• Bentuk spiral disebut spirochaeta
Infeksi virus.
• Organisme patogen terkecil, 20-30 nm . Hemofilus influenzae
• Tidak mampu bereplikasi sendiri, perlu • Kokobasilus gram negatif, infeksi piogenik
bantuan sel terinfeksi pada anak kecil
• Penyebab tersering menimbulkan penyakit • Telinga tengah, sinus, kulit muka, meningen,
pada manusia paru, epiglotis dan sendi
• Banyak infeksi virus , yg tinggal menetap • Meningitis, infiltrasi sel neutrofil di
menahun sebagai laten non-infektif leptomeningen
• Dapat direaktifkan kembali. Misal varicella, • Pneumonia, kronik mengikuti infeksi virus
herpes zoster • Epiglotis. Edema dan radang
akutsumbatan jalan napas.,
Ciri sel terinfeksi virus: Bordetella pertusis
• Gram ne3gatif, penyebab pertusus
• Nekrosis epitel napas dan infiltrasi sel radang Shigella.
akut. • Shigella dysenteriae, basil gram negatif
Corynebakterium diphteriae sangat virulen. disentri bakteri akut, nekrosis
• Batang gram positif, penyebab diphteri infeksi pada usus halus dan kolon, tinja
• Nekrosis saluran napas, kadang gangguan campur lendir dan darah, penyebaran oral
jantung dan syaraf fekal.
• Masuk melalui faring, proliferasi ditonsil • Vibrio cholerae, batang, gram negatif
• Membran tebal abu2, terdiri dari sel epitel, penyebab kolera, diare berat karena
materi nekrotik, netrofil, fibrin dan bakteri enterotoksin, cepat dehidrasi dan syok. Infeksi
• Edema saluran napasmengganggu saluran melalui makanan dan minuman, kuman
napas. diusus halus tidak merusak mukosa
• Toksin difteri merusak otot jantung. Helicobacter pylori
Clostridia • Menyebabkan gastritis, sering dihubungkan
• Gram positip basil, mampu bentuk spora, dengan ulkus peptik lambung dan
tumbuh anerob, menimbulkan berbagai duodenum, berupa kuman batang berlekuk
penyakit pada sekret mukosa permukaan epitel, ada
• Clostridium tetani, penyebab tetanus, pmn, sel plasma dan limfosit, menimbulkan
neurotoksin ditransport dari saraf perifer atrofi gaster dan metaplasia, juga diduga
keanterior spinalkontraksi otot skeletal terkait dengan adeno karsinoma lambung.
(tetani) Mikobakterium
• Kekakuan mulai otot muka, mulut karena • Organisme panjang 2-10 um, gram positif,
neurotoksin yang dilepas. dinding bakteri mengandung lipid, tahan
• Clostridium perfringens. Menyebabkan gas asam disebut sebagai bta. Tumbuh lebih
gangren, infeksi pada luka, membentuk gas lambatpeny kronik dan progresif
dan menyebar kejaringan sekitar, otot yang • Ada 3 jenis, m. Tuberkulosis, m. Leprae, m .
terkena, nekrosis dan mencair. Atipik (menyerang kel limfoid)
• Clostridium botolinum, paralisis akibat M.leprae
neurotoksin, karena konsumsi makanan yang • Menyeb abkan pen leprae atau morbus
terkontaminasi, paralisis simetris menjalar hansen, penyakit kronik, lambat tapi progresif
kebawah dari saraf kranial, lengan dan • Ada yang tuberkuloid, respons imun
badan. Paralisisnya elastis. granuloma efektif, lesi tunggal sedikit pada
Yersinia pestis kulit, mikroskopis, granulomatosa jelas, terdiri
• Penyebab pes, infeksi bakteri disertasi dari sel epiteloid, datia dan limfosit
pembesaran dan kgb regional • Lesi dikulit muka, ekstrimitas atau badan
• Kgb yang terkena nekrosis dan ada hipopigmentasi
perdarahan. • Lepra lepromatosa, respons imun gagal, lesi
Salmonella multipel dimuka dan kulit, mata, testis kel
• Ada lebih dari 1.500 serotype limfoid dan limpa, nodul dikulit kadang ulkus,
• Salmonela typhi demam typhoid muka singa ( facies leonina).
• Tidak menghasilkan toksin, tapi antigen ekor • Infiltrat tipis disekitar saraf dan vaskuler.
(h), somatik(o) dan selubung (vi) Mikobakterium jarang ditemukan
• Antibodi baru terdeteksi setelah 2 minggu Spirochaeta
• Merupakan penyakit akut serius,sistemik • Bakteri bentuk panjang dan helikal memiliki
• Penyebaran melalui makanan dan minuman selubung, bergerak berlekuk dan berputar,
• Kolonisasi kuman diusus, diikuti bakteriemia, • Penyakit kronik termasuk phs,
demam tinggi, denyut nadi lambat, kejang • Treponema pallidum salah satu bentuk nya
perut, diare dan konstipasi bergantian, akhir sifilis
minggu pertama, kemerahan dengan • Sifilis primer, klasik, ada ulkus (chancre) di
peninggian ditengah disebut rose spot penis, vulva anus, mulut.
• Kuman setelah tertelan, menembus mukosa • Sifilis sekunder, lesi di berbagai organ
usus halus, mel sal limfe bakteriaemia. terutama kulit, mukosa, limfonodul,
• Makrofag diaktifkan peradangan dengan meningen, gaster, hati, timbul setelah 2
pembesaran limfoid, hati, limpa dan limfoid minggu – 6 bulan setelah chancre
folikel di usus seperti pada plaque dari peyer. menghilang, ada condyloma lata di
• Histologik, makrofag menjadi lebih gemuk perineum, vulva dan skrotum
karena mengandung sisa inti sel dan eritrosit • Sifilis tertier , tanpa gejala untuk beberapa
(eritrofagositosis) khas untuk infeksi s. Typhy. tahun setelah lesi sekunder hilang, gejala
• Makrofag berkelompok plaque peyer aortitis sifilis,neurosifilis dan gumma (granuolasi
membesar dan ulcerasi mukosa usus dengan nekrosis koagulatifa sentral dan sel
diatasnya epiteloid serta sel datia dan fibrosis )
• Diagnostik untuk demam typhoid: cekungan
ulkus pada jaringan limfoid yang membesar,
gambaran menonjol hyperplasia makrofag
yang mengandung eritrosit.
• Komplikasi: gangguan cairan dan elektrolit,
perdarahan usus dan perforasi.
IMUNITAS PADA INFEKSI
2.2 Adaptive Immune Response
Konsep Dasar Imunologi Infeksi dependent on antigen recognition
Infeksi dapat terjadi karena interaksi unik 1. Selular/cell mediated: sel limfosit T, makrofag
antara host dan agen infeksi: 2. Humoral: limfosit B (antibodi)
• Faktor virulensi agen 3. Kombinasi: ADCC (Antibody Dependent
(antigenisitas/imunogenisitas) Celular Toxicity)
• Sistem imunitas host
• Escape/evade mechanism agen Specific Immune Responses
Aspect of host parasite relationship
1. Entry of the agent Selective attack aimed at "target" following prior
2. Multiplication and spread exposure
3. Pathology Two classes of responses:
4. Natural immunity Humoral immunity - antibodies produced by B
5. Adaptive immunity lymphocytes
6. Immunopathology Cell-mediated immunity - activated T lymphocytes
7. Parasite survival mechanism
8. Host-parasite balance Lymphocytes: