Anda di halaman 1dari 2

Halaman 46

 Pemasukan anak-anak dengan stunting 10 % lebih rendah

Saat anak terkena stunting, produktivitas mereka akan berkurang saat usia muda capaian pendidikan
lebih rendah menghasilkan pekerjaan dengan pemasukan lebih kecil. Bila diikuti dengan kenaikan
berat badan tinggi saat tua, mereka akan beresiko terkena obesitas dan penyakit lain yang terkain
pola makan. Ini adalah beban ganda malnutrisi.

Penyebab Beban Ganda Malnutrisi di Indonesia

Ada banyak penyebab beban ganda malnutrisi. Sebuah studi Bank Dunia menyoroti empat
faktor utama di Indonesia :

 Meningkatnya usia harapan hidup berkontribusi terhadap perubahan pola penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular.
 Naiknya kekayaan nasional disertai naiknya ketersediaan makanan membuat konsumsi lemak
per kapita lebih naik dua kali lipat. Makanan olahan juga dikonsumsi dengan tingkat yang
lebih tinggi, khususnya di wilayah perkotaan.
 Banyak kota tidak ramah bagi pejalan kaki sehingga tidak mendukung aktivitas fisik, selain itu
tempat-tempat yang menyediakan makanan sehat terbatas. Mereka yang bekerja dan
sekolah tidak punya banyak pilihan selain makanan siap saji di luar rumah.
 Budaya tradisi mempengaruhi gizi ibu hamil dan anak-anak, serta norma sosial membuat
perempuan menikah saat masih muda. Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap naiknya
kasus kelahiran dengan berat badan kurang.

Dampak dari Segi Ekonomi

Dampak beban ganda malnutrisi tidak hanya dirasakan individu. Ekonomi juga terkena
dampaknya, kerugian akibat stunting dan malnutrisi diperkirakan setara 2-3% PDB Indonesia.
“Semakin banyak kasus penyakit tidak menular di Indonesia telah mengakibatkan naiknya
pengeluaran bagi pemerintah, khususnya untuk jaminan kesehatan nasional,” kata Doddy Izwardy,
Direktur Nutrisi di Kementerian Kesehatan. “Biaya tertinggi jaminan kesehatan nasional adalah untuk
perawatan stroke, diabetes dan gagal ginjal.”
Penyakit tidak menular kini menjadi penyebab 60% kematian. Beban ganda malnutrisi jelas
menjadi masalah bagi Indonesia dan memerlukan perhatian lebih.
Beban ganda malnutrisi juga akan menghambat potensi dari transisi demografis Indonesia,
dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap penduduk usia kerja akan menurun.
Halaman 47

“Yang seharusnya menjadi bonus demografi bisa menjadi beban demografi,” kata
Prof.Soekirman, Direktur Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia.
Menurut Prof.Endang Achadi : “Agar bisa melibatkan kerjasama berbagai pihak, stunting
perlu dikaitkan dengan kecerdasan rendah dan penyakit kronis, agar kita bisa meningkatkan mutu
bangsa kami.”

3. Transisi Epidemiologi Gizi


a. Pengertian Transisi Epidemiologi

Transisi epidemiologi adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang
melahirkan masalah epidemiologi yang baru. Keadaan transisi epidemiologi ini ditandai dengan
perubahan pola frekuensi penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang
kompleks dalam pola kesehatan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan
prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak
menular) justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial
ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatnya pola resiko timbulnya
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi dan lain
sebagainya.

Epidemiologi sebagai salah satu jurusan pokok dalam bidang kesehatan masyarakat telah
berkembang sedemikian rupa sehingga dengan kemampuannya dalam analisis permasalahan,
analisis faktor penyebab dan hubungan sebab akibat dalam proses timbulnya masalah serta
gangguan kesehatan dalam masyarakat, telah digunakan untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan dalam masyarakat dan telah berhasil mengangkat derajat kesehatan masyarakat ke tingkat
yang lebih baik sekarang ini.

Melihat keadaan kesehatan masyarakat di Indonesia sekarang ini dan membandingkannya


dengan masa sebelumnya, maka jelas tampak adanya kemajuan dan peningkatan pada berbagai
bidang. Dan bila kita melihat kedepan, timbul pertanyaan bagaimana bentuk keadaan massyarakat
pada masa yang akan datang. Masalah kesehatan masyarakat tidak hanya terkait dengan berbagai
faktor yang berhubungan langsung dengan penyakit, tetapi jauh lebih luas dan dan hampir berkaitan
erat dengan semua aspek kehidupan manusia. Dengan adanya kemajuan pembangunan di berbagai
bidang yang cukup berpengaruh dalam kehidupan perorangan dan masyarakat yang disertai dengan
timbulnya perubahan-perubahan pada berbagai sektor sebagai akibat dari hasil pembangunan telah
memberikan pula pengaruh bagi masalah kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai