Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Oleh
Kelompok 8

1. Ida Ayu Dita Puspita Putri (P07134012009)


2. Ni Putu Anugrah Eni (P07134012010)
3. Carin Indhita Carolina (P07134012024)
4. A.A. Ayu Tirtamara (P07134012029)
5. Ni Putu Sinthya Aryanti (P07134012040)
6. Gusti Agung Putu Iswari Swastiningtyas (P07134012043)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Jantung merupakan organ vital bagi manusia dimana fungsi jantung adalah memompa
darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa tersebut berisi oksigen dan nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan tubuh dan juga racun untuk kemudian dikeluarkan atau ditukar dengan zat yang
bermanfaat misalnya mengangkut karbondioksida untuk ditukar dengan oksigen. Tanpa adanya
jantung untuk memompa darah, manusia tidak akan bisa hidup karena tidak ada yang menyuplai
oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Salah satu penyakit jantung yang paling mematikan adalah
penyajit jantung koroner (PJK).
Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor 1 didunia berdasarkan data WHO. Masih
menurut data WHO, 17 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit jantung dan pembuluh
darah di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya, 1,5 juta orang mengalami serangan
jantung dan 478.000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. Data dari World Heart
Federation, baik wanita maupun pria memiliki risiko yang sama terhadap risiko penyakit jantung.
Di dunia hampir sekitar 8,5 juta wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.
Di Indonesia sendiri berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional
(SKRTN) tahun 2001, diketahui bahwa 26,4 persen angka kematian disebabkan oleh penyakit
jantung koroner. Dan parahnya, 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami
peningkatan. Diperkirakan angka kematian akibat PJK mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di
negara kita.
Dr P Tedjasukmana SpJP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dalam press
conference “Kolesterol Jahat Membunuh Kapan Saja!“ dari Pfizer di Fitnes First Senayan City,
Jakarta, Jumat (1/7/2011) mengungkapkan, penyakit jantung koroner merupakan paling ditakuti
di dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data SKRT Depkes, penyakit jantung koroner pada
1972 menduduki peringkat ke 11, kemudian naik pada 1980 menjadi nomor 3 (16 persen) dan
tahun 1992 menjadi nomor 1 (26 persen). Menurutnya, di dunia, baik pria atau wanita penyakit
ini merupakan penyakit pembunuh nomor 1 di antara penyakit lainnya. Apabila tidak ada
penanganan serius, tahun 2020 diperkirakan 11 juta orang akan meninggal akibat penyakit ini
dan tahun 2030 meningkat menjadi 23,6 juta orang atau memegang angka 1/3 dari kematian di
dunia. Dijelaskan Dr Tedja, biasanya penyakit ini dialami oleh orang yang berusia produktif dan
menyerang secara mendadak hingga menimbulkan kematian. Sebanyak 80 persen di antaranya
meninggal secara mendadak dan 50 persen tanpa gejala sebelumnya.

a. Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok
darah dan oksigen ke jantung. Ini disebabkan oleh pembentukan plak di dinding arteri,
dikenal pula sebagai pengerasan arteri. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
antara kebutuhan miokardium atas oksigen dengan penyediaan yang diberikan oleh
pembuluh darah koroner.

b. Penyebab Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner pada
mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding dalam pembuluh
darah jantung (pembuluh koroner), dan
hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan
jaringan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, dll. yang kesemuanya akan
mempersempit atau menyumbat
pembuluh darah tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai
Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK.
Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia
berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60%
penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak
terkontrol dengan baik. Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena :
 Meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang
berat untuk jantung, sehingga menyebabkan pembesaran ventrikel kiri (faktor
miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
 Mempercepat timbulnya arterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi dan menetap
akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri
koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis atau pengerasan arteri
koroner (faktor koroner).

2. Hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah. Kadar
Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam
tubuh. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping diet
adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise.
Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan
hubungannya dengan kadar kolesterol darah:
a. Kolesterol Total.
Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200
mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat .
Kadar kolesterol Total
normal Agak tinggi Tinggi
(Pertengahan)
< 200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl

b. LDL Kolesterol.
LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang
bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) : karena kadar LDL yang
meningkat akan menempel pada dinding pembuluh darah dan rnenyebabkan
penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai
penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total.
c. HDL Koleserol :
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang
bersifat baik atau menguntungkan (good cholesterol): karena mengangkut
kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk di buang sehingga
mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses
arterosklerosis. Semakin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan
terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat
badan, menambah intensitas berolahraga dan berhenti merokok.

d. Rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol


Rasio kolesterol total: HDL kolesterol sebaiknya (4.5 pada laki-laki dan
4.0 pada perempuan). Semakin tinggi rasio kolesterol total : HDL kolesterol
makin meningkat resiko PJK.

e. kadar Trigliserida.
Trigliserida didalam darah yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh,
Lemak tidak tunggal dan Lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi
merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK.
Kadar Trigliserida
Normal Agak tinggi Tinggi Sangat tinggi
< 150 mg/dl 150 – 250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl

3. Merokok.
Saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko utama
PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolemia. Orang yang merokok > 20 batang
perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya.
Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada
laki-laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan
perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Makin banyak jumlah rokok yang
dihisap, kadar HDL kolesterol (kolestrol baik) makin menurun. Perempuan yang
merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki – laki
perokok sehingga orang yang merokok cenderung lebih mudah terjadi proses
aterosklerosis dari pada yang bukan perokok.

Faktor Risiko lain:


1. Umur
Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun.
Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan
sebelum menopause ( 45-50 tahun ) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur
yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi
lebih tinggi dari pada laki-laki.

2. Jenis kelamin.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun
didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa
laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 X lebih besar dari perempuan.

3. Diet.
Terdapat hubungan antara kolesterol darah dengan jumlah lemak di dalam
susunan makanan sehari-hari (diet). Orang yang sering mengonsumsi makanan
yang berlemak dan berkolesterol tinggi kemungkinan terkena PJK akan lebih
besar dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi ikan dan sayur-sayuran.

4. Obesitas.
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki-laki dan > 21 %
pada perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi,
DM, dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol
dan LDL kolesterol . Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20
% dari BB ideal.
5. Diabetes.
Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50 % lebih
tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan resikonya menjadi 2x
lipat.

6. Olahraga
Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolestrol
koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi. olahraga bermanfaat karena :
• Memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miokard
• Menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang
bersama-sama dengan menurunkan LDL kolesterol.
• Membantu menurunkan tekanan darah
• Meningkatkan kesegaran jasmani.

7. Keturunan
Hipertensi dan hiperkolesterolemi dipengaruhi juga oleh faktor genetik.

c. Pencegahan
Penyakit Jantung Koroner atau yang biasa disebut PJK dalam istilah medisnya
merupakan penyakit yang amat menakutkan. Penyakit ini bisa berakibat fatal bagi
penderitanya, bisa mengakibatkan cacat permanen bahkan kematian, Pencegahan yang dapat
dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit jantung koroner adalah
1. Pola makan sehat
Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung
kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat
membahayakan jantung, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus
atau dipanggang. Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau
tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak.
Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang
sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara
digoreng. Pola makan juga harus dijaga agar tidak berlebihan dan terhindar dari
kegemukan, karena berdasarkan penelitian, seseorang yang memiliki lingkar pinggang
lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
2. Berhenti merokok
Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh terutama jantung, maka
segera hentikan kebiasaan merokok agar jantung tetap sehat.
3. Hindari Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar yang dikenal karena
kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan
mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan
mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres
baik di kantor atau di rumah.
4. Hipertensi
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit
jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL
memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
5. Menghindari Obesitas
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan
ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah
cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner
dan meningkatkan risiko serangan jantung.
6. Olahraga secara teratur
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau
jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan
dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
7. Konsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya
radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada
pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan
kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap
dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan
sayuran.

d. Pengobatan
Jika merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan
jantung ringan, jangan diabaikan. Segera hubungi petugas medis yang terlatih untuk
melakukan penanganan dini. Hal ini dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang
lebih parah dan bahkan dapat menghindari akibat yang lebih fatal seperti kematian.
Namun jika gejala serangan jantung mulai terjadi, sangat penting untuk segera
mencari bantuan medis. Risiko kematian terbesar dari serangan jantung adalah dalam
kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan jantung. Perawatan yang cepat dan tepat
dari tim medis dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung
akan kembali memompa setelah serangan. Jangan menunda-nunda untuk mendapatkan
bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada.
Bila telah terjadi penyumbatan, tindakan medis yang umumnya diambil adalah
dengan pemasangan kateterisasi dan cincin yang menjaga agar pembuluh darah koroner
tidak tersumbat. Tetapi, ada kemungkinan terjadi penyumbatan pada pembuluh lainnya.
(artikel kesehatan.2013)
Hal yang perlu diketahui oleh penderita penyakit jantung koroner adalah:
1. Medical Chek Up
Penelitian menunjukkan, proses pembentukan plak pada pembuluh darah koroner
jantung penyebab serangan jantung sudah berlangsung sejak usia dua tahun. Kadar
kolesterol dalam darah dan faktor risiko lainnya termasuk genetik menjadi unsur
pembentuk plak pada pembuluh darah koroner jantung. Kurus atau gemuknya tubuh tak
dapat memastikan seseorang memiliki kadar kolesterol darah yang baik atau tinggi.
Hanya Medical Chek Up yang dapat mengukur kadar kolesterol seseorang. Faktor
genetik, yaitu adanya keluarga sedarah yang terkena serangan jantung pada usia kurang
dari 50 tahun. Faktor risiko ini tidak dapat diubah dan patut diwaspadai.
2. CT Scan Jantung
Pemeriksaan jantung menggunakan CT Scan akan lebih jelas terlihat adanya
penyakit jantung koroner atau tidak dalam tubuh seseorang. Sumbatan yang terdapat di
dalam jantung akan jauh terlihat jelas dengan menggunakan teknologi CT Scan. Hasil CT
Scan yang selama ini cukup akurat, dengan prosentase kesalahan 10-15% tergantung
kepada dokter ahli CT Scan yang membaca hasil daripada CT Scan tersebut.
3. Kateterisasi Jantung
Keakuratan/ ketepatan kateterisasi jantung hampir mencapai 100%. Letak dan
banyaknya sumbatan, serta prosentase sumbatan dapat diukur secara pasti. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan melalui pergelangan tangan (arteri radialis) atau melalui lipatan siku
(arteri brakialis) dengan anestesi lokal. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu ± 10-15
menit. Seorang dokter ahli jantung intervensi, dapat memutuskan langkah lebih lanjut
untuk pasiennya setelah mengetahui hasil dari kateterisasi.
Faktor resiko dari kateterisasi ini bisa dibilang tidak ada, dalam bidang
kedokteran metode ini menjadi metode andalan dalam pemeriksaan jantung koroner.
Artikel 1
Hindari Sakit Jantung Koroner dengan Pola Hidup Sehat dan Olahraga
Kecenderungan terjadinya penyakit jantung koroner saat ini bergeser pada usia yang
lebih muda. Bahkan, penyakit jantung koroner ini mulai menyerang kelompok usia produktif.
Dari data WHO dan survei yang dilakukan diketahui penyakit jantung koroner menjadi penyebab
kematian utama di Indonesia. Bagaimana usaha menghindarkan masyarakat dari penyakit ini?
Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang terjadi akibat penyempitan atau
tersumbatnya pembuluh darah koroner. Tersumbatnya pembuluh darah disebabkan endapan
lemak yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.
Proses penumpukan lemak itu disebut aterosklerosis. Penumpukan lemak itu juga bisa
terjadi di pembuluh arteri lainnya. Artinya tidak hanya pada arteri koroner saja. Arteri koroner
sesungguhnya merupakan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah dengan membawa
sari makanan dan oksigen yang dibutuhkan sel-sel otot jantung. Pasokan darah ini sangat
penting. Oleh karena itu jantung harus kuat tetap berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Jantung setiap saat memompa darah ke seluruh tubuh dengan konstan membawa antara empat
sampai lima liter darah. Darah itu dipompakan otot-otot jantung setiap menitnya. Dampak tidak
lancarnya aliran atau tersumbatnya aliran darah ke otot jantung mengakibatkan kerusakan otot-
otot jantung. Kerusakan inilah yang menyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jant ung),
bahkan terjadi kematian.
Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada
yang disebut angina. Nyeri ini biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau bisa saja ketika
mengalami stres. Gejalanya dapat berupa rasa tertekan (serasa ditimpa benda berat, terjepit, dan
terbakar). Akibatnya terjadi sesak di dada. Rasa sakitnya dapat menjalar ke lengan kiri, leher,
dan punggung. Gejala ini dapat berlangsung selama 15 - 20 menit dan terjadi secara terus-
menerus. Gangguan jantung ini dapat disertai dengan keringat dingin, tubuh lemah, jantung
berdebar, dan selanjutnya pingsan. Rasa sakit tersebut dapat berkurang dengan istirahat.
Sebaliknya menjadi bertambah berat dengan aktivitas.
Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung ,melemah
sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung
akan sulit bernapas karena paru-parunya dipenuhi cairan. Penderita akan merasa sangat lelah,
bengkak-bengkak di kaki dan persendian. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri
koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan
jantung tersebut dapat terjadi kapan saja. Bahkan ketika sedang beristirahat santai.
Penyakit jantung sendiri biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas
sehari-hari. Intinya penderita yang tidak memperhatikan kesehatan. Beberapa faktor risiko
terpenting penyakit jantung koroner di antaranya merokok, kegemukan, kadar kolesterol darah
yang tinggi. Selain itu diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, konsumsi alkohol berlebihan.
Penyakit ini bisa muncul akibat riwayat keturunan penyakit jantung dari keluarga, juga karena
stres dan kurang olahraga.
Pencegahan terhadap penyakit jantung koroner terdiri atas pencegahan primer dan
sekunder. Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan agar terhindari dari penyakit
jantung koroner bagi yang belum terdeteksi. Penyakit ini tetap berisiko seperti oleh faktor
keluarga yang menderita penyakir jantung koroner, adanya penyakit tertentu seperti dibetes
mellitus dan hipertensi. Sebaliknya pencegahan sekunder merupakan usaha seorang penderita
penyakit jantung koroner agar terhindar dari berulangnya suatu serangan atau penyempitan
pembuluh darah koroner kembali. Praktiknya kedua pencegahan itu relatif sama. Beberapa hal
yang harus dilakukan, yaitu mengontrol kadar kolesterol darah, menjaga agar tekanan darah tidak
tinggi, berhenti merokok, menghindari makanan berlemak, mencukupkan konsumsi sayur dan
buah-buahan, olahraga teratur, mengurangi berat badan, dan mengurangi stres.
Untuk mengetahui secara dini ada tidaknya jantung koroner, masyarakat atau pasien
memerlukan beberapa tahap pemeriksaan. Pertama berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui
adanya keluhan dini penyakit jantung koroner, hipertensi, dan kelainan irama/debar jantung
seseorang. Caranya periksakan jantung lewat ECG. Kedua, pemeriksaan laboratorium darah
untuk menentukan faktor risiko, seperti pemeriksaan gula darah, kolesterol darah, fungsi ginjal,
asam urat dan fakor risiko lainnya. Ketiga, lakukan treadmill test atau yang lebih akurat lagi
yaitu pemeriksaan MC-CT (Scaning jantung). Pada prinsipnya, mencegah penyakit jantung
koroner adalah lebih mudah, murah, aman serta bermanfaat di hari depan.

dr. Ni Made Dwi Adnyani, S.Ked.


(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=74811). Senin, 23
Maret 2013.
Artikel 2
Kenali Gejala Awal Penyakit Jantung
Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit orang berumur. Tetapi, orang yang
masih muda juga tidak boleh mengabaikannya, karena penyakit ini terjadi akibat penyempitan
pembuluh darah yang terjadi selama puluhan tahun akibat gaya hidup modern.
Mungkin saja seorang teman kita terlihat sehat, energik, olahragawan, namun tidak
menutup kemungkinan ia pun bisa terkena serangan jantung. Setiap orang, tua, muda, apalagi
dalam usia produktif, mau yang kurus apalagi yang gemuk berpotensi terkena serangan jantung.
Serangan jantung merupakan suatu kondisi emergency yang harus segera mendapatkan
penanganan yang tepat, sebab terlambat sedikit saja atau penanganan tidak tepat akan bera kibat
fatal bagi si penderita.
Gejala penyakit jantung memang sulit dikenali. Maka dari itu, untuk mengetahui penyakit
jantung sejak dini ada baiknya kita berhenti mengabaikan gejala yang berpotensi. Dan bila
mengalami satu gejala tertentu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Hal ini khususnya untuk laki-laki berusia di atas 65 tahun serta orang-orang dengan
berbagai faktor risiko gangguan jantung, seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi, obesitas,
merokok, diabetes atau sejarah keluarga mempunyai penyakit jantung.
Berikut gejala perlu diwaspadai yang menunjukkan adanya gangguan jantung.Nyeri dada.
Otot kekurangan suplai darah (disebut kondisi iskemi) yang berdampak kebutuhan oksigen oleh
otot berkurang. Akibatnya terjadi metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang.
Nyeri dirasakan di dada bagian tengah, dapat menyebar ke bagian belakang dada, ke bagian
pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas tangan kiri. Beberapa pasien mungkin mengalami
nyeri di bagian atas perut (pangkal tulang iga tengah bahkan bagian lambung), di mana nyeri
lebih hebat dan tak hilang meski diistirahatkan atau diberi obat nyeri jantung (Nitroglycerin).
Khawatir/gelisah. Serangan jantung bisa menyebabkan kecemasan intens atau ketakutan
akan kematian. Bagaimana membedakannya? Rasa sakit di dada terkait jantung seringkali
berpusat di bawah tulang dada, sedikit ke arah kiri. Selain itu, bisa juga berupa sensasi tidak
nyaman akibat adanya tekanan, dorongan atau perasaan penuh. Perempuan juga seringkali
mengalami sensasi seperti terbakar di dada, bukan tekanan atau rasa sakit.
Batuk. Batuk berkepanjangan bisa menjadi gejala gagal jantung, dipicu oleh penumpukan
cairan di paru-paru. Pada beberapa kasus, orang-orang dengan gagal jantung batuk berdahak
disertai pusing. Serangan jantung bisa menyebabkan kepala terasa ringan dan kehilangan
kesadaran.
Keletihan. Di kalangan perempuan khususnya, keletihan yang tidak biasa bisa muncul
selama serangan jantung serta beberapa hari atau minggu sebelum serangan jantung. Selain itu,
perasaan lelah sepanjang waktu bisa menjadi gejala gagal jantung.
Mual dan kurang selera makan. Banyak orang yang mengalami sakit perut atau muntah saat
mengalami serangan jantung. Dan pembengkakan perut terkait gagal jantung bisa mengganggu
selera makan.
Rasa sakit di bagian lain tubuh. Pada sebagian besar serangan jantung, rasa sakit mulai di
dada dan menyebar ke bahu, lengan, siku, punggung, leher, rahang atau perut. Tetapi pada
beberapa kasus, pasien tidak mengalami rasa sakit di bagian dada, hanya rasa sakit di area tubuh
lainnya. Rasa sakitnya bisa datang dan pergi.
Denyut nadi cepat atau tidak teratur. Denyut nadi yang cepat atau tidak teratur,
khususnya jika diikuti dengan perasaan lemah, pusing atau sesak napas, bisa menandakan adanya
serangan jantung, gagal jantung atau aritmia. Jika tidak ditangani, beberapa aritmia bisa
menyebabkan stroke, gagal jantung, atau kematian tiba-tiba.
Sesak napas. Orang-orang yang merasa kehabisan napas saat istirahat atau melakukan
aktivitas ringan kemungkinan memiliki gangguan pernapasan seperti asma atau chronic
obstructive pulmonary disease (COPD). Tetapi, sesak napas juga bisa menjadi pertanda serangan
atau gagal jantung.
Berkeringat. Keringat dingin juga merupakan gejala umum serangan jantung.
Pembengkakan. Gagal jantung bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Hal ini bisa
memicu pembengkakan (sering terjadi di telapak kaki, mata kaki, kaki, atau perut). Kondisi ini
juga bisa memicu penambahan berat badan tiba-tiba serta hilangnya selera makan.
Lemah. Sebelum atau selama terjadinya serangan jantung, beberapa orang mengalami perasaan
lemah kronis tanpa sebab yang jelas. (pusdat/berbagai sumber).

(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=66859)
Senin, 27 Juni 2012.
Artikel 3
Mengenali dan Mencegah Risiko Penyakit Jantung Koroner
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang menyediakan darah, oksigen, dan nutrisi bagi
jantung manusia. Ketika arteri ini terkena penyakit, yang umumnya disebabkan oleh
penumpukan timbunan lemak, maka terjadilah apa yang kita kenal dengan penyakit jantung
koroner/ penyakit arteri koroner.
Penyebab Penyakit arteri koroner berawal dari kerusakan (injury) pada lapian dalam arteri.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti merokok, hipertensi, kadar
kolesterol tinggi, atau diabetes. Sekali lapisan dalam arteri koroner mengalami kerusakan, akan
menimbulkan timbunan deposit lemak plak), yang terutama terdiri dari kolesterol, yang
tertumpuk di dinding yang rusak. Proses akumulasi timbunan lemak menjadi suatu plak ini
disebut sebagai atherosclerosis yang mendasari terjadinya penyakit arteri koroner. Apabila
permukaan plak tersebut terganggu (pecah/ ruptur), sel-sel darah berupa keping-keping darah
(trombosit) akan berkumpul membentuk gumpalan di lokasi ruptur untuk memperbaiki
kerusakan tersebut. Gumpalan trombosit tersebut dapat menyumbat arteri koroner dan
menimbulkan serangan jantung.
Faktor Risiko
1. Umur. Bertambahnya usia seseorang meningkatkan risiko terjadinya kerusakan dan penyempitan
arteri koroner.
2. Jenis kelamin. Laki-laki umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami PJK dibanding
perempuan. Namun risiko pada wanita meningkat setelah masa menopause.
3. Riwayat keluarga. Adanya riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner berhubungan
dengan risiko yang lebih tinggi untuk juga mengalami PJK.
4. Merokok. Nikotin mengerutkan pembuluh darah dan memaksa jantung kita bekerja lebih keras, dan
karbon monoksida mengurangi oksigen dalam darah serta merusak lapisan dalam dinding arteri,
menyebabkan makin mudahnya berlangsung proses atherosclerosis.
5. Hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan
pembuluh arteri, yang kemudian menyempitkan saluran arteri tersebut.
6. Kolesterol. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak
atherosclerosis. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol LDL (kolesterol ''jahat'') atau
rendahnya kadar kolesterol HDL (kolesterol ''baik'').
7. Diabetes (kencing manis). Diabetes berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit
arteri koroner.
8. Obesitas. Kelebihan berat badan akan memperburuk keberadaan faktor-faktor risiko lainnya.
9. Kurang aktivitas fisik atau olah raga. Jarang berolah raga berhubungan dengan risiko timbulnya PJK
dan juga beberapa faktor risikonya.
10. Stres. Stres psikis yang berat dan tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk kondisi faktor-
faktor risiko lainnya dalam menyebabkan terjadinya PJK.
Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin besar pula risiko mengalami PJK. Juga semakin
besar level (nilai) dari masing-masing faktor risiko, semakin besar pula risiko untuk mengalami PJK
Pencegahan
Beberapa faktor risiko PJK dapat diubah, diobati dan dikontrol, namun ada juga yang tidak dapat
dimodifikasi, seperti umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Maka dari itu penting untuk mengetahui
dan mengontrol faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan cara mengubah gaya hidup dan atau melalui
pengobatan. Perubahan gaya hidup ke gaya sehat (healthy lifestyle) dapat mencegah atau memperlambat
perkembangan penyakit arteri koroner. Dengan melaksanakan gaya hidup sehat akan membantu
pembuluh arteri kita tetap kuat, lentur dan elastis, serta memungkinkan aliran darah yang maksimal. Gaya
hidup jantung sehat meliputi:
a. Jangan merokok. Apabila Anda adalah perokok, berhenti merokok adalah jalan terbaik untuk
mengurangi risiko mengalami serangan jantung.
b. Mengendalikan tekanan darah. Periksakan ke dokter tekanan darah Anda minimal setiap 2 tahun
sekali. Tekanan darah optimal adalah di bawah 120/80 mmHg.
c. Memeriksakan kadar kolesterol. Mintalah dokter Anda utnuk memeriksakan kadar kolesterol darah
Anda minimal setiap 5 tahun sekali. Kadar kolesteril LDL yang diharapkan adalah di bawah 130
mg/dl.
d. Mengotnrol kadar gula darah. Apabila Anda mengidap diabetes, kontrol kadar gula darah yang tepat
dapat membantu menurunkan risiko PJK.
e. Aktivitas fisik. Berolah raga selaam 30-60 menit sehari membantu Anda mencapai dan
mempertahankan berat badan yang sehat serta mengontrol diabetes, kolesterol dan tekanan darah
Anda.
f. Makanan sehat. Diet jantung sehat terutama terdiri dari buah-buahan dan sayur mayur, serta rendah
garam, kolesterol dan lemak jenuh. Makan makanan sehat juga membantu mengontrol berat badan,
kadar kolesterol, dan tekanan darah.
g. Mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan sangat penting terutama bagi yang lingkar
pinggangnya melebihi 120 cm untuk laki-laki, dan lebih dari 88 cm untuk wanita, karena rentan
mengalami diabetes dan penyakit jantung.
h. Mengelola stres. Kurangilah stres sedapat mungkin. Cobalah mempraktikkan teknik pengelolaan stres
yang sehat seperti dengan relaksasi dan menarik napas dalam.
Sebagai tambahan, ingatlah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical chech up).
Beberapa faktor risiko PJK, seperti diabetes, hipertensi dan kolesterol tinggi, tidak menimbulkan gejala
pada tahap awal. Deteksi dini dan pengobatan tepat dapat berakibat pada kondisi jantung dan kehidupan
yang lebih sehat. Untuk penjelasan lebih lengkap berkonsultasilah dengan dokter keluarga Anda.

dr. Agus Wismantara. Artikel 3


(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=24&id=33367). 11 April
2010
Daftar Pustaka

Anwar, T. Bahri. 2004. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner. Makalah.
Fakultas Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3489. Diakses pada 6 September 2014.
dr Novie Hediyani,MKK. 2012. Penyakit Jantung Koroner. Artikel pada: http://www.dokterku-
online.com/index.php/article/54-penyakit-jantung-koroner. Diakses pada 4 September
2014.
dr. Agus Wismantara. 2010. Mengenali dan Mencegah Risiko Penyakit Jantung Koroner.
Artikel.
(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=24&id=33367).
Diakses pada 4 September 2014.
dr. Ni Made Dwi Adnyani, S.Ked. 2013. Hindari Sakit Jantung Koroner dengan Pola Hidup
Sehat dan Olahraga. Artikel.
(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=74
811). Diakses pada 4 September 2014.
Nurcahyani, Dwi Indah. 2011. Bahaya Jantung Koroner. Artikel.
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/07/01/195/474987/awas-bahaya-jantung-koroner-
mengintai/large . Diakses pada 4 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai