Anda di halaman 1dari 7

Defenisi

Leptospirosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri


Leptospira yang dapat ditularkan oleh hewan kepada manusia. Penyakit sangat
infeksius.dan penyakit ini paling sering kita temukan di negara-negara yang
mempunyai iklim tropis dan subtropis, kecuali didaerah kutub termasuk indonesia
yang beriklim tropis.

Jadi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh.Penyakit ini


Leptospirosis adalah. ini pertama kali diisolasi di Jepang Weil menemukan bahwa
penyakit ini menyerang manusia Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh mikroorganisme berbentuk spiral dan bergerak aktif yang dinamakan
Leptospira

Penularan leptospirosis padamanusia terjadi secara .kontak langsung dengan hewanerinfeksi


Leptospira atau secara tidak langsungmelalui genangan air yang terkontaminasi urin yang
terinfeksi Leptospira . Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka atau
membran mukosa

dengan gejala demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal.

EPIDEMIOLOGI

Sedangkan di Indonesia leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh Van der Scheer di Jakarta
pada tahun 1892.jadi memang penyakit ini sudah lama menjadi masalah kesehatan bagi kita.

Di Indonesia leptospirosis ditemukan di DKI Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tengah, DI


Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan,Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.

Penyakit ini dapat berjangkit pada laki-laki dan wanita semua umur, namun lebih banyak
mengenai laki-laki dewasa muda

Angka kejadian leptospirosis di seluruh dunia belum diketahui secara pasti. Di daerah dengan
kejadian luar biasa leptospirosis ataupun pada daerah yang memiliki faktor risiko tinggi
terpapar leptospirosis, angka kejadian leptospirosis dapat mencapai lebih dari 100 per
100.000 per tahun.

CARA PENULARAN

Sumber infeksi pada manusia adalah akibat kontak secara langsung atau tidak langsung
dengan urin hewan yang terinfeksi.Leptospira masuk ke dalarn tubuh melalui kulit yang
terluka atau membrana mukosa. Pekerjaan merupakan faktor resiko yang penting pada
manusia. Kelompok yang beresiko adalah petani atau pekerja di sawah, perkebunan tebu,
tambang, rumah potong hewan, perawat hewan, dokterhewan atau orang-orang yang
berhubungan dengan perairan, lumpur dan hewan baik hewan peliharaan ataupun satwa liar.

ETIOLOGI

Hewan terpenting dalam penularan leptospirosis adalah jenis binatang pengerat, terutama
tikus. Bakteri leptospira khususnya banyak menyerang tikus besar seperti tikus
rumah.Sedangkan hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, kambing, sapi, kerbau,
dan babi dapat menjadi hospes perantara dalam penularan leptospirosis.Transmisi bakteri
leptospira ke manusia dapat terjadi karena ada kontak dengan air atau tanah yang tercemar
urin hewan yang mengandung leptospira. Selain itu penularan bisa juga terjadi karena
manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan Leptospirosis.

Leptospira peka terhadap asam dan dapat hidup di dalam air tawar selama kurang lebih satu
bulan, tetapi di dalam air laut,air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat
mati

GEJALA

Gejala penyakit ini sangat bervariasi dari ringan hingga berat bahkan dapat menyebabkan
kematian penderitanya mulai dari dernam, ikterus, hemoglobinuria Gejala yang umum
dijumpai adalah demam, sakitkepala, mual-mual, nyeri otot, muntah . Kadang-kadang
dijurnpai konjungtivitis, ikterus, anemia dan gagal ginjal

Tingkat keganasan serangan leptospirosis tergantung dari serovar Leptospira dan spesies
hewan.

Gejala klinis yang tidak spesifik memerlukan uji laboratorium untuk mendukung penentuan
diagnosanya . Upaya mengisolasi dan mengidentifikasi Leptospira sangat memakan waktu .
Diagnosis leptospirosis yang utama dilakukan secara serologis . Uji serologis merupakan uji
standar untuk konfirmasi diagnosis.Vaksinasi pada hewan merupakan salah satu cara
pengendalian leptospirosis.

Penderita penyakit leptospirosis yang kronis dapat bertindak sebagai karier karena bakteri
dapat bersarang di dalam ginjal dan Leptospira diekskresikan bersama urin mulai minggu
pertama setelah infeksi dan berlangsung sampai beberapa bulan . Kerapkali dilaporkan
kejadian leptospirosis tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik dan sulit didiagnosa
tanpa pengujian sampel di laboratorium.

MEKANISE

Transmisi infeksi leptospira ke manusia dapat melalui berbagai cara, yang tersering adalah
melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar bakteri leptospira. Bakteri masuk ke
tubuh manusia melalui kulit yang lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam literatur
disebutkan bahwa penularan penyakit ini dapat melalui kontak dengan kulit sehat (intak)
terutama bila kontak lama dengan air.6 Selain melalui kulit atau mukosa, infeksi leptospira
bisa juga masuk melalui konjungtiva.17 Bakteri leptospira yang berhasil masuk ke dalam
tubuh tidak menimbulkan lesi pada tempat masuk bakteri.
PENULARAN

Manusia dapat terinfeksi Leptospira melalui kontak langsung dengan urin, darah atau
jaringan dari hewan karier leptospirosis . Kuman Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh
melalui kulit yang terluka atau melalui mukosa mulut, hidung atau mata ketika berenang di
dalarn air yang terkontaminasi Leptospira, karena bakteri tersebut dapat bertahan hidup di
dalam air bersifat basa sampai 6 bulan . Selain itu, penularan juga terjadi jika kontak
Iangsung dengan tanah basah atau tanaman yang terkontaminasi urin hewan penderita
leptospirosis

DIAGNOSIS

Leptospirosis dipertimbangkan pada semua kasus dengan riwayat kontak terhadap binatang
atau lingkungan yang terkontaminasi urin binatang, disertai dengan gejala akut demam,
menggigil, mialgia, conjunctival suffusion, nyeri kepala, mual, atau muntah.20 Selain itu
penting juga untuk mempertimbangkan jenis pekerjaan penderita dan riwayat adanya kontak
dengan air sebelumnya

Pemeriksaan laboratorium untuk leptospirosis diperlukan untuk menegekkan diagnosis.

KOMPLIKASI

Terdapat beberapa komplikasi dari leptospirosis, diantaranya adalah gagal ginjal akut (95%
dari kasus), gagal hepar akut (72% dari kasus), gangguan respirasi akut (38% dari kasus),
gangguan kardiovaskuler akut (33% dari kasus), dan pankreatitis akut (25% dari kasus).23

Penatalaksanaan
Leptospirosis terjadi secara sporadik, pada umumnya bersifat self-limited disease dan sulit
dikonfirmasi pada awal infeksi. Pengobatan harus dimulai segera Secara teori, Leptospira sp.
adalah mikroorganisme yang sensitif terhadap antibiotik

PENCEGAHAN

Pencegahan/pengendalian leptospirosis dapat dilakukan dengan cara memutus siklus


penularan melalui pengobatan dan vaksinasi bagi ternak atau hewan kesayangan ;
mengurangi populasi tikus dan meningkatkan sanitasi lingkungan . Dalam upaya pencegahan
leptospirosis pada manusia memerlukan peningkatan pengetahuan serta pemahaman
masyarakat tentang bahaya leptospirosis

Pengendalian leptospirosis terdiri dari pencegahan primer dan pencegahan sekunder.


Pencegahan primer adalah bagaimana agar orang sehat sebagai sasaran bisa terhindar dari
leptospirosis, sehingga kegiatannya bersifat promotif, termasuk disini proteksi spesifik
dengan cara vaksinasi.

Prinsip kerja dari pencegahan primer adalah mengendalikan agar tidak terjadi kontak
leptospira dengan manusia, yang meliputi:24
- Pencegahan hubungan dengan air atau tanah yang terkontaminasi

Para pekerja yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi leptospira, misalnya pekerja irigasi,
petani, pekerja laboratorium, dokter hewan, harus memakai pakaian khusus yang dapat
melindungi kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi leptospira. Misalnya dengan
menggunakan sepatu bot, masker, sarung tangan.
- Melindungi sanitasi air minum penduduk

Dalam hal ini dilakukan pengelolaan air minum yang baik, dilakukan filtrasi untuk mencegah
invasi leptospira.

- Pemberian vaksin
Vaksinasi diberikan sesuai dengan leptospira di tempat tersebut, akan memberikan manfaat
cukup poten dan aman sebagai pencegahan bagi pekerja risiko tinggi. Pencegahan dengan
serum imun spesifik telah terbukti melindungi pekerja laboratorium. Vaksinasi terhadap
hewan peliharaan efektif untuk mencegah leptospirosis.

Sedangkan pencegahan sekunder yang sasarannya adalah orang yang sudah sakit
leptospirosis, dicegah agar orang tersebut terhindar dari komplikasi yang nantinya dapat
menyebabkan kematian.

CURIGA???

Kasus suspect
demam akut (≥38,5ºC) dan/ atau nyeri kepala hebat dengan:
Nyeri otot

Kelemahan dan/ atau

mata merah dan

Riwayat terpajan dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira ini

2. Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan primer)

Kasus suspect dengan 2 gejala di bawah ini:


Nyeri betis

Batuk dengan atau tanpa batuk darah

Ikterik

Manifestasi perdarahan

Iritasi meningeal

Anuria/ oliguria dan/ atau proteinuria


Sesak napas

Aritmia jantung

Rash di kulit

PROGNOSIS

PROGNOSIS
Prognosis leptospirosis ditentukan dengan adanya keterlibatan kerusakan organ, misalnya
gagal ginjal dan perdarahan pulmonal. Penyakit Weil’s memiliki tingkat mortalitas hingga
40%.7 Prognosis lebih buruk ditemukan pada penderita dengan usia lanjut, kadar kreatinin
yang meningkat, oliguria dan trombositopenia. Leptospirosis umumnya tidak menimbulkan
sequelae yang permanen, namun apabila terjadi gagal ginjal maka diperlukan monitor ketat
untuk menilai fungsi ginjal setelah fase akut terlewati.

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis
dan tingkat
keterlibatan organ pada infeksi leptospirosis, diantaranya adalah:3,7
1. Pemeriksaan darah lengkap
Pada pemeriksaan DL dapat ditemukan leukositosis dengan shift to the left serta peningkatan
laju
endap darah (LED). Adanya perdarahan pada paru atau organ lain dapat memberikan
gambaran
anemia. Trombositopenia adalah satu pemeriksaan yang umum ditemukan pada infeksi
trombosit,
walaupun adanya trombositopenia tidak berarti terjadi koagulasi intravaskular diseminata.
Pada
pasien dengan penyakit Weil’s dengan keterlibatan ginjal dapat ditemukan peningkatan kadar
ureum serta kreatinin darah. Kadar bilirubin juga dapat meningkat sebagai akibat obstruksi
pada
level intrahepatik. Kadar alkalin fosfatase juga dapat meningkat hingga 10 kali lipat.
2. Urinalisis
Pada urinalisa dapat ditemukan proteinuria. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan
leukosit,
eritrosit, serta sedimen hyaline maupun sedimen granular.
3. Pemeriksaan radiologis
Foto thoraks dilakukan untuk melihat keterlibatan paru pada penyakit Weil’s. Ultrasonografi
(USG)
abdomen juga dapat dilakukan untuk melihat adanya kolesistitis.
4. Pemeriksaan serologis
Antibodi antileptospira dapat dideteksi dengan menggunakan tes aglutinasi mikroskopik
(MAT)
meskipun ketersediaannya saat ini masih terbatas. Selain MAT, pemeriksaan serologis lain
seperti
Mikroskop lapang gelap
Ditemukannya spiroketa dengan mikroskop
lapang gelap dapat membantu penegakan
diagnosa leptospirosis.

Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia


melalui kontak langsung ataupun tidak langsung
antara kulit yang terluka atau mukosa tubuh seperti
mukosa konjungtiva ataupun mukosa oral dengan
binatang ataupun ekskreta binatang yang terinfeksi
Leptospira. Leptospira dapat berproliferasi dan menyebar
dalam aliran darah ke seluruh tubuh kemudian
berproliferasi dalam organ-organ. Masa inkubasi
bervariasi antara dua hingga tiga puluh hari dengan
rata-rata lima hingga empat belas hari. Setelah antibodi
terhadap Leptospira terbentuk, Leptopspira
mulai menghilang dari darah namun tetap bertahan
hidup pada berbagai organ seperti otak, hati,
paru-paru, jantung, dan ginjal. Siklus hidup Leptospira
telah lengkap ketika Leptospira mempenetrasi
membran basalis dari tubulus ginjal proksimal dan
berikatan dengan sel-sel tubulus dan kemudian
diekskresikan bersama dengan urin.
Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan tersier)
Berdasarkan ketersediaan fasilitas laboratorium, kasus probable leptospirosis adalah kasus
suspect dengan IgM rapid test positif.

DAN/ ATAU
Temuan serologik yang mendukung (contoh : titer MAT ≥200 pada suatu sampel)

DAN/ ATAU
Ditemukan 3 dari di bawah ini:
Temuan pada urin : proteinuria, pus, darah

Neutrofilia relatif (>80%) dengan limfopenia

Trombosit < 100.000/mm³

Peningkatan bilirubin > 2 mg% ; peningkatan enzim hepar yang meningkat moderat
(serum alkali fosfatase, serum amilase, CPK)

3. Kasus confirm

Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau probable dengan salah satu
di bawah ini:
Isolasi kuman leptospira dari spesies klasik

Hasil PCR (+)

Serokonversi dari negatif ke positif atau peningkatan 4 kali pada titer MAT

Titer MAT = 400 atau lebih pada sampel tunggal


Apabila kapasitas laboratorium tidak dapat ditetapkan:
Positif dengan 2 tes rapid diagnostik dapat dipertimbangkan sebagai kasus confirm.

Anda mungkin juga menyukai