dengan gejala demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal.
EPIDEMIOLOGI
Sedangkan di Indonesia leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh Van der Scheer di Jakarta
pada tahun 1892.jadi memang penyakit ini sudah lama menjadi masalah kesehatan bagi kita.
Penyakit ini dapat berjangkit pada laki-laki dan wanita semua umur, namun lebih banyak
mengenai laki-laki dewasa muda
Angka kejadian leptospirosis di seluruh dunia belum diketahui secara pasti. Di daerah dengan
kejadian luar biasa leptospirosis ataupun pada daerah yang memiliki faktor risiko tinggi
terpapar leptospirosis, angka kejadian leptospirosis dapat mencapai lebih dari 100 per
100.000 per tahun.
CARA PENULARAN
Sumber infeksi pada manusia adalah akibat kontak secara langsung atau tidak langsung
dengan urin hewan yang terinfeksi.Leptospira masuk ke dalarn tubuh melalui kulit yang
terluka atau membrana mukosa. Pekerjaan merupakan faktor resiko yang penting pada
manusia. Kelompok yang beresiko adalah petani atau pekerja di sawah, perkebunan tebu,
tambang, rumah potong hewan, perawat hewan, dokterhewan atau orang-orang yang
berhubungan dengan perairan, lumpur dan hewan baik hewan peliharaan ataupun satwa liar.
ETIOLOGI
Hewan terpenting dalam penularan leptospirosis adalah jenis binatang pengerat, terutama
tikus. Bakteri leptospira khususnya banyak menyerang tikus besar seperti tikus
rumah.Sedangkan hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, kambing, sapi, kerbau,
dan babi dapat menjadi hospes perantara dalam penularan leptospirosis.Transmisi bakteri
leptospira ke manusia dapat terjadi karena ada kontak dengan air atau tanah yang tercemar
urin hewan yang mengandung leptospira. Selain itu penularan bisa juga terjadi karena
manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan Leptospirosis.
Leptospira peka terhadap asam dan dapat hidup di dalam air tawar selama kurang lebih satu
bulan, tetapi di dalam air laut,air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat
mati
GEJALA
Gejala penyakit ini sangat bervariasi dari ringan hingga berat bahkan dapat menyebabkan
kematian penderitanya mulai dari dernam, ikterus, hemoglobinuria Gejala yang umum
dijumpai adalah demam, sakitkepala, mual-mual, nyeri otot, muntah . Kadang-kadang
dijurnpai konjungtivitis, ikterus, anemia dan gagal ginjal
Tingkat keganasan serangan leptospirosis tergantung dari serovar Leptospira dan spesies
hewan.
Gejala klinis yang tidak spesifik memerlukan uji laboratorium untuk mendukung penentuan
diagnosanya . Upaya mengisolasi dan mengidentifikasi Leptospira sangat memakan waktu .
Diagnosis leptospirosis yang utama dilakukan secara serologis . Uji serologis merupakan uji
standar untuk konfirmasi diagnosis.Vaksinasi pada hewan merupakan salah satu cara
pengendalian leptospirosis.
Penderita penyakit leptospirosis yang kronis dapat bertindak sebagai karier karena bakteri
dapat bersarang di dalam ginjal dan Leptospira diekskresikan bersama urin mulai minggu
pertama setelah infeksi dan berlangsung sampai beberapa bulan . Kerapkali dilaporkan
kejadian leptospirosis tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik dan sulit didiagnosa
tanpa pengujian sampel di laboratorium.
MEKANISE
Transmisi infeksi leptospira ke manusia dapat melalui berbagai cara, yang tersering adalah
melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar bakteri leptospira. Bakteri masuk ke
tubuh manusia melalui kulit yang lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam literatur
disebutkan bahwa penularan penyakit ini dapat melalui kontak dengan kulit sehat (intak)
terutama bila kontak lama dengan air.6 Selain melalui kulit atau mukosa, infeksi leptospira
bisa juga masuk melalui konjungtiva.17 Bakteri leptospira yang berhasil masuk ke dalam
tubuh tidak menimbulkan lesi pada tempat masuk bakteri.
PENULARAN
Manusia dapat terinfeksi Leptospira melalui kontak langsung dengan urin, darah atau
jaringan dari hewan karier leptospirosis . Kuman Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh
melalui kulit yang terluka atau melalui mukosa mulut, hidung atau mata ketika berenang di
dalarn air yang terkontaminasi Leptospira, karena bakteri tersebut dapat bertahan hidup di
dalam air bersifat basa sampai 6 bulan . Selain itu, penularan juga terjadi jika kontak
Iangsung dengan tanah basah atau tanaman yang terkontaminasi urin hewan penderita
leptospirosis
DIAGNOSIS
Leptospirosis dipertimbangkan pada semua kasus dengan riwayat kontak terhadap binatang
atau lingkungan yang terkontaminasi urin binatang, disertai dengan gejala akut demam,
menggigil, mialgia, conjunctival suffusion, nyeri kepala, mual, atau muntah.20 Selain itu
penting juga untuk mempertimbangkan jenis pekerjaan penderita dan riwayat adanya kontak
dengan air sebelumnya
KOMPLIKASI
Terdapat beberapa komplikasi dari leptospirosis, diantaranya adalah gagal ginjal akut (95%
dari kasus), gagal hepar akut (72% dari kasus), gangguan respirasi akut (38% dari kasus),
gangguan kardiovaskuler akut (33% dari kasus), dan pankreatitis akut (25% dari kasus).23
Penatalaksanaan
Leptospirosis terjadi secara sporadik, pada umumnya bersifat self-limited disease dan sulit
dikonfirmasi pada awal infeksi. Pengobatan harus dimulai segera Secara teori, Leptospira sp.
adalah mikroorganisme yang sensitif terhadap antibiotik
PENCEGAHAN
Prinsip kerja dari pencegahan primer adalah mengendalikan agar tidak terjadi kontak
leptospira dengan manusia, yang meliputi:24
- Pencegahan hubungan dengan air atau tanah yang terkontaminasi
Para pekerja yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi leptospira, misalnya pekerja irigasi,
petani, pekerja laboratorium, dokter hewan, harus memakai pakaian khusus yang dapat
melindungi kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi leptospira. Misalnya dengan
menggunakan sepatu bot, masker, sarung tangan.
- Melindungi sanitasi air minum penduduk
Dalam hal ini dilakukan pengelolaan air minum yang baik, dilakukan filtrasi untuk mencegah
invasi leptospira.
- Pemberian vaksin
Vaksinasi diberikan sesuai dengan leptospira di tempat tersebut, akan memberikan manfaat
cukup poten dan aman sebagai pencegahan bagi pekerja risiko tinggi. Pencegahan dengan
serum imun spesifik telah terbukti melindungi pekerja laboratorium. Vaksinasi terhadap
hewan peliharaan efektif untuk mencegah leptospirosis.
Sedangkan pencegahan sekunder yang sasarannya adalah orang yang sudah sakit
leptospirosis, dicegah agar orang tersebut terhindar dari komplikasi yang nantinya dapat
menyebabkan kematian.
CURIGA???
Kasus suspect
demam akut (≥38,5ºC) dan/ atau nyeri kepala hebat dengan:
Nyeri otot
Ikterik
Manifestasi perdarahan
Iritasi meningeal
Aritmia jantung
Rash di kulit
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Prognosis leptospirosis ditentukan dengan adanya keterlibatan kerusakan organ, misalnya
gagal ginjal dan perdarahan pulmonal. Penyakit Weil’s memiliki tingkat mortalitas hingga
40%.7 Prognosis lebih buruk ditemukan pada penderita dengan usia lanjut, kadar kreatinin
yang meningkat, oliguria dan trombositopenia. Leptospirosis umumnya tidak menimbulkan
sequelae yang permanen, namun apabila terjadi gagal ginjal maka diperlukan monitor ketat
untuk menilai fungsi ginjal setelah fase akut terlewati.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis
dan tingkat
keterlibatan organ pada infeksi leptospirosis, diantaranya adalah:3,7
1. Pemeriksaan darah lengkap
Pada pemeriksaan DL dapat ditemukan leukositosis dengan shift to the left serta peningkatan
laju
endap darah (LED). Adanya perdarahan pada paru atau organ lain dapat memberikan
gambaran
anemia. Trombositopenia adalah satu pemeriksaan yang umum ditemukan pada infeksi
trombosit,
walaupun adanya trombositopenia tidak berarti terjadi koagulasi intravaskular diseminata.
Pada
pasien dengan penyakit Weil’s dengan keterlibatan ginjal dapat ditemukan peningkatan kadar
ureum serta kreatinin darah. Kadar bilirubin juga dapat meningkat sebagai akibat obstruksi
pada
level intrahepatik. Kadar alkalin fosfatase juga dapat meningkat hingga 10 kali lipat.
2. Urinalisis
Pada urinalisa dapat ditemukan proteinuria. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan
leukosit,
eritrosit, serta sedimen hyaline maupun sedimen granular.
3. Pemeriksaan radiologis
Foto thoraks dilakukan untuk melihat keterlibatan paru pada penyakit Weil’s. Ultrasonografi
(USG)
abdomen juga dapat dilakukan untuk melihat adanya kolesistitis.
4. Pemeriksaan serologis
Antibodi antileptospira dapat dideteksi dengan menggunakan tes aglutinasi mikroskopik
(MAT)
meskipun ketersediaannya saat ini masih terbatas. Selain MAT, pemeriksaan serologis lain
seperti
Mikroskop lapang gelap
Ditemukannya spiroketa dengan mikroskop
lapang gelap dapat membantu penegakan
diagnosa leptospirosis.
DAN/ ATAU
Temuan serologik yang mendukung (contoh : titer MAT ≥200 pada suatu sampel)
DAN/ ATAU
Ditemukan 3 dari di bawah ini:
Temuan pada urin : proteinuria, pus, darah
Peningkatan bilirubin > 2 mg% ; peningkatan enzim hepar yang meningkat moderat
(serum alkali fosfatase, serum amilase, CPK)
3. Kasus confirm
Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau probable dengan salah satu
di bawah ini:
Isolasi kuman leptospira dari spesies klasik
Serokonversi dari negatif ke positif atau peningkatan 4 kali pada titer MAT