Disusun oleh:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
A. Metodologi percobaan:
1.1 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
1. Tembaga (Cu) (3,5 cm x 3 cm) 5 buah
2. Oli 100 mL secukupnya
3. Aquades 100 mL secukupnya
4. Beaker Glass 500 mL 2 buah
5. Furnace (tungku) 1 buah
6. Alat uji universal vickers hardness 1 buah
7. Microscope optic 1 buah
8. PC windows 1 buah
9. Stopwatch 1 buah
10. Tisu secukupnya
11. Tang penjepit 1 buah
12. Ampelas secukupnya
1.2 Langkah percobaan
Adapun langkah percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Diatur furnace pada suhu 700°C
2. Setelah suhu mencapai 700°C, 4 sampel tembaga yang sudah dipotong
berukuran 3,5 cm x 3 cm dimasukkan ke dalam furnace dan 1 sampel tidak
diberi perlakuan panas.
3. Ditunggu selama 1 jam dengan suhu konstan 700°C
4. Setelah ditunggu selama 1 jam dikeluarkan 4 sampel tembaga tersebut .
kemudian diberi perlakuan masing2 sampel:
a. Sampel I di masukan ke dalam oli yang sudah disiapkan dalam gelas
beaker (Quenching oli)
b. Sampel II dimasukkan ke dalam air yang sudah disiapkan dalam gelas
beaker (Quenching air)
c. Sampel III dibiarkan di udara terbuka (Normalizing)
d. Sampel IV dibiarkan di dalam furnace, didinginkan perlahan-lahan
hingga suhu furnace turun sampai mencapai suhu kamar (Annealing)
5. Semua sampel dibiarkan selama 1 hari didalam medianya masing-masing
6. Setelah 1 hari, sampel dibersihkan, di ampelas kemudian ke 5 sampel diuji
hardness vickersnya (HV)
7. Setelah didapatkan data HV nya, digunakan kamera mikroskop optik
dengan perbesaran 500x (bisa lebih) untuk melihat dan memotret
permukaan masing-masing sampel.
C. Perhitungan
1. Tembaga Murni
Diketahui : D1 = 48,17
D2 = 46,49
P = 1000 gr
Ditanya : HV?
𝐷1+ 𝐷2
𝐷= 2
48,17+46,49
𝐷= 2
𝐷 = 47,33
1854 𝑃
𝐻𝑉 = 𝐷2
1854 ×1000
𝐻𝑉 = 47,332
1854000
𝐻𝑉 = 2240,1289
𝐻𝑉 = 827,6
2. Normalizing
Diketahui : D1 = 35,16
D2 = 33,12
P = 1000 gr
Ditanya : HV?
𝐷1+ 𝐷2
𝐷= 2
35,16 +33,12
𝐷= 2
𝐷 = 34,14
1854 𝑃
𝐻𝑉 = 𝐷2
1854 ×1000
𝐻𝑉 = 34,142
1854000
𝐻𝑉 = 1165,5396
𝐻𝑉 = 1590,6
3. Annealing
Diketahui : D1 = 34,89
D2 = 31,38
P = 1000 gr
Ditanya : HV?
𝐷1+ 𝐷2
𝐷= 2
34,89+31,38
𝐷= 2
𝐷 = 33,135
1854 𝑃
𝐻𝑉 = 𝐷2
1854 ×1000
𝐻𝑉 = 33,1352
1854000
𝐻𝑉 = 1097.928225
𝐻𝑉 = 1688,6
4. Quenching Air
Diketahui : D1 = 33,09
D2 = 18,61
P = 1000 gr
Ditanya : HV?
𝐷1+ 𝐷2
𝐷= 2
33,09+18,61
𝐷= 2
𝐷 = 25,85
1854 𝑃
𝐻𝑉 = 𝐷2
1854 ×1000
𝐻𝑉 = 25,852
1854000
𝐻𝑉 = 668,2225
𝐻𝑉 = 2774
5. Quenching Oli
Diketahui : D1 = 13,99
D2 = 14,86
P = 1000 gr
Ditanya : HV?
𝐷1+ 𝐷2
𝐷= 2
13,99+14,86
𝐷= 2
𝐷 = 14,425
1854 𝑃
𝐻𝑉 = 𝐷2
1854 ×1000
𝐻𝑉 = 14,4252
1854000
𝐻𝑉 = 208,08
𝐻𝑉 = 8910,03
D. Pembahasan
Berdasarkan data hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa kekerasan
pada logam tembaga meningkat dan menurun setelah mengalami proses
heat treatment. Nilai kekerasan yang didapatkan berbeda beda tergantung
jenis perlakuan panas apa yang digunakan. Pada perlakuan pendinginan
menggunakan oli, didapatkan hasil hardness vickersnya 2347,1 dimana
kekerasannya lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa dilakukan perlakuan
panas yaitu 827,6. Sedangkan pada perlakuan pendinginan menggunakan air,
didapatkan hasil yang sedikit lebih tinggi dari pendinginan menggunakan oli
yaitu 2773, 9. Nilai HV ini mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan
kekerasan, quenching dengan media air lebih baik dibandingkan quenching
oli. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya yaitu nilai viskositas
dari media yang digunakan itu sendiri. Oli memiliki viskositas lebih tinggi
dibandingkan dengan air. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin
berkurang kemampuannya untuk menyerap kalor karena waktu yang
dibutuhkan untuk mendinginkan tembaga lebih lama dibandingkan quenching
dengan media air. Sehingga air mempunyai kekerasan lebih tinggi
dibandingkan dengan oli.
dimana P=1000 gram atau 1 kg. Dari hasil perhitungan dapat kita ketahui
bahwa semua sampel nilainya sudah sesuai dengan ekperimen. Hanya saja ada
satu sampel yang hasil eksperimen tidak sesuai dengan teori yaitu pada
quenching oli dimana hal yang menyebabkan ketidaksesuaian ini ada pada
diagonalnya sehingga hardness vickers yang dihasilkan pada eksperimen tidak
sama dengan teori.
E. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dari data serta hasil perhitungan
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :