Anda di halaman 1dari 4

KPK Panggil 2 Mantan Angggota DPR terkait dugaan suap kemenakertrans

Sumb.
nasional.kompas.com/read/2017/02/27/12290221/kpk.panggil.2.mantan.anggota.dpr.terkait.dug
aan.suap.kemenakertrans

Senin, 27 Februari 2017/ 12,29 WIB

Jakarta, Kompas. Com- Komisi Pemberantasan Korupsi

Menjadwalkan pemeriiksaan dua mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat terkait kasus dugaan
suap di Direktorat Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (Ditjen P2Ktrans) pada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)

Mereka yang dipanggil adalah mantan anggota komisis IX DPR Chusnunia Chalim dan Zuber Safawi

Chusnunia telah menjadi Bupati Lampung Timur, sedangkan Zuber mencalonkan diri menjadi kepala
daerah di Semarang.

“Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka CJM (Charles Jones Mesang), “ kata
Juru Bicara Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Senin (27/2/2017)

Charles telah ditetapkan sebagai tersangka sejak Senin (5/12/2016) terkait dugaan suap pembahasan
anggaran dana optimalisasi Ditjen P2Ktrans pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) tahun2014

Charles berada di Komisi IX DPR dan Badan Anggaran pada 2009-2014 saat tindak pidana terjadi.

Ia diduga menerima hadiah sebesar Rp. 9,75 miliar atau 6,5 persen dari total anggaran optimalisasi

Uang tersebut diduga diberikan oleh mantan Dirjen P2Ktrans Kemenakertrans, Jamaluddien Malik
yang telah divonis enam tahun penjara dan denda Rp. 200 juta

Atas perbuatannya, polotisi partai Golkar ini disangkakan dengan Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf
b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

Artikel berkaitan KPK Tetapkan nAnggota DPR Charles Jones Mesang sebagi Tersangka

Jakarta, Kompas.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menepatkan anggota Komisi II DPR
Charles Jones Mesang sebagi tersangka.

Charles diduga menerima hadiah atau janji terkait pembahasan anggaran untuk dana optimalisasi
Direktorat Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (Ditjen P2Ktrans pada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( kemenakertrans) tahun 2014.
“ Penyidik KPK telah menemukan bukti permulaan yang cukup yang menetapkan CJM ( Charles Jones
Mesang), anggota DPR 2009-2014 sebagai tersangka,’ kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas
Komisis Pemberantasan Korupsi ( KPK ) yuyuk Andriati di gedung KPK, Senin (5/12/2016)

Yuyuk menyebutkan, Charles saat itu berada di Komisi IX DPR sekaligus Badan Anggaran pada
periode 2009-2014.

Ia diduga menerima hadiah sebesar Rp. 9,75 miliar atau 6,4 persen dari total anggarab optimalisasi.

Charles diduga menerima uang dari mantan Dirjen P2Ktrans Kemenakertrans, Jamaluddien Malik.
Jamaludduien telah divonis tahun penjara dan denda Rp. 200 juta dalam kasus ini.

(Charles diduga) menerima hadiah atau janji bersama-sama dengan Dirjen pembangunan kawasan
transmigrasi JM (Jamaluddien Malik), “ ucap Yuyuk

Atas perbuatannya, politisi partai Golkar ini disangkakan dengan pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf
b atau pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

KPK Lanjutkan Penelesuran Dugaan Aliran Dana Suap di Kemenakertrans

Komisi Pemeriksaan Korupsi terus melanjutkan penelusuran dugaan aliran dana suap dalam kasus
korupsi di Direktorat Jendral Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (Ditjen P2KTrans)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Kemenakertrans) pada tahun anggaran 2014.

“Penyidikan saya kira masih dilanjutkan. Jadi ada dua hal, pertama soal kecukupan informasi. Kedua,
jika bicara lebih jauh, ada yang namanya strategi penyidikan,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah
digedung KPK Jakarta, Rabu (14/12/2016) malam

Menurut Febri, penyedik KPK terus mengkroscek beberapa informasi mengenai dugaan adanya
aliran dana atau pihak-pihak yang ikut menerima uang.

KPK sebelumnya telah menetapkan anggota Komisi II DPR RI, Charles Jones Mesang sebagai
tersangka. Charles diduga menerima hadiah atau janji terkait pembahasan anggaran untuk dana
optimalisasi Ditjen P2Ktrans.

Penetapan tersangka Charles berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang dimiliki KPK
serta fakta persidangan bagi terdakwa mantan Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi Kemenakertrans Jamaluddien Malik.

Dalam persidangan, Jaksa KPK menyebutkan Jamaluddien membagikan uang setoran dari Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)

Pada dakwaan pertama, Jamaluddien disebut mendapatkan uang sebesar Rp 6.734.078.000. Jaksa
menyebut sebagaian dari uang itu dialirkan ke sejumlah nama, di antaranya kepada mantan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, sebesar Rp 400 juta
Muhaimin saat pemeriksaan di KPK, Jakarta, Rabu (28/10/2015) mengatakan tidak mengetahui
perbuatan mantan anak buahnya itu. Pernyataan itu disampaikan Muhaimin usai Pemeriksaan
sebagai saksi atas Jamaluddien,

“Saya tidak tahu- menahu apa yang disebut sebagai yang dituduh pada Pak Jamal,” Kata Muhaimin.

Jamaluddin Malik juga membantah adanya aliran dana kepada Muhaimin Iskandar saat
menyampaikan pledoi atau nota pembelaan pada persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu
(16/3/2016)

Artikel terkait

Mantan Anal Buah Muhaimin Didakwa lakukan Pemerasan hingga Rp 6,7 Miliar

Mantan Direktur Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, Jamaluddien Malik, didakwa nelakukan pemerasan di kementriannya.

Bersama Sekretaris Direktorat Jendral (Sekditjen) P2Ktrans Ahmad Said Hudri, Jamal didakwa
memerintahkan bawahannya mengumpulkan sejumlah uang untuk kepentingan pribadinya. Uang
tersebut diperoleh dari potongan pembayaran dan pencairan anggaran untuk kegiatan fiktif

“Terdakwa memaksa seesorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran


dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,” ujar jaksa Mochamad
Wiraksajaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (2/12/2015)

Tak hanya itu, Jamal juga mengancam akan mencopot jabatan bawahannya, memutasi ke satuan
kerja yang dapat menghambat kariernya, dan memberikan penilaian yang buruk dalam Daftar
Penilian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil

Dalam dakwaan, mulanya Jamal menandatangani Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) pada Ditjen
P2Ktrans Tahun Anggaran 2013. Setelah itu, dia mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat
eselon dua pada Ditjen P2Ktrans

Jamal juga didakwa meminta masing-masing direktorat dan sekditjen menyetor sejumlah uang
kepadanya

Sebelum pelaksanaan kegiatan dalam POK Ditjen P2Ktrans Tahun Anggaran 2013, Jamal meminta
Achmad, Sudarso selaku Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian pada Setditjen P2Ktrans, serta
Abdul Hadi selaku Kepala Bagian Keuangan pada Sekditjen P2Ktrans.

“ Terdakwa memerintahkan untuk menyetorkan uang sedikitnya Rp 3 Miliar dengan memerintahkan


seluruh PPK untuk memotong anggaran tahun 2013 pada masing-masing Direktorat dan Sekretariat
pada Ditjen P2Ktrans,” kata jaksa

Sudarso dan Syafrudin ditunjuk sebagai pengumpul uang yang disetor pada PPK.
Achmad kemudian menargetkan para PPK menyetorkan uang minimal Rp 3.963.967.860 dengan
mengacu pada rekapitulasi mata anggaran yang dapat dilakukan pemotongana. Namun, para PPK
keberatan melakukan perintah Jamal

“Namun, Achmad Said Hudri tetap memaksa dengan mengatakan,’Untuk itulah kalian diangkat
menjadi PPK. Kalau PPK jalannya normal-normal saja, cleaning service juga bisa jadi PPK’,” kata
Achmad.

Pada Februari 2013, Jamal dan Achmad mengumpulkan para PPK pada Ditjen P2Ktrans dan meminta
setoran uang. Jamal dan Ahmad juga memaksa dan mengancam dan memutasi PPK yang tidak
memenuhi perintahnya ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) serta memberikan
penilaian yang buruk dalam DP3.

Takut dengan ancaman itu, para PPK MELAKUKAN APA YANG DIPERINTAHKAN Jamal.

“ Akhirnya terkumpul uang yang disetorkan melalui SUDARSO sejumlah Rp 3.328.124.000,” kata Jaksa

Pada 2013, para PPK kembali menyetor ke Jamal melalui Syafruddin sebanyak Rp 885.954.000

Setelah POK pada Ditjen P2Ktrans Tahun Anggaran 2014 ditandatangani, Jamal menaikkan target
penyetoran uang minimal Rp 5 M

Para PPK kembal keberatan dengan target itu sehingga Achmad menurunkan target uang yang harus
disetorkan sejumlah Rp 3.582.774.000

Demi memenuhi target dari Jamal, Achmad menunjuk Mamik Riyadi menjadi PPK pada Direktorat
PTPKT mengganti Rini Birawaty karena tidak dapat memenuhi target setoran tahun 2013. Namun,
Mamik menolak karena harus memotong anggaran

“Atas penolakan tersebut, Achmad Said Hudri tetap memaksa Mamik Riyadi agar memenuhi perintah
terdakwa dengan mengatakan, ‘ Jika kamu tidak mau melaksanakan apa yang diperintahkan, kamu
nanti saya habiskan sekalian,” kata jaksa

Pada tahun 2014, uang yang terkumpul sebesar Rp 1. 380.000.000 sehingga setoran uang yang
diterima Jamal pada 2013-2014 adalah sebesar Rp 6.734.078.000 yang diserahkan secara bertahap

Jaksa mengatakan, uang tersebut digunakan Jamal untuk membiayai kepentingan pribadinya, seperti
membiayai pengajian dalam rangka memperingati ulang tahunnya, membiayai acara pengajian rutin,
dan uang saku Jamal untuk perjalanan ke luar Negeri.

Selain itu, ada juga uang diberikan kepada staff khusus menteri, membayar pembantu di rumah
dinasnya, biaya operasional, membayar pajak mobil pribadi, membayar honor sopir pribadi,
pembuatan baju dan tagihan karangan bunga.

Atas perbuatannya, Jamal dijerat Pasal 12 huruf e Undang-unandang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20
Tahun2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP

Anda mungkin juga menyukai