Anda di halaman 1dari 19

3

1) Sinus Parasinalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial.


2) Duktus nasolacrimalis,yang menyalurkan air mata ke dalamhidung.
3) Tuba Eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah.
1. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesefagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila
terjadi radang disebut pharyngitis. Faring terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Nasofaring, adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah
rongga nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu :
a) Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan
tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga.
b) Amandel ( adenoid ) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang
terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid dapat
menghambat aliran darah.
2) Orofaring, dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu
perpanjangan palatum tulang keras.
a) Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (cronical) kecil yang
menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.
b) Amandel palatinum terletak pada kesua sisi orofaring posterior.
3) Laringofaring, mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan
gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.

2. Laring
Berperan untuk membentuk suara danuntuk melindungi jalan nafas
terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh
benda asing ( gumpalan makanan), infeksi (misal difteri), dan tumor. Dibagian
laring terdapat beberapa organ yaitu :
a) Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup larynk sewaktu
orang menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglotis terbuka),
makanan bisa masuk ke larynk (keselek) dan terbatuk-batuk. Pada saat
4

bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup


larynk.
b) Jika bernafas melalui mulut udarayang masuk keparu-paru tak dapat di
sariing, dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh
dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidarasi.
c) Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat diteganggakan dan
dikendorkan, sehingga lebar sela-sela antar pita-pita tersebut berubah-ubah
sewaktu bernafas dan berbicara.

3. Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari larynk yang dibentuk oleh 16-20 cincin
kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea
dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir.

4. Percabangan Broncus
Broncus, merupakan percabangan trakea. Setiap broncus primer
bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah
percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronkii,
bronkiolus, bronkiolus terminalisi, bronkiolus terminalisi respiratorik, diktus
alveolar, dan alvioli. Dibagian bronkus masing-masing disebut pernafasan ekstra
pulmonar dan sampai memasuki paru-paru intrapulmonar.

5. Paru-paru (bronkiolus, alveolus)


Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkadung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur
blok padat yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung,
arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan
bersisi udara dengan pembagian ruang sebagai berikut :
a) Peru kanan, memiliki tiga lobus
b) Dan paru kiri dua lobus.
5

A. Fisiologi Pernafasan
1) Fisiologi Pernafasan
Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen
dipungut melalui hidung dan mulut pada saat bernafas; udara masuk melalui
trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di
dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang
memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut
oleh sel dara merah lalu di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri
lalu di edarkan ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada
tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini 90% haemoglobin jenuh akan
oksigen.
Di dalam paru-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan
metabolisme, menembus mebran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli,
dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinafaskan keluar melalui hidung
dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau
pernafasan ekterna:
1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru-paru.
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam
jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh.
4) Difusi gas, yang menembus membran alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian rupa sehingga darah yang
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak
badan, darah yang datang di paru-paru lebih banyak mengandung CO2 dan sedikit
O2, jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarakan, maka konsentrasinya dalam darah
arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
6

memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan ventilasi


inimengeluarkanCO2 dan mengambil lebih banyak O2.
Pernafasan jaringan atau pernafasan interna. Darah yang telah
menjenuhkkan haemoglobinnya dengan oksigen(oksihaemoglobin) mengitari
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat
lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari haemoglobin untuk memungkinkan
oksigen berlangsung, dan darah menerima sebagai gantinya, hasil buangan
oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi padakomposisi udara dalam
alveoli,yang disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan interna atau
pernafasan jaringan:
Udara atmosfer yang dihirup:
Nitrogen 79%
Oksigen 20%
Karbondioksida 0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer.
Udara yang dihembuskan :
Nitrogen 79%
Oksigen 16%
Karrbondioksida 4-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang
sama dengan badan.
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru
adalah 4500-5000 ml atau 4,5-5 lter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini,
kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang suru (tidal air), yaitu yang
dihirup masuk dan dikeluarkan pada pernafasan biasa dan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-
paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru.
Diukurnya dengan alat spirometer. Pada laki-laki normal sekitar 4-5 liter, dan
pada perempuan 3-4 liter. Kapasitas ini berkurang pada penyakit paru-paru,
7

penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru), dan kelemahan otot


pernafasan.

1. Kecepatan dan Pengendalian Pernafasan


Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama,
yaitu:
1) Kendali Kimiawi
Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan
frekuensi, kecepatan dan gerakan pernafasan. Pusat pernafasan di sumsum sangat
peka terhadap reaksi kimia. Karbondioksida adalah produk asam dari
metabolisme, yang merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluara impuls
saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
Pusat pengendalian ada dikemoreseptor yang mendeteksi perubahan kadar
oksigen, karbondioksida, dan kadar oksigen dalam darah arteri dan cairan
sebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat antara frekuensi dan
kedalaman respirasi.
a) Kemoreseptor Sentral
Yaitu neuron yang terletak dipermukaan ventral lateral medulla.
Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan
serebrospinalis merangsang peningkatan frekuensi dan kedalaman
respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh pada
kemorseptor sentral.
b) Kemoreseptor Perifer
Terletak dibadan aorta dan karotid pada sistem arteri. Kemoreseptor
ini merespon terhadao perubahan konsentrasi ion oksigen,
karbondioksida, dan ion hidrogen.

2) Kendali Syaraf
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel daraf dalam susunan retikularis
batang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla
8

spinalis, kemudian melalui saraf frenkus ke diafragma, dan melalui saraf-saraf


interkostalis ke otot-otot interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat
otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot
pernafasan impuls aferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara,
yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan di dalam medulla.
Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan iramateratur
yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi
dengan Hering-Breuer yaitu reseptor-reseptor yang regang yang terdapat pada
perenkim paru-paru yang memancarkan rangsangan ke medulla oblongata melalui
vagus, pengembangan paru-paru yang cepat dapat menghambat ransang respirasi.
Reseptor regangan dijaringan paru mengirim impuls-impuls melalui
nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi saat paru-paru
dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru dikempeskan. Beberapa faktor
penentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam medulla oblongata,
dan kalau dirangsang pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf
spinalis ke otot pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis.

D. Patofisiologi Sistem Pernafasan


Sistem pernapasan dapat mengalami berbagai gangguan, baik karena
kelainan sistem pernapasan atau akibat infeksi kuman. Beberapa jenis gangguan
sistem pernafasan antara lain (Dari Berbagai SUMBER):
a) ASMA/SESAK NAFAN
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran
pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti
serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olah raga. Pada suatu
serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan
(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan
memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan
9

penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya


dapat bernapas.

Gejala Asma :

 Sesak napas yang singkat dan ringan


 Hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek)
 Sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca
dingin
 Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
Batuk kering di malam hari
 Sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat
 Sianosis (kulit tampak kebiruan)

Pengobatan :

 Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat


hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat).
 Memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan
aminophyllins theophylline) melalui infus intravena.
 Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.
 Inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. ika pemakaian
inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu
mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau
pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari,
juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

Pencegahan Asma :

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa
dihindari. Misalkan serangan yang dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan
meminum obat sebelum melakukan olah raga.
10

b) PNEUMONIA

Beberapa kasus-kasus dari pneumonia didapatkan dengan menghirup


rintik-rintik kecil (droplets) yang mengandung organisme-organisme yang dapat
menyebabkan pneumonia. Rintik-rintik ini masuk kedalam udara ketika seorang
yang terinfeksi dengan kuman-kuman ini batuk atau bersin. Pada kasus-kasus
lain, pneumonia disebabkan ketika bakteri-bakteri atau virus-virus yang secara
normal hadir didalam mulut, tenggorokan, atau hidung tanpa sengaja memasuki
paru. Sewaktu tidur, adalah sama sekali umum untuk orang-orang untuk menyedot
sekresi-sekresi (pengeluaran) dari mulut, tenggorokan, atau hidung. Secara
normal, respon refleks tubuh (membatuk keluar sekresi-sekresi) dan sistim imun
akan mencegah organisme-organisme yang tersedot menyebabkan pneumonia.

Gejala Pneumonia :

 Influensa yang kemudian diikuti oleh suatu demam yang tinggi


 Menggigil
 Batuk dengan produksi sputum (dahak)
 Dahak biasanya berubah warna dan adakalanya berdarah
 Nafas pendek
 Nyeri dada

Pengobatan Pneumonia :

Kebanyakan kasus pneumonia dapat diobati tanpa rawat inap. Biasanya,


antibiotik oral, istirahat, cairan, dan perawatan di rumah yang cukup untuk
resolusi lengkap. Namun, orang dengan pneumonia yang mengalami kesulitan
bernapas, orang dengan masalah medis lainnya, dan orang tua mungkin
memerlukan pengobatan lebih maju. Jika gejala memburuk, pneumonia tidak
membaik dengan pengobatan rumah, atau komplikasi terjadi, seseorang akan
sering harus dirawat di rumah sakit.

Pencegahan Pneumonia :
11

 Seringlah mencuci tangan, terutama setelah menggunakan toilet,


mengganti popok, menyiapkan atau makan makanan, atau membuang
lendir dan kotoran dari hidung.
 Jangan merokok.
 Dapatkan vaksinasi untuk pneumonia dan flu.
 Anak-anak juga harus mendapatkan vaksin Hib.
 Pada beberapa anak yang berusia kurang dari 24 bulan, obat palivizumab
dapat diresepkan untuk membantu mencegah pneumonia sebagai
komplikasi dari masalah pernapasan lainnya.

c) DIFTERI

Gejala Penderita Difteri : Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian


atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-
gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantaranya:

 Demam tinggi + 38 oC
 Nyeri telan
 Pusing
 Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
 Bengkak pada leher.

Pertolongan Pertama Pada Difteri

 Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.


 Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
 Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil
pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.

Pencegahan Difteri :
12

 Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:


 Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
 Jaga kebersihan diri.
 Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan
berolahraga serta cuci tangan sebelum makan.
 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
 Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
 Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali
yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
 Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun).
Imunisasi ini di berikan satu kali.
 Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.

d) EMFISEMA

Emfisema adalah menggelembungnya paru-paru akibat perluasan alveolus


berlebihan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya emfisema paru
yaitu rokok, polusi, infeksi, faktor genetik, obstruksi jalan napas.

Gejala Emfisema

 Napas pendek hingga berbicara pun sulit.


 Bibir atau kuku berubah menjadi biru atau abu-abu.
 Reaksi spontan berkurang.
 Jantung berdetak sangat kencang.

Pengobatan Emfisema

Emphysema tidak dapat disembuhkan. Tapi, dengan penanganan yang benar


gejalanya dapat diredakan dan perkembangannya dapat melambat. Pengobatan
emphysema berupa:
13

 Obat-obatan, untuk membantu mengurangi rokok, bronchodilators


(pereda batuk dan kesulitan bernapas), steroid, dan antibiotik.
 Terapi, seperti rehabilitasi pulmonari dan oksigen tambahan.
 Operasi, seperti transplantasi paru-paru dan pengangkatan jaringan paru-
paru yang rusak.

Pencegahan Emfisema

 Berhenti merokok.
 Hindari polutan udara, seperti asap kendaraan, bau dari dapur, parfum
yang terlalu keras, bahkan asap lilin dan aromaterapi. Ganti filter AC
secara teratur untuk membuat udara lebih bersih.
 Berolahraga teratur.
 Lindungi diri dari udara dingin.
 Hindari terjangkit infeksi pernapasan

e) TUBERKOLOSIS (TBC)

Pada dasarnya penyakit ini diakibatkan adanya bakteri Mycobacterium


tuberculosis yang masuk ke dalam penderitanya melalui udara. Tuberkulosis ini
merupakan suatu infeksi menular yang mana infeksi ini bisa berakibat fatal bagi
penderitanya. Apa yang menyebabkan penyakit ini adalah karena adanya bakteri
yang menyerang kepada penderitanya dan bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh
penderitanya melalui udara. Dan jenis bakteri ini adalah bakteri Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum. Bakteri-
bakteri tersebut apabila tidak ditangani dengan cepat, maka dapat berakibat fatal
bagi penderita dan tentunya bukan hal yang tidak mungkin apabila penderita
mengalami kematian apabila penyakit ini bertambah parah.

Gejala Tuberkulosis

 Gejala respiratori ialah batuk lebih dari 2 minggu, batuk bercampur


darah . Bisa juga nyeri dada dan sesak napas.
14

 Gejala sistemis antara lain demam, badan lemah yang disebut sebagai
malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun menjadi
semakin kurus.

Pengobatan Penyakit TBC

 Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang


cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan
bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila
penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter
dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
 Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang
lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan
baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya.
Adapun obat-obatan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan
Rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena
adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut, maka dokter
akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti Pyrazinamide dan
Streptomycin sulfate atau Ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang
dikenal ‘Triple Drug’.

f) BRONKHITIS

Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus)


(saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada
akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit
menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia
lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus,
bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun. Bronkitis iritatif bisa
disebabkan oleh:
15

 Sinusitis kronis
 Bronkiektasis
 Alergi
 Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
 Berbagai jenis debu
 Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen
sulfida, sulfur dioksida dan bromin
 Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
 Tembakau dan rokok.

Gejala Bronkitis :

 Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)


 Sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
 Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
 Bengek
 Lelah
 Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
 Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
 Pipi tampak kemerahan
 Sakit kepala
 Gangguan penglihatan.

Pengobatan Bronkitis

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya
hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak
cairan.

Pencegahan Bronkitis
16

Ada beberapa langkah penting untuk menekan risiko terserang bronkitis


dan melindungi paru Anda:

 Jangan merokok dan jauhi para perokok. Asap rokok meningkatkan


risiko terjadinya bronkitis kronis dan emphysema.
 Hindari mereka yang terserang pilek atau flu.
 Lakukan vaksinasi secara berkala. Banyak kasus bronkitis akut berasal
dari influenza, yang bermula dari serangan virus. Dengan melakukan
vaksinasi flu setahun sekali dapat mencegah Anda terserang flu.
 Suntik vaksin pneumonia. Jika Anda berusia di atas 60 tahun atau Anda
memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit jantung dan emphysema,
pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi pneumonia. Vaksin yang
dikenal sebagai Prevnar ini dapat membantu melindungi anak-anak Anda
dari serangan pneumonia. Vaksin ini direkomendasikan untuk semua
anak di bawah usia 2 tahun atau mereka yang berada di kisaran usia 2
hingga 5 tahun.
 Selalu cuci tangan dengan sabun. Untuk mengurangi risiko terkena
infeksi virus, seringlah mencuci tangan dan biasakan menggunakan
sabun khusus untuk cuci tangan.
 Jika perlu pakai masker. Jika Anda banyak berhubungan dengan orang-
orang yang sakit batuk atau flu, ada baiknya untuk memakai masker
untuk menutup mulut dan hidung untuk mengurangi tertular.

g) LARYNGITIS

Laryngitis (larynx + itis = peradangan) adalah peradangan dari kotak suara,


menyebabkan parau/serak atau suara yang berbunyi suara parau atau bahkan
ketidakmampuan untuk berbicara. Laryngitis adalah peradangan dari pita-pita
suara. Paling umum, laryngitis akut disebabkan oleh infeksi yang meradangkan
pita-pita suara. Laryngitis mungkin juga disebabkan oleh penggunaan yang
berlebihan dari suara dengan berbicara, bernyanyi, atau berteriak yang berlebihan.
Laryngitis kronis, seringkali digambarkan sebagai yang berlangsung lebih dari
17

tiga minggu, mungkin disebabkan oleh penggunaan alkohol, merokok, dan batuk
yang berlebihan yang berkepanjangan.

Gejala Laryngitis :

Pada bayi-bayi dan anak-anak muda, tanda-tanda dan gejala-gejala klasik


dari peradangan larynx termasuk:

 Batuk-sesak napas anak-anak (croup).


 Batuk menghentak yang parau.
 Demam.
 Dengan cara yang sama, pada kaum dewasa, infeksi virus saluran
pernapasan bagian atas mungkin berhubungan dengan: ingusan, batuk
kering, dan kehilangan suara.

Pengobatan Penyakit Laringitis

Pengobatan untuk laringitis tergantung pada penyebab. Laringitis akut


disebabkan oleh virus sering membaik dengan sendirinya dalam seminggu atau
lebih. Perawatan lain dapat dilakukan dengan cara mandi air panas, mengurangi
bicara, minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, memperlakukan
penyebab laringitis, seperti mulas, merokok atau alkoholisme. Menghisap pelega
tenggorokan, berkumur air garam/mengunyah permen karet – ini tidak akan
membantu sakit pita suara, tetapi dapat meringankan iritasi tenggorokan.
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab terjadinya laringitis.

h) FARINGITIS

Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan


yang menyerang tenggorokan atau hulu tenggorokan (pharynx). Kadang juga
disebut sebagai radang tenggorokan. Terdapat dua jenis radang tenggorokan,
yaitu akut dan kronis:

 Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
18

 Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu


yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu
yang mengganjal di tenggorok.

Penyebab Faringitis

 Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.


 Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common
cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
 Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah Streptococcus grup A,
Korinebakterium, Arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau
Chlamydia pneumoniae.

Gejala

 Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring
mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang
berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
 Demam
 Pembesaran kelenjar getah bening di leher
 Peningkatan jumlah sel darah putih.

Pengobatan

 Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri


(analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia
dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
 Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam
rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika
penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan
erythromycin atau antibiotik lainnya.

Pencegahan Faringitis

 Cukup beristirahat
 Berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari
 Bagi perokok harus berhenti merokok
 Banyak minum dan hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi
 Minum antibiotik, dan jika diperlukan dapat minum analgesik.
19

 Tindakan pencegahan dilakukan dengan menghindari pemakaian


pelembab udara yang berlebihan.

i) RHINITIS (COMMON COLD)

Suatu inflamasi (peradangan) pada membran mukosa di hidung. (Dipiro,


2005). Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung (Dorland, 2002)
Rhinitis adalah istilah untuk peradangan mukosa.

Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua:

1. Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran


mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus
dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu
waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi
pada awal musim hujan dan musim semi.
2. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa
yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena
rinitis vasomotor.

Dan berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Rhinitis alergi
2. Rhinitis non alergi

Penyebabnya ialah beberapa jenis virus dan yang paling penting


ialah rhinovirus. Virus-virus lainnya adalah Myxovirus, virus Coxsackie, dan
virus ECHO. Rhinovirus, dikenal ada lebih dari 100 serotipe, adalah
penyebab commond cold pada orang dewasa; sekitar 20 – 40 % kasus commond
cold disebabkan virus ini, terutama pada musim gugur. SedangkanCoronavirus,
seperti 229E, OC43 dan B814 merupakan penyebab sekitar 10 – 15 %
dari commond colddan influenza sebagai penyebab sekitar 10 – 15 %
dari commond cold pada orang dewasa; virus ini menonjol pada musim dingin dan
awal musim semi, pada saat prevalensi rhinovirus rendah. Virus saluran
pernafasan lain juga diketahui dapat menyebabkan commond cold pada orang
dewasa. Pada bayi dan anak-anak, virus parainfluenza, Respiratory syncytial
viruses (RSV), influenza, adenovirus, enterovirus tertentu
dan coronavirus menyebabkan penyakit seperti commond cold.

Patofisiologi Rhinitis

Selama langkah awal, selaput lendir ialah kering, merah, dan bengkak,
yang menyebabkan sumbatan pada hidung dan mewujudkan sulit bernafas;
kondisi ini segera diikuti oleh serous atau pengeluaran mucus serous, yang pada
akhirnya mungkin menjadi bernanah. Pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan
hidung dan nasofaring menunjukkan edema dan hipersekresi dengan sedikit
20

infiltrasi sel. Dapat ditemukan deskuamasi epitel, khususnya epitel bersilia, seperti
yang terjadi pada infeksi influenza.

Gejala

 Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari


(umumnya bersin lebih dari 6 kali).
 Hidung tersumbat.
 Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan
alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih
keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung
atau infeksi sinus.
 Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan
tenggorok.
 Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

Pengobatan Rhinitis

Belum adanya yang baku. Pengobatanan ditunjukkan untuk


menghilangkan etiologi, selain gejalanya dapat dilakukan secara konservatif atau
operatif. Secara konservatif dapat diberikan:

1. Antibiotic presprektum luas atau sesuaiuji resistensi kuman sampai gejala


hilang.
2. Obat cuci hidung agar bersih dari krusta dan bau busuk hilang dengan
larutan betadine satu sendok makan dalam 100 cc air hangat
3. Vitamin A 3×50.000 unit selama 2 minggu
4. Preparat Fe
5. Pengobatan sinusitis, bila terdapat sinusitis

Pencegahan Rhinistis

 Usahakan agar tidak terkena debu, polusi atau asap rokok.


 Hindari hewan peliharaan, karpet dan bahan yang menyerap debu.
 Kurangi minuman yang dingin dan juga makan-makanan yang dapat
mencetus alergi.
j) SINUSITIS

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau
infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung
selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu
tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).

Penyebab sinusitis akut dan sinusitis kronis:

 Infeksi virus.
21

 Bakteri.
 Infeksi jamur
 Peradangan menahun pada saluran hidung.
 Penyakit tertentu (misalnya fibrosis kistik).
 Asma
 Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
 Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan
lendir.

Gejala Sinusitis

 Gejala khas dari sinusitis yaitu sakit kepala yang dirasakan ketika
penderita bangun pada pagi hari.
 Gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
 Gejala lainnya adalah:
 Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit
gigi dan sakit kepala.
 Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
 Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata
serta sakit kepala di dahi, nyeri bila pinggiran hidung di tekan,
berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
 Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat
dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun
belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
 Tidak enak badan
 Demam
 Letih, lesu
 Batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
 Hidung meler atau hidung tersumbat.

Pengobatan

Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:

 Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan.


 Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri.
 Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.

Anda mungkin juga menyukai