SUMBATAN
TOTAL
Patofisiologi SKA
Erosi atau ruptur
plak
Circulation 1998;98:2219-22
ATEROSKLEROSIS PLAK
PENURUNAN PASOKAN
OKSIGEN
OTOT JANTUNG
LAPAR
MENERIMA DARAH MEMOMPA DARAH
Typical Angina
70
Laki-laki = 30- 39 Thn
60-69 Thn 94
60-69 Thn 90
Atypical Angina
Laki-laki = 30- 39 Thn 22
60-69 Thn 67
60-69 Thn 54
Nyeri dada iskemik yang khas
Evolusi EKG
Peningkatan yang diikuti penurunan kadar
enzim-enzim jantung
Trop T + Trop T negatif
NSTEMI (Infark non-Q)
CKMB naik Angina Pektoris tak Stabil
(APTS)
Infark Miokard Akut (Acute MCI)
Troponin T
CKMB Memerlukan terapi trombolitik (strepto
Kinase) atau Percutaneous Coronary Intervention
Nyeri dada iskemik
Adanya bukti Penyakit Jantung Koroner
(PJK):
-EKG: ST depresi, T inversi, ST elevasi
sesaat
-Peningkatan enzim CK-MB atau Trop T/I
-Bukti PJK dari angiografi koroner/ perfusion
scanning
25
Peningkatan nilai enzim di atas 2 kali nilai batas atas normaL
menunjukan ada nekrosis jantung (infark miokard) :
CKMB meningkat setelah 3 jam bila ada Infark miokard dan mencapai
puncaknya dalam 10 – 24 jam dan kembali normal dalam 2 – 4 hari.
Operasi jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan
CKMB
Troponin ada 2 jenis yaitu, Trop T dan Trop I. enzim ini meningkat setelah
2 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncaknya dalam 10 – 24 jam
dan Trop T masih dapat dideteksi setelah 5 – 14 hari, sedangkan Trop I
setelah 5 10 hari
CK, meningkat setelah 3 – 8 jam bila ada infark miokard dan mencapai
puncaknya dalam 10 – 36 jam dan kembali normal dalam 3 – 4 hari.
LDH, meningkat setelah 24 – 48 jam dan kembali normal dalam 8 – 14 hari
A. STEMI:
1. Primary PTCA (Percutaneous Transluminal
Coronary Angioplasty)
2. Trombolytic (Bila mula serangan <12 jam)
3. Bila >12 jam heparin
B. NSTEMI:
1. Primary PTCA pada kelompok risiko
tinggi
2. Heparin
3. Aspirin
4. Nitrat
5. Obat penyekat beta
Masyarakat Umum
Kewaspadaan dan Deteksi Dini FAKTOR
RISIKO
Penanganan secara dini
Pemeriksaan EKG
Penanganan Dini
Penilaian dan stabilisasi hemodinamik
Monitoring EKG
Berikan aspirin 150 - 300 mg (dikunyah atau dihancurkan sebelum
diberikan, sehingga efek kerjanya cepat)
Berikan oksigen nasal atau sungkup pertahankan saturasi > 95 %
Berikan nitrat sublingual (kecuali TD sistolik < 90 mmHg)
Pasang IV akses sambil mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
enzim jantung, pemeriksaan darah lengkap, fungsi ginjal, gula darah
dan profil lipid
Atasi nyeri dengan morfin 2 – 5 mg IV perlahan-lahan dan dapat
diulang dengan interval 5 – 15 menit sampai rasa nyeri hilang atau
timbul tanda-tanda intoksikasi (hipotensi, depresi pernapasan dan
muntah-muntah hebat).
Injeksi IM sebaiknya tidak dilakukan
Pertimbangkan kemungkinan dilakukan reperfusi, baik dengan
trombolitik maupun primary PTCA
TERAPI REPERFUSI
fibrinolitik : door-to-needle < 30 menit
primary PTCA : door-to-dilatasi < 90 menit
TERAPI CONJUNCTIVE
aspirin
heparin
TERAPI TAMBAHAN
BB, nitrogliserin, ACE inhibitor, statin
PENILAIAN AWAL
Riwayat penyakit, termasuk IMA atau tidak
EKG 12 lead
Rontgen dada
Pemantauan EKG
TATALAKSANA AWAL :
Morphine 2 – 4 mg tiap 5 – 10 menit sebagai
analgetika dan venodilatasi
Oksigen 4 l/menit sat oksigen > 95 %