Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melaksanakan kegiatan yang menjadi kepentingan bersama pasti akan ada hal-hal
yang perlu dibicarakan dan diputuskan bersama. Pengambilan keputusan bersama dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni melalui musyawarah untuk mufakat dan voting
(pemungutan suara). Musyawarah berasal dari kata "syawara" ( bahasa Arab ) yang berarti
berunding, urun rembug, mengatakan atau menyampaikan sesuatu. Musyawarah berarti suatu
proses membicarakan suatu persoalan, dengan maksud mencapai kesepakatan bersama.
Kesepakatan yang telah disetujui semua peserta dalam musyawarah di sebut mufakat.
Sedangkan voting adalah pengambilan keputusan bersama dengan cara menghitung suara
terbanyak. Pendapat yang disetujui mayoritas peserta akan ditetapkan sebagai keputusan
bersama.
Di samping berpikiran jernih, musyawarah hendaknya diliputi semangat kekeluargaan.
Jika setiap orang menganggap bahwa semua peserta musyawarah adalah keluarga kita yang
harus disayangi, dihormati, dan dijaga haknya, maka akan timbul rasa persaudaraan, dan
saling menolong. Tidak akan ada sikap semena-mena terhadap orang lain. Dalam
menghormati saudara kita selayaknya kita selalu menjaga perkataan dan sikap kita agar
jangan sampai menyakiti orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah unsur-unsur dari musyawarah?
2. Bagaimanakah cara pengambilan keputusan melalui musyawarah?
3. Bagaimanakah dengan pengambilan keputusan diluar musyawarah mufakat?

1.3 Tujuan makalah


1. Untuk mengetahui tata cara yang baik dalam musyawarah
2. Untuk mengetahui bagaimana cara bersikap menanggapi pendapat seseorang dalam
musyawarah mufakat

1.4 Manfaat Makalah


1. Agar bisa menerapkan sikap yang baik dalam berdiskusi musyawarah mufakat
2. Agar bisa membicarakan suatu masalah dengan baik tanpa adanya konflik

1.5 Metode Makalah


Dalam makalah ini kami menggunakan metode deskriptif
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Tata Cara Musyawarah dalam Berbagai Kehidupan

Musyawarah berasal dari kata "syawara" ( bahasa Arab ) yang berarti berunding,
urun rembug, mengatakan atau menyampaikan sesuatu. Musyawarah berarti suatu proses
membicarakan suatu persoalan, dengan maksud mencapai kesepakatan bersama. Kesepakatan
yang telah disetujui semua peserta dalam musyawarah di sebut mufakat. Musyawarah
dilakukan untuk menetapkan keputusan bersama. Keputusan bersama adalah keputusan yang
melibatkan semua orang yang berkepentingan. Dalam musyawarah diharapkan terjadi
kesepakatan. Untuk itu, dalam sebuah musyawarah, seorang pemimpin rapat harus pandai-
pandai mempengaruhi peserta musyawarah supaya kesepakatan itu bisa disetujui. Keputusan
bersama secara musyawarah mufakat bisa dilakukan di sekolah. Pada saat sekolah hendak
melakukan kunjungan belajar, guru menawarkan program ini kepada siswa. Setelah program
itu ditawarkan, ternyata seluruh siswa menyetujui rencana itu. Maka disusunlah rencana yang
serius untuk kunjungan belajar itu. Pak guru membentuk panitia kunjungan belajar, mulai
dari tujuannya, biayanya, dan peserta yang ikut. Karena ini sudah disepakati bersama, maka
seluruh siswa diwajibkan ikut dalam kegiatan kunjungan belajar. Keputusan ini dilakukan
melalui musyawarah mufakat, artinya musyawarah yang bisa disepakati oleh seluruh peserta
musyawarah. Musyawarah mufakat adalah berunding untuk menghasilkan keputusan yang
disetujui bersama. Perbedaan pendapat dalam musyawarah adalah hal yang lumrah. Oleh
karena itu perlu dikembangkan sikap menghormati pendapat atau keputusan orang lain.

Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain:

a. Sesuai dengan kepentingan bersama.

b. Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani.

c. Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.

d. Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber

dari hati nurani yang luhur dan sebagainya.


Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:

a. Menghargai pendapat orang lain.

b. Mampu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah.

c. Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan pendapat.

d. Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.

e. Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.

f. Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan hasil musyawarah.

Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman


pada prinsip- prinsip dan aturan musyawarah, antara lain:

a. Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.

b. Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-royong.

c. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

d. Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan kehendak dalam

musyawarah.

e. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan

Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran

dan keadilan.

f. Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad baik dan penuh rasa

tanggung jawab.

Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah harus


menjadi kebiasaan setiap warga negara Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, antara
lain sebagai berikut:

a. Musywarah di lingkungan keluarga, misalnya:

1) Menentukan tempat rekreasi keluarga.

2) Pemberian tugas yang harus dikerjakan tiap anggota keluarga.


3) Menentukan aturan-aturan dalam keluarga, dan sebagainya.

b. Musyawarah di lingkungan sekolah, misalnya:

1) Memilih pengurus OSIS.

2) Menentukan program kegiatan OSIS.

3) Pemilihan ketua kelas.

4) Menentukan tempat tujuan wisata, dan sebagainya.

c. Musyawarah di lingkungan masyarakat, misalnya:

1) Pelaksanaan acara 17 Agustus-an.

2) Membangun jalan.

3) Pembagian jadwal ronda/ siskamling.

5) Memilih pengurus /LPMD, dan sebagainya.

d. Musyawarah di lingkngan kenegaraan, misalnya:

1) Rapat-rapat DPR/komisi.

2) Membuat suatu undang-undang, dan sebagainya

Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dapat terhambat atau sulit untuk dilakukan apabila:

a. Peserta musyawarah hanya mementingkan diri sendiri/golongannya.

b. Peserta musyawarah tidak menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur.

c. Peserta musyawarah berlaku tidak sopan dan bertutur kata tidak baik.

d. Peserta musyawarah memaksakan kehendaknya.

e. Peserta musyawarah tidak mau menghargai pendapat orang lain.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang


mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dilakukan dengan cara mempertemukan semua
pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung, pendapat
yang paling baik akan disepakati bersama.

Dari berbagai pendapat, tentunya tidak mudah menentukan pendapat yang terbaik.
Biasanya semua orang akan bahwa pendapatnyalah yang terbaik. Ketika seluruh pendapat
sudah dikemukakan, pembicaraan pun terjadi. Setelah dipertimbangkan akhirnya satu
pendapat disepakati. Itulah yang kemudian disebut mufakat atau kesepakatan bersama.

Dengan jalan mufakat, diharapkan keputusan bersama yang diambil mancerminkan


semua pendapat. Dengan demikian, tidak ada anggota yang merasa bahwa pendapatnya tidak
diperhatikan.

Musyawarah untuk mufakat biasanya dilakukan dalam organisasi yang jumlah


anggotanya sedikit. Mereka berkumpul disuatu pertemuan atau majelis, semuanya duduk
bersama membahas persoalan yang perlu mereka musyawarahkan

3.2 Saran
Diharapkan dalam bermusyawarah dapat mencapai hasil seperti :
a. Masalah dapat cepat terpecahkan.
b. Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.
c. Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.
d. Dapat menyatukan pendapat yang saling berbeda.
e. Adanya kebersamaan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai