PP 4 Pedoman Pelayanan Gizi
PP 4 Pedoman Pelayanan Gizi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian internal dari kesehatan
paripurna di rumah sakit. Pelayanan Gizi Rumah Sakit antara lain meliputi:
Penyelenggaraan makanan, Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan, serta
Penelitian dan Pengembangan Gizi. Di RSUD SAMBAS kegiatan PGRS di bawah
koordinasi Direktur Bidang Penunjang Medis.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan dukungan dan perhatian
penuh dari pimpinan rumah sakit dalam bentuk peraturan dan kebijakan. Disamping
itu, perlu adanya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dan
profesionalisme serta sarana dan prasarana yang dengan meningkatkan kesadaran
klien atau pasien akan hak-haknya, pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan suatu
pedoman kerja agar diperoleh hasil pelayanan yang bermutu sehingga mempercepat
proses penyembuhan dan menjamin kepuasan.
Sejalan dengan hal tersebut diatas diperlukan adanya buku pedoman pelayanan
gizi di RSUD SAMBAS. Di harapkan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pelayanan gizi di RSUD SAMBAS terdiri dari:
1. Produksi dan distribusi makanan
a. Menyusun standar makanan
b. Menyusun kebutuhan diet pasien
c. Menyusun formula, menu, dan perencanaan kebutuhan bahan makanan
d. Menyusun anggaran belanja Instalasi Gizi
e. Melakukan pengadaan bahan makanan,penerimaan,penyimpanan dan
distribusi bahan makanan
f. Mengelola produksi dan distribusi makanan bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta pegawai sesuai kebutuhan.
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
a. Melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) meliputi: Asesmen Gizi,
Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi, Monitoring dan Evaluasi bagi pasien yang
berisiko nutrisi.
b. Melakukan kunjungan evaluasi makan di ruang rawat inap.
3. Penyuluhan dan Konseling Gizi
Merencanakan dan melakukan penyuluhan / konseling gizi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan secara individu,kelompok / massal.
Berupa kegiatan:
a. Mengikuti program PKMRS
1
dari buku pedoman yang lama maupun dari sumber –sumber lain yang dipandang
sesuai dengan kerangka konsep pelayanan yang terurai dalam buku ini.
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap,maupun rawat
jalan,untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun
mengoreksi kelainan metabolisme dalam rangka upaya preventif, kuratif,
rehabilitatif dan promotif.
2. Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan gizi medis yang dilakukan di rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan
pasien.
3. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,sikap dan perilaku sehingga
membantu pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang dilaksanakan
oleh nutrisionist / dietisien.
4. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai pendistribusian makanan kepada konsumen
dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet
yang tepat.
5. Penelitian dan Pengembangan Gizi adalah kegiatan yang mendukung kegiatan
PGRS yang dilaksanakan secara terus menerus dan terencana dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
d. Landasan Hukum
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi
di rumah sakit diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect).
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) Buku Pedoman Pelayanan Gizi Edisi Revisi tahun 2005 Departemen Kesehatan
RI
4) Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit tahun 2007 Direktorat
Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI
5) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit
6) Keputusan Menteri Kesehatan RI No 315/Menkes/SK/V/2003 tentang
Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa Boga
7) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
8) Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan , Mutu dan
Pangan Gizi
9) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 161/Menkes/PER/I/2010 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
10) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
11) Pedoman Penyelenggaraan Tim Terapi Gizi di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan RI tahun 2009
12) Permenkes RI Nomor 26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi
13) Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI tahun 2013.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
h) Pencatatan dan pelaporan
2) Pengolahan dapur kecil dan dapur susu yang mempunyai tugas :
a) Persiapan, pengolahan dan pemorsian makan untuk majlis, direksi,
dokter tetap rumah sakit, dokter tindakan di kamar operasi.
b) Persiapan, pengolahan, pemorsian dan pendistribusian snack pasien
pagi dan sore.
c) Persiapan, pengolahan dan pendistribusian menu pesanan penunggu
d) Pemorsian catering diet.
e) Persiapan dan pembuatan jus buah untuk pasien senam hamil dan jus
buah pasien sesuai dietnya.
f) Persiapan, pengolahan dan pemorsian makanan cair / sonde.
g) Pencucian alat masak dan kebersihan tempat kerja
h) Pencatatan dan pelaporan
Kriteria Pendidikan:SMKK Tata Boga
b. Petugas minuman
1) Persiapan peralatan minum pasien dan dokter
2) Pembuatan dan pendistribusian minum karyawan (galon), majlis, direksi dan
dokter
3) Distribusi snack majelis, direksi, dokter dan pejabat struktural
4) Pembuatam minum pasien (susu, teh, kacang ijo)
5) Pendistribusian snack dan minum pasien
6) Pendistribusian Termos air panas untuk pasien SVIP dan VIP
7) Pendistribusian makan,snack,minum dokter tindakan.
8) Pencucian alat minum pasien dan dokter.
Kriteria Pendidikan : SMP + Pelatihan
c. Petugas Distribusi
1) Persiapan peralatan makan pasien
2) Pemorsian dan pendistribusian makan pasien
3) Pengambilan alat makan dan minum pasien
4) Pencucian alat makan pasien dan dokter
5) Pencatatan dan pelaporan
Kriteria Pendidikan :
SMP + Pelatihan
d. Administrasi
1) Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi yang meliputi :
- Makan pasien rawat inap
- Jus senam hamil
- Catering diet
- Pesanan menu penunggu
- Bingkisan pasien
- Konseling gizi rawat inap dan rawat jalan.
- Snack pertemuan dan snack karyawan malam
- Snack pegawai khusus ( Rongsen, Laundry )
2) Pencatatan dan pelaporan belanja Instalasi gizi
Kriteria Pendidikan:
SMU + kursus komputer
e. Gudang dan Logistik
1) Pemesanan dan penerimaan bahan makanan ( pencucian dan penyimpanan
)
2) Menyediakan / penyaluran kebutuhan bahan makanan
3) Pencatatan dan pelaporan di kartu stok.
4) Melaksanakan stok opname
5) Melaksanakan pencatatan suhu ruang penyimpanan.
6) Melaksanakan pembersihan ruang/tempat penyimpanan.
Kriteria pendidikan:
SMEA atau SMU + Kursus Komputer
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Denah Rumah Sakit (terlampir)
2. Denah Instalasi Gizi (terlampir)
B. STANDAR FASILITAS
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit supaya dapat berjalan dengan optimal, maka
perlu didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik untuk
rawat jalan, rawat inap maupun ruang di unit pelayanan gizi.
1. Sarana, Peralatan Dan Perlengkapan Di Rawat Jalan/Poli Gizi
a. Ruang Konseling Gizi
Ruang konseling gizi berukuran minimal 2 x 2 ½ m².
b. Sarana, meliputi :
1. Peralatan kantor:
Meja + kursi konseling gizi, bangku ruang tunggu, telepon, komputer + printer
dan sebagainya.
2. Peralatan konseling dan penyuluhan:
Food model, leaflet diit, daftar bahan makanan penukar dan formulir skrining
gizi.
5
3. Peralatan antropometri :
Untuk mendapatkan data antropometri pasien diperlukan peralatan alat ukur
tinggi badan dan berat badan serta alat ukur lingkar lengan atas.
7
Sarana meliputi : Perlengkapan sholat, kipas angin , almari kecil dan tikar
e. Locker dan Toilet
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
b. Perencanaan Menu
1) Pengertian
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang diolah
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dan sesuai dengan tingkat kesukaan
konsumen pada umumnya.
2) Tujuan
8
Tersedianya siklus menu sesuai dengan standar pelayanan yang ada di
rumah sakit (siklus menu 10 hari). Persyaratan:
a) Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit
b) Standar porsi dan standar resep
c) Standar bumbu
c. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
1) Pengertian
Kegiatan penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk
pengadaan bahan makanan.
2) Tujuan
Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan utnuk pasien
dalam satu tahun anggaran.
Persyaratan
a) Adanya kebijakan rumah sakit
b) Adanya peraturan pemberian makanan rumah sakit
c) Adanya standar makanan pasien
d) Adanya siklus menu
e) Adanya data jumlah konsumen/ pasien yang dilayani
d. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
1) Pengertian
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan
berdasarkan menu atau standar menu dan rat-rat jumlah konsumen atau
pasien yang dilayani
2) Tujuan
Tersedianya daftar pesanan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang
ditetapkan
Persyaratan:
a) Ada kebijakan rumah sakit tentang pengadaan bahan makanan rumah
sakit.
b) Adanya surat perjanjian dengan rekanan
c) Adanya spesifikasi bahan makanan
d) Adanya daftar pesanan bahan makanan
e) Tersedianya dana
e. Penerimaan Bahan Makanan
1) Pengertian
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/ penelitian, pencatatan
2) Tujuan
Tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah
3) Persyaratan:
a) Adanya surat pesanan
b) Adanya spesifikasi bahan makanan
f. Penyimpanan Bahan Makanan
1) Pengertian :
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas
maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta
pencatatan dan pelaporan.
2) Tujuan:
Tersesdianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas
yang tepat sesuai dengan perencanaan
3) Persyaratan:
a) Adanya sistem penyimpanan barang
b) Adanya ruang penyimpanan bahan makanan sesuai dengan
persyaratan
c) Adanya kartu stik bahan makanan kering
g. Persiapan Bahan Makanan
1) Pengertian:
9
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan/ menyiangi, memotong, mengupas, menyuci dan lain-lain.
2) Tujuan:
Mempersiapkan bahan-bahan makanan serta bumbu sebelum dilakukan
kegiatan pemasakan.
3) Persyaratan:
a) Ada bahan makanan yang akan dipersiapkan
b) Tersedianya peralatan persiapan
c) Ada SPO persiapan bahan makanan
h. Pengolahan Bahan Makanan
1) Pengertian
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
2) Tujuan:
a) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
b) Meningkatkan nilai cerna
c) Meningkatkan dan mempertahnkan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan
d) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
3) Persyaratan:
a) Sesuai dengan siklus menu
b) Ada bahan makanan yang digunakan pada saat itu
c) Adanya SPO pengolahan makanan
i. Pendistribusian Makanan
1) Pengertian:
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen
yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus)
2) Tujuan:
a) Adanya standar pemberian makanan rumah sakit menyangkut
ketersediaan energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat gizi lainnya
b) Adanya standar porsi
c) Adanya bon permintaan makanan
d) Tersedianya peralatan makanan
e) Adanya petugas distribusi
f) Adanya sistem penyaluran makanan
j. Sistem penyaluran makanan
Sentralisasi/ penyaluran makanan yang dipusatkan. Sistem ini digunakan
pada penyaluran makanan utama, dimana makanan sudah ditempatkan
langsung di alat saji dari dapur utama
10
Alur Penyelenggaraan Makanan
Penerimaan
Fasilitas
Pegawai
Pembuangan
sampah Pemasakan
sementara
Pembagian
Pembuangan Pencucian
sampah akhir
(diluar dapur)
11
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
1. Pengertian
Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi berkesinambungan dimulai dari
Pengkajian Gizi sampai Monitoring Evaluasi Gizi di ruang rawat inap.
2. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar memperoleh
pelayanan gizi yan sesuai dengan kondisi penyakit dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan
3. Sasaran
Seluruh pasien rawat inap mendapatkan skrining gizi awal untuk penentuan
status gizi dan dilakukan asuhan gizi berkelanjutan bagi pasien dengan resiko
nutrisi.
4. Penyelenggaraan Pelayanan Gizi Rawat Inap
a. Pengkajian status gizi
b. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya
c. Penentuan macam dan jenis diit sesuai status gizi dan penyakitnya serta
cara pemberian makan
d. Konseling gizi
e. Evaluasi dan tindak lanjut
3. Penyuluhan dan Konseling Gizi
1. Pengertian
Serangkaian kegiatan promosi kesehatan penyuluhan / konseling gizi bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan secara individu,kelompok / massal.
2. Berupa kegiatan :
a. Mengikuti program PKMRS
b. Konseling gizi di poli rawat jalan dan pasien rawat inap
c. Penyuluhan gizi di poli rawat jalan
4. Penelitian Dan Pengembangan Gizi Terapan
1. Pengertian
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi merupakan pendukung kegiatan
PGRS yang dilaksanakan secara terencana dan terus menerus dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan gizi rumah sakit. Program-progam penelitian
dan pengembangan disusun berdasarkan kaidah-kaidah yaitu adanya usulan
atau proposal penelitian, laporan hasil penelitian serta dokumen hasil
penelitian.
2. Tujuan
a. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS
b. Evaluasi kegiatan Pelayanan Gizi RS
c. Mengembangkan teori, tata laksana atau standar baru
3. Penyelenggaraan Kegiatan
a. Mandiri
b. Kerjasama dengan mahasiswa PKL di InstalasiGizi
4. Ruang lingkup kegiatan :
Melakukan program peningkatan mutu,meliputi :
a. Penilaian kualitas makanan (daya terima makanan pasien)
b. Ketepatan pemberian diet pasien.
c. Ketepatan jam distribusi makan pasien.
d. Menganalisa sisa makanan pasien.
12
BAB V
LOGISTIK
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan, sehingga
menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi dalam proses pengolahan makanan di
rumah sakit. Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang
menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan
makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menggangu atau
merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses
pengolahan, persiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen (Direktorat
Hygene dan sanitasi, Ditjen Pencegahan dan Pemberantasa Penyakit Menular).
Penyehatan makanan dan minuman merupakan salah satu kegiatan sanitasi
makanan. Kegiatan ini adalah upaya mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman, baik yang
berasal dari proses penanganan makanan minuman, maupun lingkungan dan
orang sehingga makanan di rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan
penyakit. (Ditjen PPM & PLP dan Ditjen Yanmed Depkes RI, Jakarta 1988).
2. Tujuan
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman ditujukan untuk :
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan
konsumen
b. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan
melalui makanan
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan.
3. Pelaksanaan Sanitasi Makanan dalam Penyelenggaraan Makanan
a. Ruangan Pengolahan / Produksi (dapur)
1) Tersedia fasilitas kamar toilet khusus bagi pegawai dapur, locker untuk
tempat penyimpanan pakaian kerja dan ruang untuk ganti pakaian.
2) Ruang dapur harus bersih, tersedia tempat sampah sementara yang
diberi kantong plastik yang kemudian dibuang dengan plastik ke tempat
pengumpulan sampah diluar.
3) Fasilitas cuci tangan
a) Terletak diluar ruang ganti pakaian, WC/kamar mandi
b) Tersedia air yang mengalir
c) Tersedia sabun cair dan tissue
d) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat, anti karat dan
permukaan halus
b. Sarana Peralatan untuk Pelaksanaan sanitasi makanan
1) Air bersih
Tersedia air yang bersih dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan dan
memenuhi syarat Peraturan Mentri Kesehatan RI No.
416/Permenkes/1990
Standar mutu air tersebut meliputi:
a) Standar bersih, yaitu suhu, warna, bau dan rasa.
b) Standar biologi yaitu kuman-kuman parasit, kuman-kuman patogen
dan bakteri E. Coli.
14
c) Standar kumiawi yaitu derajat keasaman (pH) jumlah zat padat dan
bahan-bahan kimia lainnya.
2) Alat angkut / troli/ kereta makan dan minum tertutup sempurna dibuat
dari bahan kedap air permukaannya halus dan mudah dibersihkan.
3) Peralatan yang kontak dengan makanan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a) Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan
b) Lapisan permukaan tidak mudah rusak akibat asam/basa , atau
garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan.
c) Tidak terbuat dari logam berat yang dapat menimbulkan keracunan,
misalnya : timah hitam (Pb), Arsenium (Ar), Tembaga (Cu), Seng
(Zn), Cadnium (Cd), Antimony (Stibium)
d) Wadah makanan, alat penyajian dan distribusi makanan harus
tertutup.
4. Prinsip Penyehatan Makanan Dalam Penyelenggaran Makanan
Prinsip penyehatan makanan meliputi bahan makanan, penjamah makanan dan
cara kerja serta upaya pengendalian pertumbuhan kuman berbahaya.
a. Bahan Makanan (Sumber, Mutu, Cara Penanganan)
1) Bahan Makanan
Harus diketahui asal lokasi secara pasti, tidak tercemar dari sampah atau
pupuk yang dipakai, bebas dari insektisida, peptisida atau bahan kimia
lainnya.
d. Upaya Pengendalian
Upaya pengendalian faktor yang menentukan pertumbuhan kuman pada
makanan dan minuman, dapat dilakukan dengan pemantauan titik-titik rawan
dalam jalur penanganan makanan dan minuman yang diperkirakan
memudahkan timbulnya bakteri atau fungsi. Titik-titik rawan dalam proses
penanganan makanan dan minuman adalah:
1) Proses Pembersihan Makanan
Pada proses ini hendaknya tidak ada makanan dan minuman yang
membusuk setelah pembersihan bahan tersebut.
2) Proses persiapan bahan makanan. Pada proses ini :
a) Tersedia air bersih yang cukup
b) Kran-kran air saluran ruang dalam keadaan bersih
c) Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang mudah
dibersihkan/ dilapisi kantong plastik
3) Proses Penyimpanan
Proses ini tidak akan mengalami kerawanan bila :
a) Dalam penyimpanan bahan mentah.
Bahan mentah disimpan dalam ruangan/tempat yang terpisah sesuai
dengan jenisnya
b) Penyimpanan makanan terolah:
Bahan makanan terolah disimpan dalam tempat khusus, dengan
suhu maksimal 10ºC untuk yang tidak cepat membusuk dan untuk
makanan yang cepat membusuk disimpan pada suku 4ºC selama 6
jam atau < 0ºC bila disimpan lebih dari 6 jam.
4) Proses pemasakan
Untuk kepentingan pengolahan bisanya bahan makanan diproses
dengan bantuan panas sesuai dengan teknik/ cara pemasakannya
sehingga tidak memungkinkan kuman tubuh dan berkembang biak
5) Proses pembersihan ruang dan pencucian alat masak
a) Perbersihan ruang dilakukan setiap saat terutama setelah proses
produksi selesai, pekerjaan/penanganan dilakukan sesuai dengan
prosedur. Proses pembersihan ruangan dilakukan oleh petugas
cleaning service. Proses pembersihan meliputi ruang, lantai dan
langit-langit
6) Pencucian alat masak dilakukan setiap kali selesai masak, dengan
langkah sebagai berikut: membuang sisa makanan yang melekat pada
alat, direndam dengan air, disabun, dibilas dengan air mengalir,
direndam dengan air panas dan ditiriskan.
7) Proses pengangkutan makanan ke ruangan
16
Alat pengangkut makanan dan minuman yang digunakan dilengkapi
dengan tutup untuk menghindari debu. Alat dibersihkan secara periodik.
8) Proses penyajian makanan di ruang rawat inap
a) Alat-alat makan yang dipakai untuk menyajikan makanan harus
dalam keadaan bersih. (sudah dicuci dengan sabun/desinfektan dan
air panas)
b) Penyajian makanan ke pasien harus dalam keadaan tertutup.
5. Pengawasan Sanitasi dalam Penyelenggaraan Makanan
Meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan penjamah secara berkala
b. Pest control
c. Uji sanitasi lingkungan (air, bahan makanan, makanan) dan peralatan
makan.
17
BAB VII
PENGAWASAN PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan
agar pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi,
pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar
mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijakan telah ditetapkan, dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk untuk melakukan perbaikan pelaksanaan yang
terjadi sesuai dengan arah yang yang ditetapkan.
3. Evaluasi/Penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi ini
bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang
dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat memperbaiki rencana yang telah
berjalan ataupun membuat program rencana yang baru. Pada kegiatan evaluasi
tekanan penilaian dilakukan terhadap masukan, proses, keluaran, dampak untuk
menilai relevansi kecukupan, kesesuaian dan kegunaan. Dalam hal ini
diutamakan luaran atau hasil yang dicapai.
19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang
berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas yang dapat
menyebabkan kontaminasi bakteri pada makanan. Kecelakaan tidak terjadi dengan
sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan ataupun tidak
diharapkan serta dapat menyebabkan kerusakan pada alat, makanan dan melukai
karyawan/pegawai.
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan-
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian
Tujuan
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah, mengurangi ledakan
d. Memberi perlindungan kepada pekerja
e. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik /
psikis, keracunan, infeksi dan penularan
f. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban
g. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, limgkungan, cara
dan proses kerja
h. Mencegah atau mengendalikan timbulnya gangguan suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin cuaca, sinar, suara dan
getaran.
2. Prinsip Keselamatan Kerja Pegawai dalam Proses Penyelenggaraan Makanan
a. Pengendalian teknis mencakup letak, bentuk dan konstruksi alat, penerapan
dan ventilasi yang cukup.
b. Adanya kebiasaan kerja yang baik ( tidak merokok, tidak mengangkat barang
dalam jumlah besar,cuci tangan sebelum dan sesudah menjamah
makanan,tidak bercakap-cakap selama bekerja )dan pengawasan kerja
c. Volume kerja sesuai dengan jamkerja serta adanya jam istirahat
d. Pendidikan keselamatan kerja bagi pegawai
e. Perawatan alat secara kontinue agar dalam kondisi layak pakai.
f. Adanya prosedur keselamatan kerja.
g. Penyediaan dan penggunaan alat pelindung kerja seperti baju kerja, celemek
dan penutup kepala yang nyaman,alas tangan,masker,sandal yang tidak
licin.
h. Tersedia alat sanitasi yang cukup seperti air bersih yang cukup, sabun dan
alat pengering.
i. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik dan mudah
dijangkau.
3. Prosedur Keselamatan Kerja
a. Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan
Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :
1) Menggunakan alat pembuka peti atau bungkus bahan makanan
menurut cara y6ang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan
posisi tangan pada tempat kea rah bagian yang tajam atau berbahaya
2) Barang yang berat selalu ditempatklan di bagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia
3) Pergunakan tutup kotak atau tutup panci yang sesuai dan hindari
tumpahan bahan
4) Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan
20
5) Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan
6) Tidak mengangkat bgarang berat bila tidak sesuai dengan kemampuan
7) Tidak menganngkat barang dalam jumlah yang besar yang dapat
membahayakan kualitas barang
8) Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
penerimaan dan penyimpanan
b. Di ruang persiapan dan pengolahan makanan
Keamanan dan keselamatan kerja di ruang ini akan tercapai bila :
1) Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik, misalnya
gunakan pisau, golok, parutan kelapa dengan baik, dan jangan
bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut.
2) Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan / mengolah bahan
makanan
3) Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya
4) Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya
5) Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan
dibersihkan
6) Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya
7) Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan
8) Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua alat
sudah dimatikan mesinnya
9) Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya dan jangan melebihi
porsi yang ditetapkan
10) Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi
porsi yang ditetapkan
11) Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan yang melebihi
kapasitasnya
12) Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
13) Bila ada alat pemanas perhatikan cara penggunaan dan pengisiannya
14) Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi
terlalu penuh
15) Perhatikan, bila membawa makanan pada baki jangan sampai
tertumpah atau makanan tersebut tercampur
16) Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi
kaleng
c. Di Ruang Distribusi Makanan di Unit Pelayanan Gizi
1) Tidak mengisi panci/piring terlalu penuh
2) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan
3) Meletakkan alat dengan teratur dan rapi
4) Bila ada alat pemanas, perhatikan waktu menggunakannya
5) Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi
tempat tersebut sampai penuh.
d. Di Dapur Pengolahan
Keamanan dan keselamatan kerja di dapur pengolahan dapat tercapai
apabila :
1) Menggunakan peralatan yang bersih dan kering
2) Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya
3) Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur pengolahan seperti
celemek, topi dll
4) Tidak menggaruk, batuk selama menjamah makanan
5) Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang
dibersihkan
6) Berhati-hati dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan
mematikan kompor, lampu, gas, listrik (missal alat yang menggunakan
listrik seperti blender, toaster, dll)
7) Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan
21
8) Menata makanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
9) Mengikuti petunjuk atau prosedur kerja yang ditetapkan sebelum
memulai kerja dan bila akan meninggalkan ruangan harus cuci tangan
dengan menggunakan desinfektan atau sabun
10) Membersihkan atau mencuci peralatan makan atau dapur atau kereta
makan sesuai dengan prosedur
11) Membuang atau membersihkan sisa makanan atau sampah segera
setelah alat makan atau dapur selesai digunakan
12) Tidak meninggalkan dapur pengolahan sebelum yakin bahwa kompor,
lampu, gas, listrik sudah dimatikan dan kemudian pintu dapur harus
ditinggalkan dalam keadaan tertutup atau terkunci.
e. Alat Pelindung Kerja
1) Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak
licin, dan enak dipakai sehingga tidak mengganggu gerak pegawai
sewaktu bekerja
2) Menggunakan alas kaki yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur
3) Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
4) Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih
dan jumlah yang cukup, sabun dll
5) Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang
mudah dijangkau.
6) Tersedia obat P3K yang sederhana
22
BAB VIII
PENUTUP
23