Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH REPRODUKSI 1

KONSEPSI, PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS

OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS A

1. Riska Putri Widiyanti (201501011)


2. Ainur Riski (201501025)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEPSI,
PERKEMBANGAN EMBRIO dan FETUS”. Makalah ini di susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi program studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Dalam makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik dalam materi maupun moral. Sehingga pada
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada yang terhormat.

1) Veryudha, SST., M. Kes dosen Sistem Pencernaan yang telah


membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2) Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta
arahan-arahan yang telah diberikan.
3) Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta semua
keluarga yang telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
4) Rekan-rekan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah
membantu terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama
bagi pembaca, penulis dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di lingkungan
STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Mojokerto, 24 Agustus

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................................i


Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Kehamilan ................................................................................ 3
2.1.1 Devinisi Kehamilan ...................................................................... 4
2.1.2 Proses Konsepsi ............................................................................. 6
2.1.3 Tanda Kehamilan .......................................................................... 6
2.3 Perkembangan Embrio .......................................................................... 4
2.4 Perkembangan Fetus .............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 29
3.2 Saran ...................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi terjadi oleh kegiatan organ kelamin laki-laki dan
perempuan. Testis dan ovum sering disebut juga gonad, organ organ ini
menghasilkan hormon yag menyebabkan sifat kelamin laki-laki dan
perempuan berkembang. Oleh penggabungan dua sel, satu sel laki-laki dan
satu sel perempuan maka terjadilah reproduksi atau perkembangbiakan
manusia. (Pinem, Saroha 2009)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi implantasi (nidasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(Dwi Mira W 2009)
Kehamilan terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara
sperma dan ovum yang disebut konsepsi, biasanya terjadi di ampulla tuba.
Setelah terjadi konsepsi sel telur tadi disebut zygote. Antara 7-10 hari setelah
konsepsi, zygote menanamkan diri kedalam endometrium. Peristiwa ini
disebut implantasi (nidasi) jika nidasi ini telah terjadi barulah disebut adanya
kehamilan. (Pinem, Saroha 2009)
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud Kehamilan, konsespsi

1.2.2 Bagaimana Proses perkembangan embrio

1.2.3 Bagaimana Proses perkembangan fetus

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk memahami definisi dari Kehamilan dan konsepsi

1.3.2 Untuk mengetahui proses perkembangan embrio

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan fetus


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi

migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan

zigot, terjadi implantasi (nidasi) pada uterus, pembentukan plasenta,

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Dwi Mira W 2009).

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai :

a. Trimester pertama (Minggu 1 – 12)

b. Trimester kedua (minggu 13 - 24)

c. Trimester ketiga (minggu 25 - persalinan

2.1.2 Proses Pembuahan / Konsepsi

 Proses konsepsi atau fertilisasi berlangsung sebagai berikut :


1. Ovum
Perjalanan ovum : ovum yang sudah matang kemudian
dilepaskan dari rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba fallopi
untuk dibuahi yaitu proses ovulasi yang terjadi 16 hari setelah hari
pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya.
Sel telur dikeluarkan dari folikelnya. Kontraksi otot mendorognya
sepanjang tuba fallopi. Jika tidak dibuahi dalam waktu 24 – 48
jam, telur itu akan gugur. Dengan gerak aktif tuba yang
mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan
akan ditangkap oleh fimbrae tuba. Lalu sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbrae ditampung di invindibulum. Sel telur
masuk ke ampulla yaitu segmen oviduk tetap berada di ampula
tuba sampai bertemu dengan sperma yang akan mengadakan
penetrasi dalam proses fertilisasi

2. Spermatozoa
Perjalanan spermatozoa : sperma tiba di kanalis servikalis,
dalam perjalanan sperma melalui ampula tuba dibantu spasme
otot kemungkinan berjalan 2,5 cm selama 8 menit. Sperma
mencapai puncak rahin bertahan 1 jam di rahim, sekitar separuh
masuk ke tuba fallopi yang salah. Sperma yang bertahan berenang
ke dalam puncak tuba fallopi yang mengandung sel telur wanita
yang sudah matang. Sperma bertahan selama sampai 72 jam.
Sperma bergerak menuju sel telur dan terjadilan pembuahan
3. Konsepsi atau fertilisasi
Adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk
membentuk zigot. Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani atau sperma dengan sel telur di tuba falopii (Dwi
Mira W, 2009).
Konsepsi (pembuahan) adalah penyatuan antara sprema dan
sel telur yang telah dewasa/ matang sehingga terbentuk zigot.
Dengan menyatunya sperma ke dalam ovum terjadi pembuahan
yaitu terjadinya individu baru. Peristiwa ini menjadikan pasangan
kedua gamet, pihak jantan dan pihak betina yang semula haplon,
sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon. Setelah terjadi
pembuahan zigon mengalami pertumbuhan (embriologi). Awal
pembuahan terjadi ketika sperma bergerak bersentuhan dengan sel
telur dan sperma akan terkait oleh pengaruh semacam sekresi
yang dikeluarkan oleh sel telur Peristiwa konsepsiterjadi di
ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasidari siklus
menstruasinormal.Spermamembawa 23 kromosom, begitujuga
ovum membawa 23 kromosom.
Proses Pembelahan :

 Fertilisasi (pembuahan) terjadi didalam tuba falopi saat kepala


sperma atau spermatozoon menembus sel telur matang yang
ukurannya lebih besar, atau ovum yang dewasa. Proses ini
membentuk sel telur yang dibuahi, atau zigot, yang mengandung 23
kromosom
 Zigot, pada sel telur yang telah dibuahi bergerak di sepanjang tuba
falopi. Dalam waktu 24-36 jam zigot telah terbagi menjadi 2 sel,
lalu 12 jam kemudian terbagi menjadi 4 sel dan seterusnya. Proses
ini disebut pembelahan. Sel hasil pembelahan dari setiap tahap
menjadi lebih kecil, perlahan menyerupai ukuran sel tubuh normal.
Zigot membelah beberapa kali untuk membentuk sel mirip buah
blackberry padat (sekumpulan 16-32 sel, yang disebut morula,
berasal dari bahasa latin mulberry) sekitar 3-4 hari setelah
pembuahan, morula meninggalkan tuba falopi dan masuk ke
rongga uterus.
 Blastosit. Sekitar 6 hari setelah pembuahan, sekumpulan sel
tersebut membentuk rongga berlubang dan disebut blastosit.
Blasktosit mengambang dalam uterus sekitar 48 jam sebelum
mendarat di lapisan tebal uterus (endometrium), yang melunak
untuk membantu implantasi atau tertanamnya blastosit dalam
endometrium. Kumpulan sel lebih dalam akan menjadi embrio.
 Cakram embrionik. Didalam massa sel dalam, terbentuk cakram
embrionik. Cakram embrionik memisahkan kumpulan sel ke dalam
rongga amnion, yang terbentuk menjadi kantong berisi cairan dan
terlipat untuk menyelimuti embrio dan kantong kuning telur, yang
membantu membawa zat gizi ke embrio saat minggu-minggu ke
dua dan ke ketiga. Cakram membentuk 3 lapisan melingkar yaitu
lapisan jaringan primer atau eksotoderm, mesoderm dan endoderm
(tempat asal seluruh tubuh). (Parker, Steve. 2007)
Cairan Amnion
Cairan amnion (cairan ketuban, liquor amnii) merupakan
cairan yang berwarna mirip jerami, pucat, jernih dan mengelilingi
janin didalam kantung ketuban (sakus amnion). Jumlah cairan
amnion meningkat secara bertahap sampai janin full term terbenam
sekitar 1000ml. Cairan ini bersifat agak alkali dan terdiri dari 98%
air serta sejumlah bahan-bahan lain selama masa kehamilan,
termasuk urea, sel-sel epitel, lemak, bilirubin, fruktosa, dan
albumin. Adapun fungsi dari cairan amnion adalah sebagai berikut
1. Melindungi janin dari trauma dan kehilangan panas
2. Memungkinka kebebasan untuk bergerak, memungkinkan
pertumbuhan secara simetris dan perkembangan
muskuloskeletal
3. Bertindak sebagai sistem ekskresi-sekresi
4. Sebagai sumber cairan oral bagi janin (hamilton, persis mery
1995)

4. Nidasi atau Implantasi


Nidasi atau implantasi adalah peristiwa masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Dua struktur penting :
1. Lapisanluar (trophoblas)
2. Embrioblas (inner cell mass) lapisan dalam
Hari ke-4 blastula masuk endometrium
Hari ke-6 menempelpada endometrium
Hari ke-10 blastula sudahterbenamdlm endometrium
NidasiSelesai
Implantasi (yang disebut penanaman atau nidasi) biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri. Sel-sel blastokis sebelah
luar akan menskekresikan suatu substansi, yaitu enzim protiolitik,
untuk memecah permukaan endometrium sejhingga blaskosit dapat
menanamkan dirinya. Begitu implantasi terjasi, lapisan uterus akan
menyelimuti blaskosit dan kehamilan terbentuk. Dari saat ini
sampai akhir kehamilan, lapisan uterus disebut desidua. Sel-sel
trofoblas kemudian dapat menyerap nutrien dari desisua dan
mensekresikan hormonnya sendiri, yaitu human chorionic
gonadhorophin (HCG) kedalam aliran darah ibu yang hamil.
Gonadotropin korionik ini mempertahankan korpus luteum dan
denga demikian mempertahankan desidua.
Sekresi gonadotropin korionik meningkat dengan cepat da
mencapai puncaknya pada sekitar 70 hari sesudah konsepsi.
Kemudian sekresi hormon ini menurun karena plasenta mengambil
alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus luteum.
Pengukuran HCG dalam urin biasanya merupakan pemeriksaan
pertama yang dilakukan untuk menegakkan kehamilan.

5. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis
plasenta. Setelah nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi
dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18
minggu setelah fertilisasi.
Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi,
trofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan
yang berisi darah maternal dari pembuluh – pembuluh darah yang
dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul
ruangan – ruangan interviler, dimana vili korialis seolah – olah
terapung – apung diantara ruangan – ruangan tersebut sampai
terbentuknya plasenta, kemudian terbentuknya plasenta.
Fungsi plasenta :
1. Respirasi
Tekanan aliran darah maternal ke plasenta relatif rendah
dan aliran yag lebih lambat sebagai akibat dari teknan yag rendah
ini akan membantu proses pertukaran gas.
Oksigen dari darah ibu berdifusi lewat barner plasenta.
Jika ibu mengalami hipoksia, jain akan mengalami hipoksia pula.
2. Nutrisi
Darah maternal akan memberikan nutrien kepada jain
dalam bentuk yang paling sederhana :
a. Karbohidrat dalam bentuk glukosa
b. Protein dalam bentuk asam amino
c. Lemak dalam bentuk asam lemak
d. Vitamin
e. Mineral
f. Air
Plasenta mengubah glukosa menjadi glikogen,
menyimpannya da mengubahnya kembali ketika diperlukan
sampai hati janin berfungsi penuh. Meskipun janin bergantung
pada ibu dalam memperoleh semua kebutuhan gizinya, namun
keadaan kurag gizi yang diderita ibu biasanya harus cukup berat
sebelum pertumbuhan intrauteri terganggu.
3. Ekskresi
Plasenta mengekskresikan setiap produk limbah. Prodik
ini sangat sedikit karena semua bahan gizi sudah dalam bentuk
siap pakai : penggunan zat-zat gizi terutama bagi pembangunan
jaringan.
4. Proteksi
Fungsi proteksi pada plasenta dicapai lewat 2 cara yaitu
kimia dan fisik. Melalui fungsi enzim, plasenta menghilangkan
aktivitas sebagian unsur toksik yang melewati barier plasenta dan
hati janin yang prematur tidak mampu mengatasi unsur-unsur
toksik ini. Barier fidik (membran plasma) merupaka pelindung
utama bagi janin dan biasanya memberikan suatu pertahanan
yang memuaskan terhadap zat-zat berbahaya yang ada dalam
darah ibu. Namun, sejumlah besar virus, sebagian antibodidan
sejumlah obat dapat menembus barier tersebut.
5. Produksi hormon
Hormon plasenta yng utama adalah gonadotropin
karionik, estrogen, progesteron, relaksin dan laktogenik plasenta.
(Farrer, Hellen 2001)

2.1.3 Tanda-Tanda Kehamilan

1. Tidak Pasti
a. Mual dengan atau tanpa muntah.
b. Gangguan berkemih.
c. Fatigue atau rasa mudah lelah.
d. Persepsi adanya gerakan janin.
e. Terhentinya menstruasi.
f. Perubahan pada payudara.
g. Perubahan warna mukosa vagina.
h. Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada
abdomen

2. Kemungkinan
a. Pembesaran abdomen.
b. Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
c. Perubahan anatomis pada serviks.
d. Kontraksi Braxton Hicks.
e. Ballotement.
f. Kontur fisik janin.
g. Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.
3. Tanda Pasti
a. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri
dari kerja jantung ibu.
b. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.
c. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan
dengan USG atau pengenalan janin yang lebih tua secara
radiografis pada paruh kedua kehamilan.

2.2 Perkembangan Embrio

Kehamilan berlangsung selama 9 bulan kalender, 40 minggu, atau 280


hari. Lamannya kehamilan diperhitungkan dari hari pertama periode
menstruasi terakhir sampai hari ia melahirkan.konsepsi dihitung terjadi 2
minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir. Sehingga usia
postkonsepsi fetus adalah 2 minggu kurang dari total 266 hari atau 38
minggu. Untuk pembicaraan perkembangan fetal, maka usia yang dipakai
adalah usia postkonsepsi.
Perkembangan intrauterin dibagi kedalam tiga tahapan: ovum, embryo
dan fetus. Tahapan ovum mulai dari konsepsi sampai hari ke 14. Periode ini
meliputi replikasi sekunder, pembentukan blastocyt, perkembangan awal
membran embryo dan penentuan lapisan germ primer.
Sesuai dengan tahap pertumbuhan intra uterin berbagai nama
diberikan kepada buah kehamilan yang dikandung yaitu ovum dari 0-2
minggu setelah fertilisasi, embrio dari 3-5 minggu, lebih dari 5 minggu
disebut janin. (Pinem, Suroha 2009)

2.2.1 Fase Perkembangan Embrio

Dengan berlanjutnya perkembangan sel terus menerus


membelah. Sel sel mulai membentuk kelompok yang akan menjadi
jaringan dan organ. Sel-sel juga berspesialisasi menjadi berbagai jenis
sel, dengan cara mematikan atau menyalakan gen dalam
kromosomnya. Secara umum, perkembangan berlangsung dari kepala
kebawah, otak dan kepala dibentuk terlebih dahulu, lalu tubuh , di
ikuti dengan lengan menyerupai tunas kecil, dan terakhir kaki. Pada
tahap embrionik akhir 8 minggu setelah vertilisasi, seluruh organ dari
bagian tubuh utama telah terbentuk. Sejak saat ini, bayi disebut janin.
(Parker, Steve. 2007)
Proses pertumbuhan embriogenesis dapat dilihat seperti berikut :
Usia Kehamilan Ciri Khas
14 hari pertama

a. Blastosit diberi makan (nutrien) oleh sitoplasma


sendiri
b. Pembuluh darah primitif untuk embrio mulai
berkembang pada mesoderm
Hari ke 14-28
a. Pembuluh darah embrio berhubungan dengan
pembuluh darah pada fili korion plasenta primitif
b. Sirkulasi embrio atau maternal dengan demikian telah
terbentuk dan darah dapat beredar
c. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya
d. Tunas-tunas tungkai dan lengan telah tampak
e. Terjadi sikap fleksi yang terjadi secra perlahan
f. Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk
rudimenter
g. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut
Hari ke 28-42

a. Panjang embrio kira-kira12mm pad akhir minggu ke 6


b. Lengan mulai memanjang dan tangan mendapatkan
bentuknya
c. Timbul mata dan telinga rudimenter
d. Telinga tampak, tetapi terletak lebih rendah
e. Gerakan pertama dapat dideteksi dengan USG mulai
dari minggu ke 6
Minggu ke 8

Menandai akhir dari masa embrio


(Dwi Mira W. 2009)
2.3 Perkembangan Fetus

Dari usia kehamilan 8 minggu sampai lahir, seorang bayi yang belum
lahir disebut janin (fetus). Sebagian besar perkembangan telah terjadi pada
tahap embrio. Pada tahap janin, tubuh tumbuh membesar dan menjadi lebih
kuat, serta beberapa rincian di tambah ke berbagai bagian tubuh.
Perjalanan Perkembangan Janin. Pada akhir minggu keempat
kehamilan, janin mulai menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang dapat
dilihat diseluruh daerah yang diperiksa. Biasannya janin mengalami
perjalanan perkembangan yang penting di akhir minggu kehamilan tertentu.
(Comerford, Karen C. 2011)
Menurut Comerford, Karen C. 2011 perkembangan fetus adalah
sebagai berikut ini :
Usia kehamilan Perkembangan fetus
8 minggu
PB: 2,5 Cm
BB: 5 gr

a. Pembentukan organ telah lengkap.


b. Ukuran kepala sekitar setengah dari total massa.
c. Jantung berdenyut dan telah memiliki septum serta
katup
d. Lengan dan tungkai berkembang.
e. Abdomen besar, dengan adanya usus janin.
f. Bentuk wajah suda dapat terlihat ; lipatan mata telah
berkembang.
g. Kantung kehamilan terlihat pada ultrasonografi
12 minggu
PB: 9 Cm
BB: 15 gr

a. Bantalan kuku mulai terbentuk pada ekstremitas ;


lengan tampak pada proporsi yang normal.
b. Denyut jantung dapat terdengar menggunakan
stetoskop ultrasonografi doppler.
c. Fungsi ginjal telah dimulai ; urine janin dapat
ditemukan pada cairan amnion
d. Terdapat tunas gigi
e. Pembentukan plasenta telah lengkap dengan adanya
sirkulasi janin
f. Jenis kelamin dapat dibedakan dnegan penampakan
genetalia eksterna.
16 minggu
PB: 16 Cm
BB: 120 gr

a. Suara jantung janin dapat terdengar dengar stetoskop


b. Terdapat lanugo dan terbentuk dengan baik
c. Janin terlihat meminum cairan amnion secara aktif
d. Urine janin terdapat pada cairan amnion
e. Kerangka tubuh memulai oksifikasi
f. Usus terletak pada posisi normal dalam abdomen
20 minggu
PB: 25 Cm
BB: 280 gr

a. Ibu dapat merasakan spontan janinnya.


b. Mulai terbentuk rambut, termasuk alis mata dan rambut
kepala
c. Janin menunjukkan pola tidur dan bangun dengan jelas
d. Lemak coklat mulai terbentuk
e. Sebum diproduksi oleh kelenjar sebasea.
f. Terdapatnya mekonium dibagian atas intestin.
g. Ekstremitas bawah telah terbentuk sempurna
h. Kulit diiputi oleh verniks kasiosa
24 minggu
PB: 30 Cm
BB: 500 gr

a. Bulu mata dan alis terlihat secara jelas


b. Kelopak mata terbuka dan pupil dapat bereaksi
terhadap cahaya
c. Mekonium dapat ditemukan di rektum
d. Pendengaran telah berkembang dengan janin yang
dapat berespon terhadap suara yang tiba-tiba
e. Paru mulai memproduksi surfaktan
f. Mulainya transfer antibodi pasif dari ibu (mungkin
sejak umur kehamilan 20 minggu)
28 minggu
PB: 35 Cm
BB: 1000 gr

a. Surfaktan tampak dalam cairan amnion


b. Alveoli dalam paru mulai matang
c. Pada laki-laki testis mulai bergerak dari abdomen
bagian bawah kedalam kantung skrotum
d. Kelopak mata dapat membuka dan menutup
e. Kulit tampak merah
32 minggu
PB: 40 Cm
BB: 1800 gr

a. Janin mulai tampak lebih bundar karena lemak


subcutan lebih banyak disimpan
b. Janin mungkin dalam letak ferteks/bokong dalam
persiapan untuk kelahiran
c. Panjang kuku jari bertambah, mencapai ujug-ujung jari
d. Fernikaseosa menebal
36 minggu
PB: 45 Cm
BB: 2900 gr

a. Lemak subcutan terus disimpan


b. Telapak kaki memiliki satu atau dua guratan
c. Jumlah lanugo mulai berkurang
d. Janin mulai menyimpan glicogen, besi, karbohidrat dan
kalsium
e. Kulit wajah dan tubuh mulai menjadi halus
40 minggu
PB: 50 Cm
BB: 3000 gr

a. Janin mulai menendang aktif dan kuat disebabkan ibu


merasa tidak nyaman
b. Fernikaseosa telah membentuk sempurna
c. Telapak kaki menunjukkan guratan-guratan yang
menutupi setidaknya 2/3 luas permukaan dimulai
konfersi hemoglobin janin menjadi dewasa
d. Pada laki-laki testis turun seluruhnya kedalam kantung
skrotum
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kehamilan terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara


sperma dan ovum yang disebut konsepsi, biasanya terjadi di ampulla tuba.
Setelah terjadi konsepsi sel telur tadi disebut zygote. Antara 7-10 hari setelah
konsepsi, zygote menanamkan diri kedalam endometrium. Peristiwa ini
disebut implantasi (nidasi) jika nidasi ini telah terjadi barulah disebut adanya
kehamilan. (Pinem, Saroha 2009)
Konsepsi merupakan suatu penyatuan satu telur dan sperma untuk
menentukan awalnya kehamilan. Fertilisasi atau pembuahan terjadi pada saat
oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Setelah penyatuan sel-sel telur dan sperma saat pembuahan (fertilisasi), sel
embrionik membelah berulang-ulang dan tertanam lapisan uterus. Tempat
embrio berkembang membentuk sistem penyangganya sendiri, yaitu plasenta.
Waktu delapan minggu pertama dalam uterus disebut tahap embrio yaitu sel
telur yang dibuahi menjadi tubuh kecil manusia, tidak lebih besar dari ibu
jari.
Dari usia kehamilan 8 minggu sampai lahir, seorang bayi yang belum lahir
disebut janin (fertus). Sebagian besar perkembangan telah terjadi pada tahap
embrio. Pada tahap janin, tubuh tumbuh membesar dan menjadi lebih kuat,
serta beberapa rincian di tambah ke berbagai bagian tubuh.

3.2 Saran

Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan tentang Konsepsi,
perkembangan embrio dan fetus bagi pembaca, penulis dan mahasiswa S1
Ilmu Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Daftar Pustaka

Dwi Mira W. 2009. Buku Ajar Biologi reproduksi. Jakarta : EGC


Farrer, Hellen. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC
Parker, Steve. 2007. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Erlangga
Pinem, Suroha. 2009. Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans
Info Medis.

Anda mungkin juga menyukai