OLEH:
KELOMPOK 3
Tahun 2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini telah diterima sebagai salah satu tugas pelajaran Dasar Penyakit
Sederhana
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa bahwa atas
berkah dan rahmat-Nya kami Program Keahlian Keperawatan SMK Kesehatan Bali
Dewata Denpasar diberikan keselamatan, kesehatan dan semangat kerja tinggi untuk
menyelesaikan program kerja tahun ajaran 2013 – 2014.
Harapan kami melalui Program Kerja yang jelas dan terperinci sesuai dengan
kebutuhan, maka peningkatan mutu pendidikan akan dapat diraih dengan baik.
Penulis
JUDUL ………………………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. 3
2.11Perasalahan Panti………………………………………………..
5.1 Sipulan………………………………………………………….
5.2 Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………..............
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar.
Pandangan hubungan antara anak dan orang tua merupakan hubungan saling
mengisi dan melengkapi, dimana anak yang di lahirkan merupakan kewajiban orang
tua dalam membesarkan, merawat dan mendidiknya ketika masih kecil. Kewajiban
seorang anak pun terhadap orang tuanya dalam persepsi masyarakat telah tercermin
dalam konsep-konsep atau nilai budaya. Dan kewajiban seorang anak terhadap orang
tuanya dipandang sebagai orang yang perlu dihormati, dirawat, ketika menjadi tua
merupakan kewajiban seorang anak sebagai bentuk pengabdian atau ketaatan anak
terhadap orang tua. Mengingat jasa-jasa orang tua yang telah mendidik,
membesarkan, dan merawat dari kecil.
Namun pada saat sekarang ini, seiring dengan berkembangnya masyarakat dalam
kehidupan modern Keterlantaran lanjut usia seperti anak sudah banyak yang
melakukan migrasi ke kota-kota untuk mengejar pendidikan, pekerjaan dll. Hal ini
tentunya berimplikasi pada semakin banyak anak yang akan meninggalkan atau tidak
hidup bersama dengan orang tuanya. Kondisi ini menyebabkan lanjut usia tidak
terawat, terabaikan, tersisihkan dalam kehidupan sosialnya. Pada hal saat ini lanjut
usia sudah tidak berdaya lagi dalam hidupnya. Secara fisik sudah tidak mampu lagi
dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, karena kondisi fisik dan psikisnya sudah
menurun, sehingga implikasinya menyebabkan keterlantaran lanjut usia karena tidak
ada yang merawat. Oleh karenanya banyak saat ini alasan tidak sempat atau sibuk
sehingga ada anak dan keluarga yang menitipkan orang tuanya dalam panti sosial,
Keterlantaran lanjut usia seperti yang di sebutkan diatas, akan berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup lanjut usia, sehingga oleh pemerintah merespon dengan
pembangunan panti sosial werdha untuk menampung para lanjut usia dalam berbagai
bentuk pelayanan.
Dengan adanya orang tua yang tinggal dalam panti sosial mengindikasikan adanya
perubahan dan pergeseran sistem nilai pada masyarakat dalam memberlakukan orang
tua atau lanjut usia. Orang tua tidak lagi di rawat dan di santuni oleh anak atau
keluarganya. Peranan seorang anak seperti yang telah di ajarkan oleh nilai dan
Atas dasar itulah maka pada tanggal 25 oktober 1975, didirikan Panti Sosial
Tresna Werdha di wilayah Provinsi Bali yang di beri nama Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya, yang di ambil dari bahasa sansekerta yang di bagi menjadi dua
kata yaitu, WANA dan SERAYA, WANA dalam bahasa sansekerta diartikan Hutan
dan SERAYA berarti Tempat. Menurut sejarahnya bahwa tempat berdirinya Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya adalah hutan yang lebat dan hutan biasanya bagi
masyarakat Hindu di gunakan sebagai tempat bertapa dan mencari ketenangan. Panti
Sosial ini, di ibaratkan sebagai tempat bagi para lanjut usia untuk mencari ketenangan
hidup baik secara lahir maupun batin.
Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya di dirikan oleh departemen sosial RI
dalam hal ini kantor wilayah Departemen Sosial Provinsi Bali dengan dasar
pendirinya Undang-Undang RI No.4 Tahun 1965 tentang pemberian bantuan
kehidupan bagi orang-orang lansia. Keputusan menteri sosial RI No 3/1/50/107/1979
tentang pemberian kehidupan bagi orang-orang lanjut usia, serta keputusan mentri
sosial RI No 12.HUK/KEP/UU/1982 tentang pembentukan Panti Sosial Tresna
Werda Wana Seraya Denpasar.
Kedudukan Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar sesuai dengan
surat Keputusan Menteri Sosial RI No 3/1/50/107/1979 tentang kedudukan, tugas
fungsi, susunan organisasi, tata kerja Panti Sosial di lingkungan departemen Sosial RI,
merupakan Unit Pelayanan Teknis di bidang bantuan dan pelayanan kesejahteraan
sosial dalam lingkungan Departemen Sosial. Panti sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar di pimpin oleh seorang kepala di bawah naungan kantor wilayah
Pada tahun 1999 sesuai dengan semangat otonomi Daerah Pemerintah Pusat
(depsos RI) menyerahkan hak pengelolaan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Depasar kepada Pemerintah Daerah provinsi Bali dalam hal ini Dinas Kesejahteraan
Sosial. Bedasarkan peraturan Daerah Provinsi Bali No.4 tahun 2002 tentang susunan
sturktur dan tata kerja unit pelayanan tehnis Provinsi Bali, pengeloloan Panti Sosial
Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar berada dibawah dan tanggung jawab kepada
UPTD Pelayanan Sosial Provinsi Bali dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali.
Saat ini jumlah lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya ada 51
orang yang berasal dari seluruh kabupaten yang ada di Bali. namun bukan saja ada
didaerah bali di luar Bali pun ada beberapa jumlah lanjut usia yang berada di Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.
Bagan I
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA
KOORD. TATA
USAHA
PELAYANAN FUNGSIONAL
PETUGAS TEKNIS
NO JABATAN Nama
Ketut Suwena
Nengah Serini
Ketut Puding
Ni Made Dabelig
KETENAGAAN
a. PNS 7 ( orang)
o Pekerja Sosial 2 orang (jenjang Tingkat Ahli Pertama satu orang dan
Tingkat Terampil Pelaksana dua orang).
o Pengasuh 1 orang
o Sopir 1 orang
o Pengasuh 1 orang
tugas dan tanggung jawab : mengkoordinir segala jenis kegiatan pelayanan bagi
lanjut usia dan administrasi perkantoran yang diselenggarakan di Panti Sosial
Wana Seraya Denpasar.
tugas dan tanggung jawab : Membantu kepala panti sosial dalam rangka
mengelola administrasi perkantoran dan administrasi kegiatan pelayanan lanjut
usia.
tugas dan tanggup jawab : membina para lanjut usia untuk mengisi kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat.
V.Petugas Teknis :
1) Tugas
2) Fungsi
Maksud pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti adalah
merupakan suatu wujud tanggung jawab dan solidaritas sosial pemerintah untuk
mengantisipasi dan merespon berbagai permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar
sesuai dengan konsep kearifan lokal Bali Tri Hita Karana.
Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di Panti pada Seksi
Penyantunan UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali, adalah sebagai
berikut.
1. Program Reguler
Program reguler, pada prinsipnya dapat dilakukan secara rutin dan menjadi
tanggung jawab penuh dari pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang
Dasar Tahun 1945, pasal 34 tentang “Fakir miskin dan Anak Terlantar dipelihara
oleh Negara”. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah telah melaksanakan
tanggungjawabnya untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat
lanjut usia miskin dan terlantar. Tentunya, tanggungjawab ini baru merupakan
bagian terkecil yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya diperlukan
dukungan dan peran serta dari berbagai elemen masyarakat. Karena pada
hakekatnya, permasalahan lanjut usia sangat kompleks dan diperlukan
penanganan dan pelayanan secara komprehensif serta berkesinambungan.
Pelayanan kesejahteraan bagi lanjut usia dapat dilakukan melalui panti, namun
pelayanan dalam panti sangat terbatas, karena daya tampung panti sangat terbatas
pula. Sementara jumlah lanjut usia semakin bertambah baik secara kualitas
maupun kuantitas. Oleh karena itu, terobosan yang diambil oleh Dinas Sosial
Provinsi Bali melalui Kepala UPT Pelayanan Sosial Provinsi Bali mengambil
kebijakan antisipatif dan responsif dalam mengembangkan pelayanan panti
Pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti pada UPT
Pelayanan Sosial Provinsi Bali adalah merupakan suatu wujud tanggung jawabnya
dan solidaritas sosial pemerintah untuk mengantisipasi merespon berbagai
permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta meningkatkan harkat dan martabat
kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar.
Adapun jenis pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan bagi lanjut usia di
Panti pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia, adalah sebagai berikut.
Gambar 1.5 kegiatan keterampilan para lansia seperti,membuat tusuk sate dan porosan
Adapun jenis kegiatan pelayanan Bagi para lanjut usia yang di lakukan yang
diberikan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya bagi para
penghuninya,adalah sbb :
a. Pengasramaan
Minum kopi atau the dua kali sehari pagi dan siang hari.
Pemberian makanan kecil dua kali seminggu setiap hari senin dan
kamis secara bervariasi.
f. Pelayanan Kesehatan
g. Pelayanan Keterampilan.
i. Pelayangan pendampingan
j. Pelayanan Meditasi/reiki
k. Pelayanan Psikologis.
l. Pelayan pemakaman.
Pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda “Wana
Seraya” Denpasar, Permasalahan/kebutuhan yang dihadapi oleh petugas panti
dalam melaksanakan program pelayanan bagi para lanjut usia adalah sebagai
berikut :
No Kebutuhan/Masalah Tindakan
Dalam pelaksanaan nya panti sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar di
dukung oleh berbgai sarana dan prasarana guna tercapainya pelaksanaan. Adapun
sarana dan prasarana yang ada di panti sosial wana seraya terdiri dari sbb :
1) WISMA : Wisma lanjut usia sebanyak 6 unit, berukuran 120 m 2 terdiri atas 5
buah kamar tidur, masing masing untuk 1 orang lanjut usia, 1 ruang tamu, 2
buah kamar mandi. Fungsi wisma adalah sebagai tempat tinggal para lanjut
usia. Bentuk dan tata ruang wisma di susun sedemikian rupa sehingga
memudahkan hubungan dengan lainya dan dengan tenang beristirahat. Antara
wisma satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup
luas.
2) KANTOR : bangunan kantor satu buah dan 3 buah kamar mandi. Fungsi
kantor adalalah sebagai tempat penyelenggaraan administrasi pelayanan.
2) Peralatan makan, peralatan makan terdiri dari atas meja dan kursi makan,
peralatan makan : sendok garpu dan lain-lain
5) Peralatan olah raga, terdiri atas radio kaset, digunakan untuk berolah raga
senam.
6) Peralatan terapi, peralatan terapi terdiri atas kursi roda, kruk, alat untuk
memperlancar fungsi organ tubuh lanjut usia, dari segi medis dapat di
pertanggung jawabkan.
11) Alat bantu, terdiri atas kursi roda 5 buah, tongkat jalan kaki 1 buah, tongkat
pinggang 4 buah.
12) Peralatan dapur, terdiri dari kulkas, kompor gas, peralatan masak.
13) Peralatan kebersihan taman, meliputi mesin potong rumput dan sabit.
14) Peralatan kesehatan, maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat untuk keperluan kesehatan lanjut usia, seperti tabung oksigen 3
buah, alat pengukur tensi 2 buah dan timbangan 2 buah.
TUJUAN KEPERAWATAN
Tujuan proses keperawatan umum lanjut usia adalah untuk menyusun kerangka
konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan masyarakat agar
kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses
keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi
tujuan keperawatan, yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang
Proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada klien.
2) Pasien menjadi pusat layanan dan mendapat pelayanan yang cepat, tepat,
aman, dan nyaman dengan penuh kasih tanpa dibedakan suku bangsa, agama,
status sosial, dan jenis kelamin.
PELAPORAN
4.1 Persiapan
a) Nurse kit
c) Masker
4.2 Pelaksanaan
Kelompok III
III.A
III.B
BAB V
PENUTUP
Pelayanan kesejahteraan sosial yang sedang diberikan bagi lanjut usia di Panti
pada Seksi Penyantunan UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali adalah
Pelayanan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Kegiatan Pelayanan Sosial dengan
suatu tujuan meningkatkan harkat dan martabat lanjut usia miskin dan terlantar.
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan system penampungan dalam
panti merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah kepada masyarakat yang
peduli terhadap masalah-masalah kelanjutusiaan.
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan system panti selama
ini dalam proses pelaksanaannya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kedepan kiranya Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dapat
didukung oleh semua elemen masyarakat dalam bersinergi memberikan pelayanan
prima bagi kelayan lanjut usia. Untuk itu segala kritik dan saran dapat dilakukan oleh
semua elemen masyarakat untuk peningkatan dan perbaikan pelayanan guna
mendapatkan pelayanan yang profesional. .
5.2 SARAN
1.Perlu adanya perhatian lebih serius dari pihak pemerintah dan Panti Sosial
Tresna Werda Wanaseraya terhadap anak dan keluarga lanjut usia dengan melakukan
kegiatan-kegiatan pemerdayaan dalam meningkatkan ekonomi keluarga agar tidak
terbesit keinginan untuk menitipkan Lanjut Usia dalam Panti Sosial Tresna
Werda.Selama ini yang terlihat, pemberdayaan di tunjukkan pada lanjut usia saja
sedangkan anak dan keluarga tidak pernah dilibatkan. Padahal sumber permasalahan
terletak pada keluarga, di kemudian hari sebagai langkah antisipasi menggurangi
beban panti sosial perlu di lakukan penanganan secara “HILIR” yaitu melakukan
pemberdayaan kepada keluarga ( mampu secara finansial ) lanjut usia di kembalikan
lagi kepada keluarganya.
LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 36
2. Diperlukan adanya inovasi dalam program- program, dan kegiatan-kegiatan
yang di lakukan panti soaial Tresna Werdha Wana Seraya, guna mengatasi
permasalahan psikologis yag di alami oleh lanjut usia, sehingga dapat merasakan
kebahagiaan hidup di dalam Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.
DAFTAR PUSTAKA
Bessie, stefanus
LAMPIRAN- LAMPIRAN