Rencana Belanja Anggaran (RBA) merupakan dokumen tahunan yang memuat visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan operasional untuk satu taun ke depan .
Kami bersyukur UPTD Puskemas Toroh 1 dapat tersusun dengan baik, mudah-mudahan buku ini
dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Toroh 1
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
Rencana Belanja Anggaran ini. Kami menyadari bahwa Rencana Belanja Anggaran ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan perencanaan
dimasa mendatang.
Toroh, 10 September 2015
Kepala UPTD Puskesmas Toroh 1
Agus Setijorini,SKM
NIP 19710813 199703 2 006
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKTIF
Rencana Belanja Anggaran (RBA) merupakan dokumen tahunan yang memuat visi, misi, program
strategis, perencanaan kinerja dan arah kebijakan operasional. Analisis dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang merupakan potensi,
kendala, peluang dan tantangan yang mungkin timbul.
Dari analisis lingkungan internal yang berupa kekuatan dan kelemahan, juga analisis lingkungan
eksternal yang berupa peluang dan tantangan, maka diperoleh hasil bahwa posisi UPTD Puskesmas Toroh
1 berada dalam kuadran I yaitu ofensive atau agresive. Dalam posisi seperti ini, UPTD Puskesmas Toroh 1
sebenarnya mampu bersaing dengan institusi lain, namun tetap dengan upaya peningkatan dan
pengembangan di semua faktor.
Dari RBA akan diperoleh gambaran kekuatan akutansi manajemen keuangan dan arah kebijakan
yang akan diambil dalam rangka eksistensi dalam proses menuju manajemen keuangan yang sehat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Singkat Puskesmas Toroh 1
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia mulai dikembangkan sejak
dicanangkannya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) yang pertama tahun 1971. Sesuai
dengan peraturan Mendagri No. 5tahun 1974, Puskesmas secara administrative berada
dibawah administrasi Pemerintah Daerah Kabupaten (Bupati selaku kepala daerah), tetapi
secara medis teknis mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat(public goods). Puskesmas
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha
pembangunan kesehatan.
Puskesmas Toroh 1 berdiri sejak tahun 1977 dimana pada saat berdiri mempunyai wilayah
kerja meliputi seluruh wilayah kecamatan Toroh, namun dalam perjalanannya pada tahun 1989
Puskesmas Pembantu ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas Toroh II sampai saat ini.
Puskesmas Toroh 1 menempati luas tanah sekitar 3500 m 2yang terletak pada jalan
provinsi yang menghubungkan kota Purwodadi dengan kota Surakarta yang merupakan tanah
milik Pemerintah Desa Depok. Puskesmas Toroh 1 terletak di pusat kegaitan bisnis di
lingkungan kecamatan Toroh, berdekatan dengan Pasar Desa Depok dan Stasiun Kereta
ApiNgrombo.
1. Landasan hukum
Dalam operasionalnya, Puskesmas Toroh 1 didasarkan kepada peraturan perundangundangan sebagai berikut :
a. Landasan Idiil
b. Landasan Konstitusional
c. Landasan Operasional
: Pancasila
: Undang-Undang Dasar 1945
dan upaya kesehatan masyarakat. Ditinjau dari sistem kesehatan nasional maka sebagai
pelayanan kesehatan ditingkat pertama, Puskesmas mempunyai upaya kesehatan wajib
yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib atau basicsix puskesmas tersebut adalah (Depkes,
2004):
1 Upaya Promosi Kesehatan.
2 Upaya Kesehatan Lingkungan
3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6 Upaya Pengobatan.
Salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
Jenis pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar adalah:
Fungsi Puskesmas
setiap
program
pembangunan
di
wilayah
kerjanya
serta
2. Misi
a. Memberikan Pelayanan yang bermutu dan paripurna
b. Meningkatkan profesionalisme petugas
c. Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian
d. Pengelolaan manajemen puskesmas yang efektif dan efisien
membuka pelayanan selama 24 jam yang didukung oleh fasilitas rujukan ambulan yang
siap 24 jam
10. Fasilitas rujukan ambulan
Fasilitas rujukan ambulan menggunakan kendaraan minibus dengan fasilitas penunjang di
dalamnya diawaki oleh tiga orang pengemudi yang bekerja shift bergantian yang selalu
siap 24 jam apabila diperlukan
E. BUDAYA ORGANISASI
Rangkaian perbaikan manajemen yang dilakukan di UPTD Puskesmas Toroh 1 akan
membentuk suatu budaya organisasi baru. Sinergisme kegiatan operasional puskesmas yang
dipadukan dengan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD)
diharapkan
akan
membentuk
nilai-nilai
korporasi
tersendiri
dengan
mengembangkan Motto Puskesmas Toroh 1 yaitu SERASI (Segera, Efektif, Ramah, Aman,
Simpati dan Indah) sepenuhnya mengakar menjadi budaya organisasi yang melekat setiap
saat
F. SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DANDEWAN PENGAWAS
10
BAB II
LAPORAN KINERJA PUSKEMAS TAHUN 2015
Berdasarkan realisasi sampai dengan Juli 2015, prognosa sampai dengan akhir tahun 2015
menunjukkan kinerja pelayanan, keuangan dan organisasi/SDM serta sarana-prasarana
Puskesmas Toroh 1 adalah sebagai berikut
A. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja Puskesmas Toroh 1
1 Faktor internal
a Organisasi
Puskesmas Toroh I merupakan lembaga teknis daerah, secara kelembagaan sebagai UPTD,
berada langsung dibawah Dinas Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam
menentukan kebijakan kesehatan di Kabupaten Grobogan, karena kewenangan ada pada
Dinas Kesehatan.
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi yang bawah lebih banyak sebagai
pelaksana teknis, sehingga masih mmepunyai kelemahan dalam bargaining dengan pemerintah
dalam hal pencarian dana-dana, dan sumber daya lainnya.
Perubahan struktur organisasi dan penataan sumber daya manusia dalam upaya peningkatan
organisasi SKPD mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan karena adanya
perubahan dalam pengelolaan kepegwaian dan pelayanan keehatan yang diberikan
b
Faktor sumberdaya manusia di Puskesmas sangat dominan. Dokter berperan utama dalam
pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan, mengedepankan
kecepatan pelayanan dan kelangsungan.
Untuk tenaga kerja medis pokok yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan cara
kerjasama dengan pihak III (intitusi pendidikan) karena dengan adanya peraturan perundangundangan yang baru yang melekat pada praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu
untuk dapat melakukan tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan kewenangan
dan tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga ahli madya lainnya.
NO
1
2
JENIS KETENAGAAN
Dokter Umum
Dokter Gigi
JUMLAH
2
1
11
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Apoteker
Asisten Apoteker
Sanitarian
Kesehatan Masyarakat
Tata Usaha
Fisioterapis
Analis Laboratorium
Administrasi
Petugas Kebersihan
Pengemudi
Jumlah
24
1
27
1
2
1
1
1
1
2
13
2
3
82
Sarana Prasarana
Perangkat Lunak
Dalam mencapai kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan perangkat lunak berupa Prosedurprosedur standar, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Surat-surat keputusan, dan
perangkat lunak system informasi manajemen dan keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan
dapat dipertanggungjawabkan. Adanya perangkat lunak, disamping memudahkan pelaksanaan
kerja juga dapat sebagai acuan dalam bertindak dan penentu arah strategi dan kebijakan.
e
Dana
12
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan, bahan makan pasien,
operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya.
Pengeluaran pembiayaan dapat dikatakan per hari bahkan per jam pelayanan. Namun selama
ini, Puskesmas terbentur pada aturan pengelolaan keuangan berdasarkan Peraturan daerah
yang berlaku, sehingga seringkali Puskesmas menghadapi kendala biaya operasional, dan
terhambat pencapaian kinerjanya.
2
Faktor ekternal
a Peraturan dan perundang-undangan
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan keuangan, semua
pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam format aturan tersebut, bisa
dimungkinkan penambahan program dan kegiatan berdasarkan kewenangan dan
kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan
program dan kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program
dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit adalah
belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format baku atau kode
rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen Puskesmas kesulitan dalam
menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk
membuat program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah diatur
dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329. Pasal
68 dan Pasal 69 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka
koridor
baru
kepada
departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota
yang
bertugas
kewenangannya
untuk
dikonsolidasikan
dengan
laporan
keuangan
kementrian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung jawab atas urusan pemerintah
yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD meliputi pemberian pedoman, bimbingan,
supervisi, pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan keuangan kementrian
atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat (2) PP 23 Tahun 2005 akuntansi dan laporan
keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini
menjadi masalah ketika laporan tersebut dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan
Kementerian/ Lembaga/ SKPD/ pemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana dari APBN seperti
pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari APBN/APBD. Selain sebagai
BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib menyusun Laporan Keuangan tahunan atas
dana APBN/APBD yang diterima sesuai dengan Sistem Akuntansi dimana Laporan
Keuangannya disebut Laporan Keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26 antara lain
menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan
Keuangan Kementrian Negara/Lembaga pasal 32 antara lain Laporan Keuangan Kementrian
Negara/Lembaga Tahunan dilampiri Laporan Keuangan BLU yang berada di lingkungan
Kementrian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun
b
terbentur dalam hal pentarifan. Walaupun demikian fenomena menarik masyarakat Grobogan
adalah semakin banyaknya bermunculan institusi pelayanan kesehatan swasta yang
menawarkan jenis pelayanan kesehatan yang beragam dengan tarif layanan yang beragam
juga.
Dari keterbatasan pendapatan daerah, banyak program dan kegiatan Puskesmas yang
terkendala, sementara kebutuhan untuk pemeliharaan dan operasional Puskesmas saja
c
masih minim, bahkan tidak sesuai dengan pendapatan operasional yang dicapai Puskesmas.
Sosial budaya masyrakat
Warga Masyarakat Grobogan, memiliki type atau berkarakteristik tradisional, sehingga budaya
dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan sangat dilestarikan. Namun demikian ada
beberapa perilaku tradisi yang masih kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan,
ada beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan yang tidak sustainable lagi.
Perkembangan teknologi informasi
Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk perangkat
kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun dalam
pemeliharaan, software, petugas informasi dan pemeliharaannya membutuhkan dana yang
besar. Sementara kebanyakan SDM Puskesmas masih berorientasi klerikal, dan kurang
peduli dengan data dan informasi.
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen dalam mengambil
keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam sistem informasi manajemen
secara terintegrasi.
Tingkat inflasi dan nilai tukar
15
Tingkat inflasi mempengaruhi operasional puskesmas dalam mengadakan bahan habis pakai
untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak pada
kinerja puskesmas, namun ada kekhawatiran adanya pengurangan pendanaan dari berbagai
sumber pendapatan puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja.
Nilai kurs rupiah terhadap mata usang asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar
terutama barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung.
16
B. ASUMSI-ASUMSI
Dalam perencanaan strategis bisnis, dipengaruhi oleh beberapa asumsi sebagai dasar untuk
evaluasi, penyusunan program kegiatan dan penganggaran. Rencana Bisnis dan Anggaran
Puskesmas Toroh 1 tahun 2016 didasarkan atas asumsi-asumsi yang bersifat makro dan mikro
adalah sebagai berikut:
1. Asumsi makro
NO
Unsur
Tahun 2015
1.
Pertumbuhan ekonomi
4,72
2.
Tingkat inflasi
4,86
3.
1,49
4.
Rp 50.411.448
5.
Rp 14.375
2. Aspek mikro
NO
Unsur
Tahun 2015
1.
3.500
2.
30.467
3.
13.8%
4.
1.802.789.267
C. Tarif layanan
Tarif layanan yang dibebankan kepada pengguna jasa di Puskesmas Toroh 1 masih
berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 22 tahun 2012 tentang Restribusi Jasa Umum dan
peraturan bupti nomor 25 tahun 2014 tentang perubahan tarif dan restribusi jasa umum
pelayanan kesehatan di Kabupaten Grobogan
NO
1
2
4
5
JENIS PELAYANAN
Indikator Pelayanan
Rawat Jalan
Kunjungan rawat jalan
Kunjungan rawat inap
Cakupan Kunjungan Ibu hamil
K4
Cakupan Komplikasi Kebidanan
yang ditangani
SAT
KINERJA
TA 2014
REALISASI S/D
BLN JULI 2015
PROGNOSA
TA 2015
pasien
Pasien
%
1607
95,5%
1140
42,7%
1955
73,2%
191%
100%
171,4%
100%
49,2%
84,3%
7
8
%
%
100%
77,4%
49,9 %
28,5%
85,5%
48,9%
9
10
%
%
97,6%
100%
52%
52,1 %
89,1%
89,3%
%
%
100%
70,8%
33,3 %
41,0 %
57,1%
70,3%
100%
100%
171,4%
14
100%
100%
171,4%
15
100%
17%
29,1%
16
17
85%
0
80,9%
0
138,7%
0,0%
18
Pasien
35
22
37
19
47%
24,53%
42,1%
20
pasien
81
60
102
21
pasien
405
270
462
100
100
84
11
12
13
22
KET
jika ada
kasus
jika ada
kasus
18
NO
JENIS PELAYANAN
SAT
23
24
KINERJA
TA 2014
REALISASI S/D
BLN JULI 2015
PROGNOSA
TA 2015
KET
Tdk
ada
kasus
50
80
83
b. Kinerja Keuangan
1. Proyeksi Pendapatan per unit layanan
No
1
2
3
4
5
6
Unit Layanan
Rawat Jalan
Rawat Jalan luar daerah
Kir haji
Kir pelajar
Kir Umum
Kir Calon pengantin
Imunisasi haji
Tindakan medis umum
Tindakan Gigi
Fisioterapi
Rawat Inap
Rawat Inap Bayar
Rawat Inap BPJS
Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Persalinan
Persalinan bayar
Persalinan BPJS
Rujukan
Rujukan Ambulance
Pendapatan Kapitasi BPJS
Jumlah
Prognosa 2015
Target 2016
3.996.000
740.000
114.000
2.010.000
8.920.000
4.550.000
6.230.000
11.810.000.
430.000
6.850.000
740.000
195.000
3.445.000
15.291.000
4.550.000
10.680.000
20.245.000
737.000
7.535.000
1.395.000
214.000
3.790.000
16.820.000
8.580.000
11748000
22.270.000
810.000
216.671.000
216.840.000
371.436.000
371.725.000
408.579.600
408.898.000
49.435.000
84.745.000
93.220.000
48.900.000
67.200.000
83.828.000
115.200.000
92.211.000
126.720.000
1.975.000
1.174.778.267
1.802.789.267
3.385.714
1.704.778.267
2.797.830.981
3.724.000
1.282.000.000
3.081.770.600
Uraian
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Perkiraan pendapatan
Puskesmas Toroh 1
untuk output 12 bulan
2.797.830.9
81
2.488.514.6
00
2.737.366.06
0.
3.011.102.66 3.312.212.93
6
3
19
NO
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pelayanan
Piutang Lain-lain
Persediaan (obat)
Uang Muka
Biaya dibayar di Muka
Jumlah Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
ASET TETAP
Tanah
Gedung dan Bangunan
Peralatan dan Mesin
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Asset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan
Jumlah Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap
Aset Lainnya
Aset Kerjasam Operasi
Aset Sewa
Aset tak berwujud
Aset lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Usaha
Utang Pajak
Biaya yg masih harus dibayar
Pendapatan diterima dimuka
URAIAN
Bagian Lancar Utang jk Panjang
Utang jangka pendek Lainnya
1.230.394.900,00
317.907.000
0
210.167.550
0
21.546.086,00
0
0
1.462.108.536,00
0
0
1.342.222.500
693.383.600
0
0
0
2.035.606.100
0
0
0
0
0
0
0
0
3.497.714.636
0
30.000.000
347.907.000
1.342.222.500
954.138.223
2.296.360.723
2.644.267.723
0
0
0
0
0
NILAI S/D 31 JULI 2015
0
0
20
0
0
0
1.230.394.900
210.167.550
21.546.086,00
0
0
1.462.108.536
1.462.108.536
317.907.000
30.000.000
0
0
347.907.000
347.907.000
Volume
Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
2.750.000
45.000.000
25.000.000
45.000.000
35.000.000
50.000.000
120.000.000
80.000.000
50.000.000
200.000.000
25.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
1.232.708.240
18.000.000
15.000.000
350.000.000
21
URAIAN BELANJA
Pengadaan Bahan medis Habis pakai
Pengadaan Bahan Laboratorium
Total Belanja
Volume
Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
45.000.000
150.000.000
2.593.458.240
BAB III
PENUTUP
A. HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN DALAM RANGKA MELAKSANAKAN BLUD
Proses akreditasi Puskesmas Toroh 1 yang masih berlanjut membutuhkan anggaran yang tidak
sedikit. Selama tahun 2015 sampai dengan 2018, kebutuhan dana untuk kepentingan akreditasi bersumber
22
dari dana APBD dan dari dana operasional Puskesmas. Kebutuhan anggaran untuk kepentingan akreditasi
yang masih berlanjut ini harus diperhitungkan agar tidak mengganggu stabilitas keuangan di Puskesmas
Toroh 1.
Untuk kinerja layanan masih perlu adanya konsistensi mutu pelayanan maupun implementasi
terhadap SPO yang sudah ditetapkan, sehingga kepuasan konsumen dapat sesuai target. Dengan
adanya peningkatan mutu, maka kepuasan pasien pun dapat meningkat, dimana kepuasaan pasien
merupakan hal yang sangat penting untuk memperkuat citra pelayanan, sehingga proses peningkatan
kepercayaan konsumen ke Puskesmas Toroh 1 perlu ditingkatkan.
Berkaitan dengan keuangan perlu mendapatkan perhatian terhadap pengawasan cash flow
keuangan agar pembiayaan tidak tersendat dan proses pencairan dapat disiplin sesuai rencana sehingga
kondisi keuangan dapat terkontrol. Yang harus diperhatikan pula adalah perubahan biaya akibat
operasional rawat inap yang kemungkinan akan memakan biaya rutin seperti air, listrik, cleaning service
dan berbagai biaya akibat penambahan kapasitas secara signifikan. Tingginya piutang dari tahun ke tahun
perlu diminimalisir agar keuangan menjadi sehat.
B. KESIMPULAN
Dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun Anggaran 2016 disusun sebagai penjabaran
dari Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Toroh 1 Tahun 2016-2020, sehingga upaya pencapaian target
pelayanan mengikuti yang telah ditetapkan. Dokumen RBA ini merupakan bagian dari APBD Kabupaten
Grobogan yang selanjutnya disyahkan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2016 di
Puskesmas Toroh 1, dan dapat dilakukan
memanfaatkan peluang yang ada untuk masuk dalam kompetisi pasar dengan kemampuan dan jenis
pelayanan selalu berkembang dari tahun ke tahun.
Besar harapan akan manfaat dokumen RBA sebagai acuan kegiatan tahun 2016, namun demikian
apabila diperlukan adanya wacana perubahan atau revisi atas dokumen ini, maka diperlukan diskusi lebih
lanjut. Adapun perubahan atau revisi yang apabila diperlukan harus sesuai dengan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, dan program pembangunan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
yang
berpedoman pada Dokumen Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Toroh 1 tahun 2016-2020 yang telah
ditetapkan.
24