TANAMAN III (KTNT III)-2015 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEKATAN HARA PADA LARUTAN TANAH : A. REAKSI TANAH B. POTENSIAL REDOKS
KOLOID TANAH DAN PERANANNYA :
A. SIFAT DAN CIRI KOLOID LIAT B. SIFAT DAN CIRI HUMUS C. PERANAN KOLOID TANAH
SERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR TANAMAN :
A. INTERSEPSI B. ALIRAN MASA C. DIFUSI HUBUNGAN TANAH DAN TANAMAN ???? I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEKATAN HARA LARUTAN TANAH ! Unsur hara yang berada dalam larutan tanah (soil solution) bersumber dari mineral primer, pupuk, bahan organik, atmosfir, dll. ! Anion nitrat (NO3) dan Cl sangat larut di dalam larutan tanah&umumnya tidak membentuk persenyawaan tidak larut dengan unsur lain dalam tanah. ! Akibatnya, bila NO3 dan Cl diberikan ke dlm tanah biasanya akan diserap akar tanaman atau mo, ada yg tercuci dan ada yang mengalami denitrifikasi. ! Begitu juga dgn SO4 ,tapi cenderung dijerap pada tanah masam. ! Unsur hara lainnya membentuk persenyawaan yg relatif tidak larut di dlm lar tanah tapi cenderung seimbang dgn ion-ion lain dlm lar tanah. ! Cu&Zn akan membentuk persenyawaan kompleks dgn persenyawaan organik. ! Fe&Al membentuk hidroksida-hidrokoksida atau oksida-oksida berair yg tdk larut ! P membentuk persenyawaan tidak larut dgn Fe- fosfat, Al-fosfat dan Ca-fosfat REAKSI TANAH … ! Nilai pH merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan unsur-unsur yang cenderung berseimbang dgn fase padat. ! Kelarutan oksida-oksida atau hidroksida Fe&Al secara langsung bergantung pada konsentrasi ion hidroksil (OH) dan kelarutannya menurun jika pH meningkat. ! Kelarutan Fe-fosfat, Al-fosfat&Ca-fosfat sangat tergantung pada pH, juga kelarutan anion-anion MoO4 & SO4 yang terjerap. ! MoO4 & SO4 yang terjerap dan P yang terikat dengan Fe&Al semua kelarutannya meningkat jika pH tanah meningkat. ! pH juga mengendalikan kelarutan karbonat-karbonat, silikat-silikat, serta mempengaruhi reaksi-reaksi redoks (reduksi-oksidasi), aktifitas Mo& menentukan pula jenis spesies fosfat & karbonat di dalam larutan tanah. ! Dari tabel tsb diperlihatkan bahwa setelah tanah dgn suasana oksidasi yg sempurna berubah secara progresif menjadi suasana reduksi, maka reaksi berikut dapat terjadi. ! denitrifikasi ion nitrat (NO3), adalah kombinasi reaksi 1 dan 4 ! reduksi MnO2 menjadi Mn2+ ditunjukkan oleh reaksi 5 ! reduksi Cu2+ ditunjukkan oleh reaksi 7 ! reduksi oksidasi-oksidasi Fe3+ menjadi Fe2+ ,reaksi 8 ! reduksi SO42- menjadi H2S, reaksi 9 ! produksi CH4 reaksi 10 ! produksi H2 (batas terendah stabilitas air), reaksi 12 ! Reaksi-reaksi lain yang memperlihatkan hub batas atas (upper limit) dari stabilitas air (reaksi 2) ialah ratio Fe3+ terhadap Fe2+ di dalam larutan tanah (reaksi 3) proses nitrifikasi (reaksi 6 dan 4), dan proses fiksasi nitrogen (reaksi 11). Denitrifikasi nitrogen dan reduksi Mn dapat terjadi dalam batas-batas tertentu meskipun tanah cukup basah tetapi belum jenuh. Reduksi oksida-oksida ferri dapat menyebabkan pembebasan fosfat yang terikat dengan oksida besi ini, sehingga dapat memberikan konstribusinya sebagai unsur hara P untuk tanaman padi yang ditanam pada tanah tergenang. ! Faktor yang lain spt suhu&kekuatan ionik (ionic strength) dari larutan juga dapat mempengaruhi kepekatan unsur hara. Namun pengaruh langsung dari faktor-faktor ini terhadap kepekatan seimbangan (equilibrium concentration) relatif kecil jika dibandingkan dengan pengaruh pH dan redoks potensial, tapi cukup berpengaruh terhadap aktifitas mikrobiologi dan jumlah reaksi-reaksi. ! KOLOID TANAH DAN PERANANNYA ! ! Koloid tanah adalah suatu bahan aktif yg tanah tersusun dari mineral dan humus ! Liat adalah mineral yang berukuran <2µ ! Tidak semua mineral liat dapat disebut bersifat koloid, misal kristabolit. ! Koloid liat berasal dari hasil pelapukan mineral-mineral primer yang telah disintesiskan kembali menjadi senyawa mineral yang baru. Oleh karenanya, ia digolongkan pada mineral sekunder. ! Koloid humus berasal dari hasil pelapukan bahan organik (sisa hewan dan atau tumbuhan) yang juga telah disintesiskan kembali kedua macam koloid tanah ini mempunyai sifat dan ciri yang berbeda-beda tetapi mempunyai peranan yang relatif sama bagi kesuburan tanah. ! Peranan utama dari koloid tanah yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran ion ! SIFAT DAN CIRI KOLOID LIAT ! ! Mineral liat terdiri atas kelompok silikat dan bukan silikat. ! Kelompok liat silikat terbagi dalam 2 gol yaitu gol bertipe 1:1 & 2:1 ! Tipe liat 1:1 menunjukkan mineral tersusun dari aluminium oktaeder, misal Kaolinit, Anauksit, Haloisit ! Tipe liat 2:1tersusun dari 2 lapisan silikat tetraeder dan 1 lapisan aluminium oktaeder, misalnya: Montmorilonit, Vermikulit, Beidellit. ! Mineral liat lain yaitu tipe 2:1&2:2 disebut mineral Intergradien. Mineral inii dominan pada tanah- tanah masam yg telah mengalami pelapukan lanjut. ! Mineral liat yang tidak mengkristal (amorfous)misalnya Alofan. ! Kelompok liat bukan silikat dominan ditemukan pada tanah-tanah tua, misalnya Gipsit (Al2O33H2O)Geotit(Fe2O3H2O) & Limonit(Fe2O3 nH2O) ! SIFAT DAN CIRI HUMUS ! 1) Koloid humus tersusun dari senyawa lignin, poliuroida dan protein. ! Ditinjau dari sifat kelarutannya, koloid humus ada tiga macam asam, yaitu asam humin (tidak larut dalam asam atau alkali), humik (larut dalam alkali, tidak larut dalam asam), dan vulfik (larut dalam asam maupun alkali) ! 2) Muatan negatifnya, berasal dari gugus karboksil (-COOH),dan fenolik ( -OH) yang dinetralkan dan berionisasi dengan unit-unit pusat dari humus. KTK sangat besar (150-300 me/100g), juga daya jerapnya sampai beberapa kali lipat bobot keringnya ! PERANAN KOLOID TANAH ! ! Peranan utama yaitu mempertukarkan ion (kation dan anion) yang sangat menentukan penyediaan hara bagi tanaman. ! 1) Pertukaran kation. Muatan negatif dari koloid tanah dinetralkan oleh kation-kation. ! KTK yaitu kemampuan permukaan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation (me/100g atau cmol/kg). Kuat lemahnya kation dijerap bergantung pada valensinya. Kation 3 dan 2 dijerap lebih kuat daripada bervalensi 1. ! Besar kecilnya KTK sangat ditentukan oleh jumlah dan jenis mineral liat, jumlah bahan organik, dan pH tanah tersebut. ! Mineral liat lain yaitu tipe 2:1&2:2 disebut mineral Intergradien. Mineral inii dominan pada tanah- tanah masam yg telah mengalami pelapukan lanjut. ! Mineral liat yang tidak mengkristal (amorfous)misalnya Alofan. ! Kelompok liat bukan silikat dominan ditemukan pada tanah-tanah tua, misalnya Gipsit (Al2O33H2O)Geotit(Fe2O3H2O) & Limonit(Fe2O3 nH2O) ! SIFAT DAN CIRI HUMUS ! 1) Koloid humus tersusun dari senyawa lignin, poliuroida dan protein. ! Ditinjau dari sifat kelarutannya, koloid humus ada tiga macam asam, yaitu asam humin (tidak larut dalam asam atau alkali), humik (larut dalam alkali, tidak larut dalam asam), dan vulfik (larut dalam asam maupun alkali) ! 2) Muatan negatifnya, berasal dari gugus karboksil (- COOH),dan fenolik ( -OH) yang dinetralkan dan berionisasi dengan unit-unit pusat dari humus. KTK sangat besar (150-300 me/100g), juga daya jerapnya sampai beberapa kali lipat bobot keringnya ! ! PERANAN KOLOID TANAH ! ! Peranan utama yaitu mempertukarkan ion (kation dan anion) yang sangat menentukan penyediaan hara bagi tanaman. ! 1) Pertukaran kation. Muatan negatif dari koloid tanah dinetralkan oleh kation-kation. ! KTK yaitu kemampuan permukaan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation (me/100g atau cmol/kg). Kuat lemahnya kation dijerap bergantung pada valensinya. Kation 3 dan 2 dijerap lebih kuat daripada bervalensi 1. ! Besar kecilnya KTK sangat ditentukan oleh jumlah dan jenis mineral liat, jumlah bahan organik, dan pH tanah tersebut. ! Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa (K, Na, Ca dan Mg) dengan KTK total, yang dinyatakan dalam persen. ! KTK efektif adalah jumlah K Na Ca Mg Al dan H dalam me/100g atau cmol/kg. ! Kejenuhan Al adalah perbandingan Al dengan KTK efektif, yang ! Pertukaran Anion. Berdasarkan pengamatan ion fosfat yang tidak tercuci dari tanah, tetapi ion fosfat dpt dikeluarkan melalui ekstraksi dengan bermacam-macam garam, asam&larutan basa. Selain anion fosfat juga sulfat klor&nitrat ! SERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR ! ! Serapan unsur-unsur hara oleh sistem perakaran tanaman dapat melalui proses aktif maupun pasif. ! Terdapat dua teori serapan unsur hara yang saling berlawanan yaitu dengan cara selektif dan tidak selektif ! Unsur-unsur hara diserap tanaman berbentuk ion baik kation maupun anion. ! Kecepatan serapan hara oleh akar tanaman dipengaruhi oleh: ! Kondisi fisik dan kimia; stadia/fase tumbuh tanaman; kecepatan tumbuh tanaman;cahaya/penyinaran matahari; suhu; dan air. ! Proses/mekanisme serapan hara oleh akar tanaman terdapat 3 proses yaitu; (1) intersepsi oleh akar tanaman; (2) aliran masa; (3) difusi. ! Hasil penelitian jumlah rata-rata serapan unsur hara N,P,K,Ca,Mg&S tanaman jagung yang ditanam pada tanah subur Alfisols lempung berdebu melalui ketiga mekanisme ) Alfisol Silt Loam Sumber: Barber (1984) ! INTERSEPSI AKAR ! ! Intersepsi adalah sistem perakaran menyerap unsur hara karena kontak langsung antara bagian aktif akar (sebagian bulu-bulu akar) dengan unsur hara tanaman. ! Serapan melalui cara ini disebut serapan aktif. ! Banyaknya unsur hara yang diserap tanaman sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan akar. ! Contoh ion-ion terserap melalui intersepsi: ! NO3 dan SO4= di dalam larutan tanah, dan ! Ca++, Mg++, dan K+ pada tapak jerapan ! ALIRAN MASA ! ! Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air tanah berbentuk larutan tanah terserap oleh sistem perakaran karena adanya aliran atau gerakan air tanah menuju perakaran tanaman yang disebabkan oleh seraan air oleh sistem perakaran tanaman. ! Konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah menentukan banyaknya unsur hara yang diangkut atau mengikuti aliran ke permukaan perakaran. ! Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi tanaman akan secara langsung berpengaruh pada prosesaliran masa. ! ! DIFUSI ! Unsur hara yang terlarut dalam larutan air tanah bergerak menuju permukaan akar tanaman mengikuti hukum difusi, yang menyatakan bahwa: unsur hara bergerak dari bagian yang konsentrasinya tinggi ke bagian yang konsentrasinya rendah. ! Hukum Ficks: ! ΔQ/ Δt = -DA(ΔC/ ΔX) ! Keterangan: ! ΔQ/ Δt = Jumlah ion yang berdifusi pada waktu Δt ! A = Luas penampang area tempat terjadinya difusi ! C = Konsentrasi larutan ! X = jarak bergeraknya ion ! D = koefisien difusi ! Koefisien difusi merupakan faktor terpenting sebab mengendalikan (mengontrol) sejauh mana hara dapat melakukan ke akar tanaman. Semakin panjang akar, semakin besar pula gradient difusi. Menurut Donahue et al., (1977) dalam Hardjowigeno (1992) aliran masa merupakan mekanisme penyediaan unsur hara yang paling utama untuk banyak unsur hara seperti N (98,9%), Ca (71,4%), S (95,0%), dan Mo (95,2%). ! Penyediaan unsur hara P dan K lebih banyak dilakukan melalui proses difusi yaitu masing-masing 90,9% dan 77,7%. ! Penyediaan hara melalui intersepsi akar yang terpenting adalah unsur Ca yang mencapai 28,6%, sedangkan untuk unsur-unsur lainnya hanya berkisar dari 1,2-5,0%.