PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kompetisi gulma yang dilakukan kelompok kami
yaitu dengan perlakuan jumlah populasi gulma Bidens pilosa terhadap pertumbuhan tanaman
jagung didapatkan beberapa hasil yaitu pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada setiap
minggu pengamatan mengalami penambahan, namun penambahan tinggi tanaman jagung ini
berbeda pada setiap perlakuan populasi.
Berdasarkan table hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dapat dilihat bahwa semakin
banyak populasi gulma yang ditanam bersamaan dengan pertanaman jagung maka semakin rendah
tinggi tanaman jagungnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi antara gulma Bidens
pilosa dengan tanaman jagung yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman jagung.
Gulma merugikan manusia dalam keadaan,tempat dan waktu tertentu. Tetapi, pada
prinsipnya, gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki tumbuh atau hidup di suatu
tempat. Hal ini disebabkan karena gulma biasanya tumbuhan tersebut dapat berkompetisi
dengan tanaman pokok yang dibudidayakan oleh manusia.
Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih untuk memperebutkan
objek yang sama. Baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar yang sama untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yaitu unsure hara, air, cahaya, bahan ruang
tumbuh dan CO2. Persaingan terjadi bila unsur-unsur penunjang pertumbuhan tersebut tidak
tersedia dalam jumlah yang cukup bagi keduanya. Persaingan antara gulma dengan tanaman
adalah persaingan interspesifik karena terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda, sedangkan
persaingan yang terjadi antar spesies tumbuhan yang sama merupakan persaingan intra
spesifik.
Gulma sama halnya dengan tumbuhan lain, yang banyak membutuhkan air untuk
hidupnya . air diserap dari dalam tanah dan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya
sekitar 1% saja yang digunakan untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organic
gulma membutuhkan 330-1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali
kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Bidens pilosa membutuhkan air sebesar dua kali
tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terutama terjadi pada pertanian lahan kering
atau tegalan
Dalam keadaan air dan hara telah cukup untuk pertumbuhan maka factor pembatas
berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan maka berbagai pertanaman akan berebut
untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi) dan tajuknya
lebih rimbun akan memperoleh cahaya lebih banyak. Sedangkan tumbuhan lain yang lebih
pendek, muda dan kurang tajuknya akan ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga
pertumbuhannya akan terhambat.
Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya secara interaksi biokimia, yaitu salah satu
tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain
menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan
memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan
yang timbul akibat di keluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopati.
Allelopati ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya karena
sifatnya yang toksik.
Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada
kerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara sedang berkembang (Indonesia, India,
Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma sama besarnya dengan kerugian akibat hama.
Daftar Pustaka
Lafitte, H.R. 1994. Identifying production problems in tropical maize: a field guide.
CIMMYT, Mexico , D.F. p.76-84.
Violic, A.D. 2000. Integrated crop menagement. In: R.L. Paliwal, G. Granados, H.R. Lafitte, A.D. Violic, and
J.P. Marathee (Eds.). Tropical Maize Improvement and Production. FOA Plant Production and Protection
Series, Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome, 28:237-282.
Bangun, P. 1982. Persaingan kayambang Salvinia molesta dengan tanaman padi. Jurnal penelitian
pertanian 2 (2) : 64--67.
Sukman, Yarnelis dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers.
Jakarta. 157 hal.