Anda di halaman 1dari 10

Dental Site Teaching

NIGHT GUARD

Oleh:
Leilyani Sari
No. BP. :1210342025

Pembimbing :
drg. Dedi Sumantri, M.DSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
TATA LAKSANA KASUS NIGHT GUARD

Nama Operator : Leilyani Sari

No BP : 1210342025

Preseptor : drg. Dedi Sumatri, M.DSc

A. Data Pasien :

Nama pasien : Riri mustika Yanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Guru

Alamat : Jalan sawahan palam 2 No10

No RM : 8542
B. Hasil Pemeriksaan :
- Pemeriksaan Subjektif :
1. CC : Pasien datang dengan keluhan pegal di bagian rahang dan gigi terasa tebal dan
sensitive setelah bagun tidur. Pasien juga merasa gigi semakin memndek
2. PI : Pasien pertama kali merasa pegal rahang sejak 2 tahun yang lalu . ibu pasien
sering mendengar bunyi gertakan gigi pasien ketika tidur. Pasien memiliki kebiasan
tersebut sejak SMP Kelas 2. Pasien membiarkan saja keluhan tersebut dan tidak
ditangani dokter gigi.
3. PDH : Pasien pernah kedokter gigi 2x untuk perawatan scaling 1 tahun dan 8 bulan
yang lalu
4. PMH : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik, dan tidak ada alergi obat
5. FH : Orang tua pasien tidak mempunyai penyakit sistemik

- Klasifikasi Rahang
o Kelas 1 Angle tpe 4 dewey

- Pemeriksaan Objektif : atrisi pada gigi 15, 14, 13,12, 11, 21,22, 23, 24, 31,32,33,34,35
41, 42, 43,44
1. Tes sondasi : (-)
2. Tes termal : (+) ngilu
3. Tes palpasi : (-)
4. Tes perkusi : (-)
5. Tes Mobility : (-)
- Overjet : 0 mm
- Overbite : 0 mm
- TMJ : Clicking bagian kiri devisiasi ke kiri
- Diagnosa : Atrisi gigi 15,14, 13,12, 11, 21,22, 23, 24, 31,32,33,34,35 41, 42, 43,44
ec. bruxism
Rencana perawatan : DHE, Scalling, Pembuatan Night Guard
Design :

1 mm

2 mm

C. Alat dan Bahan yang digunakan :


1. Alat :
- Diagnostic set
- Rubber bowl
- Spatula
- Sendok cetak ukuran L dan M
- Lampu spiritus
- Pisau wax
- Lecron
- Okludator
- Basis segitujuh

2. Bahan :
- Alginate
- Gips biru
- Gips kuning
- Gips plaster
- Wax
- Spiritus

NIGHT GUARD

Night Guard adalah suatu alat yang dipasang untuk mencegah berkontaknya gigi-gigi
rahang atas dengan rahang bawah agar tidak terjadi kerusakan gigi dan jaringan periodontal lebih
lanjut akibat aktivitas parafungsi.

Aktivitas parafungsi yaitu suatu kebiasaan yang tanpa disadari dan berulang atau tidak
beraturan (spasmodik). Aktivitas parafungsi dapat berupa nokturnal (aktif di malam hari) berupa
buksizm atau diurnal (aktif di siang hari) termasuk clenching, bracing (menggigit dengan
kencang), menggertakkan gigi, serta grinding (gerakan mengasah/menggerus gigi) tanpa
kesadaran dari subjek.

Fungsi Night Guard diantaranya adalah :

1. Menanggulangi pola aktivitas otot abnormal


2. Melindungi gigi dari iritasi
3. Melindungi otot
4. Memperbaiki ketidakharmonisan oklusal

Etiologi Night Guard adalah :


1. Faktor psikologis (stress emosional)
2. Faktor lokal (missing teeth, tambalan overhang, premature contact (maloklusi))
3. Faktor sistemik (epilepsy)
4. Efek samping obat-obatan psikiatrik dan NAPZA

Indikasi Night Guard adalah :


1. Kerusakan permukaan gigi akibat seringnya dan kuatnya gesekan dan pasien merasakan
ngilu hebat
2. Gangguan sendi rahang
3. Sakit kepala
4. Nyeri wajah
5. Terganggunya tidur orang disekitarnya

Kontraindikasi Night Guard adalah :


1. Pasien tidak ingin dibuatkan night guard
2. Gigi pasien belum mengalami kerusakan yang parah/ pasien tidak merasakan ngilu pada
permukaan gigi
3. Rasa sakit (sakit kepala, telinga, nyeri wajah) masih bisa ditahan oleh pasien

Desain : Rahang atas (Desain Michigan Splint)

- Dimulai dari M1 rahang atas kanan ke M1 rahang atas kiri


- Ketebalan tidak melebihi FWS (2mm)
- Perluasan ke fasial = 1/3 insisal, bukal = 1/3 oklusal, palatal sampai rugae palatine kedua
- Dataran oklusal sesuai dengan gigi I sampai P2 dan untuk gigi M datarannya datar dan
halus

A. Kunjungan I
1. Pengisian rekam medis
2. Probing depht
3. RKP  Indeks plak
4. Scalling RA dan RB
5. Melakukan tambalan pada gigi yang berlubang pada gigi 46,36
6. Pencetakan RA dan RB
7. Membuat study model dan working model

Pengerjaan di luar mulut pasien :


1. Penanaman dalam basis segi 7 dan okludator
2. Membuat desain Night guard
3. Membuat model lilin
B. Kunjungan II
1. Try in pola lilin
Perhatikan :
 Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang menekan
jaringan, semua permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal atau
oklusal gigi.
 Oklusi : tidak melebihi batas freeway space
2. Lab processing

C. Kunjungan III
1. Insersi
- Keluhan pasien
Perhatikan :
 Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang tajam atau
menekan jaringan, semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal
gigi, permukaan halus, mengkilap dan licin.
 Retensi : tidak terlepas pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan eksentrik.
Jika nightguard ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
 Stabilisasi : tidak goyang pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan
eksentrik. Jika nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul,
maka sisi lawannya tidak terangkat.
 Oklusi : tidak melebihi batas freeway space dan tidak terdapat prematur kontak.
2. Instruksikan kepada pasien agar alat dipakai saat tidur pada malam hari selama 1
bulan
3. Instruksikan tempat penyimpanan night guard di tempat wadah berair dan di sikat
dengan sikat gigi.

D. Kunjungan IV
Kontrol 1 minggu
Pemeriksaan pada saat kontrol :
 Keluhan pasien
 Kondisi jaringan sekitar
 Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi
 Retensi : jika ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
 Stabilisasi : jika nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang
tumpul, maka sisi lawannya tidak terangkat.
 Oklusi : DV sebelum dan sesudah memakai nightguard

E. Kunjungan V
Kontrol 1 bulan
Pemeriksaan saat kontrol :
 Keluhan pasien
 Kondisi jaringan sekitar
 Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi
 Retensi : jika ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
 Stabilisasi : jika nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul,
maka sisi lawannya tidak terangkat.
 Oklusi : DV sebelum dan sesudah memakai nightguard

Pola Resorbsi Tulang Alveolar pada Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal dapat merubah gambaran morfologi tulang alveolar sehingga terjadi
penurunan ketinggian tulang.

1. Resorbsi tulang horizontal (periodontitis biasa)


Resorbsi tulang horizontal merupakan pola kehilangan tulang yang paling sering
ditemukan pada penyakit periodontal. Puncak tulang alveolar (ketinggian tulang)
mengalami penurunan, tetapi margin tulang yang tersisa tetap tegak lurus terhadap
permukaan gigi. Septum interdental bagian facial dan lingual juga mengalami
kerusakan dengan derajat kerusakan disekeliling gigi yang berbeda-beda (Carranza,
2002)
2. Resorbsi tulang vertikal atau angular (periodontitis agresif/juvenile)
Resorbsi tulang vertikal terjadi dalam arah miring/oblik, timbul daerah seperti sumur
pada tulang sekeliling akar gigi yang dasarnya berada apikal dari tulang sekitarnya.
Resorbsi tulang angular menyertai saku infraboni. Resorbsi tulang angular
diklasifikasikan berdasarkan jumlah dinding tulangnya yaitu dapat memiliki satu,
dua, atau tiga dinding. Resorbsi tulang vertikal pada daerah interdental dapat terlihat
secara jelas pada gambaran radiografis dan paling sering pada daerah distal gigi M.
Sedangkan resorbsi tulang angular biasa ditemukan pada permukaan vestibular dan
oral tetapi tidak terdeteksi pada ronsen foto sehingga satu-satunya cara yang dapat
menentukan keberadaannya adalah dengan pembukaan daerah cacat dengan bedah
perio.

Perbandingan mahkota dan akar

11 : 9mm : 15mm 21 : 11mm : 15mm 31 : 6mm : 11 mm 41 : 6mm : 13mm


12 : 11mm : 13mm 22 : 11mm : 14mm 32 : 6,5mm : 11,5mm 42 : 4mm : 14mm
13 : 12mm : 15mm 23 : 10,5mm : 13,5mm 33 : 7,5mm : 17,5mm 43 : 9mm : 23mm
14 : 11mm : 11,5mm 24 : 12mm : 13mm 34 : 9mm : 17mm 44 : 10,5mm : 18mm
15 : 11mm : 14,5mm 25 : 11mm : 15mm 35 : 9mm : 17mm 45 : 9mm :13mm
16 : 11mm : 14mm 26 : 11mm : 13mm 36 : 8mm : 14mm 46 : 10mm : 13mm
17 : 13mm : 11mm 27 : 11mm : 12mm 37 : 9mm : 15mm 47 :10mm : 13mm
18 : 10mm : 12,5 mm 28 : 9mm : 10mm 38 : 12mm : 12mm
PROSEDUR PEMBUATAN NIGHT GUARD

Operator : Leilyani sari

Bp: 1210342025

Preceptor : drg Dedi Sumantri , M.DSc

No Hari/ Kegiatan Nilai Tanda tanggan Ket


tanggal peseptor

1 Pencetakan rahang atas dan rahang


bawah + penanaman basis segi 7
(study model)
2 Diskusi Kasus

3 Pembuatan study model +working


model + pembutan catatan gigitan

Penanaman di okludator

Pembuatan Pola lilin

Try in pada pasien

Pemolesan

Insersi

Kontrol 1 minggu

Kontrol 1 bulan

Anda mungkin juga menyukai