Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA MATERI ENERGI BUNYI SISWA KELAS IV
SDI JIWA NALA SURABAYA

OLEH :

EVA NAULIYAH,S.PdI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan salah satu tujuan

pendidikan. Keberhasilan pencapaian kualitas tersebut merupakan tanggung jawab keluarga,

sekolah dan masyarakat yang dikenalkan dengan Tri Pusat Pendidikan.

Guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam mendesain dan melaksanakan

proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas harus selalu mengupayakan agar proses

pembelajaran dapat bermutu tinggi. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan memilih

metode pembelajaran yang tepat.

Metode pembelajaran yang banyak menguntungkan disamping peningkatan akademik

juga keterampilan sosial yaitu metode kooperatif (cooperative learning) Yaitu:

Siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang
kooperatif siswa belajar bekerja bersama anggota lainnya. Siswa memiliki dua tanggung
jawab, mereka belajar untuk diri sendiri dan membantu sesama anggota kelompok
untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan dapat
melakukan yang sama seorang diri. (Hidayati, 2002 : 1)

Selama ini peneliti, sering melakukan pembagian kelompok belajar yang masih

tradisional yaitu kelompok belajar biasanya homogen, guru membiarkan siswa mendominasi

kelompok atau menggantungkan diri pada anggota yang lebih mampu, siswa hanya

menunggu jawaban dari teman dan bimbingan dari guru, hal ini menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa masih rendah yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Untuk

mengatasi hal tersebut. Peneliti mengkaji pembelajaran kooperatif metode STAD karena

metode ini disamping sederhana juga mudah diterapkan pada pembelajaran sains.

Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa


kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan dan
apabila memungkinkan berasal dari suku, agama dan etnis yang berbeda.
(Ibrahim,2000 : 20).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan pembelajaran

kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana penerapan metode kooperatif teknik STAD dalam upaya meningkatkan Hasil

belajar Sains siswa kelas IV SD JIWA NALA Surabaya ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan metode kooperatif teknik STAD dalam upaya

meningkatkan Hasil belajar Sains siswa kelas IV SD JIWA NALA Surabaya

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Merujuk pada tujuan penelitian maka diprediksi hipotesis sebagai berikut :

Apabila pembelajaran Sains menerapkan metode Kooperatif Tipe STAD

maka hasil belajar siswa kelas IV SD JIWA NALA Surabaya akan meningkat.

E. MANFAAT HASIL PENELITIHAN

Hasil-hasil penelitihan diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Bagi siswa, siswa lebih aktif, kreatif, dan termotivasi untuk meningkatkan proses dan

hasil belajarnya.

2. Bagi peneliti, menambah wawasan keilmuannya dan meningkatkan profesionalisme.


3. Bagi guru, sebagain acuan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas dan atas

dasar temuan-temuan, guru dapat mengadakan perbaikan-perbaikan agar proses dan hasil

pembelajaran sains meningkat.

4. Bagi sekolah, agar dapat menyempurnakan proses pembelajaran sains untuk ditindak

lanjuti kepada sekolah-sekolah lain.

5. Bagi pengawas, sebagai dasar untuk mengadakan supervisi pendidikan dan pengajaran

pada mata pelajaran sains di wilayah kerjanya.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 di IV SD JIWA

NALA, mata pelajaran Sains yang Materinya adalah materi Sains semester I.

G. Penjelasan istilah

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2001 : 6-

7)

Menurut Slavin (dalam Kahfi, 2003:8) ada lima komponen utamadalampembelajaran

kooperatif metode STAD (student Teams Achievement Division) yaitu sebagai berikut : a.

penyajian kelas, b. menetapkan siswa dalam kelompok, c. tes atau kuis, d. skor peningkatan

individual, e. pengakuan kelompok.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan hasil belajar, terlebih dahulu akan

diuraikan apa yang dimaksud dengan belajar. Pengertian belajar telah banyak diuraikan

oleh para ahli diantaranya Gagne (1984 ), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman ( Udin S.

Winataputradkk,2004 ). Hasil belajar menurut teori diatas adalah perubahan perilaku pada

peserta didik setelah menerima pengalaman tertentu.

Belajar menurut Psikologi behavioristik adalah belajar ditafsirkan sebagai latihan –

latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon ( Dr Oemar Hamalik, 2010 : 43

). Jadi menurut teori ini hasil belajar adalah hasil dari kemampuan peserta didik untuk

merespon dari stimulus – stimulus yang diberikan kepada peserta didik.

Belajar menurut teori Mental State adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra

yang disampaikan perangsang – perangsang dari luar.Pengalaman – pengalaman

berasosiasi dan bereproduksi. Karena itu latihan memegang peranan penting ( Dr Oemar

Hamalik, 2010 : 42 ). Hasil belajar menurut teori tersebut adalah berupa hasil latihan

latihan yang diberikan kepada peserta didik, sehingga semakin banyak berlatih maka hasil

belajar semakin baik.

Dari ketiga teori diatas maka dalam penelitian ini yang di maksud hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh siswa dalam setiap ulangan harian yang hasilnya dituangkan dalam

bentuk angka – angka, sehingga guru dapat memberikan nilai dan mengukur tingkat

pemahaman siswa sesuai dengan kemampuannya.


B. Tinjauan Tentang Sains

1. Pengertian Sains

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2001 : 6-

7)

Sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Untuk itu siswa perlu

dibantu untuk mengemangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu

menjelajahi dan memahami alam sekitar, keterampilan proses ini meliputi keterampilan

mengamati seluruh indra, keterampilan menggunakan alat dan bahan, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara

beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-

gagasan dan memecahkan masalah sehari-hari.

Carl Sagan (dalam Koes H, 2003:5) mendefinisikan sains lebih sebagai sebuah cara

berfikir dari pada satu kumpulan pengetahuan. Sagan mengatakan tentang sains:

Tujuan sains adalah untuk menemukan bagaimana alam bekerja, ada-


-dari partikel-partikel sub nuklir yang mungkin membawa komponen utama semua
materi ke makhluk hidup, komunitas social manusia dan kemudian kosmos secara
keseluruhan. Persepsi kita mungkin mengalami distori oleh latihan dan praduga atau
bahkan karena keterbatasan indra kita yang tentu saja menerima secara langsung tetapi
hanya sebagian kecil dari gejala alam - -sains didasarkan atas eksperimen, pada
kemauan untuk menantang dogma lama, pada keterbukaan untuk melihat alam semesta
segera apa yang sesungguhnya serta merta sains kadang-kadang membutuhkan
keberanian- -paling tidak keberanian untuk mempertanyakan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sains adalah penerapan cara berfikir

untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep

atau prinsip-prinsip didasarkan atas eksperimen.


2. Tujuan Pengajaran Sains

Pengajaran sains di IV SD JIWA NALA Surabaya bertujuan agar siswa :

a. Mengembangkan rasa ingin tahu dari satu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari

e. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan dialam semesta ini untuk

dipelajari dan dimanfaatkan lebih jauh. ( Depdiknas, 2003:3).

3. Fungsi Mata Pelajaran Sains

Fungsi mata pelajaran sains menurut Depdiknas, 2004 : 5 antara lain:

b. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME

c. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

d. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan

teknologi

e. Membina siswa agar menguasai konsep sains untuk bekal hidup

dimasyarakat dan mewujudkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.


C. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk

memfasilitasi belajar orang lain secara khusus, pembelajaran merupakan upaya yang

dilakukan oleh guru, instruktur, pembelajar dengan tujuan untuk membantu siswa atau

peserta didik agar ia bekerja dengan mudah. Gagne dan Briggs, 1979 (dalam Setyosari, 2003

: 3).

Pembelajaran juga merupakan penyampaian berbagai informasi dan aktivitas yang

diarahkan untuk memudahkan penyampaian, tujuan secara spesifik dan diharapkan. Dengan

kata lain pembelajaran adalah kegiatan ( the conduct of activities) yang difokuskan pada hal-

hal khusus yang dipelajari oleh peserta didik. Smith & Ragan (dalam Setyosari, 2003 : 4).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran

adalah upaya yang dilakukan oleh guru, instruktur, pembelajar untuk membantu siswa

memperoleh berbagai informasi dan aktivitas agar dapat belajar dengan mudah.

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa definisi pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan. Menurut Slavin (dalam Rahayu 2004 : 156) pembnelajaran kooperatif

mengandung pengertian siswa belajar bersama, saling menyumbangkan pikiran dan

bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu maupun kelompok.

Perasaan saling bertanggung jawab ini sering di istilahkan dengan “swim and sink

together”. Selain definisi tersebut Cohen (dalam Rahayu, 1998 : 156) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif meliputi belajar berkolaborasi. Belajar secara kooperatif dan kerja

kelompok juga menunjukkan arti sosiologis, yaitu penekanannya pada aspek, tugas-tugas

kolektif yang harus dikerjakan bersama kelompok pendelegasian wewenang dari guru kepada
siswa guru berperan sebagai dasilitator dalam membimbing siswa menyelesaikan materi

tugas.

Cohen 1994 (dalam Sri Rahayu, 2004 : 2) mmengemukakan bahwa


pembelajaran kooperatif adalah kelompok belajar yang harus cukup kecil
yaitu terdiri dari 3 sampai 4 siswa agar setiap anggota kelompok dapat
berpartisipasi secara maksimal dan efektif untuk menyelesaikan tugas
tugas kolektif. Selain itu, siswa diharapkan dapat menyelesaikan tugas-
tugas mereka tanpa suprvisi langsung dari guru.

Nurhadi, 2004 : 61 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih

asuh ( saling tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah

pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran yang didasarkan atas kerja kelompok yang dilakukan secara sadar

dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuhuntuk mencapai tujuan khusus,

memecahkan persoalan dalam memahami suatu konsep, yang didasari rasa tanggung jawab

dan pandangan bahwa semua siswa memiliki tujuan sama.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak cukup hanya mempelajari materi saja,

tetapi juga harus mempelajari keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi

untuk melancarkan perencanaan hubungan kerja dan peranan tugas agar kelompok dapat

bekerja sama secara produktif.

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Roger & David Johnson (dalam Lie, 2002:30) menyatakan bahwa tidak semua kerja

kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Untuk menerapkan sistem belajar kooperatif,
guru harus menerapkan prinsip dasar pokok sistem belajar kooperatif dalam kelas. Unsur

dasar teknik sistem pembelajaran koopeatif ada lima antara lain : a) ketergantungan yang

positif (positive interpendence), b) pertanggung jawaban individual (individual

accountability), c) kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi, d) interaksi tatap muka

(face to face interaction), evaluasi proses kelompok (group processing).

d. Pembelajaran kooperatif metode STAD (Student Teams Achievement Division)

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode STAD karena pembelajaran

kooperatif metode STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa


kelompok kecil. Kelompok ini mem punyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan
tinggi, sedang, rendah,terdiri dari laki-laki dan perempuan dan apabila memungkinkan
berasal dari suku, agama, dan etnis yang berbeda.(Ibrahim, 2000 : 20)

Menurut Slavin (dalam Kahfi, 2003:8) ada lima komponen utamadalampembelajaran

kooperatif metode STAD (student Teams Achievement Division) yaitu sebagai berikut : a.

penyajian kelas, b. menetapkan siswa dalam kelompok, c. tes atau kuis, d. skor peningkatan

individual, e. pengakuan kelompok.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian di IV SD JIWA NALA Surabaya. Subjek penelitian adalah siswa

kelas IV SD JIWA NALA Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Jumlah keseluruhan 13 siswa. Laki-

laki 15 siswa perempuan.

B. PROSEDUR PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini diperlukan untuk memudahkan kegiatan- kegiatan penelitian

Agar rancangan penelitian relevan, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas ( action

research ).Adapun pelaksanaan PTK pada dasarnya terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling

terkait dan berkesinambungan yaitu : 1 ) merencanakan (planning), 2) pelaksanaan (acting),

3) pengamatan (observating) dan 4) refleksi (reflecting) ( Wibawa, 2004 : 22).

Adapun langkah - langkah PTK sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan pada refleksi awal, observasi pendahuluan tes awal yang menjadi acuan

dalam perencanaan tindakan peneliti bersama teman sejawat merancang dan menyusun

pembelajaran.

1. Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah untuk mengandakan penelitian.

2. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian


3. konsultasi dengan teman sejawat

4. persiapan penelitian atau kegiatan pembelajaran di kelas IV SD JIWA NALA

b. Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan pengajaran

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Peneliti menetapkan penelitian

melalui tiga siklus waktunya kurang lebih 3 minggu.

1. Siklus I, minggu pertama

a. Mengidentifikasikan permasalahan-permaslahan yang ada dikelas IV

b. Merancang desain pembelajarankelompok STAD. Indikator “Mengidentifikasi

ciri – ciri khusus yang dimiliki hewan, misalnya ciri khusus pada kelelawa dan cicak”.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama dua kali pertemuan.

d. mengadakan ulangan harian I

e. Mengadakan tes perbaikan bagi mereka yang belum tuntas belajar

f. Mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran

2. Siklus II,minggu kedua

a. Merancang desain pembelajaran kooperatif STAD. Indikator

“ciri khusus pada tumbuhan”.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama dua kali pertemuan.

c. Mengadakan ulangan harian II

d. Mengadakan tes perbaikan bagi mereka yang belum tuntas belajar.

e. melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan pembelajaran.

3. Siklus III, minggu ke tiga

a. Merancang desain pembelajaran kooperatif STAD. Indikator “Perkembangbiakan pada

manusia”.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama dua pertemuan.

c. Melaksanakan ulangan harian III.

d. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan pembelajaran.

c. Pengamatan

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan. Hal-hal yang perlu diamati antara lain :

1. Interaksi tatap muka.

2. Tanggung jawab individu

3. Saling ketergantungan.

4. Keterampilan berkomonikasi antar individu dan kelompok.

5. Proses kelompok.

d. Refleksi

Kegiatan terahir adalah merefleksi penerapan pembelajaran kooperatif.

1. Mencatat hasil observasi

2. Mengevaluasi hasil observasi.

3. Menganalisis hasil pembelajaran.

4. Memperbaiki kelemahan untuk daur berikutnya.

C. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang digunakan. (Sudjana,

1989 : 97). Agar berhasil memperoleh gambaran yang kongkrit dan empiris tentang

penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD pelajaran sains siswa kelas VI Semester I

SDN PERMISAN Kecamatan Jabon, peneliti menggunakan pedoman observasi / pengamatan

dan tes sebagai alat pengumpul data.


a. Observasi / Pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mendapatkan informasi

tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan

observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan atau

kelompok. (safari, 2004 : 6).

Dalam penelitian ini yang diamati adalah kegiatan siswa pada waktu diskusi untuk

menyelesaikan tugas-tugas kolektif (LKS).

b. Teknik Tes

Teknik Tes adalah teknik evaluasi pembelajaran yang menggunakan intrumen tes

sebagai instrumen sebagai alat ukur dalam evaluasi. (Winoyo, 2003 : 17). Sedangkan

pengertian tes menurut umar dkk, 1996 (dalam Winoyo, 2003 : 17 ) mengatakan bahwa tes

adalah himpunan – himpunan yang harus dijawab, atau pernyataan yang harus dipilih /

ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang di tes. (testee).

Dalam prestasi belajar yang akan diukur ialah tingkat kemampuan seorang siswa

dalam menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Soal tes yang digunakan dalam penelitian

ini sudah divalidasi konten (isi) dan konstruk (tujuan). Kemampuan / indicator yang ada pada

desain pembelajaran sama dengan soal. Bahan yang diajarkan sudah sesuai dengan kurikulum

karena itu pada dasarnya validitas ini sama dengan validatas kurikulum.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar valid, peneliti melakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Membuat pengamatan sikap siswa pada waktu diskusi dalam penerapan 5 unsur

dasar pembelajaran kooperatif.

b. Membuat alat evaluasi mengevaluasi untuk hasil belajar.


c. Melaksanakan ulangan sebanyak 3 kali.

d. Mengumpulkan data, mengamati sikap pada waktu diskusi, mengoreksi hasil

ulangan siswa untuk mendapatkan data kualitatif daya serap siswa.

E. Analisa Data

Penilaian kemampuan siswa disamping penilaian proses juga penilaian hasil evaluasi.

a. Penilaian proses dilakukan pada waktu mengadakan diskusi untuk

menyelesaiakan LKS. Kriteria penilaian sikap yang perlu diamati pada waktu

diskusi dalam penerapan pembelajaran kooperatif yaitu 5 (lima) unsur dasar

pembelajaran kooperatif.

1. Interaksi tatap muka.

2. Tanggung jawab individu .

3. Saling ketergantungan Positif.

4. Keterampilan berkomonikasi.

5. Proses kelompok.

b. Penilaian Hasil Evaluasi

Untuk menganalisis penilaian hasil evaluasi, peneliti menggunakan penilaian

berdasarkan acuan patokan digunakan apabila tujuan pengajaran secara khusus diarahkan

untuk menguasai seperangkat kemampuan secara tuntas (mastery learning).

Penafsiran skor siswa berdasarkan kemapuan siswa menyelesaikan ulangan harian

tersebut. Jawaban yang benar dari siswa yang bersangkutan dinyatakan dalam bentuk

prosentase dengan rumus sebagai berikut :

Skor :x100%

N
Keterangan :

B= skor jawaban benar

S = skor maksimal dari perangkat tes

Dari hasil skor, peneliti menggunakan acuan patokan tentang ketuntasan belajar siswa

adalah sebagai berikut :

a. Ketentuan perorangan

Seorang siswa dikatakan berhasil (tuntas) jika mencapai taraf penguasaan minimal

75%. Siswa yang taraf penguasaan kurang dari 75% atau lebih diberikan perbaikan.

b. Keputusan kelompok

Kelompok atau kelas dikatakan telah berhasil (mencapai keputusan) jika paling

sedikit 85% dari jumlah dalam kelompok atau kelas itu mencapai ketuntasan perorangan.

1. Apabila terdapat 85% dari jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan

belajar, maka kelas tersebut dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran

berikutnya.

2. Apabila jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar masih kurang

dari 85% maka :

a. Siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 85% harus diberi program

perbaikan.

b. Siswa yang telah mencapai taraf penguasaan 85% atau lebih dari

program pengayaan.

Bila ketuntasan siswa lebih dari 85% maka pembelajaran dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif teknik STAD dikatakan berhasil, dan sebaliknya jika ketuntasan

belajar masih kurang dari 85% dinyatakan belum berhasil.


E. PERSIAPAN PARTISIPAN

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan 2 orang teman sejawat yaitu :

1. Siti Khalimah, S.Pd yang bertindak sebagai observer.

2. Wulan Cahyani, A. Ma yang bertindak sebagai dokumenter.

H. JADWAL PENELITIAN
Adapun jadwal rencana kegiatan Penelitian Tindakan Kelas IV SD JIWA NALA adalah
sebagai berikut:
Waktu (Minggu ke)
No. Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan 
Menyepakati jadwal dan tugas 
Menyusun instrument 

2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat 
Melakukan Tindakan Siklus I 
Melakukan Tindakan Siklus II 
Melakukan Tindakan Siklus III 
3 Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan 
Penyusunan Laporan 
I. DAFTAR RUJUKAN

Depdikbud. 2003. Materi Pelatihan Pembelajaran CTL Guru Bidang Studi


Matematika. Surabaya: Depdikbud.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2003. Metode Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Depdiknas

Hidayati, Uji. 2004. Laporan PPL Mahasiswa Program Studi S1 PGSD.


Malang: FIP UM.

Ibrahim, Muslimin. Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:


University Perss

Kahfi, Shohibul M. 2003. Mengembangkan Skenario Pembelajaran Matematika


Berbasis kompetensi(contoh-contoh metode). Malang: Program Studi
Pendidikan Matematika (SMIPA).

Koes, Supriono. 2003. Strategi pembelajaran Fisika. Malang: UM.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: UM.

Rahayu, Sri. 2004. Metode-metode Pembelajaran Kimia dan Skenarionya. Malang:


Proyek Pengembangan MA Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Depag RI dan UM.

Safari, 2004, Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Setyosari, Punaji dan Sulton. 2003. Rencana Sistem Pembelajaran Teori dan
Praktek. Malang: UM.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Bandung: Sinar Baru

Wibawa, Basuki. 2004. Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Wiyono, Budi B. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Malang: UM.

Anda mungkin juga menyukai