Anda di halaman 1dari 56

Copywriter

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

PERKENALAN
Assalamualaikum wr.wb. Sebelum
membaca ebook ini ada baiknya kita
berkenalan dahulu.

Perkenalkan, saya Fadil Aditya Edwin

Seorang Founder Komunitas Pengusaha


Syariah dan Kampus Marketing

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Kampus Marketing

KM, adalah platform pelatihan secara


online yang berfokus pada “Pembentukan
dan Pengembangan Skill Individu dalam
digital marketing” dan bukan merupakan
pendidikan formal.

Kelas Online, Di Kampus Marketing


sendiri kami mendirikan beberapa kelas
seperti pengembangan web Landing Page,
Periklanan Media Social, Email Marketing,

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

dll, dimana proses pembelajaran full


online via Member Area, Video dan Grup
Telegram.

Ingin menambah ilmu dan jaringan?


Silahkan add channel Telegram saya!

Channel Telegram saya :


t.me/fadiladitya_e
Instagram Kampus :
https://www.instagram.com/kampusmarketing/

Kelas Online :
http://kampusmarketing.com/

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Lakukan Dengan Iman


dan Senyuman
– Fadil A.E

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Dalam ebook “To Be Copywriter”


ini Anda akan mempelajari bagaimana
cara menguasai dasar dari copywriting
agar konversi penjualan anda bisa
meningkat.

Seperti biasa, pesan saya adalah !

Ebook ini tidak ada gunanya, jika Anda


tidak mempraktekannya.

Mulailah membaca dengan Basmallah...

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

TO BE

COPYWRITER

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Part 1. Copywriting

"Berapa Lapis? Ratusan."

Bila secara spontan kamu membayangkan salah


satu merk wafer saat membaca tagline di atas, ini
menunjukkan seberapa besar pengaruh copywriting.
Copywriting sendiri merupakan kerja kreatif yang
berhubungan dengan kepenulisan. Bahasa sederhananya,
copywriting itu menulis copy. Seorang yang menulis
copy disebut copywriter. Copy yang dimaksud di sini
konten yang berbentuk kata-kata, sifatnya persuasif, dan
bertujuan untuk pemasaran atau penjualan sebuah brand
baik berupa orang, produk atau jasa. Tak hanya berupa
teks saja, copy juga dapat berbentuk gambar, audio
maupun video.

Copywriting inilah nyawa dari periklanan. Kalau


menurut Philip Kotler yang dijuluki sebagai The Father
of Marketing, periklanan didefinisikan sebagai segala
bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang,
atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Sementara berdasarkan definisi Institut

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Praktisi Periklanan Inggris, periklanan adalah pesan-


pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan
kepada para calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang
semurah-murahnya.

Dari dua definisi di atas kamu dapat melihat


bahwa periklanan erat kaitannya dengan pemasaran.
Periklanan merupakan bagian dari pemasaran yang
mengimplementasikan hasil riset, perencanaan dan
strategi marketing yang telah ditetapkan. Begitu juga
dengan copywriting dimana seorang copywriter tak
hanya sekedar merangkai kata-kata, namun juga
berdasarkan strategi-strategi tersebut. Bersama dengan
seorang art director, copywriter merencanakan serta
memproduksi konten kreatif.

Dalam sebuah copy, terdapat delapan elemen


dasar. Setiap copy harus memiliki setidaknya dua atau
tiga elemen. Elemen-elemen copy di antaranya adalah
headline, sub headline, body copy, caption, blurbs, boxes
and panels, dan slogan/tagline. Menurut David Ogilvy,
The Father of Advertising, headline merupakan elemen

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

paling penting yang harus ada dalam copy iklan. Berikut


ini penjelasan lebih lanjut tentang elemen sebuah copy:

1. Headline, biasanya menggunakan font size yang


paling besar. Dengan begitu, langsung menarik
perhatian audiens saat melihat iklan tersebut.
Headline yang baik memiliki stopping power
dimana audiens akan berhenti dan mengulik
lebih dalam mengenai brand tersebut.

2. Sub-headline, ukuran font lebih kecil dari


headline dan lebih besar dari bodycopy.
Tujuannya adalah untuk mengarahkan audiens
pada keseluruhan copy di dalam iklan tersebut.

3. Body copy, ukuran font paling kecil di antara


semuanya. Isinya berupa penjelasan lebih lanjut
mengenai brand tersebut.

4. Captions, untuk menjelaskan ilustrasi, foto, atau


bahkan video iklan. Caption ini tidak terlalu
dianggap penting karena diasumsikan ilustrasi,
foto, atau video tersebut telah menjelaskan.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

5. Blurbs or balloon, ini kadang menggunakan font


yang lebih besar dari headline dan sering dikira
sebagai headline. Padahal blurbs ini adalah
perkataan yang keluar dari mulut karakter
ilustrasi di dalam iklan.

6. The box and panels, biasanya digunakan pada


iklan dengan fitur seperti kupon, diskon,
penawaran khusus atau aturan kompetisi. Box
ini kotak yang di dalamnya berisi teks yang
ingin ditekankan agar perhatian audiens
langsung tertuju pada isi kotak tersebut.
Sedangkan panels berupa teks di dalam persegi
panjang yang berwarna mencolok.

7. Slogans, logotype and signature, berfungsi untuk


mengidentifikasi dan membedakan sebuah
brand dengan brand lainnya. Dalam setiap iklan,
elemen ini sangat penting eksistensinya. Bila
elemen ini tak ada, audiens akan kesulitan untuk
mengidentifikasi brand tersebut.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Dalam menulis copy iklan, gaya bahasa yang


digunakan juga mengikuti brand yang dipromosikan.
Siapa target sasarannya, bagaimana karakter brand
tersebut, dan apa tujuan iklan tersebut. Menurut
Agusrijanto dalam ‘Copywriting: Seni Mengasah
Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan’ disebutkan
bahwa terdapat lima gaya dan jenis bahasa yang sering
dipakai dalam copywriting. Berikut ini lima gaya dan
jenis bahasa tersebut:

1. Eksploratif

Gaya bahasa ini mengeksplorasi segala hal yang


berkaitan dengan brand tersebut. Mulai dari hal-
hal yang bersifat fisik seperti anatomi produk,
fungsi, manfaat, dan kelebihan yang dimiliki
dibandingkan dengan brand lain. Hingga dari
segi psikis seperti sifat dan karakter brand
tersebut. Karena harus menjelaskan fakta, kata-
kata yang digunakan bermakna tunggal sehingga
tak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

2. Informatif

Copywriting dengan gaya bahasa informatif


yakni memberikan informasi secara lengkap dan
rinci mengenai sebuah brand. Sesuai dengan
tujuannya untuk menginformasikan kepada
audiens, maka bahasa yang digunakan
komunikatif berdasarkan siapa target audiens
dari brand tersebut.

3. Naratif

Brand diiklankan dengan metode narasi atau


bercerita untuk membangkitkan emosi audiens.
Unsur imajinasi yang berpengaruh besar di sini,
namun tetap tak keluar dari fakta. Copywriting
jenis ini disebut-sebut sebagai gaya bahasa yang
ampuh untuk meningkatkan penjualan. Sebab,
manusia adalah makhluk yang memiliki emosi.

4. Argumentatif
Copywriting jenis ini dipakai untuk
mempengaruhi audiens dengan memberikan
argumen-argumen tentang kelebihan brand agar

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

audiens membenarkan informasi yang


dipaparkan. Kata-kata yang digunakan demi
kepentingan menonjolkan brand, meski dengan
begitu harus menyerang kompetitor brand
tersebut.

5. Retoris

Gaya retoris meyakinkan audiens dengan


mengungkap kebenaran yang tak bisa disangkal.
Menggunakan kata-kata yang umum dengan
kesan yang mampu disetujui oleh audiens.

Part 2. Media Copywriting


Selama ini, copywriting iklan memang identik
dengan billboard, baliho, flyer, brosur, koran, dan media-
media cetak lainnya. Namun sebenarnya copywriting tak
hanya berupa teks. Dalam iklan-iklan berbentuk video di
televisi, atau berupa audio di radio, ada andil copywriter.
Merekalah yang merancang naskah iklan televisi dan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

radio tersebut. Media-media copywriting yang


disebutkan tadi termasuk dalam media tradisional.

Selain media tradisional, ada juga copywriting


media digital. Tanpa sadar, kamu terpapar iklan setiap
mengakses mesin pencarian atau sosial media. Misalnya
ketika melihat sebuah brand muncul di antara feed orang-
orang yang kamu ikuti di Instagram, itu adalah salah satu
media copywriting. Begitu juga artikel yang di sela-
selanya disisipi dengan sebuah brand, itu juga media
copywriting.

Media copywriting ini memang beragam seperti


halnya jenis-jenis iklan berdasarkan media. Setiap media
sebenarnya memiliki audiensnya masing-masing,
karakter audiens dan pendekatan yang digunakan tentu
akan berbeda. Media yang digunakan tergantung dari
hal-hal tesebut. Seperti ketika target audiens adalah
generasi milenial, maka lebih memilih media digital.
Sedangkan generasi baby boomer dijangkau dengan
media tradisional. Ini semua juga akan mempengaruhi
teknik penulisan copywriting.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini jenis-jenis


iklan berdasarkan media:

1. Media Tradisional

Iklan Brand Ice Cream di Majalah

Media tradisional ini terdiri dari media cetak,


media elektronik, dan media luar ruang (Out Of Home
Advertising). Media cetak (Print ads) terdiri dari koran,
majalah, buletin, tabloid, brosur, dan flyer. Copywriting
dalam media cetak memuat elemen visual, dan teks.
Elemen visual ini berupa foto, gambar atau ilustrasi.
Sedangkan naskah mengacu pada tujuh elemen sebuah

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

copy dimana di dalamnya terdapat headline, bodycopy,


dan lain sebagainya. Pada koran dan majalah, iklan dapat
berupa advertorial yang disajikan dengan bahasa
jurnalistik.

Iklan Mc Cafe di Billboard

Berikutnya media luar ruang yang merupakan


media iklan yang terletak di luar rumah (outdoor) dan
bertujuan untuk menjangkau audiens ketika sedang
dalam perjalanan. OOH ini terdiri dari billboard, retail
advertising dan vehicle advertising. Retail advertising ini
iklan yang biasa kita lihat di minimarket atau
supermarket, sedangkan vehicle advertising yaitu iklan di

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

kendaraan baik di kendaraan umum maupun pribadi.


Elemennya masih sama dengan media cetak hanya
medianya saja yang berbeda.

Iklan Gilette di Televisi

Sementara media elektronik yang masuk dalam


jenis media tradisional adalah televisi dan radio.
Penetrasi keduanya lebih tinggi dibandingkan iklan
media cetak dengan koran 7 persen dan majalah 3 persen.
Dalam Survey Nielsen tahun 2017 itu memang
disebutkan bahwa penetrasi media televisi tertinggi
dengan 96 persen. Sedangkan radio 37 persen. Elemen
dalam media televisi adalah visual yang berupa video
dan audio berupa musik, sound effect atau dialog.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Sementara radio hanya audio saja yang berupa musik,


sound efect atau dialog. Copywriting dalam media ini
berbentuk naskah.

2. Media Digital

Iklan Aplikasi Spotify

Disebut digital karena media copywriting berikut


ini mempromosikan suatu brand menggunakan internet.
Mulai dari website, email advertising, maupun sosial
media. Copywriting dalam media ini begitu beragam.
Dapat berupa SEO, web content, press release, video,

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

audio, maupun desain grafis di sosial media (Instagram,


Facebook, Twitter, etc). Dibandingkan media lainnya,
media iklan ini jauh lebih murah. Namun, pembuatan
copy lebih kompleks di media digital.

Part 3. Formula Copywriting


Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang cara
menulis copy, terdapat tiga formula terkenal yang perlu
kamu pelajari terlebih dahulu. Formula di bawah ini akan
membantumu dalam proses copywriting.

A. AIDA / AIDCA

Jauh sebelum AIDCA, terdapat formula


copywriting AIDA (Attention-Interest-Desire-Action).
Formula ini sebenarnya menjelaskan bagaimana
mengkomunikasikan pesan kepada audiens supaya dapat
diterima dan dipahami dengan baik. Dari pemahaman
itulah, diharapkan audiens melakukan tindakan sesuai
dengan pesan yang disampaikan. Namun kita akan
membahas versi terbarunya yaitu AIDCA.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Attention—Perhatian

Langkah pertama yang perlu kamu cermati, copy


harus dapat menarik perhatian audiens. Kalau dalam
mesin pencarian, begitu membaca judul, audiens segera
mengklik konten tersebut. Sedangkan dalam media cetak,
memiliki stopping power yang membuat audiens berhenti
di halaman tersebut. Sebuah penelitian dari SilverPop
tahun 2013 menunjukkan bahwa kita harus dapat
menangkap perhatian audiens dalam waktu 8 detik atau
kurang.

Bagaimana caranya? Menarik di sini berarti dapat


membuat audiens bertanya-tanya, menumbuhkan rasa
penasaran atau merasa bahwa ini yang mereka cari dan
inginkan. Caranya bisa dengan membuat judul/headline
yang menarik, memberikan informasi atau fakta yang
mengejutkan, memancing dengan pertanyaan,
menggunakan gambar yang mencolok dan bercerita. Ini
tergantung dari brand tersebut dan bagaimana audiensnya.
Tiga elemen penting yang wajib ada untuk menarik

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

perhatian yaitu judul/headline, gambar, dan kalimat


pembuka.

Misalnya saja indomie yang baru-baru ini


mencuri perhatian dengan iklan mie tanpa mie atau
kampanye #AdaAqua yang bisa menimbulkan efek ‘aku
banget’. Copy dari kampanye #AdaAqua:

“Kurang fokus, salah naik motor? #AdaAqua”

“Salah kelas karena kurang fokus? #AdaAqua”

Interest—Minat

Setelah berhasil membuat audiens


memperhatikan iklan, copy harus dapat menarik minat
audiens. Audiens harus tertarik dengan isi dari iklan
tersebut. Setiap orang memang memiliki ketertarikan
masing-masing, namun kita bisa mengetahui ketertarikan
itu dengan mendefinisikan siapa audiens brand tersebut,
bagaimana perilaku serta psikologisnya. Secara umum,
untuk membuat mereka tertarik bisa dengan menyajikan
fakta, data, studi kasus atau sebuah alasan.

Contohnya dengan studi kasus Aqua tadi:

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

“Kurang minum dapat menurunkan konsentrasi dan


fokus seseorang. Dengan minum Aqua setiap hari, kamu
akan tetap fokus menjalani hari. Nggak bakal skip dan
loading lama lagi!”

Desire—Keinginan

Keinginan sebenarnya terbentuk dari kebutuhan.


Ketika audiens merasa butuh brand tersebut, maka dia
menginginkannya. Kamu harus bisa mendorong audiens
agar menginginkan brand tersebut. Caranya dengan
memberikan mereka alasan mengapa rela mengeluarkan
uang untuk brand tersebut.

Misalnya saja iklan indomie yang menampilkan


visual mie ketika dimasak lalu disajikan di atas piring.
Efek slow motion yang dipakai saat menuang mie ini
tanpa sadar membuat audiens menginginkannya. Bila
dari segi teks, bisa dengan menuliskan daftar manfaat
brand tersebut bagi pengguna atau konsumennya.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Conviction—Keyakinan

Iklan tersebut mampu memunculkan keyakinan


bahwa keputusan audiens menginginkan dan
membutuhkan produk tersebut benar adanya. Tanpa
keyakinan, tak akan ada action. Keyakinan ini bisa
dibangun dengan membangun brand itu sendiri.
Membangun brand itu berarti membangun hubungan
dengan konsumen/ pelanggannya dan senantiasa
memberikan pelayanan serta produk yang bermanfaat.
Ketika brand sudah kuat, maka audiens akan lebih mudah
mempercayai brand tersebut. Maka ketika iklan tersebut
ditilik lebih lanjut, tak mengandung kebohongan.

Action—Tindakan

Tindakan merupakan tahap terakhir yang


menentukan sebuah iklan. Apakah dengan adanya iklan
tersebut, seseorang akan bertindak atau tidak. Iklan yang
bagus sejatinya mampu menggerakkan audiens untuk
melakukan tindakan. Tindakan ini tidak melulu berupa
pembelian, namun bisa dengan menghubungi cs maupun
mengklik landing page berikutnya yang berkaitan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

dengan brand. Kalau dalam media digital, dapat diukur


dari jumlah traffic, atau engagement (like, comment, dan
share).

B. PAS (Problem, Agitate, Solution)

“Ketika kamu memahami bahwa orang cenderung


bertindak untuk menghindari rasa sakit daripada
mendapatkan keuntungan, kamu akan memahami betapa
dahsyatnya formula pertama ini. (...) Ini mungkin
formula penjualan paling andal yang pernah
ditemukan.”

Begitulah kata seorang ahli strategi pemasaran


bisnis dan penulis best-seller yang bernama Dan
Kennedy. Dan Kennedy inilah yang menciptakan PAS.
Menurutnya, sebuah permasalahan akan lebih menarik
perhatian audiens dibandingkan dengan menampilkan
manfaat. Permasalahan itu menarik karena orang tentu
tak ingin merasakan sakit, kemacetan, kemiskinan,
kehilangan, kerugian, dan lain sebagainya. Maka dari itu,
semua berangkat dari permasalahan. Kemudian dari
permasalahan itu kamu menawarkan solusi melalui brand

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

tersebut. Berikut ini keterangan lebih lanjut tentang


formula ini.

Problem—Identifying Problem

Pertama yang harus kamu lakukan adalah


mengidentifikasi masalah. Masalah ini tak hanya
masalah-masalah yang dianggap penting dan krusial
seperti masalah kemiskinan, penipuan, kriminalitas,
kekerasan, dan lain sebagainya. Masalah juga bisa berupa
masalah-masalah yang tampak sepele namun luput dari
perhatian. Seperti masalah transfer uang dengan biaya
admin, ongkos kirim barang yang mahal, atau noda
pakaian yang sulit dihilangkan.

Mengeksplorasi masalah yang ada sebenarnya


tergantung dari brand itu sendiri. Misalnya saja brand
marketplace dengan permasalahan ongkos kirim, barang
yang tidak sesuai dengan yang semestinya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini kita ambil salah satu brand
yaitu Shopee sebagai studi kasus. Masalah utama yang
diangkat Shopee adalah soal mahalnya ongkos kirim.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Agitate—Agitate the problem

Setelah menemukan masalah, kemudian agitasi


masalahnya. Buatlah konsumen gelisah dan menganggap
bahwa ini sebuah masalah. Dalam hal ini, mahalnya
ongkos kirim. Keberadaan marketplace seharusnya
meniadakan jarak, sehingga wilayah satu dan lainnya
dapat bertransaksi tanpa mengenal perbedaan tempat dan
zona waktu. Namun, ongkos kirim ini tetap mengesankan
bahwa jarak itu masih ada.

Realitanya, mahalnya ongkos kirim memang


membuat masyarakat urung membeli sebuah produk
melalui marketplace. Belum lagi harga produk yang
terkadang lebih murah dibandingkan ongkos kirimnya.
Atau dibandingkan menunggu produk yang tak bisa
didapat hari itu juga, lebih baik membeli secara offline
dengan kualitas yang bisa langsung diketahui.

Solve—Solve the problem

Masalah yang telah dianalisis ini kemudian dicari


solusinya. Melalui brand tersebut, kamu harus bisa
memecahkan masalah agar konsumen tertarik dengan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

produkmu. Shopee menyelesaikan masalah ini dengan


memberlakukan gratis ongkos kirim. Untuk itu, mereka
bekerjasama dengan pihak ekspedisi, dan para penjual
(seller).

Ini diaplikasikan Shopee melalui copywriting


taglinenya, ‘Gratis Ongkir Seluruh Indonesia”.
Copywriting gratis ongkos kirim Shopee juga bervariasi.
Contohnya ‘Gratis Ongkir X-tra’ untuk tambahan gratis
ongkos kirim, dan ‘Gratis Ongkir min. 0’ untuk gratis
ongkos kirim tanpa minimum belanja. Dengan
menyelesaikan masalah konsumen, tak salah bila saat ini
Shopee bertengger di peringkat pertama e-commerce se-
Indonesia.

C. FAB (Features, Advantages, Benefit)

Formula berikutnya sangat membantu kamu


dalam menemukan alasan mengapa seseorang harus
membeli/ mengakses brand tersebut. Tidak dapat
diketahui pasti alasan dibalik keputusan pembelian.
Namun, keputusan-keputusan itu sebenarnya dapat
ditelusuri dan telah banyak penelitian yang mengupas

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

keputusan tersebut. Dari formula ini sebenarnya kamu


mempelajari bagaimana mendengarkan audiens, lalu
memenuhi ekspektasi mereka.

Features : Fitur

Fitur-fitur apa saja yang ditawarkan brand


tersebut. Mulai apakah produk/ jasa yang dijual,
penawaran apa saja yang diberikan dari brand tersebut,
serta fakta-fakta lain tentang brand. Studi kasus pada
brand Gojek dimana Gojek menawarkan transportasi
berupa ojek online (Go-Ride). Selain untuk transportasi,
ojek online juga menerima pemesanan makanan di mitra-
mitra yang terdaftar (Go-Food), mengantarkan barang
(Go-Send), dan lain sebagainya.

Advantages : Keuntungan

Apakah brand tersebut menjawab kebutuhan


audiens? Apakah brand tersebut merupakan solusi dari
masalah yang dirasakan/ dialami audiens? Keuntungan
apa saja yang akan didapatkan oleh pengguna/ konsumen
ketika menggunakan/mengakses brand itu? Jika
dibandingkan transportasi lain, Gojek lebih praktis

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

karena dalam satu aplikasi terdapat banyak fitur yang


menjadi solusi kebutuhan sehari-hari audiens. Mulai dari
pembayaran dengan fintech (Gopay), titik penjemputan
yang akurat, terdapat update berita terkini, hingga
cashback dan promo-promo lainnya.

Benefits : Manfaat

Mengapa keuntungan tadi relevan bagi konsumen?


Apa makna eksistensi brand ini di mata konsumen? Dari
pembelian/ penggunaan brand tersebut apakah konsumen
mendapatkan personal benefit? Eksistensi brand Gojek
ini begitu bermakna bagi semua orang. Bagi konsumen,
Gojek adalah soal efisiensi waktu, memberikan
keamanan, kenyamanan, dan kemudahan. Tak hanya
konsumennya saja, Gojek juga membantu perekonomian
Indonesia dengan memberdayakan driver dan tenant-
tenan UMKM.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Part 4. Basic Copywriting

Copywriting terbagi dalam berbagai jenis. Tidak


semua orang dapat menulis setiap jenis copywriting yang
ada. Meskipun tujuan copywriting sama-sama untuk
menarik audiens, namun dalam praktiknya setiap
copywriting mempunyai teknik yang berbeda dan
dikerjalakan oleh profesi yang berbeda pula.

A. Copywriting Sales

Mungkin kamu sudah umum mendengar


copywriting sales. Teks yang sering kamu temukan
dalam iklan-iklan yang bertebaran, seperti billboard,
baliho, banner, koran, atau majalah, itulah copywriting
penjualan. Selain itu, headline produk dalam landing
page, deskripsi produk dan deskripsi kategori serta call
to action termasuk dalam copywriting sales. Tujuannya
jelas agar menarik audiens untuk melakukan transaksi
pembelian.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Dalam menuliskan copy sales, teknik-teknik yang biasa


digunakan adalah hardselling dan softselling.

- Hardselling. Dari teknik-teknik tersebut, yang paling


sering diketahui adalah hardselling. Dengan
menggunakan teknik ini, kamu akan tampak menjual dan
menawarkan sebuah brand kepada target sasarannya.
Mengutip dari Digital Marketing School, seorang praktisi
periklanan senior Djito Kasilo menyebutkan bahwa hard
selling adalah salah satu teknik komunikasi dalam hal
pemasaran yang secara langsung menginginkan
dampaknya.

Tujuan hardselling lebih kepada jangka pendek


dibandingkan jangka panjang. Makanya, tak semua brand
sesuai dengan teknik copywriting ini. Seperti misalnya
brand-brand yang belum mencapai awareness atau belum
banyak dikenal masyarakat, sebaiknya tak menggunakan
hardselling. Teknik ini cocok digunakan untuk
menginformasikan harga produk, diskon atau penawaran
khusus dari produk-produk yang sudah memiliki
konsumen.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Contohnya seperti promosi “Beli 2 dapat 3” pada


brand Gulu Gulu dengan ornamen natal. Copywriting ini
menginformasikan diskon saat natal. Penulisan copynya
juga cenderung mudah, kamu hanya perlu mengetahui
promosi menarik yang sedang atau akan berlangsung dari
brand tersebut untuk disampaikan ke masyarakat.

Softselling. Berkebalikan dengan hardselling, softselling


memasuki alam bawah sadar audiens untuk
membeli/mengakses brand. Softselling tidak langsung
memakai kata-kata yang jelas menjual atau menawarkan
suatu barang. Pendekatannya sangat halus sehingga
kemunculan iklan tersebut tak menganggu. Audiens pun
tak merasa sedang mengakses sebuah iklan.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Dampak softselling lebih kepada jangka panjang dengan


membangun kepercayaan audiens. Karena itu, teknik ini
memerlukan perencanaan dan pemikiran yang matang.
Dalam menuliskan copywriting ini, kamu harus
mengenal target market dari brand tersebut. Mulai dari
usia, karakter, hingga kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan. Data-data ini harus kamu kumpulkan sebelum
menulis copy.

Cari tahu isu atau masalah yang sedang


berkembang di masyarakat. Pastikan target audiens
adalah orang-orang yang terdampak isu ini. Dan ingat,
terkadang copywriting tak hanya soal teks. Misalnya saja
studi kasus pada brand Nike. Dengan ilustrasi sepatu
berbentuk paru-paru, menjelaskan banyak hal tentang
pesan yang ingin disampaikan brand Nike bahwa dengan
rutin berolahraga akan menjaga dan menyehatkan paru-
paru.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Selain isu, bisa dari hal-hal yang sedang viral.


Temukan topik-topik yang sedang populer lalu kaitkan
dengan brand. Bisa berupa hari-hari besar, seperti NU
Green Tea yang membuat copy hari raya idul fitri dengan
sangat menarik. Teksnya menggunakan desain yang
tampak digarap oleh seorang amatir, sesuai dengan
copywritingnya. “Mohon Maaf Lahir & Bathin buat
billboard ini. Karena yang biasa desain sudah mudik saya
ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri dari
CEO Nutea”.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

B. SEO (Search Engine Optimization)

Copywriting SEO (Search Engine Optimization)


menggabungkan dua kemampuan, yaitu SEO dan
copywriting. SEO adalah soal bagaimana menuliskan
konten yang disukai mesin pencarian sehingga sebuah
website muncul di peringkat atas ketika seseorang
melakukan pencarian. Semakin ramah SEO maka akan
mendatangkan traffic yang semakin besar. Konten-
konten SEO seringkali dikritik tidak berkualitas karena
hanya mementingkan traffic, meskipun realitanya tak
semua seperti ini.

Sedangkan copywriting SEO berarti


mempromosikan suatu brand dengan konten yang ramah
pembaca dan ramah mesin pencarian. Untuk itu, seorang
copywriter harus memahami kebutuhan dari audiens dan
keyword apa yang digunakan audiens untuk menemukan
brand tersebut. Skill utama yang dibutuhkan adalah
research.

Contoh Copywriting SEO

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Biasanya copywriting SEO digunakan untuk


konten website dan deskripsi produk. Perhatikan
langkah-langkah menulis copywriting SEO berikut ini:

- Target pasar

Pahami dulu target pasar dari website/brand


tersebut. Mengetahui target pasar akan mempermudah
kamu dalam menulis konten SEO. Konten yang dibuat
pun tepat sasaran.

- Research keyword

Lakukan research keyword apa yang sedang


trend di daerah yang dituju. Kalau di Google ada Google
Trends untuk melihat keyword yang banyak dicari di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Selain melihat di
mesin pencarian, trend keyword bisa dilihat di sosial
media. Apa yang viral di sosial media ini berkaitan
dengan keyword yang banyak dicari.

- Riset konten

Konten yang ada di dalam copywriting SEO harus


berkualitas agar muncul dalam peringkat teratas. Caranya

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

dengan memperbanyak data-data yang akurat dalam


konten tersebut.

- Judul

Agar ramah SEO, keyword atau kata kunci yang


digunakan harus ada dalam judul. Keyword ini
mempermudah mesin pencarian untuk mengenali konten
kamu. Apakah konten berkualitas dan sesuai dengan kata
kunci. Jika iya, copywriting tersebut memiliki peluang
mesin pencarian ditampilkan di peringkat atas. Misalnya
saja kata kunci yang kamu pakai adalah mobil bekas
dengan lokasi audiens yang dituju Surabaya pada bulan
April. Maka judulnya “Mobil Bekas Di Surabaya Dengan
Harga Murah April 2020”.

- Meta Deskripsi

Selain judul, terdapat meta deskripsi yang


ditampilkan dalam mesin pencarian. Meta deskripsi
adalah ringkasan mengenai konten dengan maksimal 158
karakter. Letaknya ada di bawah judul website. Sama
seperti judul, dalam meta deskripsi harus terdapat kata
kunci. Karena akan mempengaruhi apakah seseorang

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

mengklik konten tersebut atau tidak, meta deskripsi harus


tajam, unik dan menyertakan call to action. Bila pada
kasus sebelumnya, berikut ini meta deskripsi yang
digunakan:

“Dapatkan beragam pilihan mobil bekas di


Surabaya di Oto.com. Beli mobil bekas dengan kndisi
memuaskan, dan harga terendah di sini!”

- Keyword Density

Keyword density merupakan persentase kata


kunci disebutkan dalam konten tersebut dari total kata
yang digunakan. Keyword ini akan mempengaruhi
peringkat website. Jadi, tak boleh terlalu sedikit dan
terlalu banyak. Idealnya untuk Google, Keyword Density
berada di kisaran 1,5% sampau 3,5%.

- Tautan link

Beri tautan link antara satu konten dengan konten


lainnya atau halaman satu dengan lainnya dalam website
kamu. Semakin terhubung, maka semakin menunjukkan
kedalaman. Ini juga menjadi tolak ukur dari mesin

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

pencarian untuk mengidentifikasi apakah konten


berkualitas atau tidak.

- Call to Action

Dalam setiap konten copywriting harus terdapat


call to action atau sebuah ajakan untuk melakukan
sesuatu. Sesuatu ini bisa berupa pembelian produk,
bertanya pada customer service mengenai produk,
mendapat informasi lebih lanjut mengenai brand, dan
lain sebagainya. Misalnya saja dengan menyediakan
nomor kontak, tombol ‘buy’, ajakan untuk melakukan
tindakan lain yang diharapkan.

C. Web content

Kalau SEO copywriting lebih kepada penjualan


produk, web content ini ditujukan untuk meningkatkan
hubungan dengan audiens, memberikan informasi, dan
inspirasi. Web content ini perpaduan antara sales copy,
SEO, dan creative copywriting. Yang termasuk ke dalam
jenis copywriting ini adalah penulisan konten blog,
artikel, dan sosial media.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Karena bertujuan untuk menghubungkan diri dengan


audiens, mengisi konten secara hardselling bukan
strategi yang tepat. Sebaiknya isi konten yang menjadi
perhatian dan kebutuhan dari audiens tersebut. Seperti
misalnya fitur dan manfaat produk, tips-tips,
pengetahuan, dan inspirasi-inspirasi menarik lainnya.
Konten-konten seperti langsung dirasakan manfaatnya
oleh audiens, dan menarik mereka untuk mengikuti akun
brand tersebut (dalam sosial media).

Selain itu, bisa mengisinya dengan


mengintegrasikan campaign dari brand yang sedang
berlangsung. Misalnya saja produk sepatu lokal dengan
campaignnya #banggabuatanindonesia. Mereka mengisi
konten web dan sosial media dengan para tokoh yang
menggunakan produk sepatu mereka, aksi-aksi
kemanusiaan terhadap UMKM, informasi mengenai
bagaimana mencuci sepatu, tips menyimpan sepatu, dan
lain sebagainya.

Dalam web content, jangan lupa untuk


menyelipkan konten yang berisi penjualan brand. Kalau
konten berupa artikel, selipkan sales copy brand dalam

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

isi artikel. Sementara dalam konten sosial media, di


antara konten-konten tips dan informasi lain sisipkan
foto-foto produk, katalog, atau diskon.

Contohnya pada brand Aqua yang menuliskan


artikel berjudul “5 Hal yang Harus Diketahui Soal
Kesehatan Ginjal, Catat Ya!” di media online, IDNtimes.
Mereka menyelipkan brand Aqua dalam artikel
kesehatan ginjal tersebut.

“Selain memperhatikan jumlah, kamu juga harus


perhatikan kualitas air mineral yang kamu konsumsi,
guys. Untuk itu, kamu bisa memilih air mineral dari
AQUA yang hadir untuk melindungimu. Kira-kira
bagaimana caranya ya? AQUA percaya melindungi
sesuatu harus dari awal. Sebelum melindungi
kesehatanmu, AQUA memastikan ekosistem alami dari
sumber air tetap terlindungi lewat program AQUA
Lestari. Lewat program tersebut AQUA menjaga....”

D. Technical

Technical copywriting membutuhkan


pengetahuan produk/brand secara mendalam. Tujuannya

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

lebih kepada menginformasikan dibandingkan penjualan.


Jenis copywriting ini ditemukan pada white papers, dan
in-depth industry guides. Topik-topiknya seputar
teknologi, sains, kesehatan, lingkungan, keuangan,
politik, dan pemerintahan. Seperti pada prosedur medis,
kebijakan pemerintah, dan peraturan penerbangan.

Topik seperti ini memang membutuhkan keahlian


copywriting khusus sebab banyaknya istilah-istilah yang
sulit dimengerti orang awam. Maka dari itu, harus
mampu mengkomunikasikan dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh pengguna atau
konsumennya. Penulisan copywriting ini biasanya
ditangani oleh seorang technical writer. Misalnya saja
bidang teknik informatika, maka seorang technical writer
ini harus memiliki gelar di bidang terkait teknik
informatika.

E. Creative

Creative merupakan jenis copywriting yang


berhubungan dengan dunia kreatif dan digunakan pada
jingles, iklan radio, televisi, aplikasi pemutar video dan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

aplikasi pemutar musik. Karena membutuhkan


kreativitas, maka dari itu disebut creative copywriting.
Tak ada teks di dalamnya, namun copywriter berperan
besar dalam merancang iklan tersebut.

Kalau pada radio dan televisi, seorang copywriter harus


memiliki pengetahuan dalam menulis naskah (script) dan
kemampuan imajinasi yang tinggi. Sehingga profesinya
seringkali dinamakan penulis naskah atau scriptwriter.
Untuk penulisan naskah berupa video, teknik
penulisannya mirip dengan menulis naskah film.

F. Public Relation

Public relation copywriting ini segala sesuatu


kepenulisan copy yang bertujuan untuk
merepresentasikan suatu brand atau perusahaan.
Biasanya dilakukan oleh bagian humas/PR, atau
marketing communication. Copywriting jenis ini
umumnya digunakan untuk meningkatkan awareness
terhadap produk baru, kerjasama/ kolaborasi dengan
suatu pihak, event, dan lain sebagainya.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Kontennya berupa press release. Press release


sebenarnya kombinasi antara mempromosikan citra
positif brand dan menuliskan sebuah berita. Orang yang
menuliskan press release ini harus memiliki basic
jurnalistik dengan tulisan yang tampak netral. Kemudian
press release ini akan disebarkan ke media-media online
maupun cetak, serta diposting di website perusahaan.

Part 5. Attractive Headline


Headline menjadi gerbang utama yang membawa
audiens pada suatu brand. Bila headline ini menarik,
audiens akan berlanjut membaca body copy, isi konten
iklan tersebut atau bahkan ke halaman berikutnya.
Headline yang atraktif juga akan meningkatkan brand
awareness audiens terhadap brand. Ini adalah bagian
tersulit bagi seorang copywriter. Dengan tingkat
kesulitan seperti ini tak jarang dikerjakan terakhir setelah
mengisi konten.

Sebelum memulai menulis headline, kamu perlu


mengetahui bahwa sebenarnya headline yang menarik

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

berada dalam kategori yang menjanjikan, menimbulkan


rasa ingin tahu, atau menawarkan manfaat. Ketiganya
bahkan dapat digabungkan, misalnya headline yang
menjanjikan sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.
Berikut ini cara membuat copywriting headline yang
menarik:

A. Kenali pasar

Target pasar akan mempengaruhi bahasa yang


digunakan. Dari segi usia saja, dari generasi X sampai Z
memiliki pilihan kata yang berbeda. Belum lagi
kebutuhannya yang berbeda pula. Begitu juga
pendekatan-pendekatan yang harus dilakukan. Penting
bagi kamu untuk mengenali target pasar dari brand
tersebut sebelum memikirkan sebuah headline. Ini akan
lebih mempermudah agar headline yang dibuat
menyasar orang-orang yang tepat.

Jenis produk juga mempengaruhi headline.


Headline produk susu SGM dengan produk susu L-Men
tentu berbeda. Susu bayi menargetkan orang tua yang
memiliki bayi sedangkan susu L-Men dengan target pria

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

dewasa muda yang ingin menjaga kebugaran dan


meningkatkan massa otot.

B. Gunakan angka!

Melansir dari Elitemarketer, Neilpatel.com


menyebutkan bahwa sebuah headline yang menyertakan
data spesifik akan menghasilkan 73% peningkatan
interaksi pembaca agar menyelesaikannya hingga akhir.
Angka memang memiliki kekuatan dalam mempengaruhi
otak karena lebih cepat saat membaca angka
dibandingkan huruf. Dalam hal ini, angka ganjil lebih
efektif dibandingkan angka genap. Bandingkan saja,
headline “Cara Membuat Dalgona Coffee” dengan “7
Cara Membuat Dalgona Coffee”, kamu akan lebih
tertarik membaca headline yang kedua. Ini mengapa
angka dalam diskon dan penawaran spesial
menggunakan ukuran font yang paling besar
dibandingkan konten lain di dalamnya.

C. Cari benefitnya untuk audiens

Buatlah daftar berisi apa saja manfaat brand


tersebut bagi audiens. Cara ini akan membantumu

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

menemukan headline dengan menawarkan manfaat dari


brand tersebut. Misalnya saja brand gula Tropicana Slim.
Gula ini rasanya manis namun bebas gula dan rendah
kalori. Ditujukan bagi orang-orang yang ingin menjaga
kadar gula dalam darah, seperti orang yang memiliki
diabetes.

Berikut ini contoh headline dari studi kasus Tropicana


Slim:

“Kena Diabet Ternyata Bisa Konsumsi Gula Tanpa


Korbankan Kenikmatan” (detikcom)

“Serang Usia Muda, Ini Gula yang Baik untuk


Antisipasi Diabetes” (detikcom)

“Beat Diabetes: Batasi Asupan Gula, Pilih yang Bebas


Kalori” (Harianhaluan)

Manfaat brand tak terbatas pada itu saja. Bisa


berupa manfaat lain seperti diskon, gratis makan, gratis
ongkos kirim, penawaran saat payday, harbolnas, dan
penawaran-penawaran yang tentu bermanfaat bagi
konsumennya. Headline seperti ini digunakan pada brand

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

yang telah memiliki konsumen, konsumen yang biasa


menggunakan brand ini tentu akan tertarik membeli
produk dengan adanya headline seperti ini.

D. Berikan pengetahuan/ informasi secara praktis (How


to headline)

Informasi yang diperlukan audiens tentu menarik


bagi mereka. Begitu pula dengan headline yang berisi
informasi tersebut. Mereka akan tertarik karena ini
merupakan pengetahuan yang jelas manfaatnya untuk
mereka. Untuk itu, temukan apa yang menjadi kebutuhan
dari target sasaran brandmu. Berikan informasi dengan
data yang akurat dan selipkan promosi produk di
dalamnya.

Pertimbangkan juga peristiwa yang berkembang


dan banyak terjadi di masyarakat. Seperti saat pandemi
Covid-19 yang kini melanda Indonesia, orang-orang
mencari cara bagaimana terhindar dari virus tersebut,
melawan virus, bagaimana mempertahankan imunitas,
hingga bagaimana penyebaran virus tersebut. Headline

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

semacam ini tentu akan banyak diakses orang, khususnya


mereka yang terdampak.

Contoh headline how to:

“Simpan Bahan Makanan Selama Masa Social


Distancing dengan Teknik Ini” (Iklan Kulkas Belleza)

“Tips Efektif Menghilangkan Noda dengan Mesin


Cuci” (Iklan produk Rinso Matic Cair)

“Cara Memakai Toner yang Benar yang Perlu Anda


Ketahui” (Iklan produk toner The Body Shop)

E. Tambahkan kata-kata emosional

Manusia memang diciptakan memiliki emosi.


Menambahkan kata-kata yang bermuatan emosional
dalam headline, tentu akan menarik perhatian dengan
cara menggugah perasaan audiens. Menyenangkan,
mengejutkan, mengharukan, menginspirasi, menakutkan,
indah, dan menakjubkan. Emosi-emosi itulah yang
menarik untuk dieksplorasi.

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Kata-kata yang bisa ditambahkan adalah awas,


terbaik, sedih, heboh, teraneh, terenak, ketagihan, rindu,
menyenangkan dan lain sebagainya. Kata-kata ini bila
diaplikasikan akan melibatkan audiens dari segi emosi.
Mereka yang punya keterikan emosi yang sama dengan
headline tersebut akan memperhatikan konten iklan
secara keseluruhan atau bahkan tertarik membeli produk.

Contoh:

“Rasanya, Bikin Nyaman!” (Iklan NU Milk Tea)

“Nyatanya Nyegerin.” (Iklan Sprite)

“Hati-hati! 7 Kebiasan Buruk Ini Bikin Kamu Tidak


Bahagia.”

“Demi Tampil Keren, Millennial Nggak Ragu Lakukan


5 Hal Ini” (Advertorial Oppo dalam IDNtimes)

F. Mengandung pertanyaan

Ingin headline yang atraktif, coba gunakan


pertanyaan. Menanyakan kepada audiens merupakan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

bentuk interaksi. Ketika ada pertanyaan, secara otomatis


akan menimbulkan rasa ingin tahu di benak audiens.

Contoh headline:

“Sudah cek Tokopedia belum?” (Iklan Tokopedia)

“Pilih Popok Sekali Pakai atau Clodi?” (Sustaination)

“Gaji Rp 5 Juta Mau Beli Rumah? Begini Caranya!”

Part 6. Copywriting CTA

Dalam media promosi digital, terdapat istilah Call


To Action (CTA). Berdasarkan Thebalancesmb, CTA
adalah pernyataan yang didesain untuk mendapatkan
respon langsung dari orang yang membaca atau
mendengarnya. Dengan begitu keberadaan CTA (Call to
Action) ini penting untuk memicu seorang melakukan
tindakan atau aksi yang diharapkan. Biasanya CTA
terdapat di akhir tulisan. Tujuannya untuk meningkatkan
convertion rate. Convertion rate atau koversi ini

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

parameter untuk mengukur keberhasilan campaign yang


dilakukan suatu brand.

CTA sifatnya persuasif dan merupakan bentuk


dorongan kepada audiens dengan mengunakan kalimat-
kalimat ajakan atau pemberitahuan. Aksi bisa bermacam-
macam tergantung dari tujuan iklan tersebut dibuat. Bila
penjualan adalah tujuan utama, maka aksi yang
diharapkan terjadi adalah melakukan transaksi pembelian,
penjualan, atau bahkan donasi. Sedangkan saat
tujuannya adalah brand awareness, maka tindakan
berupa mengenal lebih dalam mengenai brand tersebut.

Setelah memahami tujuan dan aksi yang


diharapkan, ini yang harus kamu perhatikan untuk
membuat CTA yang baik:

a. Menggunakan kata-kata imperatif atau perintah

CTA mengunakan kata-kata perintah agar audiens


segera melakukan tindakan. Kata-kata tersebut,
yakni ‘Unduh’, ‘Bagikan’, ‘Subscribe’, ‘Donate’,
‘Daftarkan diri Anda’, ‘Hubungi Kami’, dan lain

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

lain. Kata-kata perintah yang digunakan tentu


harus disesuaikan dengan tujuan dari CTAmu ini.

b. Gunakan sense of urgency dan fear of missing out

Sense of urgency atau rasa urgensi ini mendorong


audiens untuk segera melakukan aksi dengan
berpikir bahwa ini suatu hal yang urgen dengan
keterbatasan waktu yang dimiliki. Dengan
pemikiran seperti itu, mereka akan merasa takut
tertinggal sehingga segera bertindak.
Membangkitkan rasa urgensi bisa dengan
memberikan kata-kata: ‘Persediaan Terbatas’

‘Hanya Hari Ini’

‘Special Deal, Limited Time Offer!”

‘Stok Terbatas’

c. Clarity and simpleness

Ketika membuat copy iklan, jangan


mengasumsikan bahwa audiens mengerti apa
yang harus mereka lakukan. Dengan memberikan

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

kejelasan mengenai tindakan mereka setelah


membaca atau mendengar iklan, kamu akan
mendapatkan hasil yang jelas pula. Kata-kata
yang digunakan juga harus sederhana dengan tak
memberikan banyak pilihan karena akan
membingungkan otak mereka untuk segera
membuat keputusan.

Misalkan saja, brand Sustaination tentang gaya


hidup berkelanjutan yang tidak merusak
lingkungan, maka tujuan iklanmu agar audiens
mengurangi penggunaan benda-benda yang
merusak lingkungan. CTA yang digunakan ‘Pakai
Ulang, Hemat Uang. Cintai Lingkungan. Shop
now!’

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com
Copywriter

Gabung bersama kami dalam menciptakan


ribuan bahkan jutaan pengusaha yang siap
beradaptasi dengan perkembangan digital.

www.kampusmarketing.com

@fadiladitya_e
Fadil Aditya Edwin www.kampusmarketing.com

Anda mungkin juga menyukai