Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

EKTIMA

Pembimbing :

Dr. Mahdar Johan Sp. KK

Oleh:

Vito Masagus Junaidy (2016-061-061)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R SYAMSUDIN SH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA
BAB I
LAPORAN KASUS

I. ANAMNESIS (autoanamnesis pada 18 Januari 2018)


a. Identitas
 Nama : An. I
 Usia : 10 tahun
 Alamat : Kp Pangkalan RT 06/03
 Pekerjaan : Pelajar
 Pendidikan (saat ini) : SD
 Suku : Sunda
 Agama : Islam
b. Keluhan Utama
 Gatal-gatal pada tungkai bawah sejak 1 bulan SMRS
c. Keluhan Tambahan
 Muncul luka pada darerah yang gatal
 Luka terasa sakit
d. Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien mengeluhkan gatal pada daerah tungkai bawah sebelah kiri sejak 1
bulan SMRS, pasien merasakan gatal setelah pulang dari main sepeda,
pasien menyatakan sempat terjatuh, namun tidak luka dan tidak berdarah.
Gatal dirasakan memberat dan muncul bisul berukuran kurang lebih satu
cm sejak 3 minggu SMRS. Karena gatal, pasien sering menggaruknya,
sehingga isi dari bisul pecah dan mengeluarkan cairan bewarna putih
keruh dan meninggalkan luka dengan bekas kehitaman, Pasien juga
mengeluhkan muncul bisul baru. Bisul baru muncul pada tungkai kiri dan
tungkai kanan. Luka terasa gatal dan nyeri. Bisul dan luka seperti ini baru
pertama kali dirasakan pasien. Pasien belum menggunakan obat untuk
keluhannya.

1
Pasien menyangkal adanya lesi pada daerah lainnya. Riwayat panas
sebelumnya tidak ada. Pasien juga menyangkal adanya gigitan serangga.

e. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat alergi obat/makanan, asma disangkal
f. Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluhan seperti pasien disangkal
 Riwayat alergi makanan/obat, asma, penyakit kulit disangkal
g. Riwayat Kebiasaan
 Riwayat kebiasaan : pasien suka bermain di luar rumah setiap sore. Pasien
sering bermain sepeda di dekat kebun.

II. PEMERIKSAAN FISIK


a. Pemeriksaan fisik umum
 Keadaan umum : tampak sakit ringan
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70mmHg
Nadi : 98x/menit
Laju napas : 24x/menit
Suhu : afebris
 Status gizi : BB 34 kg, TB 135 cm, IMT 18,7 kg/m2 (normal)
 Pemeriksaan fisik umum lain dalam batas normal
b. Pemeriksaan fisik khusus (dermatologi)
 Letak lesi : tibialis sinistra dextra
 Efloresensi :
1. Kelainan kulit primer : pustul, eritema
2. Kelainan kulit sekunder : ulkus, krusta, erosi
 Sifat UKK
1. Ukuran : miliar sampai numular
2. Susunan/bentuk : soliter, teratur (bulat)

2
3. Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, bilateral

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan

IV. RESUME KASUS


Anak, 10 tahun, datang dengan keluhan gatal-gatal pada tungkai bawah sejak 1 bulan
lalu. Pasien mengeluhkan gatal pada daerah tungkai bawah sebelah kiri sejak 1 bulan
SMRS, pasien merasakan gatal setelah pulang dari main sepeda, pasien menyatakan

3
sempat terjatuh, namun tidak luka dan tidak berdarah. Gatal dirasakan memberat dan
muncul bisul berukuran kurang lebih satu cm sejak 3 minggu SMRS. Karena gatal,
pasien sering menggaruknya, sehingga isi dari bisul pecah dan mengeluarkan cairan
bewarna putih keruh dan meninggalkan luka dengan bekas kehitaman, Pasien juga
mengeluhkan muncul bisul baru. Bisul baru muncul pada tungkai kiri dan tungkai kanan.
Luka terasa gatal dan nyeri. Bisul dan luka seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien.
Pasien menyangkal adanya lesi pada daerah lainnya.
Pada pemeriksaan fisik umum dalam batas normal

Pada pemeriksaan fisik khusus (dermatologi) didapatkan :

 Letak lesi : tibialis sinistra dextra


 Efloresensi :
1. Kelainan kulit primer : pustul, eritema
2. Kelainan kulit sekunder : ulkus, krusta, erosi
 Sifat UKK
1. Ukuran : miliar sampai numular
2. Susunan/bentuk : soliter, teratur (bulat)
3. Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, bilateral

V. DIAGNOSIS
a. Diagnosis kerja : ektima
b. Diagnosis banding :
 impetigo krustosa
 Folikulitis

VI. TATALAKSANA
Medikamentosa
a. Cetirizine 10 mg 1 x 0.5
b. Vitamin C 1 x1
c. Fuson cr No I
md ∫ ue

4
Non-medikamentosa
a. Edukasi pasien untuk tidak menggaruk lesi
b. Menasehati agar menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan konsumsi
makanan bergizi
c. Menjaga hygiene dengan mandi teratur dan mencuci pakaian yang bersih dan
selalu memakai alas kaki saat berpergian maupun bermain
d. Menasehati agar mengkonsumsi obat sesuai anjura dokter

VII. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : bonam
b. Quo ad functionam : bonam
c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

5
BAB II
ANALISIS KASUS

I. Analisis Diagnosis Kerja


Ektima Kasus Teori

Epidemiologi Muncul pada pasien saat berusia Dapat terjadi pada anak-anak maupun
10 tahun (anak-anak) dewasa1

Etiologi Streptococcus B hemolyticus Streptococcus B hemolyticus,


Staphylococcus aureus2

Manifestasi Efloresensi : eritema, pustule, Efloresensi : eritema, pustule, ulkus, krusta,


Klinis ulkus, krusta, eskoriasi eskoriasi

Predileksi : Tungkai bawah Predileksi : tungkai bawah, bokong, dan


paha1,2

Tatalaksana Medikamentosa
Penatalaksanaan ektima, antara lain:
a. Cetirizin 10 mg 1 x 0.5
a. Nonfarmakologi
b. Vitamin C 1 x 1
c. Fuson cr No I Pengobatan ektima tanpa obat dapat
md ∫ ue berupa mandi menggunakan sabun

Non-medikamentosa antibakteri dan sering mengganti


seprei, handuk, dan pakaian.
a. Edukasi pasien untuk tidak
menggaruk lesi b. Farmakologi
b. Menasehati agar menjaga Pengobatan farmakologi bertujuan
daya tahan tubuh dengan mengurangi morbiditas dan
istirahat cukup dan
mencegah komplikasi
konsumsi makanan bergizi
c. Menjaga hygiene dengan  Sistemik
mandi teratur dan mencuci Pengobatan sistemik digunakan
pakaian yang bersih dan
jika infeksinya luas. Pengobatan
selalu memakai alas kaki
saat berpergian maupun sistemik dibagi menjadi
bermain pengoatan lini pertama dan
d. Menasehati agar
pengobatan lini kedua.
mengkonsumsi obat sesuai

6
anjuran dokter 1) Pengobatan lini pertama
(golongan Penisilin)
 Dikloksasilin. Dewasa:
Dikloksasilin 4 x 250 -
500 mg selama 5 - 7
hari. Anak : 5 - 15
mg/kgBB/dosis, 3 - 4
kali/hari.
 Amoksisilin + Asam
klavulanat 3 x 25
mg/kgBB
 Sefalosporin generasi
pertama, seperti
Sefaleksin 40 - 50
mg/kgBB/hari selama 10
hari atau sefadroksil 2 x
10-15 mg/kgBB selama
5-7 hari
2) Pengobatan lini kedua
(golongan Makrolid)
 Azitromisin 1 x 500 mg,
kemudian 1 x 250 mg
selama 4 hari
 Klindamisin 15
mg/kgBB/hari dibagi 3
dosis selama 10 hari
 Dewasa: Eritomisin 4 x
250 - 500 mg selama 5 -
7 hari. Anak : 12,5 -
50 mg/kgBB/dosis, 4
kali/hari.

7
 Topikal
Pengobatan topikal digunakan
jika infeksi terlokalisir, tetapi jika
luas maka digunakan pengobatan
sistemik. Neomisin, Asam
fusidat 2%, Mupirosin, dan
Basitrasin merupakan antibiotik
yang dapat digunakan secara
topical.

c. Edukasi
Memberi pengertian kepada pasien
tentang pentingnya menjaga
kebersihan badan dan lingkungan
untuk mencegah timbulnya dan
penularan penyakit kulit. 2,3

II. Analisis Diagnosis Banding


1. Impetigo Krustosa
Impetigo krustosa, didiagnosa banding dengan ektima karena memberikan gambaran
Effloresensi yang hampir sama berupa lesi yang ditutupi krusta. Bedanya, pada
impetigo krustosa lesi biasanya lebih dangkal, krustanya lebih mudah diangkat, dan
tempat predileksinya biasanya pada wajah dan punggung serta terdapat pada anak-anak
sedangkan pada ektima lesi biasanya lebih dalam berupa ulkus, krustanya lebih sulit
diangkat dan tempat predileksinya biasanya pada tungkai bawah serta bisa terdapat
pada usia dewasa muda1,4

8
Impetigo Krustosa. Eritema dan krusta pada seluruh daerah centrofacial

2. Folikulitis
Folikulitis didiagnosis banding dengan ektima sebab predileksi biasanya di tungkai
bawah dengan kelainan berupa papul atau pustul yang eritematosa. Perbedaannya, pada
folikulitis, di tengah papul atau pustul terdapat rambut dan biasanya multiple.1,4

Folikulitis superfisialis. Pustul multiple terlihat pada daerah jenggot

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 7. Jakarta
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015
2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s
dermatology in general medicine. 7 th Ed. New York: McGraw-Hill; 2008.
3. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ diseases of the skin clinical dermatology.
11th ed. California : Saunders Elsevier; 2011
4. Cevasco N.C. Common Skin Infection, Bacterial Infection. Available from: URL:
http://www.clevelandclinicmeded.com.

10

Anda mungkin juga menyukai