Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

Hari/ tanggal:Rabu/ 25 Oktober 2017

NASKAH PSIKIATRI
F20.0 Skizofrenia Paranoid

Nama Dokter Muda :Denisa Alfadilah P 2227 A


Vanny Asrytuti P 2230 A
Mala Azitha P 2236 A
Nama Perseptor : dr. Silvia Ervan, SpKJ

BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ANDALAS/ SMF PSIKIATRI RSJ
Prof. HB. SAANIN PADANG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi,

gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang

parah, serta ketidakmampuan individu berinteraksi dengan kehidupan sehari-

hari. Sebuah survei yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO),

peringkat skizofrenia berada di antara sepuluh penyakit yang berkontribusi

terhadap beban penyakit global. Skizofrenia adalah bentuk yang berat dari

penyakit mental yang memengaruhi sekitar 7 per 1000 dari populasi orang

dewasa, terutama pada kelompok usia 15 - 35 tahun. Pada tahun 2013 terdapat

sekitar 450 juta orang menderita gangguan neuropsikiatri, termasuk skizofrenia.1

Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2013

dan dikombinasikan dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),

penduduk Indonesia secara Nasional mengalami gangguan mental berat

(Skizofrenia) sebanyak 0,17% atau secara absolut penduduk Indonesia yang

menderita gangguan jiwa sebanyak 400 ribu jiwa..2

Skizofrenia paranoid adalah salah satu klasifikasi skizofrenia yang dapat

membahayakan diri pasien dan keluarga pasien, serta tetangga-tetangga pasien.

Maka skizofrenia ini perlu ditatalaksana dengan baik agar tidak menimbulkan

bahaya bagi siapapun terutama bagi pasien.2

Pasien pasien dengan skizofrenia paranoid juga harus mendapatkan dukungan

moril dari keluarga dan lingkungan sekitarnya sehingga pasien dapat

menjalankan fungsinya sebagai anggota keluarga dan fungsi di masyarakat.

1
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengangkat judul CRS kami dengan

judul Skizofrenia paranoid.

2
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan

utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana

berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian

yang keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas

motorik yang bizzare (perilaku aneh). Pasien skizofrenia menarik diri dari orang

lain dan kenyataan, sering kaliiamasuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh

delusi dan halusinasi. Orang-orang yang menderita skizofrenia umumnya

mengalami beberapa gejala episode akut, diantara setiap episode mereka sering

mengalami gejala yang tidak terlalu parah namun tetap sangat mengganggu

kehidupan mereka. Komorbiditas dengan penyalahgunaan zat merupakan masalah

utama bagi para pasien skizofrenia, terjadi pada sekitar 50 persennya.3

Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau

disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi

gejala – gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok:3

1. Gejala – gejala primer:

a. Gangguan proses berpikir

b. Gangguan emosi

c. Gangguan kemauan

d. Autisme

2. Gejala – gejala sekunder

a. waham

3
b. halusinasi

c. gejala katatonik atau gangguan psikomotor yang lain

2.2 Jenis-jenis Skizofrenia

Kraeplin membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis. Penderita

digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat

padanya. Akan tetapi batas-batas golongan-golongan ini tidak jelas, gejala-gejala

dapat berganti-ganti atau mungkin seorang penderita tidak dapat digolongkan ke

dalam satu jenis.Pembagiannya adalah sebagai berikut:4

a. Skizofrenia paranoid

Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah usia 30 tahun.Permulaannya

mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit

sering dapat digolongkan skizoid. Mereka mudah tersinggung, suka menyendiri,

agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.

b. Skizofrenia herbefrenik

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antara 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses

berpikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.

Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-

kanakan sering terdapat pada skizofrenia herbefrenik, waham dan halusinasinya

banyak sekali.

c. Skizofrenia katatonik

Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut

serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah

4
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor

seperti:

1. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik, seperti

topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang

sangat lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa bulan.

2. Bila diganti posisinya penderita menentang.

3. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut

dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.

4. Terdapat grimas dan katalepsi.

d. Skizofrenia simplex

Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama

pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.

Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi

jarang sekali ditemukan.

e. Skizofrenia residual

Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya

satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala

negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,

penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan

pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri

dan fungsi sosial.

5
2.3 Manifestasi Klinik Skizofrenia

Gejala-gejala yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam

beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Rentang masalah orang-

orang yang didiagnosis menderita skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu

waktu pasien umumnya mengalami hanya beberapa dari masalah tersebut.5

1. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa simptom-simptom utama

skizofrenia dalam tiga kategori. Simptom positif, simptom negatif, dan

simptom disorganisasi.5 Simptom positif. Mencakup hal–hal yag

berlebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan waham, simptom–simptom

ini, sebagian terbesarnya, menjadi ciri episode akut skizofrenia.

a) Delusi (waham), yaitu keyakinan yang berlawanan dengan

kenyataan semacam itu merupakan simptom–simptom positif yang

umum pada skizofrenia.

b) Halusinasi, para pasien skizofrenia seringkali menuturkan bahwa

dunia tampak berbeda dalam satu atau lain cara atau bahkan tidak

nyata bagi mereka. Dan distorsi persepsi yang paling dramatis

adalah halusinasi yaitu dimana pengalaman indrawi tanpa adanya

stimulasi dari lingkungan.

2. Simptom negatif.

Simptom–simptom negatif skizofrenia mencakup berbagai devisit

behavioral, seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar dan

asosiolitas. Simptom–simptom ini cenderung bertahan melampaui suatu

episode akut dan memiliki afek parah terhadap kehidupan para pasien

skizofrenia.

6
2.4 Pedoman Diagnostik

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia berdasarkan

PPDGJ-III :6

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau

kurang jelas) :

a. Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya(tidakkeras), dan isi pikiran ulangan, walaupun

isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau-Thought insertion or

withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke

dalampikirannya(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- Thought roadcasting :

isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

umummengetahuinya.

b. Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dariluar; atau- Delusion of influence :

waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu

dariluar; atau- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak

berdaya dan pasrah terhadapsesuatukekuatan dari luar.- Delusional

perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

mukjizat.

7
c. Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

terhadap perilaku pasien,

- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara).

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi

tubuh

d. Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

setempat dianggap tidak wajardan sesuatu yang mustahil, misalnya

perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam

kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca, ataukomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila

disertai baik oleh waham yangmengambang maupun setengah

berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertaiide-

ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila

terjadi setiap hari selamaberminggu-minggu atau berbulan-bulan

terus berulang.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan

(interpolation), yang berakibatinkoherensi atau pembicaraan yang

tidak relevan, atau neologisme;

8
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),

posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,

negativisme, mutisme, dan stupor;

h. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang

jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar,

biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulansosial

dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

- Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung

selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna

dalam mutu keseluruhan (overallquality) dari beberapa aspek

kehidupan perilaku pribadi (personal

behaviour),bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir

(self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman Diagnostik Skizofrenia Paranoid

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia paranoid

berdasarkan PPDGJ-III :

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

- Sebagai tambahan :

 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

9
a. Suara-suara halusinasi yang mengncam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang

menonjol;

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

(delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling

khas.

 Gangguan afetktif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.

2.5 Penatalaksanaan Skizofrenia

A. Farmakoterapi

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan

pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa

jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat ataukombinasi obat antipsikotik

yang benar-benar cocok bagi pasien. Contoh obat antipsikotik antara lain:5

1. Haldol (Haloperidol)

2. Mellaril (thioridazine)

3. Navane (thiothixene)

4. Prolixin (fluphenazine)

5. Stelazine (trifluoperazine)

10
6. Thorazine (chlorpromazine)

7. Trilafon (perphenazine)

B. Psikoterapi dan Psikoedukasi

C. ECT (Electroconvulsive therapy)

11
BAB 3
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama (inisial) :Tn. R
Jenis kelamin :Laki-Laki
Umur : 25 tahun
Status perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minangkabau
Negeri Asal : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Pulau Punjung, Kabupaten
Dharmasraya

KETERANGAN DIRI ALLO/ INFORMAN


Nama (Inisial) :Ny. EN
Jenis kelamin :Perempuan
Umur :23 tahun
Pekerjaan :Wiraswasta
Pendidikan : S1
Alamat : Pulau Punjung, Kabupaten
Dharmasraya
Hubungan dengan pasien :Adik Pasien
Keakraban dengan pasien : Akrab
Kesan pemeriksa/ dokter terhadap keterangan yang diberikannya :
(Dapat dipercaya/ kurang dapat dipercaya)

12
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 26 Oktober 2017 di bangsal
jiwa Cendrawasih RSJ Prof. HB Saanin Padang
2. Alloanamnesis dengan :
Adik Pasien (Ny. EN, 23 tahun, Wiraswasta, S1, Dharmasraya,
082384492596) pada tanggal 26 Oktober 2017 melalui telepon

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain

2. Sebab Utama
Pasien gelisah sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit, dengan gejala :

mengamuk dan memukuli ibu kandungnya dengan bantal sofa sebanyak dua

kali.

3. Keluhan Utama (Chief Complaint)


Pasien memukul ibunya dengan bantal sofa karena marah pada ibunya yang

selalu mengancam dirinya untuk dirawat di RSJ Prof HB Saanin.

4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar keluarga karena pasien gelisah sejak 3 minggu yang

lalu. Sebelumnya pasien memukul ibunya dengan bantal sofa sebanyak 2 kali

dan sering marah-marah tanpa sebab. Pasien sering pingsan tiba-tiba. Pasien

merasa paling benar dan sempurna. Pasien diajak untuk Umrah tapi menolak

13
karena khawatir akan dibakar disana. Pasien mengatakan bahwa dia adalah

orang penting yang dipercayai oleh Presiden Jokowi dan merupakan Seorang

Imam Mahdi. Pasien putus minum obat selama 3 minggu karena mengamuk

dan membuang semua obat-obatnya. Pasien sering memarahi penyiar berita di

televisi dan kemudian memarahi keluarganya karena keluarganya mencoba

menenangkan dirinya.

Adik pasien mengatakan bahwa 3 minggu yang lalu pasien tiba tiba

berbicara menggunakan bahasa Medan selama 1 minggu. Kemudian 2 minggu

yang lalu pasien merasa dirinya adalah seorang perempuan. Pasien memakai

kerudung dan lipstick adiknya, kemudian pasien bermanja-manja dan meminta

dicarikan suami. Saat itu pasien tidak mau keluar rumah karena malu.

Keesokan harinya pasien sudah kembali mengatakan bahwa pasien adalah

seorang laki-laki.

Menurut pengakuan pasien, sebelumnya pasien sedang menonton televisi

dan tiba tiba merasa ada hembusan angin yang merupakan arwah seekor

binatang memasuki dirinya dan membuatnya tidak dapat bergerak. Pasien

mencoba mengendalikan angin tersebut agar tidak membuatnya emosi, namun

ibu pasien menganggap pasien hanya berpura-pura dan mengancam akan

memasukan pasien kembali ke RSJ Prof HB Saanin. Pasien merasa sedih dan

kesal sehingga kemudian memukul pipi ibunya dengan bantal sebanyak 2 kali.

Pukulan pertama tidak mengenai ibu pasien.

Riwayat menyendiri tidak ada. Riwayat kehilangan minat untuk keluar

rumah tidak ada. Riwayat mudah lelah tidak ada. Riwayat kurang percaya diri

14
tidak ada. Riwayat nafsu makan menurun tidak ada. Riwayat pasien suka

menangis sendiri tidak ada.

Riwayat sangat bersemangat tidak. Riwayat muncul-muncul ide-ide baru

tidak ada. Riwayat banyak bicara tidak ada.

5. Riwayat Penyakit Sebelumnya


a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien pertama kali mengalami gangguan jiwa pada tahun 2013 (usia 21

tahun). Menurut keluarga, pasien sepertinya mengikuti organisasi-

organisasi Islam yang berada di kampusnya. Namun entah karena terlalu

dalam mengkaji atau mengikuti aliran yang salah, pasien mulai bersikap

aneh. Pasien merasa bahwa Tuhan tidak ada karena tidak nampak

bentuknya. Pasien menjadi banyak melamun dan berbicara-bicara sendiri.

Pasien merasa selalu benar dan menganggap dirinya adalah orang penting

yang selalu dicari dan dipuja. Pasien sering menceritakan pengalaman-

pengalaman yang aneh, seperti berjalan kaki datas sungai hingga sampai

ke Medan, pernah di sodomi oleh seseorang, pernah diburu oleh seseorang,

diinjak injak dan disetrum oleh lelaki yang tidak dikenalinya. Pasien

kemudian dirawat di Puti Bungsu.

Pertengahan tahun 2017, pasien kembali mengamuk dan berbicara sendiri.

Pasien merasa tetangganya dapat membaca pikirannya sehingga pasien

memecahkan kaca rumah tetangganya. Pasien pergi ke Jakarta dan pulang

1 bulan kemudian dengan tubuh penuh bekas luka, perut membuncit,

penampilan berantakan. Bila keluarga bertanya apa saja yang dilakukan di

Jakarta, jawaban pasien selalu berubah-ubah. Pasien merasa pekerja di

Puskesmas tempatnya mengambil obat akan membunuh adiknya. Pasien

15
kemudian dirawat di RSJ Prof HB Saanin dan diperbolehkan pulang 3

minggu kemudian.

b. Riwayat Gangguan Medis


Pasien tidak ada riwayat DM, trauma, tumor, gangguan kesadaran, HIV

dan penyakit fisik lainnya.

c. Riwayat Penggunaan NAPZA


Pasien tidak pernah merokok, minum minuman beralkohol maupun

mengkonsumsi NAPZA.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/ penganti

IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan


Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah
Tangga
Umur 61 Tahun 58 tahun
Alamat

Hubungan pasien* Akrab Akrab


Biasa Biasa
Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
Dan lain-lain :- :-
`Ket : * coret yang tidak perlu

b) Sifat/ Perilaku Orang tuatua kandung/ pengganti............. :


Bapak (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/ diragukan)
Pemalas ( - )**, Pendiam ( - ), Pemarah ( - ), Mudah tersinggung ( - ), Tak
suka Bergaul ( - ), Banyak teman ( + ), Pemalu ( - ), Perokok berat ( - ),
Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ), Perfeksionis ( - ),

16
Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ), Egois ( - ), Penakut ( - ),
Tak bertanggung jawab ( - ).

Ibu ( Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/ diragukan )


Pemalas ( - )**, Pendiam ( - ), Pemarah ( + ), Mudah tersinggung ( - ), Tak
suka Bergaul ( - ), Banyak teman ( - ), Pemalu ( - ), Perokok berat ( - ),
Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ), Perfeksionis ( - ),
Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ), Egois ( + ), Penakut ( - ),
Tak bertanggung jawab ( - ).

c) Saudara
Jumlah bersaudara 10 orang dan pasien anak ke 9

d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ pr (37 tahun) 2. Lk/ Pr (34 tahun) 3. Lk/ Pr (33 tahun)
4. Lk/ pr (32 tahun) 5. Lk/ Pr (30 tahun) 6. Lk/ Pr (29 tahun)
7. Lk/ Pr (28 tahun) 8. Lk/ pr (27 tahun) 9. Lk/ pr (25 tahun)
10. Lk/ Pr (23 tahun)
e) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien
terhadap masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan
yang dinyatakan pada gambaran sikap/ perilaku pada orang tua.*

Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan


ke dengan saudara (akrab/
biasa,/kurang/tak peduli)
1 Biasa, suka bergaul Akrab
2 Biasa, suka bergaul Akrab
3 Biasa, suka bergaul Akrab
4 Biasa, suka bergaul Akrab
5 Biasa, suka bergaul Akrab
6 Biasa, suka bergaul Akrab
7 Biasa, suka bergaul Akrab
8 Biasa, suka bergaul Akrab
9
10 Biasa, suka bergaul Akrab
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )

17
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas
tingkah laku hubungan (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
1. - - -
Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.

g) Apakahada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik (


yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s :
Anggora Kebiasaan -
Penyakit jiwa Penyakit fisik
keluarga kebiasaan
Seorang
Bapak - -
Paranormal
Ibu - - -
Saudara
1 - - -
2 - - -
3 - - -
4 - - -
5 - - -
6 - - -
7 - - -
8 - - -
10 - - -
Seorang
Kakek - -
Paranormal
Nenek - - -
Dan Lain-lain - - -

18
Skema Pedegree

Keterangan : : Pria : Pasien


: Wanita : Meninggal
: kemampuan melihat makhluk gaib

h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:


No Rumah tempat Keadaan rumah
tinggal Tenang Cocok Nyaman Tidak nyaman

1. Rumah orangtua Tenang Cocok Nyaman -


i) Dan lain-lain
7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan
perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang
meliputi :
a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.
- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan
atau kondisi- kondisi mental yang diderita si ibu )
 Kesehatan Fisik : baik
 Kesehatan Mental : baik
- Keadaan melahirkan :
 Aterm (+ ), partus spontan ( +), partus tindakan ( )
sebutkan jenis tindakannya
 Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan
(ya/tidak)
 Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)

19
b) Riwayat masa bayi dan kanak-kanak
 Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
 Minum ASI : ( + ), sampai usia 2 tahun
 Usia mulai bicara : 1 tahun 3bulan
 Usia mulai jalan : 1 tahun 6 bulan
 Sukar makan ( - ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia ( - ), pika ( - ),
gangguan hubungan ibu-anak ( - ), pola tidur baik ( - ), cemas
terhadap orang asing sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ), dan
lain-lain.....

c) Gejala-gejala sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada


masa kanak-kanak, misalnya: mengisap jari ( - ), ngompol ( - ), BAB di
tempat tidur (- ), night teror ( - ), temper tantrum ( - ), gagap ( - ), tik (- ),
masturbasi (- ), mutisme selektif ( - ), dan lain-lain.

d) Toilet training
Umur : 4 tahun
Sikap orang tua:(memaksa/menghargai/membiarkan/memberikan arahan)
Perasaan anak untuk toilet training ini:biasa

e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak : demam tinggi disertai menggigau (-


- ), kejang-kejang ( - ), demam berlangsung lama ( - ), trauma kapitis
disertai hilangnya kesadaran ( -), dan lain-lain.

f) Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu ( - ), gelisah ( - ) overaktif ( - ),


menarik diri ( - ), suka bergaul ( + ), suka berolahraga ( - ), dan lain-lain.

g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP SMA PT
Umur
Prestasi* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( -) (-) (Menyanyi) (Menyanyi)
Tingkah Laku ( baik ) ( baik ) ( baik ) ( baik )

20
h) Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ), ngompol ( - ), lari dari rumah ( -
), kenakalan remaja ( - ), perokok berat ( - ), penggunaan obat terlarang (-
), peminum minuman keras (- ), problem berat badan ( - ), anoreksia
nervosa ( -), bulimia (- ), perasaan depresi ( - ), rasa rendah diri ( - ),
cemas ( - ), gangguan tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu


** ( ) diisi (+) atau (-)

i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai berkerja 22 tahun, kepuasan kerja( + ), pindah-pindah kerja ( -
), pekerjaan yang pernah dilakukan wiraswasta di Travel Agency untuk
Umroh
Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan atasan, konflik dengan
bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik, sedang,kurang(menurut pasien)

j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga


 Mimpi basah (sudah/ belum), usia berapa 13 tahun, persepsi......
 Awal pengetahuan tentang seks 13 tahun, sikap orang tua biasa
 Hubungan seks sebelum menikah (-)
 Riwayat pelecehan seksual (-)
 Orientasi seksual (normal)
 Keterangan pribadi suami/ istri
Nama :-
Umur :-
Suku :-
Kebangsaan : -
Agama :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status sosial/ ekonomi: tinggi, menengah, rendah *
 Keuangan : Kebutuhan sehari-hari terpenuhi (+),
pengeluaran dan pendapatan seimbang (-), dapat menabung (-).

k) Situasi sosial saat ini:


1. Tempat tinggal :rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah denganmertua (-), di
asrama (-) dan lain-lain (-).
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu, ** ( ), diisi (+) atau (-)


ai : atas indikasi

21
l) Ciri Kepribadian sebelumnya/ Gangguan kepribadian (untuk axis II)
Keterangan : ( ) beri tanda (+) atau (-)

Kepribadian Gambaran Klinis

Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu (- ), sering melamun ( + ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual (- ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( - )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan ( + ), kewaspadaan
berlebihan (+ ), sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (- ), tidak
mau menerima kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain (- ), secara
intensif mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi ( -
), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( -), keterbatasan
kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib ( - ), ideas of reference (- ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang (- ), pembicaraan yang ganjil ( + ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Siklotimik Ambisi berlebihan ( - ), optimis berlebihan ( - ), aktivitas seksual
yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan idur (- ),
pesimis (- ), putus asa (- ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat (- ), rasa rendah diri (- ), penurunan aktivitas ( - ),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris ( - ), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-
lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( + ), agresivitas ( - ), impulsif (-
), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain
atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )

22
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( + ), gangguan
identitas ( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada
sendirian ( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan
kronik ( - ), dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai (-), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan
dalam situasi social (-), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku da keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya (-
)

8. Stresor psikososial (axis IV)


Pertunangan ( - ), perkawinan ( - ), perceraian ( - ), kawin paksa ( - ),
kawin lari ( - ), kawin terpaksa ( - ), kawin gantung ( - ), kematian
pasangan ( - ), problem punya anak ( - ), anak sakit ( - ), persoalan dengan
anak ( - ), persoalan dengan orang tua ( - ), persoalan dengan mertua ( - ),
masalah dengan teman dekat ( - ), masalah dengan atasan/ bawahan ( - ),
mulai pertama kali bekerja ( - ), masuk sekolah (- ), pindah kerja ( - ),
persiapan masuk pension ( - ), pensiun ( -), berhenti bekerja (- ),
masalah di sekolah ( -), masalah jabatan/ kenaikan pangkat ( - ), pindah
rumah ( - ), pindah ke kota lain ( - ), transmigrasi ( - ), pencurian ( - ),
perampokan ( - ), ancaman ( - ), keadaan ekonomi yang kurang ( - ),
memiliki hutang ( - ), usaha bangkrut ( - ), masalah warisan ( - ),
mengalami tuntutan hokum ( -), masuk penjara ( - ), memasuki masa
pubertas( - ), memasuki usia dewasa ( - ), menopause ( - ), mencapai usia
50 tahun ( - ), menderita penyakit fisik yang parah ( - ), kecelakaan ( - ),
pembedahan ( - ), abortus ( - ), hubungan yang buruk antar orang tua ( - ),
terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga ( - ), cara

23
pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek ( - ),
sikap orang tau yang acuh tak acuh pada anak ( - ), sikap orang tua yang
kasar atau keras terhadap anak ( - ), campur tangan atau perhatian yang
lebih dari orang tua terhadap anak ( - ), orang tua yang jarang berada di
rumah ( - ), terdapat istri lain ( - ), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (
- ), kontrol yang tidak cukup ( - ), kurang stimulasi kognitif dan sosial ( - ),
bencana alam ( - ), amukan masa ( - ), diskriminasi sosial ( - ), perkosaan (
- ), tugas militer ( - ), kehamilan ( - ), melahirkan di luar perkawinan ( - ),
dan lain-lain (+) Mengikuti aliran agama dan pengajian agama yang
salah.

9. Pernah suicide ( - ), kemungkinan sebab suicide

10. Riwayat pelanggaran hukum


Tidak pernah ada riwayat pelanggaran hukum

11. Riwayat agama


Pasien beragama Islam, masih melakukan aktivitas sholat dan mengaji.

12. Persepsi Dan Harapan Keluarga


Keluarga berharap agar pasien dapat sehat kembali

13. Persepsi Dan Harapan Pasien


Pasien menyatakan ingin sembuh dan beraktivitas seperti biasa.

Ket: ( ) diisi (+) atau (-)

24
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT

2017
Pasien gelisah,
melempar-lempar
barang

Tahun 2013, Pasien belajar


ilmu agama bersama
organisasi di kampusnya.
Pasien meragukan Tuhan itu
ada, Pasien merasa dirinya
selalu benar, Pasien marah-
marah, gelisah dan kemudian
dibawa ke rumah sakit

III. STATUS INTERNUS


 Keadaan Umum : sakit sedang
 Kesadaran : CMC
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 87x/menit
 Nafas : 20x/menit
 Suhu : 36,7 C
 Tinggi Badan : 155 cm
 Berat Badan : 52 kg
 Status Gizi :Normoweight
 Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
 Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
 Kelainan Khusus : Tidak ditemukan

IV. STATUS NEUROLOGIKUS


GCS : E4M5V6
Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
Tanda-tanda efek samping piramidal :
 Tremor tangan : tidak ada

25
 Akatisia : tidak ada
 Bradikinesia : tidak ada
 Cara berjalan : tidak ada
 Keseimbangan : tidak ada
 Rigiditas : tidak ada
 Kekuatan motorik : tidak ada
 Sensorik : tidak ada
 Refleks : bisep (+/+), trisep (+), archiles (+), patella (+)
Sucking (-), glabella (-), grasping(-), snout (-)
Corneomandibular (-), palmomental (-), kaki
klonik (-)

V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen ( ),
stupor ( ), kesadaran berkabut ( ), konfusi ( ), koma ( ), delirium ( ),
kesadaran berubah ( ), dan lain-lain…..

2. Penampilan
 Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( ), aneh ( ), sikap tegang ( ), kaku ( ),
gelisah ( ), kelihatan seperti tua ( ), kelihatan seperti muda ( ),
berpakaian sesuai gender ( +).
 Cara berpakaian : rapi ( + ), biasa ( ), tak menentu ( ),sesuai dengan
situasi
( ),kotor ( ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurus diri)*
 Kesehatan fisik :sehat ( + ), pucat ( ), lemas ( ), apatis ( ), telapak
tangan basah ( ), dahi berkeringat ( ), mata terbelalak ( ).

3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (+ ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( + ).

4. Sikap
Kooperatif (+ ), penuh perhatian ( + ), berterus terang ( + ), menggoda (
- ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya disayangi ( -
), selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( - ), dependen (- ), infantil ( - ),
curiga ( - ), pasif ( - ), dan lain-lain.

5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor


 Cara berjalan : biasa ( + ), sempoyongan ( - ), kaku ( - ), dan lain-lain

26
 Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor katatonik (
- ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ), cerea flexibilitas ( -
), negativisme ( - ), katapleksi ( - ), stereotipik ( - ), mannerisme ( - ),
otomatisme
( - ), otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi psikomotor ( - ),
hiperaktivitas/ hiperkinesis ( - ), tik ( - ), somnabulisme ( - ), akathisia ( -
), kompulsi( - ), ataksia, hipoaktivitas ( - ), mimikri ( - ), agresi ( - ),
acting out ( - ), abulia ( - ), tremor ( - ), ataksia ( - ), chorea ( - ),
distonia ( - ), bradikinesia ( - ), rigiditas otot ( - ), diskinesia ( - ),
convulsi ( - ), seizure ( - ), piromania ( - ), vagabondage ( - ).

Ket : ( ) diisi (+ atau (-)

B. Verbalisasi dan cara berbicara


 Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat
 Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
 Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
 Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
 Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
 Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
 Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( - ).

C. Emosi
 Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi ( sempit/luas),
arus emosi (biasa/lambat/cepat).

1. Afek
Afek appropriate/ serasi( + ), afek inappropriate/ tidak serasi( - ), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( - ).

2. Mood
mood eutimik ( + ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil (swing
mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mooddepresi (hipotim) ( - ), anhedonia ( - ), dukacita ( - ),
aleksitimia ( - ), elasi ( ), hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La
belle indifference ( -), tidak ada harapan ( - ).

27
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol
impuls ( - ).

4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood


Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), variasi
diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue ( - ), pica ( -
), pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu,


( ) diisi (+) atau (-)

D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)


 Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
 Mutu proses pikir (jelas/tajam)

1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran


Gangguan mental ( - ), psikosis ( - ), tes realitas ( terganggu/ tidak ),
gangguan pikiran formal ( - ), berpikir tidak logis ( - ), pikiran autistik ( -
), dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir primer ( - ).

2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran


Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ), tangensialitas (
- ), inkohenrensia ( - ), perseverasi ( - ), verbigerasi ( - ), ekolalia ( - ),
kondensasi ( - ), jawaban yang tidak relevan ( - ), pengenduran asosiasi (
- ), derailment ( - ), flight of ideas ( + ), clang association ( - ), blocking (
- ), glossolalia ( - ).

3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran


 Kemiskinan isi pikiran ( - ), Gagasan yang berlebihan (- )
 Delusi/ waham
waham bizarre ( - ), waham tersistematisasi ( - ), waham yang sejalan
dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan dengan mood ( - ), waham
nihilistik ( - ), waham kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham
persekutorik ( - ), waham kebesaran ( + ), waham referensi ( - ), though
of withdrawal ( - ), though of broadcasting ( + ), though of insertion ( - ),
though of control ( + ), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( - ),
Waham curiga (+), waham menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( -
), pseudologia fantastika ( - ), waham agama.

28
 Idea of reference
 Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),
kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ), koprolalia (
- ), fobia ( - )Ulat noesis ( - ), unio mystica ( - ).

E. Persepsi
 Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),
Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual ( - ), halusinasi olfaktorik ( -
), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( - ), halusinasi somatik ( -
), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
 Ilusi ( - )
 Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )

F. Mimpi dan Fantasi


Mimpi : -
Fantasi : -

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)


G. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual
1. Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu),
orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/ terganggu).
2. Atensi (perhatian) ( + ), distractibilty ( - ), inatensi selektif ( - ),
hipervigilance ( - ), dan lain-lain
3. Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu )
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote ( - ),
gangguan memori jangka menengah/ recent past ( - ), gangguan memori
jangka pendek/ baru saja/ recent ( - ), gangguan memori segera/
immediate ( - ).
Amnesia ( - ), konfabulasi ( - ), paramnesia ( - ).
5. Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu
6. Pikiran konkrit : baik/ terganggu
7. Pikiran abstrak : baik/ terganggu
8. Kemunduran intelek : (Ada/ tidak), Retardasi mental ( - ), demensia ( -
), pseudodemensia ( - ).

H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)

29
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)

I. Discriminative Judgement :
 Judgment tes : terganggu
 Judgment sosial :tidak terganggu

VI. Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostik khusus lainnya


 Pemeriksaan Darah Rutin

VII. Pemeriksaan oleh Psikolog / petugas sosial lainnya


(tumlisan dan gambar di halaman belakang)

VIII. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Telah diperiksa pasien Tn. R berusia 25 tahun, agama Islam, suku
Minang dan belum menikah. Pasien dibawa ke RSJ Prof. HB.Saanin
Padang pada tanggal 13 Oktober 2017 karena pasien marah-marah dan
melemparkan bantal ke wajah ibunya. Sebelumnya pasien merasa ada
yang memasuki dirinya berupa angin, angin tersebut serasa adalah arwah
seekor binatang. Pasien merasa dirinya adalah seorang imam mahdi.
Pasien merasa dirinya adalah orang penting dan dicari oleh orang-orang.
Pasien juga curiga dengan tetangganya, bahwa tetanganya ini akan
membunuh adik pasien. Pasien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri.
Pasien selalu marah kepada orang yang ada dalam siaran televise dan akan
berujung dengan marah-marah dengan keluarganya.

IX. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Pranoid


Aksis II : Tidak ada diagnosa
Aksis III : Tidak ada diagnosa
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain (Mengikuti aliran agama
dan pengajian agama yang salah.)
AksisV :GAF 50-41

X. Diagnosis Banding Axis I


-

30
XI. Daftar Masalah
 Organobiologik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau riwayat kejang
sebelumnya
 Psikologis
Gaduh gelisah, marah-marah sampai mengamuk, melemparkan
bantal ke ibunya. Pasien bicara sendiri
Waham curiga (+) takut orang lain akan mencelakainya dan
keluarganya
Halusinasi audio (+)
 Lingkungan dan psikososial

XII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
 Risperidon 1 mg 2x1 tab
 Diazepam 5 mg 1x1 tab
B. Non Farmakoterapi
-
C. Psikoterapi
Kepada pasien:
 Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati, dan optimistic
kepada pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya.
 Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan
pertolongan. Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari
bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.
Kepada keluarga:
 Psikoedukasi mengenai
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala,
hubungan antara gejala dan perilaku, perjalanan penyakit, serta
prognosis). Pada akhirnya, diharapkan keluarga bisa

31
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Serta menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan yang lama dan berkelanjutan.
 Terapi
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek
samping yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu,
juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat
secara teratur.

XIII. PROGNOSIS
Quo et vitam : bonam
Quo et fungsionam :Dubia ad bonam
Quo et sanctionam :Dubia ad bonam

32
BAB 4
DISKUSI

Pasien seorang laki-laki berusia 25 tahun. Pasien dikenal mengalami

gannguan jiwa yaitu pada tahun 2013 padasaat pasien berusia 21 tahun.Kejadian

ini mendukung teori yang mengatakan bahwa secara epidemiologi, laki-laki

mempunyai onset skizofrenia yang lebih awal daripada wanita, dimana rata-rata

rawatan pada pria skizofrenik terjadi sebelum usia 25 tahun.3

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, dimana

ditemukan gejala klinis yang mengarah pada gangguan skizofrenia paranoid

sesuai dengan pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III. Berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan psikiatri pada tanggal 24 Oktober 2017 didapatkan

gejala skizofrenia berupa halusinasi, juga ditemukan waham kebesaran pasien

merasadirinya adalah imam mahdi dan waham curiga serta thought of

broadcasting yang semuanya menonjol. Berdasarkan tanda dan gejala yang

ditemukan tersebut pasien didiagnosis dengan skizofrenia paranoid.6

Pasien mendapat terapi Risperidon 2 x 1mg dan Lorazepam 1 x 2 mg.

Risperidon dipilih karena merupakan obat antipsikosis atipikal generasi kedua dan

juga merupakan mood stabilizer.Risperidon memiliki efektivitas lebih baik dalam

mengontrol gejala positif dan negatif. Efek samping sedasi, otonomik, dan

ekstrapiramidal sangat minimal dibanding obat psikotik tipikal. Dosis yang biasa

diberikan adalah 1-3 mg/hari sebagai dosis awal.Sementara itu, lorazepam yang

termasuk dalam klasifikasi obat anti-ansietas diberikan pada pasien ini atas

indikasi adanya ansietas penyerta supaya pasien tenang.7

33
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada

pasien ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini

adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi sudah mulai stabil dan bisa

berkomunikasi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat dokter

pada pasien, memberikan perhatian, dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi

suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap kasus dengan cara

menunjukkan perilaku yang hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya

adalah agar pasien merasa aman, diterima dan dilindungi. Serta dokter juga dapat

memberikan masukan-masukan yangpositif terhadap pasien apabila pasien

mengalami halusinasi dan wahamnya. Sehigga pasien dapat memiliki upaya

pertahanna diri apabila waham dan halusinasi tersebut muncul lagi dikemudian

harinya. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam proses terapi pada pasien

ini. Keluarga pasien memberikan support kepada pasien dengan memberikan

motivasi motivasi agar pasien patuh minum obat dan dapat beraktivitas seperti

biasa.

Hal-hal yang memperburuk prognosis pada pasien ini adalah onsetnya

yang terjadi pada saat remaja, relapsnya yang cukup sering, status pasien yang

telah bercerai, sistem pendukung dalam keluarga dan ekonomi yang kurang, serta

kepatuhan minum obat yang juga masih kurang. Dnegan begitu, prognosis pada

pasien ini secara umum adalah dubia ad bonam yang sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa pasien dengan skizofrenia 40-60% terus terganggu secara

bermakna oleh gangguannya selama seluruh hidupnya. Hanya ada 20-30% saja

yang diperkirakan mampu menjalani kehidupan yang agak normal.3

34
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri

Pertanyaan Jawaban Interpretasi


Selamat pagi, perkenalkan Boleh dokter silahkan, Komposmentis
saya dokter muda Vanny, Nama saya M.Ridwan,
ini dokter muda Mala dan biasa dipanggil Ridwan
dokter muda Denisa.
Boleh kita ngobrol
sebentar pak? Nama
bapak siapa?
Pak Ridwan , kami ingin Iya boleh Kooperatif
bertanya tentang keadaan
bapak sekarang, boleh
pak?
Nama lengkap bapak Muhamad Ridwan Orientasi baik
siapa?
Sekarang kita ada di mana Di Rumah sakit HB
pak? Saanin Gadut
Tanggal berapa sekarang 23 atau 24 ya bu, saya
pak? lupa. Pokoknya akhir
Oktober 2017
Alamat rumah Pak Pulau Punjung
Ridwan dimana? Darmasraya
Sehari-hari bapak bekerja Wiraswasta, saya kerja di
apa? agen travel umrah di
damasraya
Apa pendidikan terakhir Saya tamat STIE
Pak Ridwan? Bukittinggi, Bu. Jurusan
B.inggris
Bagaimana ceritanya Saya lemparkan bantal ke Keluhan utama, Onset
bapak bisa masuk sini? ibu saya gejala dan faktor pencetus
Boleh ceritakan kepada
kami pak?
Kenapa bapak Saya kesal, ibu saya
melemparkan bantal ke mengancam mau

35
ibu bapak? mengembalikan saya ke
RSJ Prof HB Saanin. Halusinasi, waham curiga
Padahal saya sedang
berusaha melawan diri
saya dari kekuatan amgin
jahat yang memasuki
tubuh saya
Selain itu apa yang Pak Saya serasa dimasuki oleh
Ridwan rasakan? angin, dan angin tersebut
terasa oleh saya adalah
arwah binatang. Saya
juga merasa bahwa
tetanga saya akan
membunuh adik saya
Kenapa bapak berpikir Tetangga saya tu, bisa
tetangga bapak akan baca pikiran saya
membunuh adik bapak?
Selain itu pernah Tidak pernah saya melihat
mendengar suara bisikan bayangan dan dengar
atau melihat bayangan bisik-bisikan itu bu
pak?
Lalu apa yang bapak Tidak ada bu, saya
rasakan sekarang lagi? rasanya sudah stabil tidak
mau marah-marah lagi
Kalu bapak marah-marah Saya wudu dan shalat
apa yang bapak lakukan sunat 2 rakaat bu, lalu
biasanya? saya dzikir sampai saya
rasa emosi saya stabil lagi
Sekarang masih ada angin Tidak ada bu, sekarang
tersbut masuk ke tubuh saya udah aman rasanya
bapak lagi pak?
Gimana tidur dan makan Enak disini makan sama-
pak? Nyenyak tidak pak? sama, tidur dalam 3 hari
ini saya sering terbangun
jam 11 lalu saya tidur lagi,

36
dan nanti terbangun lagi
jam 03.00, jadi saya shalat
tahajud aja bu.

Sekarang perasaan bapak Biasa saja Afek sesuai


bagaimana?
Pak Ridwan pernah Tidak pernah
merasa sedih sepanjang
hari tidak tau sebabnya
apa?
Apa bapak pernah merasa Tidak pernah
sangat bersemangat pak?
Bapak pernah Tidak pernah
mengkonsumsi obat,
minum alkohol atau
merokok pak?
Bapak merasa sekarang Iya bu. Iya diminum, biar Discriminative Insight
bapak sedang sakit atau cepat sehat dan gak disini derajat III
bagaimana pak? Obat ada lagi
diminum kan pak?
Setelah minum obat Lebih enak tidurnya
gimana rasanya pak?
Waktu bapak Tidak, mungkin pada saat
Discriminative Judgemet
melemparkan bantal dan itu emosi saya tidak bisa
terganggu
marah marah ke ibu terkontrol bu
bapak, apakah bapak
merasa agak risih/
bersalah?
Pak Ridwan dulu pernah Pernah disini, sekitar awal Ada riwayat gangguan
dirawat juga di Rumah tahun bu psikiatri sebelumnya
Sakit?
Sudah berapa kali bapak Kalau tidak salah 1 kali
dirawat? bu, 2 kali dengan yang
sekarang
Pertama dirawat karena Saya bilang ke keluarga

37
apa Pak? saya kalau adik saya mau
dibunuh sama orang bu,
keluarga saya terancam
bu.
Siapa yang mau bunuh Gak tau bu. Gak jelas
pak? siapa orangnya, tapi
semua orang rasanya
mencurigakan. Tapi
setelah dipikir-pikir lagi,
gak ada kan ya bu yang
bisa membunuh keluarga
saya semudah itu? Jadi
sekarang saya tidak
memikirkan hal itu lagi
Pernah sakit penyakit yang Tidak pernah bu Tidak ada gangguan medis
lain pak? Pernak kejang, lain
trauma kepala?
Pak Ridwan anak ke Anak ke 9 bu dr 10
berapa? bersaudara
Pak Ridwan sudah Belum bu, saya masih
menikah? single
Dikeluarga bapak ada juga Tidak tahu
yang sakit seperti ini?
Pak Ridwan ada yang Tidak ada Memberi kesempatan
ingin ditanyakan? pasien bertanya
Yasudah, pak nanti setelah Iya bu, saya tidak mau Edukasi
keluar dari rumah sakit, dirawat disini lagi, saya
minum obat teratur ya, janji saya minum obat
kendalikan emosinya juga
pak, jangan mudah curiga
dengan orang lain
Berdasarkan autoanamnesa tanggal 24 Oktober 2017

38
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Elvira, Sylvia D dan Hadisukanto, Gitayanti. (2010). Buku Ajar Psikiatri.


Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013.
3. Kaplan, Sadock, Grebb. (2010) Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Prilaku Psikiatri Klinis Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.
4. Maramis, Willy dan Maramis, Albert A. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Edisi 2. Jakarta: Airlangga University.
5. Larson, Molly K., Walker, Elaine F., and Compton, Michael T. 2010.
Early Signs,Diagnosis And Therapeutics Of The Prodromal Phase Of
Schizophrenia And Related Psychotic Disorders. Volume 10, Issue 8,
pages 1347-1359.
6. Hendarsyah F. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid
dengan Gejala-Gejala Positif dan Negatif. J Medula Unila; 4 (3): 57-62.

39

Anda mungkin juga menyukai