HIPOKONDRIASIS
Oleh :
Preseptor:
BAGIAN PSIKIATRI
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan referat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rini Gusya Liza, M.Ked
(KJ), Sp.KJ atas segala bantuan yang telah diterima selama penyusunan referat
ini. Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan laporan kasus ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan...................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
umum dijumpai dengan prevalensi 4-6% pasien rawat jalan. Prevalensi ini
pendidikan, namun bersifat sesaat saja.2 Pada sekitar dua pertiga pasien
depresi (pada 40% kasus), gangguan panik (pada 10-20% kasus), gangguan
ansietas dan banyak penyakit kronik lainnya. Hipokondriasis ini tidak hanya
berpendapat demikian.1
1
Pasien dengan hipokondriasis selalu dipenuhi dengan ketakutan ataupun
kepercayaan bahwa diri mereka sendiri memiliki sebuah penyakit berat yang
tidak terdiagnosa yang bermula dari interpretasi yang salah terhadap sensasi
fisik tubuh yang ringan dan bersifat episodik.1,4 Keadaan ini dapat berlanjut
meskipun pasien telah diberi bukti bahwa tidak terdapat hal seperti yang
selama 6 bulan.3
Hipokondria dapat juga bersifat ringan maupun persisten dan
Meskipun gejala tersebut bukan merupakan gejala tipikal penyakit yang berat,
sensasi tersebut dapat menjadi pusat perhatian pasien dan pasien menjadi
yang ekstensif namun tidak memuaskan. Selain itu, pasien tersebut juga dapat
2
1.3 Batasan Masalah
Referat ini membahas terkait defenisi, epidemiologi, etiologi, gejala klinis,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Istilah “hipokondriasis” didapatkan dari sitilah medis yang lama
3
disebabkan dari interpretasi pasien yang tidak realistik dan tidak akurat
2.2 Epidemiologi
Preokupasi dengan penyakit dapat dijumpai secara umum pada
dapat dijumpai adanya rasa cemas terhadap penyakit yang bersifat intermiten
dan tidak didasari alasan yang kuat serta diantara komunitas tersebut, 9%
respon terhadap penyakit fisik berat yang baru dideritanya namun tidak
komunitas yang lebih luas dan tidak hanya pada pasien psikiatri, karena
4
kecenderungan. Walaupun onset gejala dapat terjadi pada setiap usia, onset
2.3 Etiologi
Pasien dengan hipokondriasis memiliki skema kognitif yang salah.
memiliki ambang dan toleransi yang lebih rendah dari umumnya terhadap
ini adalah bentuk varian dari gangguan mental lain. Gangguan yang paling
5
Menurut teori psikodinamik dorongan agresivitas dan permusuhan
yang ditujukan kepada orang lain dipindahkan (lewat mekanisme represi dan
dengan mencari bantuan dan kepedulian dari orang lain yang kemudian
dipandang sebagai pertahanan terhadap rasa bersalah, dan sebagai tanda dari
terhadap kesalahan di masa lalu dan perasaan bahwa dirinya jahat serta
berdosa. 2,4
2.4 Diagnosis
6
C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti
lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan
somatoform lain.
Sebutkan jika:
dapat terjadi setelah stres berat, paling sering kematian atau penyakit berat
pada seseorang yang penting bagi pasien atau penyakit serius (kemungkinan
tersebut yang berlangsung kurang dari enam bulan harus didiagnosis sebagai
7
sebagai respons dari stres eksternal biasanya menyembuh jika stres
parah yang belum dapat dideteksi, dan mereka tidak dapat diyakinkan akan
tenang yang sama lamanya. Terdapat asosiasi yang kuat antara kekambuhan
seperti nyeri, konversi dan gangguan somatisasi dengan ciri khasnya yaitu
8
dirasakan. Pasien dengan gangguan somatoform lainnya umumnya dapat
namun gejala yang lebih dominan adalah adanya fokus berlebih pada gejala
yang dirasakan.3
Selanjutnya, perlu dibedakan apakah kepercayaan yang ada merupakan
dimilikinya tidak memiliki dasar yang kuat. Pasien yang delusional tidak
akan mengakui hal tersebut. Delusi somatik penyakit yang berat dapat dilihat
Secara umum, pasien dengan skizofrenia yang juga memiliki delusi tersebut
aneh juga dapat dijumpai, seperti saat seorang pasien mengakui bahwa ia
yang kuat ataupun merupakan kepercayaan yang salah. Jika pasien telah
9
dipastikan tidak delusional, pertimbangan selanjutnya adalah memastikan
tidak ditegakkan. Jika pada pasien dapat ditemukan obsesi dan kompulsi
terhadap hal yang tidak berkaitan dengan medis, maka diagnosa tersebut
2.7 Terapi
10
restrukturisasi kognitif, dan pengujian hipotesis. Dengan demikian,
maladaptif. 1,6
b. Terapi psikofarmakologik (antidepresan)
Meskipun farmakoterapi untuk hipokondriasis belum secara dalam
lebih efektif dibandingkan placebo pada lebih dari dua pertiga studi
alprazolam, dll.1-4
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan paroxetine
11
Farmakoterapi untuk gangguan tersebut dapat mencakup
Karena berbagai efek samping yang ada, terapi perlu dimulai dengan
2.8 Prognosis
Prognosis yang baik pada pasien hipokondriasis berkaitan dengan
yang responsif, awitan dari gejala yang mendadak, tidak adanya gangguan
kepribadian, dan tidak ada kondisi medik nonpsikiatrik yang terkait. 2,3
Penderita hipokondriasis sering dijumpai pada usia dewasa muda. Data yang
12
BAB 3
3.1 Kesimpulan
Hipokondriasis merupakan salah satu gangguan psikiatri yang umum
13
keyakinan menderita penyakit yang serius. Hal ini disebabkan adanya
interpretasi pasien yang tidak realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau
sensasi fisik yang dirasakan. Etiologi dari hipokondriasis ini dapat dijelaskan
dengan berbagai teori seperti model pembelajaran sosial, model varian dari
terhadap cemas dan depresif yang responsif, awitan dari gejala yang
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk para klinisi yang terkait
segera diterapkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Barsky, A. J., 2011. The Patient With Hypochondriasis. N Engl J Med Vol.
345(19): 1395-1399.
2. Elvira, S. D., dan Hadisukanto, G., 2010. Buku Ajar FK UI. Jakarta: FK UI.
3. Kay, Jerald., dan Tasman, A., 2006. Essentials of Psychiatry. England: John
Wiley & Sons Ltd.
4. Kaplan, H. I., Saddock, B. J., dan Grebb, J. A., 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid
Dua. Tangerang: Binarupa Aksara.
5. American Psychiatric Association, 2000. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders Fourth Edition Text Revision. Washington: American
Psychiatric Association.
6. Hersen, M., dan Sledge, W., 2002. Encyclopedia of Psychotherapy. USA:
Elsevier Science.
7. Greeven, A., et al., 2007. Cognitive Behavior Therapy and Paroxetine in the
Treatment of Hypochondriasis: A Randomized Controlled Trial. Am J
Psychiatry 164: 91-99.
15
16