Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan diluar nikah merupakan sulit yang dihadapi pada saat sekarang

ini. Kehamilan diluar nikah merupakan dampak buruk dari pergaulan bebas

yang nantinya dapat menimbulkan seks bebas. Seks bebas nantinya dapat

menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. Kebanyakan dari pelaku

tindakan ini tidak akan mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Menurut

teori Health Belief Model, remaja yang melakukan hubungan seksual diluar

nikah sehingga mengakibatkan kehamilan diluar nikah disebabkan oleh karena

rendahnya pengetahuan remaja tentang seksualitas, pengaruh dari pergaulan

teman sebaya dan kurangnya pengetahuan seseorang terhadap dampak seksual di

luar nikah yang nantinya dapat menyebabkan kehamilan diluar

nikah.1Berdasarkan data yang diperoleh, Tingginya angka kehamilan pada

remaja di Indonesia saat ini dapat dibuktikan dari data Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2006, kehamilan remaja di

Indonesia menunjukkan hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3 %;

karena sama-sama mau sebanyak 8,5 % dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks

bebas sendiri mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah

karena diperkosa sebanyak 3,2%; karena sama-sama mau sebanyak 12,9% dan

tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%.2

Angka kejadian kehamilan di luar nikah yang tinggi dapat memberikan

pengaruh terhadap berbagai kondisi kehidupan dari seseorang Dampak

kehamilan diluar nikah ini akan berpengaruh terhadap kesehatan dan sosial dari

1
seseorang. Dampak yang timbulkan tidak hanya terhadap si perempuan namun

dapat juga berefek terhadap keluarga dan laki-laki yang merupakan si pelaku.

Oleh karena itu penulis, menuliskan referat yang berjudul “ Dampak Kehamilan

di Luar Nikah”.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kehamilan diluar nikah adalah suatu hal yang bagi masyarakat merupakan

kejadian yang sulit untuk diterima, hal tersebut dapat memunculkan dan

menimbulkan rasa malu bagi keluarga, dan dari sisi agama dan keyakinan apapun

merupakan suatu hal yang dilarang. Kehamilan diluar nikah adalah suatu hal yang

diakibatkan oleh perilaku hubungan seksual sebelum adanya pernikahan yang sah

dimulai dari saling ketertarikan antara lawan jenis kemudian terjadi hubungan

intim anatar alaki-laki dan perempuan yang kemudian terjadi kehamilan diluar
3
nikah. Kehamilan di luar nikah merupakan bentuk dari adanya perilaku

seksual.4Perilaku seksual ini berupa segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

seksual, bentuk tingkah laku ini dapat bermacam-macam, mulai dari pearsaan

tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan melakukan hubungan

intim.

2.2 Faktor Penyebab

Faktor-faktor yang menyebabkan banyak remaja putri hamil di luar nikah

adalah sebagai berikut:3

a. Faktor agama dan iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada

pergaulan bebas dan berakibatremaja dengan gampang melakukan

hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan

3
b. Faktor lingkungan

1) Orang tua

Kurangnya perhatian khusus dari orang tua untuk dapat

memberikan pendidikan seksyang baik dan benar. Dimana dalam hal ini

orang tua bersikap tidak terbuka terhadapanak bahkan cenderung membuat

jarak dengan anak dalam masalah seksual.

2) Lingkungan

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari

media elektronik yang salah dapat membuat para remaja berpikiran bahwa

seks bukanlah hal yang tabulagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.

c. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan

Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual

sehingga tidakbisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak

negatif seksual. Dalamkeadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah

seksual, remaja akan mencariinformasi tersebut dari sumber yang lain, teman-

teman sebaya, buku, majalah, internet,video atau blue film. Mereka sendiri belum

dapat memilih mana yang baik dan perludilihat atau mana yang harus dihindari.

d. Perubahan zaman

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi

sistem sistemnilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan

dengan nilai moral danagama, seperti fashion dan film yang begitu intensif

sehingga remaja dihadapkan kedalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk

masalah hubngan seks di luar nikah.

4
e. Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan

seksual yangmembutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.

f. Semakin cepatnya usia pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang

remaja), sedangkanpernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini

menyebabkan “masamasatunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika

tidak diberikanpengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih

beresiko tinggi.

g. Adanya trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja

2.3 Dampak Sosial Kehamilan Diluar Nikah

1. Dampak sosial di Lingkungan

Dilingkungan temat tinggalnya, seseorang yang hamil diluar pernikahan

akan dikucilkan oleh tetangga dan teman sebayanya. Selain itu tekanan dari

masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut.5 Selain berdampak

langsung terhadap wanita yang hamil ataupun laki-laki yang menghamilinya,

dampak sosial yang timbul juga ditujukan kepada keluarga dari pasien. Damapk

yang ditimbulkan dapat seperti persepsi negative terhadap kedua keluarga.

Keluarga dianggap tidak dapat memberikan pendidikan yang baik terhadap anak-

anaknya.

2. Dampak sosial terhadap individu

Dampak sosial yang ditimbulkan terhadap individu fokus pada kesiapan

dari seorang perempuan untuk menikah karena perbuatannya dan kesiapan dari

laki-laki untuk bertanggung jawab terhadap kehamilan si perempuan dengan cara

5
menikahinya. Namun tidak semua laki-,laki mau bertanggungjawab, kebanyakan

laki-laki akan akan melarikan diri dengan alasan belum siap untuk menafkahi si

perempuan yang sudah dihamilinya dan tidak mau menanggung aib keluarga.6

Seseorang yang melakukan kehamilan diluar nikah akan merasa dirinya

kotor dan tidak suci lagi. Hal ini lama kelamaan akan memberikan efek buruk

terhadap kesehatan mental, kebanyakan orang- orang iniakan mengalami depresi,

kecemasan yang berlebihan dan ketakutan yang berkepanjangan.7

2.4. Dampak Kehamilan Di Luar Pernikahan Dari Segi Kesehatan

Komplikasi pada kehamilan pra nikah dapat disebabkan oleh faktor

biologis dan faktor sosial. Namun faktor yang merupakan penyebab utama sampai

saat sekarang masih kontroversial.8

Faktor biologi yang berpengaruh terhadap kehamilan adalah status gizi

yang buruk, berat badan ibu yang kurang sebelum hamil, paritas, dan pertambahan

berat badan saat kehamilan. Jika seseorang mengalami kehamilan pra nikah, maka

kebutuhan untuk energi dan gizi cenderung tidak terpenuhi dengan baik, terutama

bagi remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Hal ini mengakibatkan

deplesi cadagan zat besi yang cepat. Selain itu, rendahnya berat badan selama

kehamilan, kebutuhan nutrisi yang masih tinggi pada remaja yang hamil pra

nikah, disertai dengan belum matangnya struktur maupun hormonal remaja akan

meningkatkan resiko bayi dengan berat badan lahir yang rendah (BBLR).8

Belum matangnya uterus serta suplai sirkulasi servikal pada kehamilan

remaja juga dapat meningkatkan resiko infeksi yag dapat memicu abortus atau

persalinan preterm. Perkembagan tulang panggul yang belum sempurna pada

6
remaja juga dapat menyebabkan terjadinya CPD atau disproporsi kepala-panggul

yag dapat mempersulit persalinan.9

Kehamilan di luar pernikahan merupakan bagian dari kehamilan yang

tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Terjadinya kehamilan di luar pernikahan

akan memicu terjadinya pengguguran kandungan (abortus), terlebih abortus yang

tidak aman. Abortus adalah penghentian kehamilan dengan alasan apapun

sebelum janin mampu hidup di luar kandungan atau sebelum berusia 20 minggu

atau berat janin <500 gram10. Abortus terbagi menjadi dua yaitu abortus spontan

dan abortus provokatus. Abortus spontan didefenisikan sebagai abortus yang

terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis atau istilah lainnya adalah miscarriage

(keguguran). Abortus kedua yaitu abortus provokatus yang terjadi dengan sengaja

dilakukan tindakan10

Pada kehamilan di luar pernikahan dapat terjadi kedua jenis abortus.

Abortus spontan dapat terjadi akibat kurangnya perhatian ibu terhadap nutrisinya

selama kehamilan, sedangkan yang terbanyak adalah abortus provokatus akibat

ketidaksiapan ibu menerima kehamilannya. Abortus provokatus memiliki 2 jenis

yaitu abortus provokatus medisinalis yang dilakukan atas indikasi medis dan atas

pertimbangan dokter dan abortus provokatus kriminalis yang dilakukan pada

kehamilan yang tidak diinginkan, oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga sering

menimbulkan trias komplikasi yaitu perdarahan, trauma alat genital, dan infeksi

hingga sepsis. Pada abortus provokatus kriminalis sering berujung pada abortus

septik, yaitu keguguran yang disertai dengan infeksi berat dengan penyebaran

kuman atau toksinnya ke dalam pembuluh darah atau peritoneum karena dalam

pelaksanaannya tidak melakukan prosedur aseptik dan antiseptik.11

7
Abortus yang tidak aman dilakukan menggunakan berbagai cara dan selalu

mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu maupun bagi si janin. Ada beberapa

akibat dari pelayanan aborsi yang tidak aman, yaitu:

1. Perdarahan yang bisa menyebabkan kematian

2. Infeksi yang dapat meluas hingga ke organ panggul dalam

3. Robeknya vagina dan uterus atau hingga ke saluran kemih

4. Syok akibat perdarahan yang tidak tertangai

Dampak yang dapat muncul pada kehamilan di luar pernikahan dari segi

kesehatan anak yang dilahirkan dapat berupa tingginya mortalitas bayi, kurangnya

pemberian ASI, kurangnya perhatian dan perawatan pada bayi, morbiditas yang

tinggi, dan tingginya kemungkinan asupan nutrisi yang rendah3. Anak yang

dilahirkan dari kehamilan di luar pernikahan cenderung memiliki berat badan lahir

rendah (BBLR), lahir saat usia kehamilan preterm, memiliki resiko child abuse

yang tinggi, dan juga beresiko terjadinya penelantaran anak.11

5. Pencegahan

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kehamilan di

luar pernikahan antara lain:

1. Tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia) hingga pernikahan.

Hal ini membutuhkan komitmen, motivasi, dan pengendalian diri yang kuat.

Setiap orang yang belum menikah hendaknya memiliki keyakinan yang kuat

untuk menolak ajakan berhubungan dari pasangannya12

2. Pelayanan kesehatan wanita. Pelayanan kesehatan wanita merupakan

upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh wanita. Pelayanan ini meliputi

seluruh tingkat pencegahan. Tingkat promosi meliputi penyelenggaraan

8
komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai kesehatan wanita. Untuk remaja

wanita juga terdapat konseling mengenai kewasapadaan dan penundaan aktivitas

seksual. Terapi juga diarahkan untuk mengatasi trauma mental akibat

permasalahan seputar wanita termasuk kehamilan pra nikah, sedangkan

rehabilitasi berupa komunikasi, informasi, dan edukasi dan konseling masih

merupakan pengobatan setela kejadian.13

3. Kesiapan seseorang untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak

ditentukan oleh kesiapan tiga hal, yaitu kesiapan fisik,

mental/emosional/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum,

seseorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan tahap

perkembangan seks sekundernya.14

4. Memberikan banyak informasi seputar permasalahan seksualitas kepada

remaja yang merupakan kelompok resiko tinggi terjadinya kehamilan di luar

pernikahan diharapkan mampu mencegah terjadinya kehamilan yang tak

diinginkan. Jelaskan akibat yang akan terjadi jika melakukan hubungan seksual

pranikah. Sebaiknya juga dijelaskan mengenai mitos-mitos yang berkembang di

sekitar masyarakat dan fakta yang harus diketahui.14

5. Remaja dimungkinkan menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai

undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1979 bahwa usia minimal bagi perempua

adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun. Tetapi perlu diingat bahwa

perkawinan usia dini kurang memperhatikan kehamilannya termasuk usia

kehamilan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya resiko kehamilan ibu

tersebut

9
BAB 3
PENUTUP

Kehamilan diluar nikah merupakan dampak buruk dari pergaulan bebas

yang nantinya dapat menimbulkan seks bebas. Seks bebas nantinya dapat

menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. pada tahun 2010, seks bebas

ditemukan sebanyak 22,6%. Angka kejadian kehamilan di luar nikah yang tinggi

dapat memberikan pengaruh terhadap berbagai kondisi kehidupan dari seseorang

Dampak kehamilan diluar nikah ini akan berpengaruh terhadap kesehatan dan

sosial dari seseorang. Dampak sosial yang dapat timbul dari kehamilan diluar

pernikaha n dapat berupa pengkucilan oleh tetangga dan teman sebaya,

pandangan negatif terhadap kedua keluarga dan dapat menimbulkan kecemasan

bagi pelaku hingga depresi

Peran tenaga kesehatan sangat besar dalam upaya pencegahan terjadinya

kehamilan di luar pernikahan. Memaparkan akibat-akibat yang akan ditimbulkan

serta besarnya resiko yang terjadi bila terjadi kehamilan di luar pernikahan

hendaknya dapat menekan insiden kehamilan pra nikah. Selain peran tenaga

medis, juga diperlukan dukungan keluarga dan kontrol diri dari sendiri

diharapkan memunculkan self esteem dalam diri, melatih asertif terhadap apa

yang diinginkan, dan membekali diri dengan kemampuan komunikasi

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Anastasia. H. (2001). Dampak Psikologis Perempuan Hamil Di luar


Nikah. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
2. BKKBN. 2009. Data Kejadian Kehamilan pada remaja.
3. Sigalingging, Ganda ( 2009). Penelitian Meningkatkan Pengetahuan
Remaja Ptri tentang Kehamilan Di Luar Nikah. FIK Darma Agung
4. Sarwono, Sarlito Wirawan (2009).Psikologi Remaja. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
5. Luthfiyati. (2009). Depresi Pada Remaja Putri Yang Hamil Di Luar
Nikah. Jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika.
6. George Ritzer & Douglas J Goodman. 2005. Teori Sosiologi. Kreasi
Wacana : Yogyakarta
7. Atkinson, R. dkk. 2010. Pengantar Psikologi jilid 2. (diterjemahkan oleh
Dr.Wijaya Kusuma).Jakarta: Interkasara Publisher.
8. As-sanie S, Gantt A, Rosenthal MS. 2004. Pregnancy Prevention in
adolescents. Jurnnal American family physician
9. Klein JD. 2005. Adolescent pregnancy: Trends and issues, Pediatrics
(116): 281-286.
10. Cunningham, Gary F. 2010. Obstetri William. Jakarta : EGC
11. Dulay, A.T, 2010. Spontaneous Abortion (miscarriage) The Merck
manuals Online Medical Library. Tersedia di
http://www.merckmanuals.com/professional/sec18/ch263/ch263m/html.
diakses pada Oktober 2017
12. Malarcher S, Olson L, Hearts N. 2010. Unintended pregnancy and
pregnancy outcome : equity and social determinants. Geneva: WHO
13. Pencegahan kehamilan di luar pernikahan. Tersedia di
http://www.bkkbn.go.id/print.php?rid=99. Diakses pada Oktober 2017
14. Trad PV. Menilai pola yag dapat mencegah kehamilan remaja. Artikel
komunitas kesrepro remaja. Tersedia di
htto://situs.kespero.info/krr/referensi5.htm diakses pada oktober 2017

11

Anda mungkin juga menyukai