PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TEKNIS PELAKSANAAN
Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas Babirik tahun 2018,
sebagaimana berikut di bawah ini:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
puskesmas tahun 2017 (Januari s.d Desember 2017 ) dengan variabel dan sub
variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2017.
2. Pengolahan Data.
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan
penghitungan sebagaimana berikut di bawah ini :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%
T
Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
(ΣSV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau
V (%) = Σ SV
n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
5. Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
6. Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
7. Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat
kelompok :
1. Manajemen Operasional Puskesmas
2. Manajemen alat dan obat
3. Manajemen keuangan
4. Manajemen ketenagaan
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala
nilai sebagai berikut :
Skala 1 nilai 4
Skala 2 nilai 7
Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan
masing-masing kelompok manajemen.
Cara Penilaian :
1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen
merupakan nilai akhir manajemen
4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :
Baik : Nilai rata – rata > 8,5
Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
Kurang : Nilai < 5,
c. Penilaian mutu pelayanan
Cara Penilaian :
1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu
4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :
Baik : Nilai rata – rata > 8,5
Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
Kurang : Nilai < 5,
BAB III
HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS BABIRIK
TAHUN 2017
Hasil Kinerja Puskesmas Babirik Tahun 2018 berdasarkan data tahun 2017
dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini:
A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan
1. Upaya Kesehatan Wajib
Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib UPT Puskesmas Babirik Tahun 2017
HASIL TINGKAT
79%
1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN Kurang Baik ≥ 91 %
Tingkat
No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai
Kinerja
1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 0% 10 Baik
2 Persalinan oleh tenaga kesehatan 98,97% 10 Baik
Penanganan komplikasi obstetri / resiko
3
tinggi 100% 10 Baik
4 Kepatuhan terhadap standar ANC 100% 10 Baik
Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan
5
TB Paru 100% 10 Baik
Tingkat Kepuasan pasien terhadap
6
pelayanan puskesmas 96% 10 Baik
Rata-rata nilai 10 Baik
Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
Babirik tahun 2017 adalah 10 ( termasuk kinerja Baik )
1. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas Babirik Tahun 2017
Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas Babirik Tahun 2017
No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan
1 Pelayanan Kesehatan 85,5 % Cukup
2 Manajemen 8,89 Baik
3 Mutu 10 Baik
Rata-rata Kinerja
BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA
1. Perbandingan Hasil Kinerja Tahun 2017 dengan Tahun 2017
Belum dapat dibandingkan karena pada tahun 2017 menggunakan penilaian
kinerja dengan CMI tool.
1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya
Kesehatan Pengembangan) UPT Puskesmas Babirik Tahun 2017
Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, yang termasuk
kurang yaitu : upaya promosi kesehatan (79 %) dan upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular (80 %).
Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per
kegiatan.
Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI
eksklusif hanya mencapai 20 %, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat 90 %.
Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil
resti 82 %.
Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat
badannya (60%).
Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %. Untuk
DBD dikarenakan ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia.
Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang berkunjung
dalam tahun 2017 hanya 91 %
Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada
masalah inventarisasi barang : tidak terdapat daftar inventaris barang yang
terpasang di ruangan, kemudian updating data inventaris kurang rutin.
Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.
Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2017 pedoman penilaian
kinerja puskesmas dipergunakan.
1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas Babirik
tahun 2017 dapat dikategorikan perjenis kegiatan:
1. Kategori Kinerja Baik
– Upaya Kesehatan Lingkungan
– Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB
– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
– Upaya Pengobatan
– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
– Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran
– Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Kategori Kinerja Cukup
– Upaya Kesehatan Usia Lanjut
– Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi
3. Kategori Kinerja Kurang
– Promosi Kesehatan
– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Kesehatan Jiwa
Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup &
kurang. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :
1. Penilaian Kinerja Cukup
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %
Permasalahan :
1. Penanggung jawab program sedang mengambil ijin
belajar DIII kebidanan, sehingga kegiatan posyandu
lansia kurang terpantau
2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada
3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun
sore hari, sehingga petugas usila tidak dapat rutin hadir
untuk ikut pembinaan
4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang
ke posyandu, sehingga seakan-akan posyandu usila
hanya untuk berobat saya.
Pemecahan :
5. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau
saat hari libur
6. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
7. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga
dapat secara mandiri melaksanakan kegiatan posyandu
usila
8. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran
posyandu usila, dan kegiatan apa saja yang ada di
dalamnya
2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai
83 %. Disebabkan oleh : pembinaan dan bimbingan sikat gigi
missal pada SD/MI 31 %.
Permasalahan :
1. Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas Babirik 25 sekolah,
sedangkan petugas UKS juga bertugas di Poli Gigi
Puskesmas.
2. Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak
dapat mencakup seluruh SD/MI
3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat
membimbing teman-temannya untuk berPHBS
Pemecahan :
4. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua
kegiatan dapat terlaksana
5. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
6. Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang
belum dilatih dokter kecil
2. Penilaian Kinerja Kurang
1. Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program
bayi mendapatkan ASI Eksklusif 20 %. Permasalahan
:
1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI
Esklusif
2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen
susu yang mempromosikan penggunaan susu formula
bagi bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas
kesehatan) yang memberikan susu formula pada bayi
0-6 bulan tanpa indikasi medis.
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui,
kebanyakan sekarang wanita adalah pekerja sehingga
kadang pemberian ASI eksklusif hanya sampai usia 3
bulan
Pemecahan :
4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program
terkait untuk lebih giat menginformasikan kepada
masyarakat tentang pentingnya Asi Eksklusif.
5. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif
2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
dengan nilai 80 %. Untuk program ISPA masih 0 %, ABJ 60
%
Permasalahan ISPA :
1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia
2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena
biasanya sudah dalam kondisi buruk, tidak dibawa
lewat puskesmas
3. Pendanaan program ISPA tidak ada
Pemecahan ISPA :
4. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan
masyarakat.
5. Dibuat protap diagnosis Pneumonia
6. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat
kabupaten
7. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada
di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh :
Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
Permasalahan ABJ :
8. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada
kasus
9. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN
Pemecahan ABJ :
10. Menggalakkan kembali gerakan PSN
11. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin
3. Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %
Permasalahan :
1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih
kurang
2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang
gangguan jiwa
3. Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.
Pemecahan :
4. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program
terkait untuk lebih giat melakukan penyuluhan tentang
gangguan jiwa ke masyarakat.
5. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal
perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.
6. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi
masyarakat agar segera memeriksakan keluarganya
bila ada yang menderita gangguan jiwa
Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan
obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada,
updating barang masih kurang.
Permasalahan :
1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.
2. Tenaga rangkap
Pemecahan masalah :
1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang
2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
UPT Puskesmas Babirik telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2017
dengan hasil sebagai berikut :
1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai 85,5 % termasuk kategori kinerja
Cukup
2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai
8,89 termasuk kategori kinerja Baik
3. Kinerja mutu yankes dgn nilai 10 Termasuk
kategori kinerja Baik
1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas Babirik
tahun 2017 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :
1. Kategori Kinerja Baik
– Upaya Kesehatan Lingkungan
– Upaya Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB
– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
– Upaya Pengobatan
– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
– Perawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kategori Kinerja Cukup
– Upaya Kesehatan Usia Lanjut
– Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
1. Kategori Kinerja Kurang
– Promosi Kesehatan
– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
– Kesehatan Jiwa
5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang
adalah manajemen alat dan obat.
B.Saran dan Usul
Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.
o Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta
berbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat
Diharapkan untuk tahun – tahun ke depan, masing – masing program dapat
meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program – program yang
hasil pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran.
Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala
dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan
menghadapi masalah – masalah yang timbul.
Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupun