Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM USAHA KESEHATAN KERJA

I. PENDAHULUAN

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah risiko terjadinya
penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya; sadar hukum;
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan
masyarakat sehat dan aman (safe community).
Dengan berlandaskan pada dasar Pembangunan Kesehatan, dan untuk mewujudkan Visi
Indonesia Sehat 2025, ditetapkan 4 (empat) misi Pembangunan Kesehatan, yang salah satunya
yaitu: Kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap individu, keluarga dan masyarakat untuk
menjaga kesehatan, memilih, dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan
Dalam undang-undang No 23 Tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan kerja disebutkan
bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja. khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan bagi pekerja agar pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

II. Latar Belakang

Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya kesehatan kerja bagi masyarakat
pekerja. Bentuk upaya pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat pekerja mencakup upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa


daerah diberi wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional Sebagai
penjabaran lebih lanjut telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propins sebagai Daerah Otonom. Salah satunya
bidang kesehatan termasuk kesehatan kerja menjadi kewenangan daerah yang wajib
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
Dibeberapa daerah di Indonesia pelayanan kesehatan kerja belum banyak dilakukan, hal
ini berdasarkan hasil need assessment survey yang dilakukan pada beberapa propinsi di
Indonesia. Secara faktual menggambarkan wawasan mengenai kesehatan kerja masih kurang dan
sumber daya manusia di bidang K3 masih kurang serta sistem informasi kesehatan kerja yang
belum dilaksanakan. Salah satu permasalahan kesehatan nasional, baik masa kini maupun dekade
mendatang adalah penanggulang dan penatalaksanaan berbagai penyakit yang berkaitan dengan
adanya peningkatan intensitas industrialisasi. Berbagai penyakit sehubungan dengan pencemaran
lingkungan maupun penyakit-penyakit yang diperoleh dari tempat kerja atau karena
pekerjaannya diperkiraan akan meningkat baik kuantitas maupun intensitasnya. Untuk itu
diperlukan perencanaan maupun pengembangan institusi pelayanan yang memiliki kemampuan,
mutu pelayanan dalam satu kerangka sistem rujukan yang berkesinabungan.

1
Penatalaksanaan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan kerja
(PAHK), Haruslah dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan suatu bentuk atau pola
pelayanan dasar, Peran serta masyarakat dan rujukan upaya kesehatan Dengan kata lain penata-
laksanaan penyakit akibat kerja, harus dilakukan dan dikembangkan
secara berjenjang dan memiliki sistem rujukan dari bentuk pelayanan yang paling sederhana
sampai kepada bentuk pelayanan yang sesuai dengan kemajuan IPTEK, tanpa mengabaikan
bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dan kerja sama lintas sektor pada setiap jenjang pelayanan.

Di Talang betutu terdapat sedikitnya puluhan pekerja pembuat batu bata yang produktif
dimana pekerjanya berobat ke Puskesmas Talang betutu. Dari data tersebut maka prioritas upaya
kesehatan kerja yang bermutu di Puskesmas Puri adalah :

a. Pendataan semua kelompok kerja yang ada di wilayah kerja


b. Pelayanan Kesehatan kerja dasar
c. Pelayanan penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), dan Kecelakaan Kerja (KK)
d. Kerja sama Jejaring dalam rangka sistem penatalaksanaan pelayanan kesehatan kerja.

III. TATA HUBUNGAN KERJA DAN ALUR PELAPORAN

1. Tata Hubungan Kerja


Penanggungjawab program UKK bertugas melakukan koordinasi mulai dari perencanaan ,
pelaksanaan sampai dengan monitoring kegiatan upaya kesehatan kerja di Puskesmas Talang
betutu.
Penanggungjawab unit-unit pelayanan melakukan koordinasi pelaksanaan dan monitoring
pelayanan kesehatan kerja dan pelayanan penyakit akibat kerja.

2. Pelaporan
Setiap unit yang terkait pelayanan melaporkan setiap bulan kepada penanggungjawab program
UKK dalam bentuk laporn bulanan.
Penanggung jawab program melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan kepada
Penanggungjawab program UKK Dinas Kota Palembang.

IV. TUJUAN

1. Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar pada masyarakat pekerja yang bermutu,
merata dan terjangkau untuk meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pekerja dan kondisi
kerja yang aman, sehat dan produktif.

2. Khusus
a. Tersedianya standar pelayanan kesehatan kerja dasar.
b. Mendorong terbentuknya jejaring kerja pelayanan kesehatan kerja dasar yang sadar
mutu/berkualitas.

2
c. Memelihara dan meningkatkan kemitraan lintas program, lintas sektor, tokoh masyarakat,
Organisasi dan dunia usaha dalam pembinaan pelayanan kesehatan kerja dasar.

V. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


POKOK

Kegiatan Di Penilaian dan pengendalian resiko


Dalam Gedung Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan kusus (sebelum
mutasi, setelah cuti sakit/ cuti panjang, kejadian luar biasa) dan purna
bakti
Diagnosis dini dan pengobatan segera penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja
Pelayanan IGD
Pelayanan kesehatan umum , kuratif dan rehabilitatif
Promosi kesehatan di tempat kerja
Tindakan preventif bagi manajemen dan kendali biaya dari resiko
kesehatan dan keselamatan kerja
Pencegahan kecelakan
Surveilans kesehatan kerja dn lingkungan kerja
Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
Kegiatan di Pengumpulan data dasar
luar gedung Pemetaan jenis usaha, jumlah pekerja dan perkiraan faktor resiko dan
besarnya masalah
Pertemuan koordinasi tingkat kecamatan dengan lintas sektor
Pertemuan dengan pengusaha dan serikat pekerja
Pelatihan pekerja dan pengusaha oleh puskesmas
Kunjungan lapangan
Menentukan tindakan perbaikan
Pemberian motofasi pengusaha
Memfasilitasi pembentukan Pos UKK sektor formal dan informal

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

A. Cara melaksanakan kegiatan


Secara umum dalam melaksanakan kegiatan upaya kesehatan mata adalah berdasarkan petunjuk
Standar Pelayanan Puskesmas dan mengikuti siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action)

B. Sasaran
1. Sosialisasi pelayanan kesehatan kerja
2. Pelayanan keehatan kerja paripurna

3
a. Identifikasi jenis usaha/kerja dan resikonya
b. Penyuluhan
c. Pemeriksaan kesehatan
3. Pemeriksaan tempat kerja
4. Terbentuknya Pos UKK minimal 1 (satu) buah
5. Terlaksananya pertemuan lintas program dan lintas sektoral
6. Terlaksananya Pelatihan P3K dan kader Pos UKK

C. Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara Melaksanakan Kegiatan

no Kegiatan Sasaran Rincian Kegiatan Sasaran Cara Melaksanakan


Pokok Umum Kegiatan
1 Kegiatan Kinerja Penilaian dan
Di pelayanan pengendalian resiko
Dalam kesehatan Pemeriksaan Tersusunnya Sesuai SOP
Gedung kerja di kesehatan sebelum panduan dan SOP
puskesmas bekerja, berkala dan pemeriksaan
kusus (sebelum kesehatan calon
mutasi, setelah cuti pekerja
sakit/ cuti panjang,
kejadian luar biasa)
dan purna bakti
Diagnosis dini danTersusunnya 1. Menyusun panduan klinis
pengobatan segera panduan dan SOP dx dan pengobatan PAK
penyakit akibat
penanganan PAK dan KK
kerja dan
dan KK 2. Pelayanan di IGD, Rawat
kecelakaan kerja Buku register jalan dan Rawat inap
RJ,RI,IGD
Pelayanan Buku register Sesuai SOP
kesehatan umum , RJ,RI,IGD
kuratif dan SOP rawat jalan
rehabilitatif

Promosi kesehatan Panduan Penyuluhan di tempat


di tempat kerja Penyuluhan kerja tentang :
KK
a. resiko pekerjaan
dan
pencegahannya
b. hygiene
perorangan
c. jenis jenis
APD,pemakaian,
dan pemilihan
d. Norma sehat

4
dalam bekerja (
budaya K3)
e. Gizi kerja
f. Sanitasi Industri
Tindakan preventif Terkumpulnya 1. Pencatatan
bagi manajemen dan data identifikasi Identifikasi dan
kendali biaya dari potensi resiko pengukuran
resiko kesehatan kesehatan di potensi resiko
dan keselamatan tempat kerja kesehatan di
kerja tempat kerja
2. Merekomendasika
n perbaikan
lingkungan kerja
bila ada
ketidaksesuaian
3. Memberikan
pertimbangan
kebijakan tentang
kesehatan kerja
kepada pimpinan
manajemen

Pencegahan 1. Terkumpulnya 1. Inventarisasi jenis


kecelakan data identifikasi pekerjaan agar
potensi resiko dapat mengetahui
kesehatan di risiko yang
tempat kerja mungkin timbul
2. Tersusunnya 2. Pemantauan
panduan kondisi tempat
pelatihan P3K kerja
3. Tersusunnya 3. Pelatihan P3K
panduan pelaihan 4. Pelatihan kader
kader Pos UKK Pos UKK
Pencatatan, Format laporan Rekapitulasi data dari
pelaporan dan Bulanan Buku register BP dan P
dokumentasi care online BPJS
2 Kegiatan Terciptanya Pengumpulan data Tersusunnya data Identifikasi dan
di luar kerjasama dasar jenis usaha, pengukuran potensi resiko
gedung lintas pekerjaan , dan kesehatan di tempat kerja
program resikonya
,lintas Pemetaan jenis Terusunnya data Identifikasi dan
sektoral, usaha, jumlah dan pemetaan pengukuran potensi resiko
tokoh pekerja dan kesehatan di tempat kerja
masyarakat perkiraan faktor
dan resiko dan besarnya
pengusaha masalah
5
dalam Pertemuan Terjadwalnya Sosialisasi kegiatan
upaya koordinasi tingkat rencana kesehatan kerja bagi
kesehatan kecamatan dengan pertemuan dan tokoh masyarakat, lintas
kerja lintas sektor terwujudnya program dan lintas
dukungan dari sektoral dunia usaha
lintas
program,lintas
sektor dan tokoh
masyarakat
Pertemuan dengan terwujudnya Pertemuan tingkat
pengusaha dan dukungan kecamatan
serikat pekerja pengusaha dan
serikat pekerja
Pelatihan pekerja Tersusunnya Pelatihan di dalam gedung
dan pengusaha oleh panduan puskesmas maupun di luar
puskesmas pelatihan P3Kdan
gedung ,bisa di
kader Pos UKK perusahaan yang bersedia
menjadi tempat pelatihan
Kunjungan Buku Laporan 1. Mengumpulkan data
lapangan Kunjungan identifikasi potensi resiko
Menentukan kesehatan di tempat kerja.
tindakan perbaikan 2. Memantau kondisi tempat
kerja

Pemberian motivasi Memberikan


pengusaha pertimbangan kebijakan
tentang kesehatan kerja
kepada pimpinan
manajemen

Memfasilitasi Terbentuknya Sesuai SOP


pembentukan Pos Pos UKK
UKK sektor formal
dan informal

D. Sasaran
1. Sosialisasi pelayanan kesehatan kerja
2. Pelayanan keehatan kerja paripurna
d. Identifikasi jenis usaha/kerja dan resikonya
e. Penyuluhan
f. Pemeriksaan kesehatan
3. Pemeriksaan tempat kerja
4. Terbentuknya Pos UKK minimal 1 (satu) buah

6
5. Terlaksananya pertemuan lintas program dan lintas sektoral
6. Terlaksananya Pelatihan P3K dan kader Pos UK

VII. JADWAL KEGIATAN


Tanggal 11 setiap bulan di rt.37 Rimbo Mulyo Talang betutu

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dngan jadwal
kegitan, dengan pelaporan hasil hsil yang dicpai pada bulan tersebut.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

Sistem ini diperlukan untuk “Feed back mechanism” (individual kasus maupun hasil
survailans) seperti pemantauan prevalensi, insidens penyakit dan angka kecelakaan akibat kerja.
Sistem pencatatan dan pelaporan ini penting dalam perencanaan manajemen kesehatan
kerja menggunakan dan mengikuti sistem yang sudah ada dan mengamati azas kewilayahan
(wilayah kerja Puskesmas, wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dstnya )
Sistem ini perlu kerjasama dengan poliklinik perusahaan Dinas Kesehatan dan lintas
sektor setempat untuk pemantauan dan analisis PAK, PAHK dan KK.
Jenis pelaporan dan frekuensinya disesuaikan dengan Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan Kerja (SIM-KK) yang berlaku. Untuk sat ini pelporan masih menggunakan format
laporan manual.

7
INDIKATOR TARGET PERTAHUN
NO INSTITUSI INDIKATOR
PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
DASAR

1 POS UKK Ukuran Keberhasilan keterjangkauan digunakan standar 1


Pos UKK untuk 10–50 Orang pekerja dan setiap Pos UKK
dikelola minimal 2 Orang kader.
Ukuran tingkat perkembangan:

indikator Tingkat perkembangan pos UKK


Pratama Madya Purnama Mandiri
P3K Kit 1kit>50 30-50 10-20 <10
(org)
obat <5 jenis 5-10 >10 jenis > 10
jenis jenis
Penyuluhan <30% 30-60 >60 % >60%
Ergonomi %
Sarasehan <2x/th 2-3 x/th >4x/th >4x/th
Penggunaan <30% 30-60 >60 % >60%
APD %
Dana Sehat 0 >50% >50% >50%

3 Puskesmas Insiden dan prevalensi PAK,PAHK,dan KK


Angka absensi sakit akibat penyakit Umum
Angka absensi sakit akibat PAK, PAHK,dan KK

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Sistem ini diperlukan untuk “Feed back mechanism” (individual kasus maupun hasil survailans)
seperti pemantauan prevalensi, insidens penyakit dan angka kecelakaan akibat kerja.
Sistem pencatatan dan pelaporan ini penting dalam perencanaan manajemen kesehatan kerja
menggunakan dan mengikuti sistem yang sudah ada dan mengamati azas kewilayahan (wilayah
kerja Puskesmas, wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dstnya ) Sistem ini perlu
kerjasama dengan poliklinik perusahaan Dinas Kesehatan dan lintas sektor setempat untuk
pemantauan dan analisis PAK, PAHK dan KK.
Jenis pelaporan dan frekuensinya disesuaikan dengan Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan Kerja (SIM-KK) yang berlaku.

IX. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

8
X. PENUTUP
Pelayanan Kesehatan kerja dasar merupakan upaya penatalaksanaan PAK, PAHK dan KK yang
dilakukan Secara sistematik terencana dan dilaksanakan pada setiap jenjang sesuai dengan
kewenangannya selain itu diperlukan kerjasama/jejaring lintas program atau lintas sektor dalam
rangka sistem penatalaksanaan pelayanan kesehatan kerja untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai