Anda di halaman 1dari 19

My life, my world

this blog is for everyone. Enjoy this blog :)

Minggu, 23 November 2014


VITAMIN DAN KOENZIM - BIOKIMIA

MAKALAH
BIOKIMIA DASAR

“KOENZIM DAN VITAMIN”

DISUSUN OLEH:

TIRZA FEBRIANY SOPACUA (H411 13 335)


ASTRID SAFIRA IDHAM (H411 13 341)
REINILDIS REGINA H (H411 13 340)
DEWINTA NUR A (H411 13 505)
ANDI FAUZIAH (H411 13 509)
KURNIATI HUSAIN (H411 13 350)
KHAERUNNISA (H411 13 342)
NUR AFIYAH SULAIMAN (H411 13 504)

KELAS: BIOKIMIA A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebenarnya manusia telah lama mengenal enzim, meskipun dalam bentuk pengetahuan

praktis empiris dan disebarkan secara tradisional belaka. Sejumlah besar enzim membutuhkan

suatu komponen lain untuk dapat berfungsi sebagai katalis. Koenzim adalah suatu molekul

organik yang merupakan kofaktor non protein dari enzim, yang dibutuhkan untuk fungsi

katalitiknya. Komponen lain yang dibutuhkan enzim untuk dapat berfungsi sebagai katalis

disebut kofaktor. Kofaktor dibagi dalam tiga kelompok yaitu; gugus prostetik, koenzim, dan
aktivator. Dari ketiga kelompok kofaktor tersebut, terdapat peranan koenzim dan gugus prostetik

serta hubungannya dengan vitamin (Poedjiadi, 2006).

Vitamin ialah golongan senyawa kimia yang terdapat dalam jumlah kecil makanan tetapi

mempunyai arti yang penting, sebab kekurangan vitamin akan menimbulkan beberapa jenis

penyakit, misalnya beri-beri, skorbut, rabun senja dan lain-lain yang digolongkan dalam penyakit

kekurangan vitamin atau avitaminosis (Poedjiadi, 2006).

Beberapa koenzim mempunyai struktur yang mirip dengan vitamin tertentu. Vitamin

dibedakan atas dua kelas yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.

Hampir semua vitamin tersebut telah diketahui fungsi koenzimnya, sedangkan vitamin-vitamin

yang larut dalam lemak, sepeti vitamin A, D, E, dan K, yang merupakan senyawa berminyak

yang tidak larut dalam air, tidak diketahui dengan jelas fungsi koenzimnya (Poedjiadi, 2006).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui pengertian dari vitamin dan jenis-jenis vitamin.

2. Mengetahui pengertian, sifat dan fungsi dari koenzim.

1.3 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas mengenai hubungan antara vitamin dan koenzim.


BAB II
PEMBAHASAN

Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat

jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tumbuhan tanpa mempengaruhi keseimbangan

reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi

tetap. Enzim melakukan tugasnya sendiri -sendiri dan tidak dapat saling menggantikan, enzim

yang bertugas memperbaiki hal-hal yang rusak dalam tubuh misalnya enzim emilase berfungsi

sebagai pengurai karbohidrat. Prifase berfungsi sebagai pengurai protein, lipase berfungsi

sebagai pengurai lemak, selulosa berfungsi menguraikan serat makanan.

 Enzim yang dikeluarkan dari dalam sel disebut Ekso-enzim.

 Enzim yang tetap tersimpan dalam sel disebut Endo-enzim.


 Enzim dalam melaksanakan fungsinya sering butuh Ko-faktor.

 Ko-faktor berikatan dengan enzim.

 Ikatan ko-faktor dengan enzim yang bersifat tidak tetap disebut gugus prostetik

 Ikatan ko-faktor dengan enzim yang bersifat tetap disebut Ko-enzim

 Enzim tersusun atas dua komponen yaitu bagian yang termolabil disebut apo-enzim dan

bagian yang aktif disebut prostetik/ko-enzim

Ko-enzim identik dengan vitamin. Sebagai Ko-faktor ada unsur yang dapat diperoleh/disusun

dari dalam tubuh, tetapi tak sedikit yang tidak dapat disusun tubuh hewan/manusia sehingga

perlu memasukkan dari luar berupa vitamin.

NO KO-ENZIM VITAMIN FUNGSI


B1. Nikotinamida Adenin Dinukleotida Asam Nikotinat Redoks
(NAD) (NIASIN)
ebera 2. Nikotinamida Adenin Dinukleotida Asam Nikotinat Redoks
Phosphat (NADP) (NIASIN)
pa 3. Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) Riboflavin Redoks
4. Flavin Mononukleotida (FMN) Riboflavin Redoks
koen 5. Tiamin Pirofosfat (TPP) Tiamin Oksidatif
dekarboksilasi
zim 6. Piridoksal fosfat Piridoksin (vit.B6) Transaminasi
dan rasemase
mem 7. Koenzim A Asam Pantotenat Transfer gugus
asil
puny 8. Biotin Biotin Transfer CO2
9. Koenzim B12 Kobalamin (vit.B12) Transfer gugus
ai fungsional

struktur yang mirip dengan vitamin bahkan menjadi bagian dari molekul vitamin tersebut.

Hubungan antara vitamin dengan koenzim tamapak pada contoh berikut :

a. Niasin, merupakan nama vitamin yang berupa molekul nikotinamida atau asam nikotinat.

Molekul nikotinamida terdapat sebagai bagian dari molekul NAD+, NADP+. Kekurangan

niasin akan mengakibatkan pellagra pada manusia.


b. Molekul riboflavin atau vitamin B2 terdiri atas D ribitol yang terikat pada cincin

issoaloksazon yang tersubstitusi. Vitamin ini dikenal sebagai faktor pertumbuhan.

Molekul riboflavin merupakan bagian dari molekul FAD.

c. Asam lipoat adalah suatu vitamin yang juga merupakan faktor pertumbuhan dan terdapat

dalam hati. Asam ini terdapat dalam dua bentuk teroksidasi dan tereduksi, berfungsi

sebagai kofaktor pada enzim piruvat dehidrogenase dan ketoglutarat dehidrogenase,

berperan dalam reaksi pemisahan gugus asil.

d. Biotin adalah vitamin yang terdapat dalam hati dan berikatan dengan suatu protein.

Biotin berfungsi sebagai koenzim dalam reaksi karboksilasi.

e. Tiamin atau vitamin B1 umumnya terdapat dalam keadaan bebas dalam beras atau

gandum. Kekurangan vitamin B1 akan mengakibatkan penyakit beri-beri. Koenzim yang

berasal dari vitamin B1 ialah tiaminifosfat (TPP) dan berperan dalam reaksi yang

menggunakan enzim alpa keto dekarboksilase, asam alpa keto oksidase, transketolase dan

fosfo ketolase.

f. Vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yaitu piridoksal, piridoksin dan piridoksamin.

Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan dermatitis (penyakit kulit) dan gangguan

pada sistem saraf pusat. Koenzim dari vitamin B6 ialah piridoksalfosfat dan

piridoksaminofosfat.

g. Asam folat dan derivatnya terdapat banyak dalam alam. Bakteri dalam usus memproduksi

asam fosfat dalam jumlah kecil. Koenzim yang berasal dari vitamin ini ialah asam

tetrahidrofosfat (FH4). Peranan FH4 ialah sebagai pembawa unit senyawa satu atom

karbon yang berguna dalam biosintesis purin, serin dan glisin.


h. Vitamin B12 sebagaimana diisolasi dari hati adalah sianokobalamina. Fungsi vitamin B12

adalah bekerja pada beberapa reaksi anatara lain reaksi pemecahan ikatan C-C, ikatan C-

O, dan ikatan C-N dengan enzim mutase dan dehidrase.

i. Asam pantotenat terdapat dalam alam sebagai komponen dalam molekul koenzim A.

vitamin ini diperlukan oleh tubuh sebagai faktor pertumbuhan. Koenzim A berperan

penting sebagai pembawa gugus asetil, khususnya dalam biosintesis asam lemak.

Di samping koenzim yang mempunyai hubungan struktural dengan vitamin, ada pula

koenzim yang tidak berhubungan dnegan vitamin, yaitu adenosine trifosfat atau ATP. Koenzim

ini termasuk golongan senyawa berenergi tinggi. ATP berfungsi sebagai koenzim yang

memindahkan gugus fosfat. Bila ATP melepaskan 1 gugus fosfat, maka ATP akan berubah

menjadi adenosine difosfat (ADP) juga energi yang digunakan untuk reaksi lain. ATP bersama

dengan enzim kinase, misalnya heksokinase dan piruvat kinase berperan dalam metabolisme

karbohidrat (Poedjiadi, 2006).

Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa secara kimia, koenzim

tidaklah seragam, akan tetapi memiliki berbagai molekul senyawa organik. Sebagian yang cukup

besar dari koenzim ini merupakan turunan dari keluarga atau kompleks vitamin B. untuk

menjamin kelancaran fungsi enzim-enzim yang dilengkapinya, vitamin yang menjadi cikal bakal

koenzim tersebut harus selalu tersedia dalam makanan sehari-hari. Sebagian koenzim lain dapat

disintesis tubuh sehingga tidak memerlukan penyediaan langsung oleh sumber dari luar (Sadikin,

2002).

Tabel 2.1 Kelompok vitamin B dan koenzim turunannya


Vitamin Koenzim Contoh apoenzim Reaksi dikatalisis
B1 (aneurin, Tiamin pirofosfat Dekarboksilase R-CO-COOHŠ
tiamin) (TPP) asam α-keto R-COH + CO2
B2 (riboflavin) FAD Dehidrogenase RH2 + O2ŠR +
(flavindinuklotida) aerob H2O2
dan FMN
(flavinmononukleotida)
Asam lipoat Asam lipoat Dehidrogenase Dekarboksilase
piruvat asam α
oksidatif-keto
Asam pantotenat Koenzim A (koA) Transasilase Pemindahan gugus
asli (RCOO-)
Biotin Biotin Karboksilase Pengikatan CO2 ke
suatu asam α-keto
atau asli
Vitamin B6 Piridoksalfosfat Transaminase Pemindahan NH2-
(piridoksin) a dari suatu asam
amino ke asam α-
keto
Dekarboksilase Asam α-amino
asam amino amina + NH2
Niasin NAD (nikotinamida Dehidrogenase Oksidasi anaerob
(nikotinamida) adenine dinukleotida) anaerob

NADP (nikotinamida Dehidrogenase Oksidasi anaerob


adenine dinukleotida anaerob
fosfat)
Asam folat Asam tetra-hidro folat Transformilase Pemindahan
Transmetilase (CHO), (CH2OH),
dan (CH3)
Vitamin B12 Koenzim B12 Transmetilase Pemindahan (CH3)
(metilkobalamin) Isomerase
Pada tabel ini tampak ada anggota keluarga vitamin B yang langsung dapat bekerja

sebagai koenzim seperti asam lipoat dan biotin. Sebagian dari kelompok vitamin ini baru

berfungsi jika mengalami sedikit perubahan, seperti asam folat, vitamin B12, vitamin B1, dan B6.

Sisanya, baru akan berfungsi setelah mengalami perubahan yang cukup besar dalam bentuk

turunan suatu nukleotida seperti niasin atau nikotinamida, riboflavin, dan asam pantotenat

(Sadikin, 2002).

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita

yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,

hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dan kekurangan

vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita (Bajil,

2011).

Struktur kimia dari vitamin yang larut dalam air sangat beraneka ragam, tetapi mereka

mempunyai sifat molekul plar, sehingga larut dalam air. Semua vitamin yang larut dalam air,

dapat disintesis oleh tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran berdaun hijau dan

ragi) kecuali vitamin B12. vitamin B komplek dan vitamin C karena ke larutannya dalam air,

tidal dapat disimpan lama dalam bentuk stabil, harus disediakan terus menerus dalam makanan,

kecuali vitamin B12, pada hati manusia dapat disimpan untuk persediaan beberapa tahun. Semua

vitamin yang larut dalam air, kecuali vitamin C, berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor dalam

reaksi enzimatik (Bajil, 2011).

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu

vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang

larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat

larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa
(lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh

tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam

tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh

(Bajil, 2011).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya

dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.

Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran

darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera

dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut

air secara terus-menerus (Bajil, 2011).

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan

dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah

satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting

dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh

paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin

A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga

buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang,

dan pepaya). Vitamin A bekerja sebagai bahan pangkal untuk rodopsin yang esensial bagi

proses penglihatan yang kurang ada

cahaya (Bajil, 2011).

Vitamin B, secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di

dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi

metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang

tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah

(eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau

(Bajil,2011).

Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin

yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi

karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,

vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin

B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.Tubuh juga dapat

mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah

hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan

tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung

vitamin B1. Fungsinya sebagai ko-enzim pada metabolisme karbohidrat dan reaksi-reaksi

fisiologis lainnya. (Bajil, 2011).

Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia.

Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin

mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine

dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh

melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel

darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,

rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan

tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan. Fungsinya sebagai

ko-enzim pada Flavoprotein, yaitu enzim-enzim yang memegang peranan penting dalam

metabolisme asam amino. (Bajil, 2011).

Vitamin B3, juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam

metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam

tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah

tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir

dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak

ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi,

terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi,

antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh

mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

Fungsinya sebagai ko-enzim pada proses oksidasi-reduksi, misalnya dehidrogenase pada

perombahan oksidatif karbohidrat dan asam amino (Bajil, 2011).

Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal

ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam

reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga

komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak,

sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis

variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat

menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah

keram otot serta kesulitan untuk tidur. Fungsinya memegang peranan penting dalam

proses metabolisme karbohidrat dan lemak (Bajil, 2011).

Vitamin B6 (piridoksin), merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh.

Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk

menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain

itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai

mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.

Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini

banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin

dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

Fungsinya memegang peranan penting dlm metabalisme karbohidrat dan asam amino (Bajil,

2011).

Vitamin B12 atau sianokobalamin, merupakan jenis vitamin yang hanya khusus

diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering

kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak

berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu

jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul

DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.Telur, hati, dan daging merupakan sumber
makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan

menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit (Bajil, 2011).

Bentuk aktif vitamin B12 adalah sebagai koenzim, terikat pada 5’deoksiadenyl melalui

atom Co pada struktur vitamin ini. Sejumlah system enzyme memerlukan koenzim ini (Bajil,

2011) :

a. Reaksi-reaksi mutase mencakup glutamate mutase dan methyl-malonyl-CoA mutase

b. Reaksi-reaksi dehidrase, mencakup diol dehidrase dan glycerol dehidrase Fungsi vitamin B12

sangat erat dengan fungsi asam folat dalam sintesis nucleoprotein. Defisiensi salah satu atau

kedua vitamin sekaligus menyebabkan anemia makrositik . megaloblastik. Kegagalan sintesis

DNA terutama karena hambatan methylasi urasil menjadi tyhmin.

Vitamin B12 berperan pula dalam methylasi 5-methyl-THF menjadi THF yang diperlukan

dalam sintesis methionine. Vitmain B12 dan asam folat saling berpengaruh atas kebutuhannya.

Bila salah satu vitamin ditambah, maka akan menyebabkan kebutuhan vitamin lainnya

meningkat.

Vitamin C (asam askorbat,) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di

dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan

protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin

C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari

polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,

vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya

berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan

dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin
ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan

lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam

menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin

C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang

berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan

rusaknya sel darah merah (Bajil, 2011).

Asam askorbat melakukan banyak fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh manusia. Fungsi-

fungsi ini termasuk sintesis kolagen, karnitina dan neurotransmitter, sintesis dan katabolisme

tirosina dan metabolisme microsome. Ascorbate bertindak sebagai reduktor (yaitu elektron

donor, anti-oksidan) dalam sintesis dijelaskan di atas, mempertahankan besi dan tembaga atom di

negara-negara mengurangi mereka (Bajil, 2011).

Vitamin c bertindak sebagai donor elektron untuk delapan enzim. Reaksi menambah

gugus hidroksil asam amino prolina atau lisin dalam kolagen molekul melalui prolyl enzim dan

lysyl hidroksilase, kedua memerlukan vitamin c sebagai suatu kofaktor. Hidroksilasi

memungkinkan molekul kolagen menganggap struktur tiga helix dan membuat vitamin c penting

untuk pembangunan dan pemeliharaan jaringan parut, pembuluh darah dan tulang rawan (Bajil,

2011).

Vitamin D, merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan

hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang

paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu

metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat

terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan
mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O

dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami

kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor

secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada

manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya

berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami

diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan (Bajil, 2011).

Vitamin E, berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai

dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat

melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin

E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan,

ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam

jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi

tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan

mengalami gangguan yang berkepanjangan (Bajil, 2011).

Vitamin K, banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan

penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan

kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan

sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh

karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang
merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh (Bajil,

2011).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang

berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.

2. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat

kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu

penyakit.Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini

diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain.

3. Koenzim adalah suatu molekul organik yang merupakan kobaktor non protein dari enzim, yang

dibutuhkan untuk fungsi katalitiknya

4. Ko-enzim identik dengan vitamin. Sebagai Ko-faktor ada unsur yang dapat diperoleh/disusun

dari dalam tubuh, tetapi tak sedikit yang tidak dapat disusun tubuh hewan/manusia sehingga

perlu memasukkan dari luar berupa vitamin.


DAFTAR PUSTAKA

Bajil, 2011. Vitamin dan Ko-enzim. http://bajilfarmasiumi.blogspot.com. Diakses pada Sabtu, 15


November 2014, Makassar.

Poedjiadi, A., Supriyanti, F.M. Titin., 2006. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Sadikin, Mohamad, 2002. Biokimia Enzim. Widya Medika. Jakarta.


Posted by Tirza Febriany Sopacua di 8:40 AM
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2014 (7)
o ► Desember (1)
o ▼ November (4)
 VITAMIN DAN KOENZIM - BIOKIMIA
 ANATOMI HEWAN (PISCES)
 JARINGAN TRANSPOR AIR-FISIOLOGI TUMBUHAN
 Maman Cleome rutidospermae
o ► Juli (1)
o ► April (1)

 ► 2012 (15)

 ► 2011 (1)
My Profile

Tirza Febriany Sopacua


Tidy Imaginative Remarkable Zealous Aggresive - JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS
HASANUDDIN '13
Lihat profil lengkapku

Calendar
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini

They're my luvly Dad and Mom. Luv them so much :*

He's my little brother. He's so cute. Luv him so much :*

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai