Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

SINTESIS KIMIA KOMPLEKS


KOBALT(II) BIS-ASETILASETONATO

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
SINTESIS KIMIA KOMPLEKS
KOBALT(II) BIS-ASETILASETONATO

Disusun dan diajukan oleh:

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Praktikan Asisten

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan


Adapun maksud dari percobaan ini agar mahasiswa dapat mempelajari dan

mengetahui cara mensintesis senyawa kobalt(II)bis-asetilasetonato.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Untuk mensintesis senyawa kobalt(II)bis-asetilasetonato.


2. Menghitung rendamen dari senyawa kompleks yang dihasilkan.

1.3 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari dilakukannya percobaan ini adalah senyawa kompleks

kobalt(II)bis-asetilasetonato disintesis dengan cara mencampurkan kobalt klorida dengan

natrium asetat kemudian dicampurkan dengan asetilaseton sebagai ligan. Kristal yang

terbentuk dicuci dengan air dan direkristalisasi dengan dietileter.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB III

METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah CoCL2.6H2O,

asetilaseton, natrium asetat, akuades, kertas saring Whatman 42, dietil eter, dan tissue roll.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas ukur 150 mL, gelas kimia

250 mL, 2 gelas kimia 50 mL, labu Erlenmeyer 250 mL, dan magnetic stirrer.

3.3 Prosedur Percobaan

Sebanyak 3 g kobalt klorida ditambahkan dengan 7,8 g NaC2H3O2 dan 120 mL air

didalam beaker gelas dan diaduk dengan pengaduk magnetik sampai larutan menjadi

homogen. Kemudian sebanyak 12 mL asetilaseton ditambahkan kedalam larutan sambil

terus diaduk. Kedalam larutan yang diaduk tersebut, ditambahkan secara perlahan 7,8 g

NaC2H3O2 dalam 30 mL air. Larutan yang telah bercampur tersebut dipanaskan sampai

sekitar 150 C sambil terus diaduk menggunakan selama 1,5 jam menggunakan magnetic

stirrer. Setelah proses pemanasan selesai maka larutan didinginkan pada suhu kamar.

Setelah dingin, maka akan terbentuk kristal yang kemudian disaring dengan kertas saring.

Kristal yang diperoleh dicuci dengan akuades 10 mL. Untuk proses rekristalisasi, kristal

dicuci dengan 15 mL petroleum eter. Kristal kemudian dikeringkan pada suhu ruang dan

disimpan di dalam desikator.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan yaitu sebagai

berikut:

Tabel 1. Pengamatan Penambahan Kobalt Kloridan dengan Natrium Asetat

Hasil
Warna Endapan
Perlakuan
CoCl2 + NaC2H3O2
Setelah penambahan asetilaseton
Setelah larutan didinginkan

Warna Kristal yang terbentuk :


Berat Kristal yang terbentuk :

4.2 Reaksi
CoCl2.6H2O CoCl2 + 6H2O
CoCl2 + 2NaCH3COO [CO(CH3COO)2] + 2NaCl
[Co(CH3COO)2) + 2CH3COCH2COCH3
[Co(CH3COCH2COCH3)2] + 2CH3COO-

4.3 Pembahasan
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang

berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan

kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk berikatan.

Pemberi pasangan elektron adalah ligan, karena itu ligan adalah zat yang memiliki satu

atau lebih pasangan elektron bebas. Senyawa kompleks yang bisa dijadikan sebagai katalis

harus memiliki sifat stabil. Salah satu senyawa kompleks yang sangat stabil adalah

senyawa kompleks yang berbentuk khelat.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sintesis senyawa kompleks. Sintesis

adalah pembentukan senyawa kimia dari senyawa yang lebih sederhana. Adapun senyawa
kompleks yang akan disintesis yaitu senyawa kompleks diasetilasetonatokobalt(II) dari

senyawa kobal klorida (CoCl2.6H2O dan asetil aseton CH3COCH2COCH3).

Percobaan ini menggunakan senyawa hidrat CoCl2.6H2O yang berwarna ungu.

Logam kobal berfungsi sebagai ion logam yang nantinya akan terikat pada ligannya.

Molekul atau ion yang berfungsi sebagai ligan pada umunya mempunyai atom

elektronegatif seperti nitrogen, oksigen, atau halogen. Ligan dalam senyawa kompleks

adalah atom atau gugus yang mempunyai satu atau lebih pasangan elektron bebas. Ligan

dari senyawa kompleks yang disintesis pada percobaan ini adalah asetil aseton. Dua atom

oksigen pada asetil aseton mendonorkan pasangan elektron bebasnya yang kemudian

berikatan dengan kobal (Co) sehinga ligan yang terbentuk adalah ligan bidentat.

Pada percobaan ini, sebelum senyawa kobal klorida (CoCl2.6H2O) direaksikan

dengan ligannya (asetil aseton) terlebih dahulu kristal kobal klorida dicampurkan dengan

natrium asetat (NaC2H3O2.6H2O) dan dilarutkan di dalam gelas kimia menghasilkan

larutan yang berwarna ungu kemerahan. Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini

adalah akuades. Akuades dipilih karena tidak mengandung mineral dan dapat melarutkan

dengan baik kristal-kristal seperti


CoCl2.6H2O dan NaC2H3O2.6H2O karena bersifat polar, akuades memiliki pH netral atau 7

sehingga tidak mengubah pH larutan.

Larutan natrium asetat dan kobal klorida yang telah larut dipindahkan ke dalam

labu Erlenmeyer dan dihomogenkan dengan cara pengadukan menggunakan magnetic

stirrer hal ini bertujuan agar larutan homogen dengan maksimal dan menghasilkan larutan

yang berwarna ungu kemerahan. Kemudian sebanyak 12 mL asetilaseton ditambahkan ke

dalam larutan sambil terus diaduk, agar asetil-aseton dapat tercampur baik dengan larutan

kobal klorida dan natrium asetat tersebut menghasilkan larutan yang berwarna cokelat

kemerahan dan larutan ini diaduk terus-menerus kurang lebih selama sepuluh menit hingga

terbentuk banyak endapan-endapan yang sangat halus seperti bubuk.

Kedalam larutan yang diaduk tersebut, ditambahkan secara perlahan 7,8 g natrium

asetat dalam 30 mL akuades. Fungsi penambahan natrium asetat dalam percobaan ini

adalah untuk mengurangi kelarutan asetil aseton dalam air (salting out) dan juga

konsentrasi asetil aseton dalam fasa organiknya lebih besar dari pada dalam fasa air,

Karena garam dalam hal ini natrium asetat bersifat lebih polar dari pada kobal klorida,

maka air akan cenderung mengikat garam dari pada kobal klorida dan kobal klorida akan

lebih banyak terdistribusi ke aseton dari pada ke air sehingga mempercepat terjadinya

proses kristalisasi antara kobal dengan asetil aseton.

Pada percobaan ini dibutuhkan suatu perlakuan berupa pemanasan yang bertujuan

untuk mempercepat terjadinya suatu reaksi berupa endapan. Larutan terus dipanaskan

hingga suhunya mencapai 100 0C dan diaduk selama 20 menit untuk memastikan bahwa

larutan telah larut dan tercampur dengan baik sehingga menghasilkan larutan yang

berwarna merah kecoklatan.

Larutan yang telah dipanaskan dipindahkan ke dalam gelas kimia dan didinginkan

pada suhu kamar selama 1 hari hingga terbentuk endapan berupa kristal. Setelah itu
campuran larutan tersebut disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya (endapan),

endapan yang terbentuk berwarna merah cerah. Kemudian hasil penyaringan dikeringkan

di dalam oven untuk menghilangkan kadar air pada endapan dan kertas saring. Setelah

kering, kristal dimasukkan ke dalam desikator selama 1 hari, untuk memastikan bahwa

kertas saring dan endapan telah benar-benar kering, kemudian endapan ditimbang dengan

menggunakan neraca Ohaus. Endapan yang terbentuk merupakan senyawa kompleks

diasetilasetonatokobalt(II) [Co(CH3COCH2COCH3)2].
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan senyawa kompleks kobalt(II)

bis-asetilaseton berhasil disintesis.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya dilengkapi alat-alat laboratorium dan bahan-bahannya serta alat yang

sudah tidak layak pakai agar diganti agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Praktikan harus lebih berhati-hati dalam menggunakan alat. Jika ada yang tidak

diketahui segera ditanyakan pada asisten yang bersangkutan.

5.2.3 Saran untuk Asisten

Asistennya sudah memberikan yang terbaik terutama dalam membuat larutan dan

membimbing kami dengan baik dan banyak memberikan pengetahuan selama praktikum

berlangsung.

.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Bagan Kerja

3 g Kobalt Klorida 7,8 g Na2C2H3O2

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia,


- Ditambahkan 120 mL air,
- Diaduk dengan magnetic stirrer sampai homogen,
- Ditambahkan 12 mL asetilaseton sambil terus diaduk,
- Ditambahkan 7,8 gr Na2C2H3O2 dalam 30 mL air,
- Dipanaskan hingga 150 oC sambil terus diaduk selama 1,5 jam,
- Didinginkan pada suhu kamar hingga terbentuk kristal,
- Disaring dengan kertas saring,
- Kristal dicuci dengan aquadest 10 mL,
- Di-rekristalisasi dengan mencuci kristal menggunakan petroleum
eter,
- Kristal keringkan pada suhu kamar dan disimpan dalam
desikator.

Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi

A.

Gambar 1. Penyaringan Kristal yang terbentuk


Lampiran 3. Perhitungan

Massa CoCl2 = 3g
massaCoCl 2
Mol CoCl2 =
massamolar CoCl 2
3g
129,839 gr/mol

= 0,023 mol

Mol CoCl2 = mol Co(acac)

= 0,023 mol

Berat teori = mol Co(acac) x massa molar Co(acac)

= 0,023 mol x 192 g/mol

= 4,416 g

Berat Praktek = (berat Kristal + kertas saring) berat kertas saring

= 4,94 g 0,98 g

= 3,96 g

Rendamen % = (Berat praktek : Beart teori) x 100%

= (3,96 : 4,416) x 100%

= 98,57 %

Anda mungkin juga menyukai