Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL 1
SINTESIS ETIL ASETAT

Disusun oleh:

Nama : Imas Muliyati

NIM : SF21214

Kelompok : II ( dua )

Laboratorium Kimia Organik II


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BORNEO LESTARI
2022
I. Tujuan

Mengenal dan melakukan esterifikasi produk etil asetat.

II. Cara Kerja Skematis

30 gram Etanol, 30 gram


Asam Asetat Glasial, 8
gram asam sulfat pekat,
butir batu didih

Di campur di dalam LAB 125 mL

Di hubungkan dengan Allihn Condensor dan refluks selama 30

menit dengan suhu kurang lebih 140oC. Kemudian di ganti


Allihn Condensor dengan Pendingin Leibig dan di panaskan

(kurang dari 78oC) hingga terdestilir.

10 tetes destilat, 1 mL air

Di teteskan destilat kedalam air, jika terjadi 2 lapisan maka

ester telah terbentuk.

Kemudian destilat dilanjutkan hingga ester terkumpul.

Destilat, larutan Natrium


v
Subkarbonat, lakmus biru
Di pindahkan destilat ke dalam corong pisah. Ditambahkan

Natrium Subkarbonat sambil di gojog sampai lapisan ester


tidak memerahkan lakmus biru atau tidak terbentuk gas CO 2.

Ester, 15 mL air es,25 mL


larutan CaCl2 dingin
(50%), butiran CaCl2
anhidrat

Di cuci Ester dengan air es. Di pisahkan lapisan airnya.

Dikocok ester dengan larutan CaCl2 dingin (50%), dilakukan 2


kali.

Dipisahkan dan di keringkan dengan beberapa butir CaCl 2


anhidrat.

Kemudian di destilat hasilnya dengan labu pendingin dan di


tampung serta di keringkan dan di ukur volumenya.

Etil Asetat dan Hasil


samping

III. Bahan dan Rangkaian Alat


Bahan:

Etanol; asam asetat glasial; asam sulfat pekat; natrium subkarbonat; kalsium
klorida anhidrat; kertas lakmus; batu didih; akuades; dan es.

Alat:

Labu Alas Bulat (LAB) 125 mL, Allihn Condensor, Pendingin Liebig, Gelas
ukur, 50 mL dan 10 mL, Erlenmeyer 100 mL, Corong Pisah, Bekker Glass,

Heating mantel, Termometr, dan Pipa alonga.


Rangkaian Alat:
IV. Mekanisme Reaksi
V. Hasil dan Perhitungan Rendemen

- Etanol (BJ= 0,816 g/mL ; m= 30 gr ; BM= 46,07)

V=

V= 36,8 mL

-Asam asetat glasial (BJ= 1,05 g/mL ; m= 30 gr ; BM= 60,05)

V=

V=

V= 28,6 mL

- Asam Sulfat (m= 8 gr ; BJ= 1,84 g/mL ; BM= 98,07)

V=
V=

V= 4,35 mL

m 7 9 - -
r x x x X
s x X
Bj etil asetat = 0,898 m/L
VI. Pembahasan
Sintesis adalah reaksi kimia yang melibatkan dua zat atau lebih yang

akan menghasilkan senyawa lain. Pada percobaan kali ini yang dibuat di
laboratorium Borneo Lestari Banjarmasin, praktikan membuat sintesis etil

asetat. Pembuatan sintesis etil asetat melibatkan reaksi esterifikasi. Reaksi


esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester yang melibatkan reaksi

langsung antara asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalisator


asam. Jadi pada pembuatan etil asetat sama juga dengan pembuatan ester,

karena di dalam pembuatan etil asetat terdapat proses esterifikasi. Ester


adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sifat netral juga ester tidak

dapat beraksi dengan natrium. Pada pembuatan etil asetat terdapat


nukleofilik dan elektrofil yang terjadi di dalam reaksi. Nukleofilik yang berada

dalam larutan etil asetat adalah etanol sedangkan elektrofilik yang berada
dalam larutan etil asetat adalah asam asetat glasial.

Hal yang pertama kali dilakukan adalah dengan menyiapkan bahan.

Kemudian menghitung volume dari etanol, asam asetat glasial dan juga
asam sulfat. Perhitungan volume menggunakan rumus sebagai berikut :

Dari rumus tersebut, maka di dapatlah hasil dari perhitungan volume


asam asetat, etanol, dan asam sulfat adalah 28,6 mL, 36,8 mL, 4,35 mL.

Setelah itu di campurkan semuanya ke dalam Labu alas bundar 125 mL.
Kemudian mulailah rangkai alat. Pertama heating mantel di siapkan

kemudian di masukan labu alas bundar kedalam heating mantel.


Dipasanglah Allihn Condensor, pada bagian atas di pasang selang yang akan

mengalirkan bahan yang tidak di perlukan seperti produk samping


esterifikasi. Dan pada bagian bawah di pasang selang untuk mengalirkan air

kedalam Allinh condensor. Setalah semua terpasang kembali barulah di


nyalakan allihn condensornya dan mulailah air di alirkan dari kran menuju ke

allihn condensor melalui selang. Kran air tidak boleh di matikan. Saat
praktikum, praktikan mematikan keran jadi etanol menguap seluruhnya. Jika

kran tidak dimatikan maka etanol tidak akan menguap semua. Tujuan dari di
nyalakannya kran atau di alirkannya air terus menerus selama proses destilasi

adalah agar etanol yang seharusnya menguap dapat mengembun kembali,


sehingga etanol tidak akan menguap seluruhnya. Kemudian jika kran tetap

menyala maka di tunggu 30 menit untuk proses destilasi.


Dalam pembuatan etil asetat di gunakan asam sulfat pekat sebagai

katalisator. Tujuan dari diberikannya katalisator adalah untuk mempercepat


reaksi dan juga katalisator ikut terurai namun di bagian akhir produk

katalisator ini akan terbentuk kembali menjadi katalisator asam. Pada


pembuatan etil asetat ( ester ) perlu di panaskan karena pemanasan juga

membantu mempercepat reaksi esterifikasi. Pada saat akan menambahkan


asam sulfat ke dalam larutan yang sudah di campur pertama yaitu etanol

dan asam asetat glasial, di lakukan secara perlahan. Hali itu bertujuan agar
ke homogenitas campuran tidak berubah serta untuk menghidari degradasi

campuran asam asetat glasial dengan etanol., dan juga untuk menghindari
asam sulfat menguap. Mengingat bahwa asam sulfat mempunyai sifat yang
eksoterm. Pemanasan di lakukan selama 30 menit dan dengan suhu 140 o C.
Setelah 30 menit maka allihn condensor di lepas dan di gantikan

dengan pendingin liebig. Pendingin liebig di pasang dengan posisi


landscape bukan potrait. Sebelum di pasang pendingin liebig sebelumnya di

pasng terlebih dahulu dengan pipa pembantu yang sudah tersedia di dalam
laci. Kemudian baru di pasang pendingin liebig. Setelah itu di bagian paling

ujung di pasang pipa alonga dan di bawah pipa alonga adalah erlenmeyer.
Terdapatnya erlenmeyer di bawah pipa alonga bertujuan untuk menampung

hasil dari destilat itu. pemanasan di lakukan selama 15 menit dan dengan
suhu kurang dari 78o C.
Berhubung pada percobaan etanol sudah menguap seluruhnya maka

tidak ada satupun yang keluar dari proses di atas tadi. Jika dari awal tidak
mengalami hal seperti itu, etanol menguap seluruhnya, maka akan tercium

bau khas seperti balon.


Kemudian jiika berhasil maka di ambil 10 tetes detilat dan di campur

dengan 1 mL air. Kemudian di pindahkan ke dalam corong pisah dan di


tambahkan natrium subkarbonat. Ditambahkannya natrium sub karbonat

bertujuan untuk menetralkan campuran destilat dan air tadi. Kemudian di


gojog hingga terlihat ada lapisan ester. Kemudian di uji dengan kertas

lakmus. Di lihat kertas lakmus berubah warna menjadi merah atau tidak, jika
merah maka larutan tidak netral melainkan masih terdapat katalisator asam

didalam larutan itu, tetapi jika warnanya masih sama maka di dalam larutan
itu tidak terdapat lagi katalisator asam yang berupa asam sulfat. Kemudian

di keluarkanlah lapisan ester dan di cuci dengan 15 mL air es kemudian di


pisahkan lapisan airnya. Kemudian di kocok larutan esternya dengan 25mL

larutan CaCL2 dingin ( 50% ) sebaiknya di lakukan dua kali. Kemudian di


pisahkan ester dan di keringkan dengan beberapa butir anhidarat CaCl 2.

Setalah itu dilakukan pemurnian. Pemurnian di lakukan dengan cara


mendestilat kembali destilat yang tadai di buat dengan labu pendingin
kemudian di tampung destilat yang bersih dan kering kemudian di ukur
volumenya.

Pada percobaan kali ini, berhubung saat mendetilat untuk pertama


kalinya etanol menguap semua, itu karena tidak menyalakan kran pada saat

proses destilat. Maka hanya sampai proses destilat dengan menggunakan


pendingin liebig saja. Dan untuk perhitungan , hanya menghitung volume

teoritis tidak menghitung volume percobaan di karenakan volume


percobaannya sudah habis menguap. Dari perhitungan teoritis ini di

dapatlah volume teoritis yaitu 40,472 mL.


VII. Kesimpulan
1. Pada pembuatan sintesis etil asetat terdapat reaksi esterifikasi.

2. Volume asam asetat, etanol, dan asam sulfat adalah 28,6 mL, 36,8 mL,
4,35 mL.

3. Didapat volume teoritis 40,472 mL.


4. Pada percobaan etanol menguap seluruhnya, karena kran tidak di

nyalakan.
5. Asam sulfat merupakan katalisator asam pada pembuatan sintesis etil

asetat.
6. Asam sulfat mempunyai sifat yang eksoterm.

VIII. Daftar Pustaka


Depkes RI., 1979, Farmakologi Indonesia edisi III, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Sastrohamidjojo, Hardjono, 2011, Kimia Organik Dasar, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai