2.1. Tinjauan Teori Perancangan Kota dilingkupi oleh dinding, lantai dan mempunyai maksud yang tegas utnuk
melayani. Sekelompok bangunan, baik perkantoran maupun komersial
2.1.1 Batasan Pengertian Perancangan dapat membentuk sebuah ruang di sekelilinginya baik berupa plaza, jalan
Kota
Perancangan Kota (Urban Design) merupakan suatu perpaduan maupun ruang terbuka lainnya. ruang kota dapat diolah dengan
Sebuah
kegiatan antara profesi perencana kota, arsitektur, lansekap, rekayasa lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah
sipil, dan transportasi dalam wujud fisik. Perancangan kota lazimnya lebih tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas
memperhatikan pada bentuk fisik kota. Perancangan kota dapat penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang
mewujudkan dirinya dalam betuk tampak depan bangunan, desain sebuah semestinya. (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,63)
jalan, atau sebuah rencana kota tau dapat dikatakan pula bahwa
kota mempunyai beberapa maksud sebagai pelengkap dan pengontras 2.1.5 . Teori Elemen Pembentuk Kota
bentuk urban, menyediakan tanah untuk penggunaan di masa depan. Pada
Dalam setiap perancangan kota harus memperhatikan elemen-
saat melakukan survei untuk perancangan kota, kita harus mempelajari
elemen perancangan yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan
ruang-ruang kota sebagai struktur keseluruhan. (Prof. Eko; Kota
mempunyai karakteristik yang jelas. Menurut Hamid Shirvani (1985) elemen
Berkelanjutan,1999,65)
perancangan kota ada delapan yaitu sebagai berikut :
2.1.4. Hubungan Ruang Kota Dan Ruang Terbuka Dengan a. Tata Guna Lahan (Land Use)
Unsur Jalan Merupakan elemen pokok dalam urban design yang menentukan
Hubungan ruang kota (Urban Space) dengan jalan adalah ruang dasar perencanaan dalam dua dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga
kota dapat juga berupa sebuah koridor. Ruang koridor adalah ruang untuk dimensi. Tata guna lahan merupakan suatu pengaturan lahan dan
pergerakan linier sedang ruang pulau atau oasis adalah tempat perhentian
keputusan untuk menggunakan lahan bagi maksud tertentu sesuai dengan peruntukannya.
keduanya dapat dihubungkan timbal balik. Jalan sebagai “linear urban
Dalam peruntukan lahan terdapat pembagian penggunaan lahan menjadi
space” jika terlingkup kedua sisinya atau mempunyai beberapa elemen
kelompok-kelompok sesuai dengan innteraksi antara unsur aktivitas,
dengan karakteristik yang mempersatukan pohon-pohon atau bangunan-
manusia, dan lokasi, pertama menghasilkan Land Use Plan dengan
bangunan seragam. (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,65)
pengelompokan aktivitas, fungsi, dan karakter tertentu, kedua
Hubungan ruang terbuka (Open Space) dengan jalan adalah jalan
menghasilkan Mixed Land Use Plan sebagai alternatif dalam pembagian
termasuk sistem kota. Dimana jalan termasuk pathway yakni merupakan
penggunaan lahan yang terbatas. Untuk masa yang akan datang,
rute - rute sirkulasi yang biasa digunakan orang dalam melakukan
kebijaksanaan Mixed Use digunakan untuk meningkatkan kehidupan dua
pergerakan, baik inter maupun antar kota, melalui jaringan jalan primer dan
puluh empat jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas bagi
sekunder. Jalan termasuk dalam ruang-ruang pertemuan aktivitas yang
pejalan kaki dan penggunaan yang lebih baik dari sistem-sistem
ramai.
Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.
https://www.freepdfconvert.com/membership