Anda di halaman 1dari 6

Makalah Mata Kuliah Endokrinologi

KONTRASEPSI HORMONAL

Disusun oleh:

Firly Mutia (3415101464)

Prodi Pendidikan Biologi Reguler 2010


Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2013
KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrol kelahiran. Kontrol


kelahiran bertujuan membatasi jumlah anak dengan berbagai metode yang dirancang untuk
mengontrol fertilitas dan mencegah kehamilan. Tidak ada satupun metode kontrol yang ideal.
Satu-satunya metode yang 100% mencegah kehamilan adalah menghindari hubungan seksual.
Terdapat beberapa metode yang ada dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Metode-metode tersebut meliputi pembedahan sterilisasi, metode hormonal, Intrauterine
Devices (IUD), spermisida, barrier method atau metode penghalang secara fisik, dan metode
penanggalan atau kalender. Berbagai metode tersebut juga mempunyai berbagai tingkat
kegalalan seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut.
Secara alami, tubuh wanita yang sedang menyusui dengan sendirinya meregulasi
kontrasepsi hormonal. Hormon oksitosin disekresi dengan adanya stimulasi menyusui dari
bayi. Gerakan mengisap dari bayi menekan siklus mestruasi karena hormon prolaktin yang
berfungsi mensistesis kelenjar susu juga menghambat sekresi GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone) sehingga menekan sekresi FSH dan LH. Dengan kata lain, kegiatan
menyusui akan mencegah terjadinya ovulasi dan menjadi pengontrolan kehamilan atau
kontrasepsi alami bagi seorang ibu.
Selain dengan menghindari hubungan seksual dan metode pembedahan sterilisasi,
metode hormonal merupakan salah satu yang cukup efektif dalam mengontrol kelahiran.
Metode kontrasepsi hormonal beraksi pada sistem endokrin. Kontrasepsi oral (pil)
mengandung hormon yang dirancang untuk mencegah kehamilan. Ada yang disebut
Combined Oral Contraceptives (COCs) yang mengandung progestin (hormon yang berfungsi
mirip dengan progesteron) dan estrogen. Ada pula Progestin-Only Pills (POPs) yang hanya
mengandung progestin tanpa estrogen.
COCs bertindak menghambat ovulasi dengan menekan sekresi FSH dan LH.
Rendahnya kadar FSH dan LH mencegah perkembangan folikel lebih lanjut di ovarium.
Hasilnya, kadar estrogen tidak meningkat, lonjakan LH pun tidak berlangsung, dan tidak
terjadi ovulasi. Walaupun ovulasi bisa saja terjadi pada beberapa kasus, COCs juga
menghalangi implantasi pada uterus dan menghambat jalannya ovum dan sperma ke tuba
falopii.
Progestin berperan menebalkan mukus serviks dan membuat sperma semakin sulit
untuk memasuki uterus. POPs mempertebal mukus pada serviks dan menghalangi implantasi
pada uterus akan tetapi tidak serta merta menghambat ovulasi. Kedua hormon tersebut secara
lengkap dijelaskan dalam gambar 1.
Gambar 1. Skema regulasi metode hormonal COCs (Combined Oral Contraceptives).
Dipengaruhi progestin (warna biru), dipengaruhi estrogen (warna merah), dipengaruhi
progestin dan estrogen (warna ungu)

Selain berperan dalam hal kontraseptif, kontrasepsi hormonal juga mempunyai fungsi
nonkontraseptif seperti, meregulasi lamanya siklus menstruasi dan mengurangi aliran
menstrual atau pendaharahan menstruasi (sehingga mengurangi resiko anemia). Pil
kontrasepsi hormonal juga memberikan proteksi terhadap kanker endometrium dan ovarium
serta mengurangi resiko endometriosis. Meskipun begitu, kontrasepsi oral tidak dianjurkan
untuk wanita dengan sejarah kelainan penggumpalan darah, kerusakan pembuluh darah
serebral, migrain, hipertensi, malfungsi hati, dan penyakit jantung. Wanita yang meminum pil
dan merokok akan memiliki peluang yang lebih tinggi terjangkiti serangan jantung atau struk
dibandingkan dengan wanita nonperokok. Perokok harus menghentikan kebiasaan
merokoknya atau mencari alternatif metode kontrasepsi lainnya.
Berikut merupakan beberapa variasi metode kontrasepsi hormonal oral:
 Combined pill. Mengandung progestin dan estrogen yang diminum sekali sehari selama
tiga minggu untuk mencegah kehamilan dan meregulasi siklus menstruasi. Pil yang
diminum selama minggu keempat bersifat inaktif atau tidak mengandung hormon dan
menstimulasi menstruasi.
 Seasonale®. Mengandung progestin dan estrogen yang diminum sehari sekali selama 3
bulan siklus dimana 12 minggu mengandung hormon sedangkan 1 minggu selanjutnya
merupakan pil inaktif. Mentruasi terjadi selama minggu ke-13.
 Minipill. Mengandung hanya progestin dan diminum setiap hari dalam sebulan.

Terdapat pula metode hormonal non-oral. Berikut beberapa jenisnya:


 Contraceptive skin patch (Ortho Evra®). Mengandung progestin dan estrogen yang
dilepaskan melalui skin patch yang ditempelkan pada kulit (sisi luar lengan atas,
punggung, abdomen bagian bawah, atau bokong) sekali seminggu selama tiga minggu.
Setelah seminggu, patch dilepas dari satu lokasi dan patch yang baru ditempelkan pada
lokasi yang lain. Selama minggu keempat patch tidak perlu digunakan.
 Vaginal contraceptive ring (NuvaRing®). Sebuah cincin berbentuk seperti donat yang
fleksibel berdiameter sekitar 5 cm (2 inci) mengandung progestin dan estrogen. Benda
ini dimasukin ke dalam vagina dan dibiarkan di dalam vagina selama tiga minggu untuk
mencegah kehamilan dan dikeluarkan selama seminggu agar terjadi menstruasi.
 Emergency contraception (EC) (morning after pill). Mengandung progestin dan
estrogen atau hanya mengandung progestin untuk mencegah kehamilan setelah adanya
hubungan seksual tanpa pengaman. Kadar progestin dan entrigen yang tinggu dalam pil
EC menghambat sekresi FSH dan LH. Hilangnya efek stimulasi dari hormon
gonadotropik menyebabkan ovarium menghentikan sekresi estrogen dan progesteron.
Akibatnya, merosotnya kadar estrogen dan progesteron menginduksi luruhnya lapisan
uterus sehingga menghalangi implantasi. Satu pil diminum secepat mungkin, tidak lebih
dari 72 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman. Pil kedua harus diminum 12 jam
setelah meminum pil pertama. Pil tersebut bekerja sama seperti pil kontrasepsi lainnya.
 Hormone injection (Depo-provera®). Hormon progestin yang diinjeksi ke dalam lapisan
intramuskular oleh praktisi ahli sekali setiap tiga bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2012. Fundamentals of Human Physiology, Fourth Edition. USA:


Graphic World, Inc
Tortora, Gerard J and Bryan Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. USA :
John Wiley & Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai