Anda di halaman 1dari 5

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tana Toraja di Wilayah kerja
Puskesmas Makale.

Desain penelitian : Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan


etnometodologi (Saryono, 2013).

Instrumen Penelitian : Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri, dilengkapi dengan tape
recorder untuk merekam proses wawancara, Kamera digital untuk
memotret proses penelitian di lapangan, pedoman wawancara sebagai
acuan peneliti dan catatan lapangan.

Informan Penelitian : Penentuan informan didasarkan atas keterwakilan informan.


Penentuan informan secara purposive sampling. Informan adalah klien
hipertensi suku asli Toraja dan berdomisili tetap 5 tahun, berumur 35-
50 tahun dan mengkonsumsi daging babi.

Teknik Pengumpulan Data : Pengumpulan data/informasi dilakukan dengan cara wawancara


mendalam (indepth interview) Teknik Pengolahan Data Pengumpulan
data dengan wawancara mendalam dan FGD menggunakan alat bantu
seperti hand phone, kamera digital dan catatan lapangan. Data emik
yang diperoleh diklasifikasikan sesuai dengan dimensi penelitian yang
dibuat dalam bentuk matriks. Data dalam bentuk matriks dirangkum
dengan memilih hal-hal yang pokok, dicari tema dan polanya.

Teknik Pengolahan Data :Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan FGD
menggunakan alat bantu seperti hand phone, kamera digital dan catatan
lapangan. Data emik yang diperoleh diklasifikasikan sesuai dengan
dimensi penelitian yang dibuat dalam bentuk matriks. Data dalam
bentuk matriks dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok,
dicari tema dan polanya. Penarikan kesimpulan dilakukan sesuai
dengan tema dikaji. Konsep etik dapat terbentuk dengan
membandingkan konsep emik dengan landasan teori tentang topik.
Preposisi dapat terbangun dengan menghubungkan konsep emik dan
konsep etik.

Teknik Analisa Data : Analisis yang digunakan adalah analisis induktif dengan tujuan
menemukan reaksi, pandangan, tanggapan, dan interpretasi individu
dalam masyarakat tertentu (Bungin, 2012). Selanjutnya analisa data
secara deduktif dengan membandingkan dengan literatur.

Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan tema dikaji. Konsep
etik dapat terbentuk dengan membandingkan konsep emik dengan
landasan teori tentang topik. Preposisi dapat terbangun dengan
menghubungkan konsep emik dan konsep etik.

Pembahasan : Persepsi klien hipertensi tentang kerentanan dan keseriusan terkait


pola makan etnik Toraja Dari hasil wawancara diperoleh informasi
bahwa gejala yang dirasakan adalah badan terasa berat, sakit kepala
seperti ditusuk-tusuk, tegang leher, loyo, panas, pucat dan lemas yang
dianggap ada penyakit lain, kelebihan darah, kurang nutrisi, aktifitas
fisik dan mental yang berlebihan, sehingga direspon dengan minum air
banyak, istrahat dan minum kopi. Hal ini mengakibatkan keparahan
(keseriusan) penyakit akibat tidak dilakukan pengukuran dengan cepat.
Ada juga yang segera menyadari dan melakukan pengukuran dengan
cepat sehingga hipertensinya dapat dikontrol. Pada umumnya informan
mempunyai riwayat kegemukan, suka makan daging, makanan
gorengan serta makanan yang tinggi garam.

Persepsi klien hipertensi tentang ancaman terkait dengan pola makan


pada etnik Toraja Hasil wawancara menunjukkan informan merasakan
pola makan etnik Toraja (makan daging babi berlebihan dan daging
kerbau adalah suatu ancaman bagi dirinya. Dampak yang dirasakan
jika mengkonsusmsi makanan tersebut adalah tensi naik, tegang
dileher, sakait kepala seperti tertusuk dan langsusng minum obat.
Informan merasa takut jika hipertensinya sering kambuh atau parah
akan beresiko stroke dan penyakit jantung
Persepsi klien hipertensi tentang hambatan terhadap pola makan pada
etnik Toraja Hasil wawancara menunjukkan hambatan yang dirasakan
untuk menghindari pola makan etnik adalah faktor ketersediaan,
keinginan dari diri sendiri dan adaptasi dengan tubuh serta ketidak
tahuan serta kurangnya kesadaran.

Persepsi klien hipertensi tentang manfaat terhadap pola makan pada


etnik Toraja Informan sudah merasakan manfaat mengurangi makan
daging yaitu tekanan darahnya relatif normal, sakit kepala berkurang
bahkan ada yang tidak mengkonsumsi obat kerena pola makannya
teratur walaupun ada yang belum merasakan manfaat menghindari atau
mengurangi porsi makan dagingnya.

Kesalahan persepsi klien hipertensi tentang kerentanan terkait pola


makan etnik dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran
tentang pola makan sehat dan gizi seimbang. Kesalahan persepsi ini
mempengaruhi sikap dan perilaku yaitu tetap mengkonsumsi daging
dan tidak melakukan deteksi dini sehingga keadaan penyakitnya
menjadi serius. Hal ini sejalan dengan Hidayat 2009 yang mengatakan
ketidakseimbangan pengetahuan dapat menyebabkan kesalahan

Persepsi yang mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan dengan


menghindari makanan seperti mengurangi porsi makan daging babi,
daging kerbau dan daging ayam potong, makanan gorengan dan
makanan tinggi garam adalah rasa sakitnya berkurang, rentang
kunjungan ke puskesmas agak lama 2-3 minggu, ada yang berhenti
minum obat dan tidak minum obat sama sekali dan diimbangi dengan
aktifitas fisik. Perpaduan antara pola makan barat dengan gizi sehat
dengan memilih jenis makanan

Dari informan didapatkan tindakan yang dipilih adalah mengurangi


porsi makan, makan secukupnya dan selalu makan sayur dan belum
pernah mencoba pola makan tertentu. Pola diet sehat dan konsumsi
asupan makanan yang tepat sesuai dengan panduan gizi nasional dapat
mengurangi risiko hipertensi, obesitas syndrom metabolik, stroke, dan
penyakit kardiovaskuler lainnya (Sun, 2014) . Menurut Wicasono tahun
2006, hipertensi dapat dicegah dengan cara diit.

Manfaat yang dirasakan dengan upaya menghindari pola makan etnik


Toraja yaitu mengurangi porsi makan daging babi, menghindari daging
kerbau dan daging ayam potong, makanan gorengan dan makanan
tinggi garam adalah sakit kepala kurang dan tensi cendereung normal.
Kecenderungan tindakan yang dipilih informan adalah mengurangi
porsi makan daging, makan secukupnya dan selalu makan sayur dan
belum pernah mencoba pola makan tertentu. Klien hipertensi berupaya
untuk memilih–milih makanan dan mengurangi porsi makan daging dan
mengurangi penyebab stress. Penelitian ini menyarankan agar klien
hipertensi rajin melakukan upaya deteksi dini yaitu memeriksa tekanan
darahnya pada petugas kesehatan dan mengurangi porsi makan daging
dan menghilangkan penyebab stress, agar petugas kesehatan rajin
melakukan penyuluhan dan konseling gizi bagi pasien yang terindikasi
dengan masalah gizi kurang atau lebih pada masyarakat tentang upaya-
upaya untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Kesimpulan : Keterpaparan klien hipertensi dengan pola makan etnik adalah suatu
kerentanan dan dapat menyebabkan keseriusan penyakit. Keseriusan
penyakitnya dirasakan ketika penyakit hipertensi sering kambuh setelah
mengkonsumsi daging babi berlebihan dan daging kerbau dan beresiko
pada komplikasi hipertensi dan stroke adalah suatu ancaman bagi
informan. Persepsi hambatan terkait dengan pola makan etnik adalah
ketersedian bahan makanan, keinginan dari dalam diri sendiri, kurangnya
pengetahuan dan menganggap adaptasi dari tubuh. Manfaat yang
dirasakan dengan upaya menghindari pola makan etnik Toraja yaitu
mengurangi porsi makan daging babi, menghindari daging kerbau dan
daging ayam potong, makanan gorengan dan makanan tinggi garam
adalah sakit kepala kurang dan tensi cendereung normal.
Kecenderungan tindakan yang dipilih informan adalah mengurangi porsi
makan daging, makan secukupnya dan selalu makan sayur dan belum
pernah mencoba pola makan tertentu. Klien hipertensi berupaya untuk
memilih–milih makanan dan mengurangi porsi makan daging dan
mengurangi penyebab stress. Penelitian ini menyarankan agar klien
hipertensi rajin melakukan upaya deteksi dini yaitu memeriksa tekanan
darahnya pada petugas kesehatan dan mengurangi porsi makan daging
dan menghilangkan penyebab stress, agar petugas kesehatan rajin
melakukan penyuluhan dan konseling gizi bagi pasien yang terindikasi
dengan masalah gizi kurang atau lebih pada masyarakat tentang upaya-
upaya untuk mencegah terjadinya hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai