Anda di halaman 1dari 4

Topik : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh yang Berkelanjutan

Tujuan : Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permukiman kumuh di..

REFERENSI LITERATUR

A. Pengertian Permukiman Kumuh


Menurut Undang–Undang No. 1 tahun 2011 ayat 13 tentang perumahan dan
kawasan permukiman, dijelaskan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak
layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Dan, perumahan
kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat
hunian.
B. Karakteristik Permukiman Kumuh
Ciri-ciri kawasan permukiman kumuh dalam kota, dapat ditinjau dari beberapa sudut
pandang seperti : karakteristik fisik, sosial ekonomi, dan budaya. Menurut Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum 1993/1994, bahwa karakteristik fisik
lingkungan, sosial ekonomi dan budaya pada kawasan permukiman kumuh adalah sebagai
berikut :
● Perumahan yang tidak teratur.
● Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.
● Fasilitas dan sarana lingkungan yang tidak memadai.
● Tingkat pendapatan masyarakat rendah.
● Sebagian besar penghuni berpenghasilan tidak tetap.
● Tingkat pengangguran tinggi.
● Tingkat kerawanan sosial dan angka kriminalitas cukup tinggi.
● Masyarakat terdiri dari berbagai berbagai suku bangsa dan golongan.
Selain itu, terdapat beberapa faktor penyebab timbulnya permukiman kumuh
sebagaimana yang dikemukakan oleh Yudohusodo (1991) dalam bukunya Rumah Untuk
Seluruh Rakyat adalah sebagai berikut :

● Arus urbanisasi penduduk yang sangat pesat terutama di kota-kota besar


berdampak terhadap timbulnya ledakan jumlah penduduk.
● Sektor informal merupakan bidang pekerjaan tanpa penghasilan yang tetap. Bidang
pekerjaan ini muncul karena pengaruh desakan ekonomi yang tidak didukung oleh
keahlian yang memadai.
● Kondisi sosial budaya masyarakat juga menjadi pemicu terbentuknya kawasan
permukiman kumuh, yang dimaksud disini menyangkut pola hidup atau kebiasaan
masyarakat yang masih terbawa iramanya kehidupan kota.
PERTANYAAN WAWANCARA DELPHI

Variabel :

1. Kepadatan bangunan
2. Laju pertumbuhan penduduk
3. Kepadatan penduduk
4. Keberadaan RTH
5. Kondisi Jalan
6. Kondisi pelayanan air bersih
7. Kondisi sanitasi
8. Kondisi persampahan
9. Kondisi saluran drainase
10. Tingkat pendapatan masyarakat
11. Jenis pekerjaan masyarakat
12. Tingkat pendidikan masyarakat
13. Tingkat kesehatan masyarakat
14. Tingkat kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan
15. Ketersediaan lahan permukiman
No. Variabel Sub Variabel Daftar Pertanyaan
1. Ketersediaan lahan -
2. Kepadatan bangunan -
3. Karakteristik Laju pertumbuhan penduduk
kependudukan
Kepadatan penduduk
4. Karakteristik sarana dan Keberadaan RTH
prasarana
Kondisi jalan
Kondisi pelayanan air bersih
Kondisi sanitasi
Kondisi persampahan
Kondisi saluran drainase
5. Karakteristik sosial dan Jenis pekerjaan masyarakat
ekonomi
Tingkat pendapatan
masyarakat
Tingkat pendidikan
masyarakat
Tingkat kesehatan
masyarakat
Tingkat kesadaran
masyarakat dalam
memelihara lingkungan

FORM TABEL DELPHI

No Indikator/Variabel Sub Variabel 1 2 3 Komentar/tanggapan


1. Ketersediaan Lahan
Minimnya ketersediaan
lahan untuk permukiman
menyebabkan munculnya
permukiman kumuh
2. Kepadatan Bangunan
Faktor penyebab
munculnya permukiman
kumuh adalah kepadatan
bangunan yang tinggi
3. Karakteristik Laju pertumbuhan
Kependudukan penduduk yang tinggi
akibat dari pertumbuhan
alami maupun migrasi
dari desa (urbanisasi)
menyebabkan
munculnya permukiman
kumuh di perkotaan.
Daerah yang mempunyai
kepadatan penduduk
tinggi dapat
menyebabkan
munculnya permukiman
kumuh di perkotaan
4. Karakteristik Sarana dan
Prasarana

5. Karakteristik Sosial dan


Ekonomi

KRITERIA RESPONDEN

A. Pemerintah
-
B. Tokoh Masyarakat
-
C. Akademisi
-

Anda mungkin juga menyukai