Anda di halaman 1dari 14

Pipeline Installation

I. Pengertian Pipa laut

Pipa bawah laut didesain untuk transportasi fluida seperti minyak, gas atau air dalam
jumlah besar dan jarak yang jauh melalui laut atau daerah di lepas pantai. Pipeline
bekerja 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun selama umur pipa yang bisa sampai 30
tahun atau bahkan lebih.

Di Indonesia, Pemasangan pipa bawah laut yang pertama kali antara lain adalah dari
sumur Parigi (Laut Jawa) ke Cilamaya sepanjang 42 km dengan diameter 24 inch
pada tahun 1975.

Gambar. Potongan melintang pipa

Bahan pipa dipilih berdasarkan aspek-aspek rancangan sebagai berikut :


• Diameter pipa
• Tekanan Internal dan Eksternal
• Beban Kerja
• Suhu dari muatan yang dialirkan
• Code Compliance
• Biaya

II. Teknologi Pemasangan Pipa Laut


A. Metode Pemasangan Pipa
Instalasi pipa laut dapat dilakukan dengan kapal pemasang yang khusus. Ada beberapa
metode untuk memasang pipa laut, metode yang paling sering dipakai yaitu S-lay, J-lay
dan reeling.
Berdasarkan pada metode tersebut, pipa laut mengalami beban yang berbeda selama
instalasi dari kapal pemasang. Beban-beban tersebut adalah tekanan hidrostatis,
tarikan(tension) dan pembengkokan (buckling). Sebuah analisis instalasi dilakukan untuk
mengestimasi gaya tarik minimum pada pipa untuk kurva radius yang sudah
diberikan, untuk memastikan bahwa efek beban pada pipa ada dalam kriteria desain
kekuatan.

Kapal pemasang pipa laut


Jenis kapal yang berbeda digunakan untuk pemasangan pipa laut tergantung pada metode
pemasangan dan karakteristik lingkungan operasi (kedalaman, cuaca, dan lain-lain),
yakni :
1. S-lay/J-lay semisubmersibles
2. S-lay/J-lay ships
3. Reel ships
4. Tow or pull vessels.

1. Pipelay semisubmersibles
Kapal ini mempunyai kemampuan yang baik terhadap cuaca apapun dan merupakan
platform yang stabil untuk pemasangan pipa di laut yang memiliki 8 kondisi gaya Beaufort.
Pipelay semisubmersibles dapat memasang pipa dengan diameter 6” sampai 40” dengan
kedalaman laut 10 – 1500m.
Kekurangannya yaitu biaya yang mahal dalam pengoperasiannya karena masih
menggunakan jangkar untuk menjaga posisinya.

Gambar Pipelay semisubmersibles (www.factbook.eni.com)

2. Pipelay ships (kapal) dan pipelay barge (tongkang)


Pipelay ships/barge memasang pipa dengan cara yang sama dengan pipelay
semisubmersibles. Perbedaan yang mendasar adalah kapal ini hanya mempunyai satu
lambung (monohull) sehingga kemampuan
untuk menjaga kestabilan lebih rendah dari semisubmersibles. Barge yang datar
mempunyai kemampuan menjaga kestabilan yang lebih buruk dari kapal dan hanya dapat
digunakan dalam kondisi laut yang tenang.
Pipelay ships mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan pipelay
semisubmersibles. Jangkauan yang luas untuk diameter pipa yang dipasang pada
kedalaman laut 15m sampai lebih dari 1000m. Kelebihan pipelay ships yaitu biaya
pengoperasian yang relatif lebih murah ketimbang dengan pipelay semisubmersibles
apalagi ditambah dengan teknologi dynamic positioning system sehingga tidak
memerlukan jangkar untuk menjaga posisinya.

Gambar Pipelay Ship dan Pipelay Barge (www.factbook.eni.com)


3. Pipelay Reel Ships
Metode dengan menggunakan gulungan digunakan untuk pipa yang berdiameter hingga
16”. Pipa dibuat di darat dan digulung ke drum yang lebar pada kapal. Selama proses
penggulungan pipa mengalami deformasi plastis pada drum.
Keuntungan utama dari metode ini adalah:
1. Durasi pemasangan yang singkat.
2. Minimal dalam penyebaran lepas pantai (tidak memerlukan jangkar).

Gambar Pipelay Reel Ships (www.pennergy.com)

4. Tow or Pull Vessels


Metode ini digunakan untuk pipa yang tidak terlalu panjang, biasanya kurang dari 4 km.
Pipa dibuat di darat dan setelah selesai kemudian ditarik ke laut. Daya apung dari pipa
diatur untuk mengontrol kedalaman pipa saat ditarik untuk dipasang.
Keuntungannya yaitu biaya peralatan yang rendah karena pipa dibuat di darat sehingga
waktu pemasangan menjadi sangat singkat.
Gambar Tow or Pull vessels (www.richtechusa.com) Metode pemasangan
1. S-lay
Perbedaan teknologi dan peralatan telah diadopsi untuk pemasangan pipa di lepas
pantai. Salah satu metode untuk pemasangan pipa yaitu metode S-lay, disebut S-lay
karena kurva pipa yang keluar dari kapal pemasang sampai seabed berbentuk seperti
huruf S. Pipeline difabrikasi di atas kapal dengan satu, dua atau tiga joints.
Membutuhkan stinger untuk mengontrol bending bagian atas dan tensioner untuk
mengontrol bagian bawah. Laut yang lebih dalam membutuhkan stinger yang lebih
panjang dan tensioner yang lebih kuat. S-lay laut dangkal hanya bisa dipakai sampai
kedalaman sekitar 300m saja. Untuk yang lebih dalam lagi, DP S-lay bisa dipakai
sampai kedalaman 700m. Kecepatan pasang sekitar 4 – 5 km per hari. Ukuran pipa
maksimum yang bisa diinstal adalah 60” OD (Allseas Solitair).

Gambar metode S-lay


Berikut gambar-gambar instalasi pipeline yang menggunakan metode S-lay

:
Gambar S-lay dengan menggunakan pipelay ships (http://www.allseas.com)
2. J-Lay
Dalam metode ini, kapal menggunakan sebuah menara sentral, biasanya dikonversi
dari kapal pengeboran, untuk melakukan pengelasan pada posisi vertikal dan
peluncuran pipa dari menara. Pipa dilepaskan dengan cara yang membentuk
kelengkungan sagbending, menghindari overbending, seperti yang ditunjukkan
gambar dibawah. Kesulitan terbesar dalam metode ini adalah untuk melakukan
pengelasan vertikal, meskipun membawa keuntungan dibandingkan dengan metode
S-lay untuk perairan dalam. J-Lay memiliki tingkat produksi yang relatif rendah karena
terbatasnya jumlah work station. Metode J-Lay sangat cocok untuk perairan dalam
dan tidak cocok untuk perairan dangkal.
Pengelasan dilakukan hanya oleh satu section jadi lebih lambat dari S-lay dan untuk
mempercepat proses, teknik pengelasan yang lebih canggih seperti friction welding,
electron beam welding atau laser welding digunakan. Pipa yang akan dipasang
mempunyai sudut yang mendekati vertikal sehingga tidak butuh tensioner. Teknik ini
sangat cocok untuk instalasi di laut dalam. Beda dengan S-lay, J-lay tidak
membutuhkan stinger. Kecepatan pasang sekitar 1-1.5 km per hari. Ukuran pipa
maksimum yang bisa diinstal adalah 32” OD (Saipem S-7000)

Gambar metode J-Lay


3. Reel Lay
Dalam metode ini umumnya pipa yang dinstall adalah pipa berukuran diameter kecil
atau pipa yang fleksibel. Pada instalasi ini dibutuhkan vessel yang memiliki drum
dengan ukuran besar karena pipa tersebut digulung dalam drum ini. Jika pipa ini
dinstall secara horizontal maka akan berbentuk S-Lay namun jika dinstall secara
vertikal maka akan berbentuk J-Lay. Metode ini lebih murah jika dibandingkan
dengan metode lain ditinjau dari sisi waktu dan biaya, namun terbatas untuk pipa
dengan ukuran diameter kecil.
Gambar metode reel (www.pennenergy.com)

4. Tow or Pull
Metode ini digunakan dengan cara menarik pipa yang sudah disiapkan di darat dan
kemudian ditarik ke tempat instalasi dengan cara ditarik oleh tug boat.
Ada 4 jenis tow berdasarkan posisi pipa terhadap dasar laut: bottom tow, off-bottom
tow, controlled depth tow and surface tow. Selain bottom tow, diperlukan minimal
dua buah kapal, satu di depan dan satu di belakang. Dalam controlled depth tow,
kecepatan kapal harus disesuaikan dengan kedalaman pipa yang diinginkan pada saat
towing. Dalam towing lay, semua fabrikasi dikerjakan di onshore termasuk
pemasangan anode dan coating di sambungan. Menarik buat lapangan yang terletak
tidak terlalu jauh dari pantai.
Juga cocok untuk aplikasi PIP dan pipe bundle.

Gambar Tow or Pull vessels (www.richtechusa.com)


B. Pemilihan Rute Pipa
Pada dasarnya rute langsung dan terdekat merupakan yang terbaik, meskipun hal
tersebut tidak selalu mungkin untuk dolaksanakan .Pemilihan awal rute pipa ini
didasarkan pada informasi kondisi dasar laut yang telah ada dan persyaratan umum
rute pipa.
Gambar Pemilihan Rute
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan rute yakni:
1. Bahaya di dasar laut seperti kerangka kapal karam, batu, karang, dan tumbuhan
laut, gas – gas yang mungkin terdapat pada perairan dangkal, sarana atau fasilitas
laut yang ada (seperti jaringan pipa, kepala sumur dan lain – lain), akses untuk tie-
ins, kaki drilling rig, jangkar, dan pukat kapal ikan.
2. Keadaan dasar laut meliputi : slopes, profil, sifat tanah dasar laut yang sukar, psir
dan lempung yang bergelombang (tidak rata).
3. Pengunaan lingkungan pantai, hambatan pada waktu pemasangan pola kapal –
kapal lego jangkar dan toleransi untuk peletakan pipa.
4. Dampak dari pemasangan pipa itu sendiri terhadap lingkungan sekitar tempat
pemasangan pipa.

C. Abandonment & Recovery (A&R)


Dalam kegiatan pemasangan pipa bisa terjadi keadaan dimana karena kondisi laut
atau karena kerusakan mekanis maka pipa terpaksa harus diturunkan dan dilepas ke
dasar laut. Sehingga pekerjaan pemasangan dihentikan, dan sambungan pipa
diletakkan di dasar laut untuk nantinya disambung lagi dengan sambungan pipa
berikutnya pada waktu yang memungkinkan.
Langkah – langkah penting yang dilakukan untuk melepas atau membuang
(abandonment) adalah pertama menutup dan mengelas ujung pipa dengan tudung
(cap) dan mengikat kabel abandonment pada pipa. Kemudian lay barge maju ke depan
dan tarikan dalam pipa dialihkan dari tension machines ke kabel abandonment dan
winch. Selama pipa masih tetap dibawah tarikan yang cukup, maka bending stress
akan terbatas dan keseluruhan tegangan
(kombinasi) tetap dalam batas- batas yang diijinkan.
Lay Barge bergerak maju samai pipa diturunkan mendekati dasar laut. Kemudian kabel
tarik dikendorkan dan pipa diletakkan dengan aman di dasar laut. Untuk menandai
posisi ujung pipa, digunakan marker buoy. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
dalam pencarian ujung pipa saat melanjutkan instalasi.
Proses Recovery (mengangkat kembali pipa yang dilepas ke dasar laut) pada dasarnya
adalah kebalikan dari proses abandonment di atas, dan lay barge harus mulai bergerak
pada posisi yang benar dan melakukantarikan (tension) yang cukup. Begitu pipa sudah
berada di atas lay barge maka tension dilakukan dengan tension machines dan
pekerjaan pipa bisa dimulai lagi.

Gambar Peralatan Recovery (www.capegroup.net)


D. Trenching
Operasi pipelines trenching merupakan proses perlindungan pipa denga
membenamkan pipa tersebut dalam tanah. Secara alami tanah akan menutupi pipa
tersebut dan melindunginya. pipe trenching dapat dilakukan menggunakan tiga
tahapan, yaitu:
1. pre trenching yaitu pembuatan trenching atau parit sebelum instalasi pipa. Proses
ini dilakukan jika kondisi tanah yang keras.
2. simultaneous trenching yaitu proses trenching atau pembuatan parit terjadi pada
selama proses instalasi
3. post trenching yaitu proses trenching yang dilakukan setelah instalasi pipa. Proses
ini dilakukan jika kondisi tanah yang lunak. Faktor-faktor penyebab perlunya
membuat parit yang digunakan pada pipelines adalah :
1. Efek hidrodinamis
Sebuah pipa di didesain untuk bisa stabil diatas dasar laut. Padahal pada
kondisi dilapangan tidaklah seperti itu, penyebab terbesarnya adalah pola arus yang
kuat di daerah dekat pantai, sehingga dapat menyebabkan pipa tersebut mengalami
buckling atau penyok di tiap sisinya. Oleh karena itu perlunya perlindungan terhadap
pipa.
2. Bentangan pipa
Ketika pipelines membentang dan terdapatnya Aliran arus di dasar laut, dapat
menyebabkan getaran disekitar pipa dan selanjutnnya menjadi efek vortex shedding
(bentuk aliran yang melewati pipa), dapat berakibat gangguan pada aliran dalam pipa.
3. Kekuatan tanah ketika situasi pembebanan yang buruk
Efek hidrodinamis yang juga menyebabkan bentuk vortex shedding juga dapat
mempengaruhi lapisan tanah pijakan pada pipa diatasnya, terjadi penggerusan
sehingga kehilangan daya ketika ada tekanan. selanjutnnya menyebabkan buckling .
4. Aktifitas penangkapan ikan
Area dimana operasi penangkapan ikan yang ramai juga dapat menjadi salah
satu kendala, di fokuskan pada jaring penangkap ikan pukat harimau. Dapat mengait
pada bentangan pipa dan dapat merusak pipa tersebut.
5. lego jangkar atau penempatan jangkar
Penempatan jangkar atau lego jangkar ketika tidak terdeteksi bahwa di bawah
kapal tersebut terdapat rangkaian pipa, maka dapat dengan mudah merusak pipa
tersebut
6. Ice Protection
Dibeberapa tempat yang terdapat es, es dapat merusak pipa dikarenakan
gesekan yang terjadi antara es dan pipa tersebut.
7. Estetika
Pipa yang dikubur di dalam parit akan terlihat lebih estetis daripada pipa yang
tidak dikubur di dalam parit.

Gambar Trenching

E. Intelligent Pigging
Piggingmerupakan suatu metoda perawatan saluran perpipaan
denganmemasukkan suatu alat yang dinamakan pig tanpa memberhentikan
aliran fluidasaat proses sedang berlangsung. Istilah pig ini digunakan karena pada
saat pig diluncurkan dalam sistem perpipaan, suara yang dikeluarkan yaitu
menguik seperti suara babi.
Pada awalnya, pig digunakan untuk menghilangkan endapan yang terdapatdalam
sistem perpipaan. Namun saat ini, pig semakin berkembang, selain sebagaipembersih
dalam sistem perpipaan, pig juga dapat digunakan untuk memisahkan produk yang
berbeda dalam satu sistem perpipaan, untuk mengukur ketebalanpipa sepanjang
saluran pipa dan juga untuk pemeriksaan internal saluran pipa.Untuk tahap operasi,
Pigging diperlukan untuk:
1. Mereduksi atau menghilangkan endapan yang mungkin mempengaruhi
prosesproduksi.
2. Sebagai salah satu metoda corrosion control.
3. Sebagai suatu bagian dari proses produksi (misalkan diperlukan
pengirimanbeberapa produk melalui satu sistem perpipaan. Contohnya
pengiriman premium-kerosene-solar dalam satu jalur sistem perpipaan dan
waktu yanghampir sama.
4. Salah satu metoda inspeksi untuk mengetahui level integrity dari suatu sistem
perpipaan.Pigging seperti ini menggunakan sensor elektronik dan biasa disebut
intelligent pigging.

Gambar Intellegent Pig


F. Teknologi Perlindungan Pipa Laut
1. Cathodic Protection
Cathodic Protection adalah metode untuk mencegah terjadinya korosi pada
material pipa. Ada dua konsep utama dari aplikasi metode cathodic protection
yaitu dengan galvanic anodes dan dengan impressed current system. Untuk pipa
bawah laut, biasa menggunakan jenis galvanic anode system.
Korosi adalah sebuah reaksi elektokimia yang menyebabkan material menjadi
terkikis. Pada kenyataannya material baja dari pipa bawah laut terbagi atas area
katoda dan anoda yang tersebar secara acak, dan air laut bersifat elektrolit yang
mengandung molekul galvanis. Hal ini kemudian menyebabkan elekron bergerak
dari satu ke tempat lain yang menyebabkan korosi. Dengan menghubungkan
material berpotensial listrik yang tinggi ke baja pipa bawah laut, akan
memungkinkan terjadinya reaksi elektrokimia di material yang berpotensial listrik
rendah dan berubah menjadi katode dan akhirnya terlindungi. External Coating
merupakan perlindungan pertama pada pipa bawah laut dari serangan korosi.
Tetapi seiring dengan proses transportasi dan instalasi pipeline akan
menyebabkan beberapa kerusakan pada coating dari pipeline tersebut. Cathodic
protection akan menggunakan logam lain yang akan mengalirkan elektron ke
material pipeline. Logam yang akan berfungsi sebagai anoda bisa menggunakan
material zinc atau alumunium. Dengan menempelkan anoda ini pada permukaan
pipa maka pipa tersebut akan terlindungi dari korosi meskipun pada bagian yang
coatingnya rusak sekalipun.

2. Increase Wall/ concrete thickness


Yaitu dengan cara melapisi pipeline tersebut dengan campuran beton, seperti
terlihan pada gambar.1 dibawah ini, fungsi utama dari system ini adalah sebagai
pemberat untuk stabilitas pipa di dasar laut. Disamping itu untuk membuat pipa
tahan terhadap potential impact damage dari pukat kapal ikan, kejatuhan barang-
barang dan sejenisnya.
Yaitu dengan cara melapisi pipeline atau melindungi pipeline tersebutdengan
campuran beton, dengan cara seperti ini diharapkan pipeline didasar laut dapat
terlindungi dari kejatuhan benda-benda seperti jangkar dan lain-lain

3. Pemberian BackFill
Dilakukan dengan penutupan beton, bahan-bahan alam, bahan urugan yang
direkayasa untuk keperluan ini (engineered backfill material-graded rock). Pipeline
di proteksi dengan cara ini agar pipeline terlindungi dari pukulan berulang karena
aksi gelombang, dan pukulan jangkar yang dijatuhkan. Gambar dibawah ini
menunjukkan gambar sebuah penutup pipa yang terbuat dari beton yang nantinya
akan di pasang untuk menutupi pipeline yang di pasang didasar laut.
Pemberian back fill pada pipa laut sangat bermanfaat diantaranya:
1. Menambah stabilitas pipa,
2. Mengurangi resiko rusaknya pipa akibat gesekan jangkar kapal,

4. Concrete armor cover


Yaitu dengan cara melapisi pipeline atau melindungi pipeline tersebutdengan
campuran beton, dengan cara seperti ini diharapkan pipeline didasar laut dapat
terlindungi dari kejatuhan benda-benda seperti jangkar dan lain-lain.

Semua proteksi memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing ditinjau dari
berbagai aspek diantaranya aspek biaya (cost), waktu (time), panjang jalur pipa
(routine), desain umur pipa (lifetime design) dan lain – lain.
Daftar Pustaka

Bai, Yong. 2005. Subsea Pipeline and Riser.USA:Elsevier Soegiono. 2006. Pipa Laut.
Surabaya : Airlangga University Press
http://www.allseas.com/public/afbeeldingen/main_gallery/Pipeline_installat
ion/15_Pipe_leaving_stinger.jpg
http://www.allseas.com/public/afbeeldingen/main_gallery/Pipeline_installat
ion/16_Pipe_leaving_stinger.jpg
http://www.allseas.com/public/afbeeldingen/main_gallery/Audacia_convers
ion/Audacia_conversion_115.jpg http://vladvamphire.wordpress.com/tag/pipeline/
http://factbook.eni.com/en/areas/engineering-and-
construction/offshoreconstruction/construction-vessels
http://www.pennenergy.com/index/petroleum/display/329218/articles/offs hore/volume-
68/issue-5/transportation-amp-logistics/technip-expandingfleet-pipe-capacity-as-
deepwater-goes-global.html http://www.richtechusa.com/projects/r&d-pipeline.html

Anda mungkin juga menyukai