Anda di halaman 1dari 22

1.

Konsep Medis
A. Definisi Hernia

Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan


yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003).

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis


internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).

Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus


inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan
menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 2004).

Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh


melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).

B. Anatomi dan Fisiologi

Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis,


musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus abdominis.
Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak
menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut ke
depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar
ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm. (Brunner & Suddarth, 2000)

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis


internus yag merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan
aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial bawah, di atas
tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah
aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum
inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis,
skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial (Martini, H
2001).

1
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak
tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaiknya bila otot
dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam
kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan
miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal
yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak
berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan
terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001)

C. Klasifikasi

Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :

a) Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis


yaitu hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran
spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003).
b) Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis
yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area
yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan
melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk
2004).

D. Etiologi

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4.


Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :

2
A. Kelemahan otot dinding abdomen.

a. Kelemahan jaringan

b. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

c. Trauma

B. Peningkatan tekanan intra abdominal.

a. Obesitas

b. Mengangkat benda berat

c. Mengejan atau Konstipasi

d. Kehamilan

e. Batuk kronik

f. Hipertropi prostate

E. Patofisiologi

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus bulan


kedepapan kehamilan terjadi. Densdensus testiculorum melalui kanalis
tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritonium yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritoneal.

Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obiterasi


sehingga isi perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa
hal sering belum menutup karena testis turm lebih dulu dari yang kanan, maka
kanals inguinalis kanan lebih sering terbuka.

Pada orang tua klanaly 1 hari telah menutup, namun karena daerah itu
merupakan lobus minosy resistance maka pada keadaan yang menyebabkan

3
tekanan intra abdominal meningkat benda berat, mengejan saat defekasi dan
mengejan pada saat miksi, menjdi akibat hipertrasi prostal. (Mansjoer, 2000).

Hernia bisa juga terjadi karena hasil dari adanya difek (lubang, bisa
terjadi karena kelainan kongenital. Biasanya hernia bersifat kongenital dan
disebabkan oleh kegagalan penurupan procesus vaginalis (kantong hernia).
Hernia ini bisa juga terjadi karena kelemahan otot pada dinding abdomen dan
adanya peningkatan tekanan intra abdomen disebabkan oleh kehamilan kerja
keras mengejan pada waktu BAB dan miksi, batuk menahun. Hernia bisa
terjadi jika terdapat defek tersebut dan adanya tekanan intra abdominal.

F. Manifestasi Klinis

a. Penonjolan di daerah inguinal

b. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.

c. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen


seperti kram dan distensi abdomen.

d. Terdengar bising usus pada benjolan

e. Kembung

f. Perubahan pola eliminasi BAB

g. Gelisah

h. Dehidrasi

i. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada


saat pasien berdiri atau mendorong.

G. Pemeriksaan Penunjang

A. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam


usus/obstruksi usus.

4
B. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan
elektrolit.

H. Komplikasi

a. Terjadi perlengketan pada isi hernia dengan dinding kantong


hernia tidak dapat dimasukkan lagi

b. Terjadi penekanan pada dinding hernia akibat makin banyaknya


usus yang rusak

c. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinue


menyebabkan daerah benjolan merah

I. Penatalaksanaan

Pada inespoutabilitas, maka diusahakan agar isi hernia dimasukkan


kembali. Pada penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit
haus herniatomi (memotong hernia, hernioroti (menjahit kantung hernia) tetapi
disritmik adalah pembedahan, kantung hernia tidak pevil di eksisi tetapi cukup
dikembalikan ke dalam rongga perut (Kapita Selekta Kedokteran Edisi II,
1994).

5
2. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian Data Dasar

Data dasar adalah dasar untuk mendelegasikan rencana asuhan


keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan
keperawatan untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan
masalah kesehatan tertentu dengan kata lain data pengkajian harus relevan
(Perry Potter, 2005).

Dari data data dasar terdiri dari riwayat kesehatan keperawatan dimana
kesehatan keperawatan merupakan data yang dikumpulkan tentang tingka
kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu) riwayat keluarga, perubahan dalam
pola kehidupan, riwayat sosial budaya, kesehatan spiritual dan reaksi mental
serta emosi terhadap penyakit. Riwayat keperawatan dikumpulkan selama
wawancara dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian.
(Perry Potter, 2005).

Riwayat keperawatan terdiri dari:

a. Riwayat kesehatan saat ini

Perawat menentukan kapan gejala mulai timbul. Apakah gejala timbul,


perawat juga menanyakan tentang durasi gejala, perawat mencatatkan
informasi spesifik seperti: letak, intensitas dan kualitas gejala.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat kesehatan masa lalu


memberikan data tentang pengalaman perawatan kesehatan klien. Perawat
mengkaji apakah klien dirawat di rumah sakit atau pernah mengalami operasi.
Juga penting dalam merencanakan asuhan keperawatan dalam
mendiskripsikan tentang alergi, termasuk reaksi alergi terhadap makanan,
obat-obatan atau pauta. Perawat juga mengindentifikasi kebiasaan dan pola
gaya hidup.

6
c. Riwayat kesehatan keluarga

Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang


hubungan keluarga langsung dan hubungan darah. Sasarannya adalah untu
menentukan apakah klien beresiko terhadap penyakit-penyakit yang bersifat
genetik atau famtikal dan untuk mengidentifikasi area tentang promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Riwayat keluarga juga memberikan
informasi tentang struktur keluarga, interaksi dan fungsi yang mungkin
berguna dalam merencanakan asuhan.

d. Riwayat kesehatan lingkungan

Riwayat lingkungan memberikan data tentang lingkungannya rumah


klien dan segala sistem pendukung yang anggota keluarga atau klien dapat
digunakan. Riwayat lingkungan misalnya mengidentifikasi pemasukan poluta
yang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat kriminalitas pemasukan poluta
yang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat, jalan-jalan kriminalitas yang
tinggi sehingga menghambat klien untuk berjalan-jalan sekitar rumah dan
sumber yang dapat membantu klien dalam kembali ke komunitas.

e. Riwayat Psikososial

Riwayat psikososial yang lengkap mewujudkan siapa sistem


pendukung klien, termasuk pasangan, anak-anak, anggota keluarga lain atau
teman dekat. Riwayat psikososial termasuk informasi tentang cara-cara yang
biasanya klien dan anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stress.

f. Riwayat Kesehatan Spiritual

Pengalaman hidup dan kejadian hidup membentuk spiritualitas


seseorang perawat meninjau dengan klien tentang keyakinan mereka
mengalami kehidupan. Sumber mereka untuk pemandu dalam 2mengalami
keyakinan mereka dan hubungan yang mereka miliki dengan anggota keluarga
dalam menjalani kepercayaan mereka. (Perry Potter, 2005)

7
Sumber-sumber Data

Data didapatkan dari klien, keluarga, teman dekat, anggota tim


perawatan kesehatan, catatan kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil dari
pemeriksaan doguester dan laboratorium dan literatur medis atau keperawatan
yang berkaitan pengalaman perawat sendiri tentang tipe klien yang serupa
adalah saat jumlah data bertambah. Setiap sumber memberikan informasi
tentang tingkat kesejahteraan klien. Prognosis yang diantisipasi, faktor-faktor
resiko praktik dan tujuan kesehatan pola kesehatan dan penyakit juga
informasi yang relevan terhadap kebutuhan perawatan kesehatan klien.

a. Klien

Pada kebanyakan klien adalah sumber informasi yang terbaik. Klien


juga sadar (orientasi baik) dan menjawab pertanyaan secara tepat dapat
memberikan informasi yang akurat menunai persepsi tanda dan perubahan
dalam aktifitas sehari-hari.

b. Keluarga dan orang terdekat

Keluarga dan orang terdekat dapat diwawancarai sebagai sumber


primer informasi tentang bayi dan anak-anak dan klien yang sakit kritis cacat
mental, disorientasi atau klien tidak sadar pada kasus penyakit berat atau
situasi darurat kelaurga menjadi satu sating sumber data.

Keluarga dan teman dekat juga merupakan sumber penting artinya


melibatkan mereka dalam pengkajian bila mungkin. Sering kali pasangan atau
teman dekat selama pengkajian dan memberikan pandangan mereka tentang
masalah atau kebutuhan kesehatan klien.

d. Anggota tim perawatan kesehatan

Tim perawat kesehatan terdiri dari dokter perawat profesional


kesehatan lain dan petugas non profesional yang bekerja dalam lingkungan
pelayanan kesehatan karena pengkajian merupakan proses yang berkelanjutan

8
maka perawat harus berkomunikasi dengan anggota tim perawat kesehatan
lain termasuk ahli terapi fisik, pekerja sosial dan anggota kesehatan komunitas
dan penasehat spiritual.

e. Catatan medis

Catatan medis klien saat ini dan masa lalu dapat menguatkan
ionformasi tentang pola keseatan dan pengobatan masa lalu atau memberikan
informasi baru dengan menirual catatan medis. Perawat dapat
mengidentifikasi penyakit dan riwayat terhadap pengobatan sebelumnya

Pola fungsional yang digunakan yaitu pola fungsional menurut


Virginia Handerson karena teori keperawatan Virginia Handerson mencakup
seluruh kebutuhan dasar seseorang manusia. Mendifinisikan sebagai:

Membantu individu yang sakit dan yasng sehat dalam melaksanakan


aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhan
dimana individu tersebut pmampu mengerjakan tanpa bantuan bila memiliki
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilakukan
dengan cara membantu mendapatkan kemandiriannya secara tepat.

14 kebutuhan dasar Handerson memberikan kerangka ketiga dalam


melakukan asuhan keperawatan (Handerson, 1966).

a. Bernafas dengan normal

Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah


membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok serta menggunakan bantal,
alas dan sejenisnya agar dapat bernafas dengan normal dan kemampuan
mendomonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya terhadap klien.

b. Kebutuhan akan nutrisi (maklanan dan minum cukup)

Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan


berat badan yang normal. Kebutuhan nutrisi yang diperlukan pemilihan dan
penyediaan makanan. Pendidikan kesehatan akan berhasil apabila diperhatikan

9
latar belakang kultural dan sosial klien untuk ibu perawat harus mengetahui
kebiasaan, kepercayaan klien terhadap nutrisi.

c. Kebutuhan Eliminasi

Perawatan dasarnya meliputi semua pengeluaran tubuh. Perawat harus


mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya. Jarak waktu
pengeluaran dan frekuensi pengeluaran yang meliputi keringat, udara yang
keluar saat bernafas.

d. Gerak dan Keseimbangan Tubuh

Perawat harus mengetahui tentang prinsip keseimangan tubuh miring


dan saat bersandar. Artinya perawat harus bisa memberikan rasa nyaman
dalam semua posisi dan tidak membiarkan berbaring terlalu lama pada satu
posisi. Perawat harus bisa melindungi pasien selama sakit dengan berhati-hati
saat memindahkan dan mengangkat.

e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur sebagian tergantung pada relaksasi otot. Untuk itu
perawat harus mengetahui tentang pergrakan tubuh yang baik. Disamping itu
juga dipengarui oleh emosi (stress) dimana stress merupakan keadaan normal
dari aktivitas.

f. Kebutuhan berpakaian: berpakaian dan melepaskan pakaian

Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilih pakaian yang


tepat dari pakaian yang tersedia dan memantu untuk memakainya. Perawat
tidak boleh memaksakan klien.

g. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal

Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong ke


arah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur

10
kelembaban/pergerakan udara (dengan memotivasi klien untuk meningkatkan
atau engurangi aktivitasnya.

h. Kebutuhan akan personal hygiene (menjaga tubuh agar tetap bersih dan
rapi) klien harus disediakan fasilitas-fasilitas perawatan dan bantuan perawat
sangat dibutuhkan untuk membersihkan kulit, rambut, kuku, hidung, mulut
dan giginya. Konsep mengenai kebersihan berbeda tiap klien tetapi tidak perlu
menurunkan hanya karena sakit.

i. Kebutuhan rasa aman dan nyaman (menhindari bahaya dari lingkungan)

Dalam keadaan sehat seseorang bebas mengontrol keadaan


sekelilingnya. Mengubah keadaan itu bila beranggapan sudah tidak cocok lagi.
Jika sakit sikap tersebut tidak dilakukan. Ketidaktahuan dapat menimbulkan
kekhawatiran yang tidak perlu baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

j. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi, kerugian


rasa takut dan pendapat.

Kerugian, rasa takut dan pendapat dalam keadaan sehat tiap gerakan
emosi nampak pada ekspresi fisik. Bertambahnya cepat denyut jantung
pernafasan/muka yang mendadak merah di rifrerpresika sebagai pernyataa
jiwa/emosi. Perawat mempunyai tugas yang kompleks baik yang bersifat
pribadi maupun yang menyangkut keseluruhan personalitas adalah hubungan
klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya.

k. Kebutuhan spiritual (beribadah menurut keyakinan)

Dalam memberikan perawatan dalam situasi apapun, kebutuhan


spiritual klien harus dihormati dan perawat harus membantu dalam
pemenuhan kebutuhan itu apabila sewaktu sehat melakukan ibadah agama
merupakan faktor penting bagi seseorang. Kepercayaan dan agama
berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.

l. Kebutuhan Bekerja

11
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interpretasi terhadap
kebutuhan klien adalah sangat penting. Sakit akan lebih ringan apabila
seseorang dapat terus bekerja. Rasa keberatan terhadap terang, bedrest
didasarkan pada peningkatan perasaan tidak berguna karena tidak aktif.

m. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Seringkali keadaana sakit menyebabkan seseorang kehilangan


kesempatan menikmati variasi dan kurang segan serta rekreasi. Untuk itu perlu
dipilihkan adanya aktifitas sampai dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,
kecerdasan, pengalaman dan selama klien, kondisi serta keadaan penyakit.

n. Kebutuhan belajar, mengguit/memuaskan serta keingintahuan yangh


mengacu pada perkembangan kesehatan

Bimbingan, latihan/pendidikan merupakan bagian dari pelayanan


dasar. Fungsi perawat adalah membantu kliend belajar dalam mendorong
usaha penyembuhan dan meningkatkan kesehatan.

(Perry Potter, 2005)

Fokus Pengkajian

Selama pengumpulan data riwayat, perawat menanyakan tentang tanda


dan gejala yang dirasakan oleh pasien. Apakah pasien mengalami nyeri pada
daerah perut bagian bawah? Kapan rasa nyeri timbul? Apakah pernah ada
riwayat sakit seperti ini sebelumnya? Apakah pernah melakukan pembedahan
sebelumnya? Faktor pekerjaan seperti apa yang sering dilakukan misalkan
bekerja terlalu berat, sering mengejan.

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan


abdomen, adanya luka insisi, perubahan warna, turgor kulit dan tidak adanya
gangguan.

12
Lamanya waktu dimana gejala saat ini hilang dan metode yang
digunakan oleh pasien untuk mengatasi gejala, serta efeknya juga
diindentifikasi.

(Brunner & Suddarth, 2002)

Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi :

A. Sirkulasi

Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular


perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).

B. Integritas ego

Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple,


misalnya financial, hubungan, gaya hidup.

Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ;


stimulasi simpatis.

C. Makanan / cairan

Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk


hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane
mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).

D. Pernapasan

Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

E. Keamanan

Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;


Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan
penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga
tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek

13
dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat
transfuse darah / reaksi transfuse.

Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.

F. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi,


kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan,
analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang
dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan
kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan
juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).

B. Diagnosa Keperawatan

Periode post-operatif (Doenges, 1999).

A. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas


jaringan akibat tindakan operasi.

B. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.

C. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.

D. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

C. Intervensi
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Gangguan Tujuan : Nyeri 1. pantau tanda-tanda 1. Rasional :
rasa hilang atau vital, Mengenal dan
nyaman berkurang intensitas/skala memudahkan
(nyeri) nyeri dalam melakukan
Kriteria Hasil :
berhubung 2. Anjurkan klien tindakan
an dengan - klien istirahat ditempat keperawatan.
diskontuini mengungkapkan tidur 2. Rasional : istirahat

14
tas rasa nyeri 3. Atur posisi pasien untuk mengurangi
jaringan berkurang senyaman mungkin intesitas nyeri
akibat 4. Ajarkan teknik 3. Rasional : posisi
-tanda-tanda vital
tindakan relaksasi dan napas yang tepat
normal
operasi. dalam mengurangi
-pasien tampak 5. Kolaborasi untuk penekanan dan
tenang dan rileks pemberian mencegah
analgetik. ketegangan otot
serta mengurangi
nyeri.
4. Rasional :
relaksasi
mengurangi
ketegangan dan
membuat perasaan
lebih nyaman
5. Rasional :
analgetik berguna
untuk mengurangi
nyeri sehingga
pasien menjadi
lebih nyaman.

Gangguan Tujuan : pasien Intervensi : 1. Rasional : Karena


pola tidur dapat tidur dengan aktivitas fisik dan
Mandiri
berhubung nyaman mental yang lama
an dengan 1. Berikan kesempatan mengakibatkan
Kriteria hasil :
nyeri post untuk beristirahat / kelelahan yang
operasi. - pasien tidur sejenak, dapat
mengungkapkan anjurkan latihan mengakibatkan
kemampuan untuk pada siang hari, kebingungan,

15
tidur. turunkan aktivitas aktivitas yang
mental / fisik pada terprogram tanpa
-pasien tidak
sore hari. stimulasi
merasa lelah ketika
2. Hindari penggunaan berlebihan yang
bangun tidur
”Pengikatan” secara meningkatkan
-kualitas dan terus menerus waktu tidur.
kuantitas tidur 3. Evaluasi tingkat 2. Rasional : Risiko
normal stres / orientasi gangguan sensori,
sesuai meningkatkan
perkembangan hari agitasi dan
demi hari. menghambat
4. Lengkapi jadwal waktu istirahat.
tidur dan ritoal 3. Rasional :
secara teratur. Peningkatan
Katakan pada kebingungan,
pasien bahwa saat disorientasi dan
ini adalah waktu tingkah laku yang
untuk tidur. tidak kooperatif
5. Berikan makanan (sindrom
kecil sore hari, susu sundowner) dapat
hangat, mandi dan melanggar pola
masase punggung. tidur yang
6. Turunkan jumlah mencapai tidur
minum pada sore pulas.
hari. Lakukan 4. Rasional :
berkemih sebelum Pengatan bahwa
tidur. saatnya tidur dan
7. Putarkan musik mempertahankan
yang lembut atau kestabilan
”suara yang jernih” lingkungan.
Catatan :

16
Kolaborasi Penundaan waktu
tidur mungkin
1. Berikan obat sesuai
diindikasikan
indikasi :
untuk memungkin
Antidepresi, seperti
pasien membuang
amitriptilin (Elavil);
kelebihan energi
deksepin
dan memfasilitas
(Senequan) dan
tidur.
trasolon (Desyrel).
5. Rasional :
2. Koral hidrat;
Meningkatkan
oksazepam (Serax);
relaksasi dengan
triazolam (Halcion).
perasan
3. Hindari penggunaan
mengantuk
difenhidramin
6. Rasional :
(Benadry1).
Menurunkan
kebutuhan akan
bangun untuk
pergi kekamar
mandi/berkemih
selama malam
hari.
7. Rasional :
Mungkin efektif
dalam menangani
pseudodimensia
atau depresi,
meningkatkan
kemampuan untuk
tidur, tetapi anti
kolinergik dapat
mencetuskan dan

17
memperburuk
kognitif dalam
efek samping
tertentu (seperti
hipotensi
ortostatik) yang
membatasi
manfaat yang
maksimal.
8. Rasional :
Menurunkan
stimulasi sensori
dengan
menghambat
suara-suara lain
dari lingkungan
sekitar yang akan
menghambat tidur
nyeyak.
9. Rasional :
Gunakan dengan
hemat, hipnotik
dosis rendah
mungkin efektif
dalam mengatasi
insomia atau
sindrom
sundowner.
10. Rasional :
Bila digunakan
untuk tidur, obat

18
ini sekarang
dikontraindikasik
an karena obat ini
mempengaruhi
produksi asetilkon
yang sudah
dihambat dalam
otak pasien
dengan DAT ini.

Intoleransi Tujuan : klien Intervensi : 1. Rasional :


aktivitas dapat melakukan mengurangi
1. Rencanakan
berhubung aktivitas ringan aktivitas yang
periode istirahat
an dengan atau total. tidak diperlukan,
yang cukup.
kelemahan dan energi
Kriteria hasil : 2. Berikan latihan
umum. terkumpul dapat
aktivitas secara
- perilaku digunakan untuk
bertahap.
menampakan aktivitas
3. Bantu pasien dalam
kemampuan untuk seperlunya secar
memenuhi
memenuhi optimal.
kebutuhan sesuai
kebutuhan diri. 2. Rasional :
kebutuhan.
tahapan-tahapan
- pasien 4. Setelah latihan dan
yang diberikan
mengungkapkan aktivitas kaji
membantu proses
mampu untuk respons pasien.
aktivitas secara
melakukan
perlahan dengan
beberapa aktivitas
menghemat
tanpa dibantu.
tenaga namun
- Koordinasi otot, tujuan yang tepat,
tulang dan anggota mobilisasi dini.

19
gerak lainya baik. 3. Rasional :
mengurangi
pemakaian energi
sampai kekuatan
pasien pulih
kembali.
4. Rasional :
menjaga
kemungkinan
adanya respons
abnormal dari
tubuh sebagai
akibat dari
latihan.

Resiko Tujuan : infeksi Intervensi : 1. Rasional : Jika


terjadinya tidak terjadi ada peningkatan
1. Pantau tanda-tanda
infeksi tanda-tanda vital
Kriteria hasil : vital.
berhubung besar
2. Lakukan perawatan
an dengan - tidak ada tanda- kemungkinan
luka dengan teknik
luka insisi tanda infeksi adanya gejala
aseptik.
bedah/oper maupun infeksi karena
3. Lakukan perawatan
asi. peradangan seperti tubuh berusaha
terhadap prosedur
pus. intuk melawan
inpasif seperti infus,
mikroorganisme
-luka bersih tidak kateter, drainase
asing yang masuk
lembab dan kotor. luka, dll.
maka terjadi
4. Jika ditemukan
-Tanda-tanda vital peningkatan tanda
tanda infeksi
normal vital.
kolaborasi untuk
2. Rasional :

20
pemeriksaan darah, perawatan luka
seperti Hb dan dengan teknik
leukosit. aseptik mencegah
5. Kolaborasi untuk risiko infeksi.
pemberian 3. Rasional : untuk
antibiotik. mengurangi risiko
infeksi
nosokomial.
4. Rasional :
penurunan Hb dan
peningkatan
jumlah leukosit
dari normal
membuktikan
adanya tanda-
tanda infeksi.
5. Rasional :
antibiotik
mencegah
perkembangan
mikroorganisme
patogen.

21
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, EGC,
Jakarta, 1998.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Griffith H. Winter, Buku Pintar Kesehatan, EGC, Jakarta, 1994.

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi


keperawatan, EGC, Jakarta, 1995.

Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.

Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : FKUI.

W.A. Dorland Newman, Kamus Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 2002.

http://yenikuscahyaningtyas-herniainguinalis.blogspot.com/2013/12/laporan-
pendahuluan-hernia-inguinalis.html?m=1

http://www.perawatina.com/2015/12/laporan-pendahuluan-hernia-
inguinal.html?m=1

22

Anda mungkin juga menyukai