Anda di halaman 1dari 4

25

PENGETAHUAN MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN TENTANG ZAT


GIZI MAKRO

Nurhamida Sari Siregar, Nurhayati Simatupang, Indah Verawati


e-mail: nurhamida@unimed.ac.id

Abstrak. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,
2006). Zat gizi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu zat gizi makro
dan zat gizi mikro. Zat gizi makro ini meliputi karbohidrat, protein dan
lemak. Zat gizi mikro meliputi protein dan lemak. Penelitian ini bertujuan
menggambarkan pengetahuan mahasiswa Ilmu Keolahragaan tentang gizi
olahraga. Desain penelitian adalah penelitian survei. Sampel penelitian
adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan berjumlah 19 orang. Instrumen
penelitian adalah angket yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Analisa data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah pengetahuan dengan
kategori cukup sebanyak 13 mahasiswa (68%), kategori kurang sebanyak 4
mahasiswa (21%) dan yang paling sedikit dengan kategori baik sebanyak 2
mahasiswa (11%). Rata-rata pengetahuan dengan nilai 68 dan nilai paling
rendah 44 dan nilai tinggi 85. Simpulan penelitian diketahui pengetahuan
mahasiswa ilmu keolahragaan tentang zat gizi makro yang paling banyak
dengan kategori cukup.
Kata Kunci: Pengetahuan, Zat Gizi Makro.

PENDAHULUAN
Pengetahuan gizi memegang yang dianjurkan. Di negara sedang
peranan penting dalam penggunaan berkembangsekitar 27% remaja putra
pangan. Semakin tinggi pengetahuan dan 26% remaja putrid menderita anemia
gizi, seseorang akan semakin (Arisman: 2004).
memperhitungkan jenis dan jumlah Beberapa perilaku makan remaja
makanan yang dipilih untuk dikonsumsi yang spesifik yang umumnya dipercaya
(Fikawati S dan Syafiq A: 2004). menyebabkan masalah gizi yaitu
Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh melewatkan waktu makan satu kali atau
terhadap sikap dan perilaku dalam lebih setiap hari, pemilihan makanan
memilih makanan sehat dan menentukan selingan yang kurang tepat, kurangnya
jenis makanan yang kandungan gizinya supervisi (misalnya orangtua) dalam
memberikan dampak positif terhadap memilih makanan di luar rumah, takut
status gizi dan performa fisik. Sikap dan mengalami obesitas terutama remaja
perilaku makan yang kurang baik akan putri, perhatian terhadap makanan
mengakibatkan status gizi kurang atau tertentu yang menyebabkan jerawat,
status gizi lebih bagi mahasiswa kurangnya waktu untuk mengkonsumsi
tersebut. makanan secara teratur, kurang
Penelitian lain di Kairo didampingi ketika mengkonsumsi
menunjukan asupan zat besi pada remaja makanan tertentu, tidak minum susu
putri tidakmencukupi kebutuhan harian (mungkin sebagai pemberontakan
26

melawan pengaruh orangtua) dan mulai digunakan telah dilakukan uji validasi
mengkonsumsi alkohol (Poltekkes dan reliabilitas, uji dilakukan pada
Depkes: 2010). mahasiswa Ilmu Keolahragaan dengan
Kekurangan gizi pada remaja kelas yang berbeda. Berdasarkan hasil
mengakibatkan menurunnya daya tahan uji validitas dan reliabilitas, semua butir
tubuh terhadap penyakit, meningkatkan soal yang berjumlah 34 adalah valid.
angka penyakit (morbiditas), mengalami Selesai uji validitas dilanjutkan dengan
pertumbuhan tidak normal (pendek), uji reliabilitas menggunakan Cronbach's
tingkat kecerdasan rendah, produktifitas Alpha didapati hasilnya sebesar 0,792
rendah dan terhambatnya pertumbuhan yang menunjukkan reliabilitas
organ reproduksi (Soekirman: 2002). mencukupi sehingga dapat dikatakan
Perilaku makan remaja yang angket ini reliabel. Data dianalisa secara
menyimpang ini, bisa disebabkan oleh statistik deskriptif.
pemahaman remaja tentang gizi
seimbang yang masih kurang. HASIL PENELITIAN
Pengetahuan dan praktek gizi remaja Berdasarkan hasil uji statistik
yang rendah tercermin dari perilaku yang deskriptif didapati pengetahuan zat gizi
menyimpang dalam kebiasaan memilih makro dengan kategori cukup sebanyak
makanan (Parmaesih: 2003). 13 mahasiswa (68%), kategori kurang
Berdasarkan beberapa hasil sebanyak 4 mahasiswa (21%) dan yang
penelitian tersebut, dapat dikatakan paling sedikit dengan kategori baik
pengetahuan gizi diperlukan untuk sebanyak 2 mahasiswa (11%). Rata-rata
memilih makanan yang punya manfaat pengetahuan zat gizi makro dengan nilai
positif bagi status gizi dan performa fisik 68 dan nilai paling rendah 44 dan nilai
terutama pada mahasiswa olahraga. tinggi 85.
Pengetahuan ini diperlukan mahasiswa Pada penelitian ini bahasan
untuk memberikan pertimbangan pengetahuan gizi hanya dibatasi pada
makanan yang memberikan dampak pengetahuan tentang zat gizi makro. Zat
terhadap penghasilan energi yang baik gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan
tubuh, makanan yang dapat membantu tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu
untuk pemeliharaan jaringan dan menghasilkan energi, membangun dan
memperbaiki sel-sel tubuh serta memelihara jaringan tubuh. Zat gizi
makanan yang mendukung untuk makro meliputi karbohidrat, protein dan
pertumbuhan dan perkembangan. lemak (Almatsier: 2006). Ketiga zat gizi
Berdasarkan permasalahan diatas ini berfungsi untuk menghasilkan energi,
penelitian ini bertujuan untuk tetapi protein mempunyai fungsi utama
mengetahui pengetahuan mahasiswa untuk pertumbuhan dan perkembangan
Ilmu Keolahragaan tentang zat gizi serta pemeliharaan jaringan tubuh.
makro. Sebaiknya sumber energi didapat dari
makanan yang mengandung karbohidrat
METODE dan lemak.
Penelitian ini dilaksanakan di Beberapa pertanyaan pada
Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed. pembahasan ini merupakan pertanyaan
Sampel penelitian adalah mahasiswa yang paling banyak terjadi kesalahan
Ilmu Keolahragaan yang berjumlah 19 mahasiswa dalam menjawabnya.
orang. Desain penelitian adalah Kesalahan ini terjadi disebabkan setiap
penelitian survei dengan instrumen pertanyaan yang diajukan mempunyai
penelitian berupa angket. Angket yang pilihan jawaban yang hampir mirip
27

disetiap pilihannya. Pada setiap loading), adapun tujuan


menjawab pertanyaan tersebut, carbohydrate loading yaitu,
dibutuhkan kemampuan mahasiswa kecuali menjaga kecukupan cairan
dalam menganalisis jawaban yang paling dan elektrolit.
benar diantara setiap pilihan yang 11. Sebaiknya mengkonsumsi
tersedia. makanan sumber karbohidrat
Pertanyaan yang ada pada kompleks minimal 2 jam sebelum
bahasan ini telah dirubah menjadi melakukan latihan.
pernyataan yang sekaligus memberikan 12. Makanan sumber protein yang
jawaban yang sebenarnya. paling baik yaitu telur, susu, ikan,
1. Sumber energi utama bagi sistem daging, beras tumbuk.
pusat syaraf termasuk otak yaitu 13. Manakah pernyataan berikut yang
karbohidrat. tidak menjelaskan fungsi protein
2. Karbohidrat yang dikonsumsi oleh sebagai penyokong pertumbuhan
manusia akan dimetabolisme di dan pemeliharaan jaringan tubuh
dalam tubuh menjadi glikogen yaitu protein tubuh bertindak
hati, glukosa darah dan glikogen sebagai buffer yaitu bereaksi
otot. dengan asam dan basa untuk
3. Pada saat berolahraga terutama menjaga pH pada taraf konstan.
olahraga dengan intensitas 14. Apakah dampak mengonsumsi
moderat-tinggi, kebutuhan energi lemak kurang 20% kurang dari
bagitubuh dapat terpenuhi melalui kebutuhan kalori total yaitu tidak
gikogen hati, glukosa darah, akan memberi keuntungan pada
glikogen otot. kinerja fisik.
4. Makanan sumber karbohirat yaitu Pertanyaan-pertanyaan tersebut
beras, sagu, gandum, sedikit dari membantu mahasiswa untuk memahami
daging, jagung. jenis makanan sumber karbohidrat,
5. Faktor yang tidak mempengaruhi protein dan lemak yang paling baik
pemakaian glikogen sewaktu untuk dikonsumsi. Pertanyaan tersebut
latihan yaitu lamanya istirahat. juga ditujukan untuk membantu
6. Faktor yang tidak mempengaruhi mahasiswa dalam memahami fungsi
simpanan glikogen otot yaitu makanan sumber karbohidrat sebagai
jumlah lemak yang dikonsumsi. penghasil energi untuk melakukan
7. Faktor yang mempengaruhi aktifitas. Selain itu pertanyaan diatas
cadangan glikogen hati yaitu juga membantu mahasiswa dalam
waktu asupan karbohidrat dan memahami fungsi utama protein bagi
jeniskarbohidrat yang dikonsumsi. tubuh. Pertanyaan diatas juga membantu
8. Jenis karbohidrat yang baik mahasiswa untuk memahami dampak
dikonsumsi setelah latihan yang kurangnya kebutuhan lemak tubuh
dapat menghasilkanpemulihan terhadap performa fisik.
glikogen otot yang sama yaitu Pemahaman mahasiswa ilmu
glukosa dan sukrosa. keolahragaan terhadap gizi sangat
9. Jenis karbohidrat yang lebih penting, karena diharapkan mereka
maksimalmeningkatkan simpanan mampu mengaplikasikan ilmunya pada
glikogen hati yaitu fruktosa. masyarakat olahraga. Menurut
10. Peningkatan cadanganglikogen Kemenkes (Kemenkes: 2014) bahwa
otot dapat dilakukan dengan diet pemenuhan asupan gizi merupakan
tinggikarbohidrat (carbohydrate kebutuhan dasar bagi atlet.
28

Berdasarkan teori olahraga Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu


dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik KesehatanMasyarakat. Jakarta :
menghasilkan prestasi. Bahkan federasi Rineka Cipta.
sepak bola dunia telahmengeluarkan Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
pernyataan bahwasanya gizi berperan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dalam keberhasilansatu tim. Namun
demikian sebagian besar asupan gizi Parmaesih,D. 2003. Status Gizi Remaja
atlet tidak tepatkarena kurangnya dan Faktor-faktor Yang
pengetahuan dan pemahaman atlet dalam Mempengaruhinya. Bogor:
memilihmakanan, kurangnya edukasi Puslitbang Gizi.
tentang pentingnya gizi olahraga Poltekkes, Depkes. 2010. Kesehatan
prestasibagi atlet. Remaja: Problem dan Solusinya.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian didapati Rasyad Aminuddin. 2003. Teori Belajar
bahwa yang paling banyak pengetahuan dan Pembelajaran. Jakarta:
mahasiswa ilmu keolahragaan tentang Uhamka Press.
zat gizi makro dengan kategori cukup Soekirman. 2002. Ilmu Gizi dan
dengan rata-rata nilai 68, nilai paling Aplikasinya. Jakarta: Dirjen
rendah 44 dan nilai paling tinggi 85. Perguruan Tinggi Depdiknas.
Berdasarkan hasil penelitian ini
disarankan untuk membuat media Sugiyono. 2010. Media Penelitian
pendidikan gizi untuk meningkatkan Pendidikan (Pendekatan
kemampuan pemahaman mahasiswa Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
tentang gizi. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama Jakarta.
Arisman MB. 2004. Buku Ajar Ilmu
Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Dahlan S. M. 2013. Statistik Untuk
Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Fikawati S, Syafiq A, 2007. Konsumsi
Kalsium pada Remaja. Gizi dan
Kesehatan Masyarakat.
Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, FKM UI. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Kemenkes. 2014. Pedoman Gizi
Olahraga Prestasi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai