A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran penuh / baik (Stuart & Sundenn, 2003).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah
(Maramis, 2005)
Halusinasi dapat didefenisikan sebagai terganggunya proses sensori
seseorang, dimana tidak terdapat stimulus (Varcarolis, 2006).
2. Klasifikasi
3. Manifestasi klinis
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. Bersikap seperti melihat dan mendengar sesuatu
c. Berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
e. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
f. Tidak dapat memusatkan perhatian
g. Curiga, takut, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya)
h. Merasa ada sesuatu pada kulitnya
4. Penyebab
a. Faktor predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah :
1) Biologis
a) Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang
berikut:
b) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
c) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
d) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress
b. Faktor presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah :
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk di
interpretasikan
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
a) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor
5. Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Ini diakibatkan karena
klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan
sesuatu hal di luar kesadarannya (Keliat, B.A, 2006).
Menurut Townsend, M.C suatu keadaan dimana seseorang
melakukan sesuatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
pada diri sendiri maupuan orang lain. Seseorang yang dapat beresiko
melakukan tindakan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat
menunjukkan perilaku :
7. Pohon masalah
DO :
- Mata merah, wajah agak merah
- Nada suara tinggi / keras, bicara menguasai :
berteriak, menjerit, memukul diri sendiri /
orang lain
- Ekspresi marah saat membicarakan orang,
pandangan tajam
- Merusak dan melempar barang
Perubahan sensori DS :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak
perseptual : halusinasi
berhubungan dengan stimulus
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada
syimulus yang nyata
- Klien mengatakanmencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu dikulitnya
- Klien takut pada suara / bunyi/ gambar yang
dilihat dan di dengar
- Klien ingin memukul / melempar barang
DO :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar / melihat
sesuatu
- Klien berhenti berbicara di tengah kalimat
untuk mendengar sesuatu
- Disorientasi
DO :
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri /
menghindari orang lain, berdiam dikamar,
komunikasi kurang atau tidak ada (banyak diam),
kontak mata kurang, menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan, perawatan diri
kurang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perubahan sensori perseptual : halusinasi
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan 1 : Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi
1) Tujuan umum :
Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Tujuan khusus :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Salam terapeutik – perkenalan diri – jelaskan tujuan – ciptakan
lingkungan yang tenag – buat kontrak yang jelas (waktu,
tempat, topik)
Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
Empati
Ajak membicarakan hal-hal yang ada di lingkungan
b) Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
Kontak sering dan singkat
Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal
dan non verbal)
Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah
ada suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara
itu. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara
itu, tetapi perawat tidak mendengarnya. Katakan bahwa
perawat akan membantu
Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,
frekuensi terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat
terjadi halusinasi
Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi
halusinasi
c) Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi
halusinasi
Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru
untuk mengontrol halusinasinya
Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara
dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan
kegiatan, mengatakan pada suara tersebut “saya tidak mau
dengar”
Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan
Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri
pujian jika berhasil
Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi
d) Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang
gejala, cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi
waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
e) Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat
Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara, waktu)
Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
Beri reinforcement positif klien minum obat yang benar.
b. Diagnosa keperawatan 2 : Perubahan sensori perseptual : halusinasi
berhubungan dengan menarik diri
1) Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
2) Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
2) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
3) Perkenalkan diri dengan sopan
4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
5) Jelaskan tujuan pertemuan
6) Jujur dan menepati janji
7) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
8) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tanda-tandanya
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda serta penyebab yang muncul
4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
3) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain
4) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain
d. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
Tindakan :
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
e. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
melalui tahap :
- K–P
- K – P – P lain
- K – P – P lain – K lain
- K – Kel/Klp/Masy
3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai
4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan
f. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain
Tindakan :
1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat
berhubungan dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang
lain
g. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3) Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain
4) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal satu kali seminggu
5) Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
DAFTAR PUSTAKA