PEMBAHASAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai
akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki
potensi sebagai penyebab sakit (agen) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan
lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehtan
yang ditimbulkannya.
Kesehatan kerja adalah bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehaan
masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan
kerja bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
dan social bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut,
melalui usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan
kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Salah satu usaha kesehatan kerja untuk menaikkan derajat kesehatan adalah usaha
preventif (pencegahan). Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menghindari factor-faktor
penyebab penyakit. Berdasarkan pengertian sebelumnya didapat bahwa agen lingkungan
adalah zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit. Agen sebagai factor penyebab
penyakit dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu golongan fisik (kebisingan,
radiasi, cuaca panas, suhu dan kelembaban), kimia (debu, gas, uap, fume, pestisida,
limbah pabrik), biologi (jamur, bakteri, cacing, virus), sosial (hubungan antar tetangga,
antara bawahan atasan), dan ergonomi.
Nilai Ambang Batas (NAB) suhu di tempat kerja tidak melebihi 32 o C. Pada
Pabrik Plastik Setia Kawan, didapat bahwa suhu ruangan personalia lebih dari
32o C (37o C), sedangkan di tempat produksi suhu lebih dari itu. Suhu yang
panas ini terjadi karena penggunaan mesin produksi yang bersuhu tinggi (150-
300oC) mengakibatkan suhu ruangan ikut naik. suhu tempat kerja yang panas
menyebabkan mudah lelah, mudah haus, dan pusing yang mengakibatkan
produktivitas kerja menurun, sehingga secara tidak langsung merugikan
perusahaan.
Usaha yang dilakukan Pabrik Plastik Setia Kawan untuk mengurangi efek
panas adalah dengan memasang pelindung mesin sehingga pekerja tidak
langsung berhubungan dengan sumber panas, selain itu, di pabrik ini dibuat
ventilasi yang besar sehingga dapat mengurangi panas.
b. Kebisingan
Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja Menurut Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No. SE-01/ MEN/ 1978
tidak melebihi 85 desibel (dB) dengan waktu bekerja maksimum adalah 8 jam
per hari.
Pada Pabrik Plastik Setia Kawan, didapat bahwa nilai kebisingan di ruang-
ruang produksi tidak lebih dari 80dB. Sehingga, Pabrik ini memenuhi syarat
NAB kebisingan. Namun, dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas
bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan
(pendengaran) adalah di atas 60dB. Kebisingan ini disebabkan oleh suara
mesin yang sedang bekerja dan kendaraan yang berlalu lalang di dalam
perusahaan, belum lagi ada suara-suara dentuman di sekitar pabrik yang
mengagetkan.
Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Asap adalah partikel
karbon yang sangat halus (sering disebut sebagai jelaga) dan merupakan hasil
dari pembakaran yang tidak sempurna. Uap adalah partikel padat yang
merupakan hasil dari poses sublimasi, distilasi, dan reaksi kimia.
Debu, gas, uap, dan fume di Pabrik Plastik Setia Kawan, berasal dari
pembakaran yang dilakukan oleh mesin-mesin. Mesin-mesin yang membakar
biji-biji plastik yang terdiri dari zat-zat kimia tentunya mengeluarkan debu,
gas, uap, dan fume yang berbahaya.
Zat-zat kimia yang terkandung dalam biji plastik murni adalah polipropilen
atau polietilen. Polipropilen dan polietilen berbeda sifat molekulnya,
polipropilen terdiri dari 3C sedangkan polietilen 2C. Polietilen berwarna lebih
kusam, dan bersifat lebih elastis dibandingkan polipropilen. Polipropilen
didinginkan dengan air sedangkan polietilen didinginkan dengan udara.
Polipropilen biasanya digunakan untuk memproduksi plastik kantung (untuk
gula), sedangkan polietilen digunakan untuk pembuatan kantung kresek. Gas,
uap, asap, dan debu hasil produksi yang terhisap lewat pernapasan dapat
mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya
menurunkan daya kerja.
Usaha yang dilakukan oleh Pabrik Plastik Setia Kawan untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan memberikan masker kepada para pekerja. Hanya
saja, dikarenakan masalah dana, masker yang diberikan tidak berlipat-lipat
sehingga pekerja merasa sesak memakainya (tidak nyaman). Hal ini
mengakibatkan sebagian besar pekerja tidak menggunakan masker yang
diberikan perusahaan.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau perilaku manusia bekerja
menggunakan alat dan mesin elektronik.
a. Penerangan
Cahaya yang cukup membantu pekerja melihat objek yang dikerjakan dengan
jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja. Penerangan atau pencahayaan
yang menjadi standar di tempat kerja setara dengan100 sampai dengan 200
kaki lilin.
Agen penyakit dalam pengamatan di pabrik plastik adalah sikap kerja yang
salah. Sumber agen ini adalah kebiasaan para pekerja itu sendiri yang tidak
mengetahui sikap-sikap kerja yang benar.
Sikap kerja pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja
sebaiknya 5-10 cm di bawah tinggi siku. Sedangkan sikap duduk yang baik
dari segi otot adalah sedikit membungkuk, sedangkan dari sudut tulang,
dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak
lemas. Namun sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dalam keadaan duduk.
Di Pabrik Plastik Setia Kawan, terdapat pekerja yang berdiri, namun juga
terdapat pekerja yang duduk, pekerja yang berada di bagian mesin biasanya
berdiri sedangkan pekerja bagian kemas biasanya duduk. Di ruang mesin,
terdapat beberapa orang, sebagian berdiri,dan sisanya duduk, menurut
keterangan pekerja, mereka bebas bertukar tempat jika lelah. Menurut
keterangan pekerja yang lain, mereka diberikan tempat duduk oleh pabrik,
namun mereka merasa lebih nyaman melakukan pekerjaannya dalam posisi
berdiri, mereka hanya duduk ketika sudah merasa lelah.
Akibat dari sikap kerja yang salah adalah pekerja merasa cepat lelah yang akan
berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
Usaha yang dilakukan Pabrik Plastik Setia Kawan menurut keterangan salah
satu pekerjanya adalah dengan membebaskan mereka berjalan-jalan di
ruangan, asalkan tetap bertanggung jawab pada tugasnya. Sehingga pekerja
tidak bosan selama 8 jam kerjanya.
c. Gerakan Repetitif
Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu
efisiensi dan kualitas kerja menurun. Bahkan diatur dalam perundang-
undangan. UU kerja 1948=>PP no.1 1951, jam kerja siang hari 8jam/hari atau
40 jam/minggu, sedangkan pada malam hari 7jam/hari atau 35jam/minggu,
Cuti hamil 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan, sehingga totalnya 3
bulan. Selain itu peraturan kerja bagi wanita wajib menyediakan antar-jemput,
serta menyediakan asuransi bagi para pekerja.
Saat praktek lapangan ditemukan ibu hamil tua yang masih bekerja, saat
ditanyakan kepada staf, ternyata ada cuti hamil, 1,5 bulan sebelum dan sesudah
melahirkan, namun berdasarkan keterangan staf, biasanya pekerja cuti hamil,
mengundurkan diri, dan ketika anaknya sudah besar, pekerja akan masuk lagi.
Pada Pabrik Plastik Setia Kawan, atap dibuat tinggi dan bertingkat, sebagai
ventilasi. Pabrik juga jauh dari tempat peribadatan dan sekolah. Kebersihan
kamar mandi sangat kurang. Pipa pengeluaran asap pada mesin tidak lebih
tinggi dari manusia normal, sehingga pekerja masih dapat terpapar asap mesin.
Di pabrik ini tidak terdapat cerobong asap, sehingga sanitasi udara tidak baik.
Belum lagi turbin ventilator tidak berjalan dengan baik, mengakibatkan asap
dan udara tidak bisa keluar.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Lu, Frank C. 2006. Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian
Risiko. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf