Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKSTRAKSI METALURGI

DASAR FISIKA KIMIA MINERAL LOGAM DAN HUBUNGAN


TERMODINAMIKA DAN TERMOKIMIA DALAM PROSES
EKSTRAKSI METALURGI

Di Susun Oleh :

Nama : Agung Pramana


NIM : 03021181419001

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam Undang Undang No. 4 Tahun 2009 tentanng mineral dan batubara,
pengertian dari pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang. Sedangkan, yang dimaksud dengan mineral adalah
senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan sifat
kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun padu. Dari dua pengertian di atas, maka
pertambangan mineral dapat didefinisikan sebagai pertambangan kumpulan
mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi,
serta air tanah.
Salah satu kegiatan dari tahapan pertambangan adalah pengolahan dan
pemurnian. Pengolahan dan pemurnian merupakan kegiatan usaha pertambangan
untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batuabra serta untuk memanfaatkan
dan memperoleh mineral ikutan. Kegiatan pengolahan dan pemurnian ini
sebenarnya wajib untuk dilakukan karena dapat meningkatkan nilai tambah
sumberdaya mineral dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pemanfaatan mineral. Akan tetapi, kenyataannya di Indonesia,
perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dominan menjual
konsentrat atau bahan mentah, dan hanya beberapa perusahaan yang melakukan
pemurnian terlebih dahulu. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa teknik
pertambangan untuk mempelajari mengenai pengolahan dan pemurnian mineral,
terutama mengenai ekstraksi metalurgi
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana dasar dasar fisika dan kimia logam atau mineral yang dapat
dilakukan proses ekstraksi metalurgi?
2. Bagaimana proses termodinamika dalam proses ekstraksi metalurgi?
3. Bagaimana proses termokimia dalam proses ekstraksi metalurgi?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mempelajari mengenai dasar dasar fisika dan kimia logam atau mineral yang
dapat dilakukan proses ekstraksi metalurgi?
2. Mempelajari proses termodinamika dalam proses ekstraksi metalurgi?
3. Mempelajari proses termokimia dalam proses ekstraksi metalurgi?

1.4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
mengenai ekstraksi metalurgi terutama mengenai dasar fisika dan kimia logam
atau mineral, termodinamika, dan termokimia dalam proses ekstraksi metalurgi.
BAB II
ISI

2.1. Sejarah Singkat Ekstraksi Metalurgi


Metalurgi ekstraksi adalah praktik mengambil logam berharga dari
sebuah biji dan pemurnian logam mentah yang diekstrak ke dalam bentuk murni.
Dalam rangka untuk mengubah logam oksida, atau sulfida untuk sebuah logam
murni, bijih besi harus dikurangi secara fisik, kimiawi atau elektrolisasi.

Ahli metalurgi ekstraksi akan tertarik dalam tiga aliran utama


yakni pemakanan, berkonsentrasi (oksida logam berharga/sulfida)
dan punca (limbah). Setelah pertambangan dari potongan besar akan diperoleh
bijih melalui pelumatan dengan melalui penghancuran dan penggilingan untuk
mendapatkan partikel-partikel yang cukup kecil di mana masing-masing partikel
terdiri dari bahan berharga atau limbah. Partikel terkonsentrasi yang berharga
dalam bentuk yang mendukung memungkinkan pemisahan logam yang
dikehendaki dari kandungan limbah yang tidak dikehendaki.

Pertambangan mungkin tidak diperlukan bila terdapat tubuh bijih dan


lingkungan fisik yang kondusif untuk pencucian. Larut pencucian bijih mineral
dalam tubuh dan menghasilkan solusi yang kaya. Solusi dikumpulkan dan
diproses untuk mengekstrak logam berharga.

Badan bijih umumnya mengandung lebih dari satu logam


berharga. Punca dari proses sebelumnya dapat digunakan kembali sebagai bahan
dalam proses lain untuk mengambil produk sekunder dari bijih asli. Selain itu,
suatu zat terkonsentrasi mungkin berisi lebih dari satu logam berharga. Yang
berkonsentrasi kemudian akan diproses untuk memisahkan logam berharga dalam
konstituen individu.

Orang pertama yang mempelajari mengenai metalurgi merupakan ilmuwan


bernama Agricola (1494-1555), yang mempelajari metalurgi pada pabrik di
Eropa. Penemuan mengenai metalurgi yang berikutnya adalah oleh seorang
ilmuwan dari Rusi bernama M. Lomonosov (1711-1765) yang mengeluarkan
buku dengan judul Fundamentals of Metallurgy or Mining (1763) buku ini
menjadi titik acuan dari sejarah metalurgi dan kimia. Ilmu ilmu mengenai
metalurgi terus berkembang hingga seorang akademisi A. Volsky mengeluarkan
dua buku mengenai metalurgi dengan judul The Theory of Metallurgical
Processes dan An Outline of Theory of Metallurgical Smelting Techniques

2.2. Dasar Dasar Fisika dan Kimia Logam/Mineral


Berdasarkan kandungan ion besi (Fe), logam/metal dibagi dalam dua grup,
yaitu logam ferrous dan logam non ferrous.
1. Logam Ferrous
Grup logam ferrous termasuk besi dan alloy nya, mangan, vanadium,
kromium, dan logam logam yang mengandung besi.
2. Logam Non Ferrous
Logam non ferrous terbagi lagi menjadi beberapa grup, yaitu
a. Logam berat non besi, terbagi menjadi logam logam utama seperti
tembaga, nikel, timbal, seng, timah yang mempengaruhi ekonomi
nasional. Kadmium, kobalt, arsenik, antimon, bismut, raksa, yang
diproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan logam utama.
b. Logam ringan non besi, terbagi menjadi logam utama seperti aluminium,
magnesium, titanium, sodium, dan logam lainnya seperti berilium, litium,
barium, kalsium, stronsium, dan potasium.
c. Logam mulia, emas, perak, platinum, dan logam grup platinum seperti
osmium, iridium, rhodium, ruthenium, dan paladium.
d. Logam jarang, logam jarang terbagi lagi menjadi beberapa grup.
Refractory metals terdiri dari tungsten, molybdenum, tantalum, niobium,
zirkonium, dan vanadium
Disseminated metals terdiri dari thalium, gallium, germanium, indium,
rhenium, hafnium, rubidium, cesium, dan lain lain
Rare earth metals terdiri dari lanthanum dan lanthanides
Radioactive metals terdiri dari polonium, radium, uranium, thorium,
actinium, plutonium, neptunium, dan lain lain.
Berdasarkan dari namanya, perbedaan light non ferrous metals dan heavy
non ferrous metals berada pada spesific gravity nya, yang mana light nonferrous
metals berada pada rentang 0,53 (Li) hingga 4,5 (Ti) dan heavy nonferrous metals
berada pada rentang 5-6 (As, Zn, Sb) hingga 13,6 (Hg).
Noble atau logam berharga berbeda dengan logam lainnya berdasarkan
reaktifitas terhadap aktivitas kimia. Logam berharga kurang bereaksi secara kimia,
yang mana ia tidak mudah bereaksi langsung dengan oksigen.
Rare metals adalah logam yang jarang digunakan atau ditemukan dalam
kegiatan industri, bila dibandingkan dengan logam lainnya, rare metal sangat
langka ditemukan di alam. Apabila ditemukan juga pada konsentrasi rendah
(disseminated metals). Apabila pengolahannya sangat mahal untuk didapatkan
logamnya maka termasuk ke dalam rare earth metal. Radioaktif metal adalah
logam logam yang mengandung unsur radioaktif dan digunakan dalam industri
atom.
Klasifikasi logam logam industri berubah ubah sesuai dengan
perkembangan waktu dan perkembangan teknologi metalurgi.
Bijih adalah material mentah (raw material) dalam pengolahan logam.
Batuan dikatakan bijih apabila mengandung logam dalam konsentrasi yang
apabila dilakukan ekstraksi akan menguntungkan secara ekonomis. Contohnya,
batuan dikatakan sebagai bijih apabila mengandung minimal 1% tembaga.
Berdasarkan komposisi kimia nya bijih dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu :
1. Native Ores, yaitu bijih yang mengandung logam dalam keadaan bebas
(emas, perak, tembaga, dan platinum)
2. Oxide Ore, yaitu bijih yang mengandung mineral oksida, karbonat, atau
hidrat (Fe2O3, PbCO3, Al(OH)3)
3. Sulphide Ore, yaitu bijih yang mengandung mineral sulfida dan memiliki
kilap metalik (PbS, Cu2S, NiS)
Berdasarkan strukturnya yang heterogen, mineral dikelompokkan dalam :
1. Mineral dari logam utama
2. Mineral selain logam utama (mineral polimetalik), seperti timbal-seng, dan
tembaga-nikel.
3. Mineral yang berasosiasi dengan mineral utama. Contohnya kobalt yang
selalu berasosiasi dengan nikel, dan kadmium, indium, thalium, dan logam
jarang lainnya yang berasosiasi dengan timbal dan seng.
4. Gangue mineral, yaitu kumpulan mineral yang tidak mengandung logam
berharga, seperti silika, kuarsa, alumosilika, dan mineral kompleks lainnya.
Metalurgi didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari karakteristik
atau sifat perilaku logam, yang ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan, keuletan,
kekerasan, ketahanan leleh, dsb), fisik (konduktivitas panas, listrik, massa jenis,
magnetik, optik, dsb), kimia (ketahanan korosi, titik lebur, titik leleh, dsb).

2.3. Termodinamika dalam Proses Ekstraksi Metalurgi


Termodinamika merupakan ilmu yang membahas mengenai hubungan
panas dan kerja. Termodinamika merupakan fisika energi, panas, kerja, entropi,
dan kespontanan proses. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat
terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia,
energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya
magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta
bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik dimana
hubungan termodinamika berasal.
Dasar dasar hukum termodinamika adalah :
1. Hukum Avogadro
Hukum Avogadro mengatakan gas gas yang memiliki volume (V) yang sama,
pada temperatur (T) dan tekanan (P) yang sama, akan memiliki jumlah
partikel yang sama pula. Satu mol gas ideal memiliki volume 22,4 liter pada
kondisi standar (STP).
2. Hukum Boyle-Gay Lussac
Boyle menyatakan bahwa bila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya. Pada suhu konstan akan menghasilkan persamaan sebagai
berikut:

𝑝1 𝑉1 = 𝑝2 𝑉2

Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam
bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan
suhu mutlaknya:

𝑝1 𝑝2
=
𝑇1 𝑇2

Apabila hukum boyle gay lussac digabungkan maka akan didapat persamaan :

𝑝1 𝑉1 𝑝2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2
𝑝𝑉 = 𝑛𝑅𝑇

Dimana :
R = Bilangan Reynold = 0,082 Latm/molK
3. Hukum Dalton
Dalton menyatakan bahwa tekanan total gas yang tidak saling bereaksi
merupakan jumlah masing masing tekanan parsialnya. Hal ini dapat dilihat
pada persamaan :

𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 + 𝑃2 + ⋯ + 𝑃𝑛

Pada tahap pembangunan pabrik ekstraksi, termodinamika berhubungan


dengan kemungkinan kelangsungan proses kimia serta keadaan akhir yang akan
dicapai. Peranan Termodinamika dalam pengolahan dan pemurnian mineral
adalah:
1. Tahap Preparasi
Termodinamika diterapkan pada diagram kellog, diagram kesetimbangan
logam sulfur-oksigen.
2. Tahap Ekstraksi
Termodinamika dipakai untuk memperkirakan berlangsungnya proses redoks
logam baik menggunakan reduktor C, H2, dan logam lainnya (metallothermik.
Berdasarkan data kesetimbangan pembentukan oksida berbagai logam dapat
dibentuk dengan diagram ellingham.
3. Tahap Pemurnian
Pada tahap ekstraksi, reduksi merupakan reaksi kimia yang sangat penting,
sedangkan pada salah satu metode pemurnian secara metalurgi justru
sebaliknya, yaitu reaksi oksidasi
Pada metode ini unsur pengotor diubah menjadi oksida yang secara fisik
dapat dipisahkan dari logam utamanya baik sebagai oksida leleh, padatan,
maupun gas.
Adapun macam-macam Hukum Termodinamika:
1. Hukum Termodinamika I
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia
menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
diketahui bahwa energi di dalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau
kekekalan energi
Suatu sistem thermodinamika adalah suatu masa atau daerah yang dipilih
untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai
lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem
(boundary). Dalam aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem
maupu lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau
bergerak.
Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia
merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau
energi alam semesta adalah konstan. Dalam suatu sistem dgn massa tetap
energi tdk dpt diciptakan maupun dihancurkan tetapi dpt berubah ke btk lain.
U=q–w Vkonstan = ∆U = d
W = PV + w’ Pkonstan ∆U=q-P∆V

2. Hukum Termodinamika 2
Hukum Termodinamika 2 adalah tidak mungkin membuat suatu mesin yg
dpt merubah energi panas mjd kerja kecuali sebagian energi itu berpindah dr T
tinggi ke T rendah.
3. Hukum Termodinamika 3:
Bahwa pertambahan entropi utk reaksi yg reversibel yg melibatkan kristal pdt
sempurna pd 0 K adalah 0 (nernst 1906)

2.4. Termokimia dalam Proses Ekstraksi Metalurgi


Termokimia adalah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan
timbal balik panas dan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika, secara
umum, termokimia ialah penerapan dari termodinamika untuk kimia. Energi
kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa.
Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial
zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut
panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi
reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi.
Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan
pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu
diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu
sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat
dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Salah satu contoh reaksi termokimia dalam proses metalurgi adalah pada
proses pyrometalurgi. Proses pirometalurgi menggunakan temperatur yang tinggi
dan sering menggunakan titik leleh dari material. Proses pirometalurgi dibagi
menjadi dua proses, roasting dan metallurgical smelting, berdasarkan temperatur
dan sifat alami dari reaktan.
Roasting adalah proses metalurgi yang menggunakan temperatur yang tinggi,
tapi biasanya tanpa ada proses pelelehan. Keseluruhan proses roasting
menggunakan reaksi antara fase solid dan gas pada rentang temperatur 500-1000-
1200oC. Berikt adalah tahapan proses roasting :
1. Calcining
Bertujuan untuk mengubah komposisi mineral yang terkandung di dalam
bijih. Pada mineral karbonat reaksi ini berlangsung pada suhu 1000-1200oC.
CaCO3 → CaO + CO2 ............................................................................... (1)
Pada mineral hidroksida berlangsung pada 1200oC
2 Al(OH)3 → Al2O3 + 3 H2Ovap ................................................................ (2)
2. Oxidizing Roasting of Sulphide Ore and Concentrates
Bertujuan untuk mengubah sulfida dalam logam menjadi oksida atau sulfat.
Contohnya, pada suhu 900-1100oC
ZnS + 1,5 O2 → ZnO + SO2 ..................................................................... (3)
Pada suhu 500-600oC
ZnS + 2 O2 → ZnSO4................................................................................ (4)
3. Sintering
Bertujuan mengubah material halus menjadi gumpalan gumpalan. Terjadi
melalui proses rekristalisasi dari material, tanpa pembentukan fase liquid,
atau melalui pembentukan beberapa fase liquid, yang mana akan terpadatkan
dan mengikat material halus menjadi gumpalan gumpalan. Pada suhu 800-
950oC
2 PbS + 3 O2 + SiO2 → PbO + PbO.SiO2 + 2 SO2 ................................... (5)
Proses ini sering diaplikasikan pada bijih sebelum di smelting menggunakan
shaft furnace.
4. Reducing Roasting
Terbagi menjadi 2 yaitu magnetic dan reducing :
Magnetic digunakan pada bijih besi pada suhu 500-700oC
3Fe2O3+CO→2Fe3O4+CO2 ................................................................... (6)
Reducing, contohnya adalah UO3 pada suhu 700-900oC
UO3+H2→UO2+H2O .............................................................................. (7)
5. Chlorination
Bertujuan untuk mengubah oksida dan sulfida logam menjadi klorida,
contohnya pada zirkonium oksida yang berlangsung pada suhu 800-900oC :
ZrO2 + 2 Cl2 + C → ZrCl4gas + CO(CO2).................................................. (8)
6. Fluorination
Mengubah oksida logam menjadi fluorida pada suhu 500-700oC
UO2 + 4 HF → UF4 + 2 H2O .................................................................... (9)

Dari sebagian contoh proses pirometalurgi di atas maka dapat dikatakan


bahwa pada suhu yang berbeda maka akan terjadi reaksi kimia yang berbeda pula.
BAB III
PENUTUP

Dari uraian uraian pada bab sebelumnya maka dapat jawaban dari rumusan
masalah adalah :
1. Metalurgi ekstraksi adalah praktik mengambil logam berharga dari
sebuah biji dan pemurnian logam mentah yang diekstrak ke dalam bentuk
murni. Dalam rangka untuk mengubah logam oksida, atau sulfida untuk
sebuah logam murni, bijih besi harus dikurangi secara
fisik, kimiawi atau elektrolisasi.
2. Dasar kimia dari mineral terletak pada kandungan kimia dari mineral logam,
yang mana bila dikelompokkan berdasarkan kandungan besi nya terdapat
logam besi dan logam non besi. Bila dikelompokkan berdasarkan kandungan
sulfida dan oksida terdapat mineral sulfida dan mineral oksida. Dasar fisika
dari mineral yang berperan dalam pengolahan dan pemurnian (ekstraksi
metalurgi) adalah kekerasan, titik didih, dan titik leleh dari mineral atau
logam.
3. Termodinamika merupakan ilmu yang membahas mengenai hubungan panas
dan kerja. Termodinamika merupakan fisika energi, panas, kerja, entropi, dan
kespontanan proses
4. Termodinamika berhubungan dengan kemungkinan kelangsungan proses
kimia serta keadaan akhir yang akan dicapai. Termodinamika berperan pada
proses pengolahan dan pemurnian mineral logam pada proses preparasi,
ekstraksi, dan pemurnian
5. Termokimia adalah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal
balik panas dan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika, secara
umum, termokimia ialah penerapan dari termodinamika untuk kimia.
6. Termokimia berperan pada ekstraksi metalurgi contohnya pada proses
pyrometallurgi yang pada suhu yang berbeda akan menimbulkan reaksi kimia
yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017). Termodinamika. Didapatkan pada 30 Agustus 2017 dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
Anonim. (2017). Termokimia. Didapatkan pada 30 Agustus 2017 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Termokimia
Anonim. (2015). Hukum Hukum Gas Ideal. Didapatkan pada 30 Agustus 2017
dari http://fisikazone.com/hukum-hukum-gas-ideal/
Volsky, A et al., (1978). Theory of Metallurgical Processes. Mir Publisher :
Moscow

Anda mungkin juga menyukai