Anda di halaman 1dari 13

2.

JENIS-JENIS PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan terentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri krilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan jenis data serta
analisis. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (bedakan
cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang, atau provokator, atau tahanan
yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan atau metode,
tingkat eksplanasi serta mneurut analisis dan jenis data. Dengan mengetahui jenis-jenis
penelitian tersebut, maka peneliti dalam bidang bisnis diharapkan dapat memilih metode yang
paling efektif dan efisien untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk
memecahan masalah-masalah di bidang bisnis.

2.1 Penelitian Menurut Tujuan


Dalam penelitian menurut tujuan ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu penelitian terapan
dan penelitian dasar. Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Hasil dari penelitian ini berupa
jawaban yang nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan
penelitian dasar adalah penelitian yang diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara
mendalam dalam organisasi.
Gay (1997) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian
murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum.
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
yang langsung bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratuium
yang kondisinya terkontrol dan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan
menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu. 1

1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2006). hlm.1-5
2.2 Penelitian Menurut Metode
Penelitian menurut metodenya, dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian
survey, ex post facto ,eksperimen, naturalistic, policy research (penelitian policy), action
research (penelitian tindakan), evaluasi, dan sejarah.2
1) Penelitian survey. Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar
variable sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey umumnya dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh:
penelitian untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam memilih
pemimpin nasional dan daerah, kualitas SDM masyarakat Indonesia
2) Penelitian Ex Post Facto. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
kebelakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian
eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi
langsung terhadap variabel independen. Contoh: penelitian untuk mengungkapakn
sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu lembaga pemerintah, penelitian
untuk mengungkapakan sebab-sebab terjadinya kerusuhan di suatu daerah.
3) Penelitian Eksperimen. Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat bentuk metode
eksperimen yaitu pre experimental, true experimental factorial dan quasi
experimental. Contoh: penelitian penerapan metode kerja baru terhadap produktifitas
kerja, penelitian pengaruh mobil berpenumpang tiga terhadap kemacetan lalu lintas di
jalan.
4) Penelitian Naturalistic. Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif.
Penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai
lawannya adalah ekperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Teknik
pengumpulan data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi. Contoh: penelitian untuk mengungkapkan
makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk
menemukan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi.

2
Ibid.,hlm 6-7
5) Policy Research (Penelitian Policy). Penelitian Policy dimulai karena adanya
masalah, dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para administrator/manajer
atau para pengambil keputusan pada suatu organisasi. Majchrzak (1984)
mendefinisakn policy research adalah suatu penelitian yang dilakukan pada, atau
analisis terhadap masalah-masalah social yang mendasar, sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam
menyelesaikan masalah. Contoh: penelitian untuk membuat undang-undang atau
peraturan tertentu, penelitian untuk pengembangan struktur organisasi.
6) Action Research (Penelitian Tindakan). Penelitian tindakan adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya
produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Jadi dapat
dinyatakan bahwa, penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh oleh
perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk
menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan
kemudian setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,
melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah situasi,
perilaku dan organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan perantara.
Contoh: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam pelayanan
masyarakat, penelitian mencari metode mengajar yang baik.
7) Penelitian Evaluasi. Dalam hal khusus, enelitian evaluasi dapat dinyatakan sebagai
evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Sebagai
evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu
untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standard dan
program yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi sebagai penelitian berarti akan
berfungsi untuk menjelaskan fenomena. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program
yang telah ditetapkan. Penelitian evaluasi ini ada 2 yaitu penelitian evaluasi formatif
yang menekankan pada proses dan evaluasi sumatif yang menekankan pada produk.
Contoh: penelitian proses pelaksanaan suatu peraturan atau kebijakan, penelitian
keluarga berencana.
8) Penelitian Sejarah. Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis logis terhadap
kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Walaupun demikian sumber datanya
bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-
sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah
menurut Isac (1981) adalah untuk merekontruksi kejadian-kejadian masa lampau
secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa
data diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu
kesimpulan. Penelitian sejarah terutama dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan
tentang: kapan kejadian itu berlangsung, siapa pelaku-pelakunya dan bagaimana
prosesnya. Contoh: penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota tertentu yang
dapat digunakan untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian untuk mengetahui
perkembangan peradaban kelompok masyarakat tertentu.3
2.3 Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat explanasi adalah tingkat penjelasan. Penelitian ini menjelaskan kedudukan
variable yang diteliti serta hubungan antara satu variable dengan yang lain. Adapaun bagian
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitin Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu,
atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Lehmann-1979). Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri
baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkannya dengan variable yang lain. Contoh: penelitian yang berusaha
menjawab bagaimanakah profil presiden Indonesia, bagaimanakah etos kerja dan
prestasi kerja para karyawan di suatu departemen.
2) Penelitian Komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Dimana
variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang
lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Contoh: adakah perbedaan profil
presiden Indonesia dari waktu ke waktu, adakah perbedaan kemampuan kerja antara
lulusan SMK dengan lulusan SMU.
3) Penelitian Asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
anatara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila
dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini
maka akan dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Contoh: apakah ada hubungan antara
datangnya kupu-kupu dengan tamu, atau adakah pengaruh insentif terhadap prestasi
kerja pegawai.4

3
Ibid., hlm. 8-10
4
Ibid., hlm. 10-12
2.4 Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1) Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. Jadi
metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik. Jadi, metode kuantitatif merupakan metode
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. 5

2.5 Macam-Macam Data Penelitian


Data adalah sekumpulan informasi. Dalam pengertian bisnis,data adalah sekumpulan
informasi yang dibutuhkan untuk pengembilan keputusan. Data ini perlu disusun dan
disimpan menggunakan metode tertentu, sehingga jika sewatu-waktu diperlukan segera dapat
dicari kembali dengan mudah dan cepat. Macam-macam data yaitu:
1) Data Kuantitatif vs Kualitatif
Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variable dalam sampel (atau
populasi). Semua data, yang pada gilirannya merupakan variable yang kita ukur, dapat
diklasifikasikan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah
data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka), yang dapat dibedakan menjadi :
a. Data interval, yaitu data yang diukur dengan jarak diantara dua titik pada skala
yang sudah diketahui. Sebagai contoh: suhu udara dalam celcius berkisar antara
interval 0 derajat hingga 100 derajat; nilai GMAT atau TOEFL bagi mahasiswa
yang mau belajar di luar negeri; jumlah bulan dalam satu tahun.

5
Ibid., hlm. 13
b. Data rasio, yaitu data yang diukur dengan suatu proporsi. Sebagai contoh:
persentase jumlah penganggur di propinsi x; nilai inflasi Indonesia pada tahun
2000.
Data kualitatif, di lain pihak, adalah data yang tidak daoat diukur dalam skala
numeric. Namun karena dalam statistic semua data harus dalam bentuk angka,
maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut.
Caranya adalah dengan mengklasifikasikan dalam bentuk kategori. Pada dasarnya
jenis data kualitatif digolongkan menjadi:
a. Data nominal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori. Sebagai
contoh, industri di Indonesia oleh Biro Pusat Statistik digolongkan menjadi :
a) Industri rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerjanya 1-4 orang, yang
diberi kategori 1.
b) Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, yang diberi kategori
c) Industri menengah, dengan jumlah tenaga kerja 20-100, yang diberi
kategori 3.
d) Industri besar, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100, yang diberi
kategori 4.
Ingat bahwa angka yang menyatakan ketegori inimenunjukkan bahwa posisi
data sama derajatnya. Dalam contoh di atas, angka 4 tidak berarti industry besar
nilainya lebih tinggi disbanding industry kecil yang angkanya 1. Angka ini
sekedar menunjukkan kode kategori yang berbeda.

b. Data Ordinal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi
data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat
(Tabachnick & Fidell, 1996: 8). Sebagai contoh, tingkat kepadatan penduduk
suatu daerah dikategorikan:
a) Sangat rendah diberi kode 1.
b) Rendah diberi kode 2.
c) Moderat diberi kode 3.
d) Tinggi diberi kode 4.
e) Sangat tinggi diberi kode 5.
2) Data Menurut Dimensi Waktu
Selain itu, ada juga yang menggolongkan data berdasarkan dimensi waktunya ( Hanke &
Reitsch, 1998: 64-5; Sumodiningrat & Kuncoro, 1991 : bab 3 ), yaitu :
a. Data runtut waktu (times series), yaitu data yang secara kronologis disusun
menurut waktu pada suatu variable tertentu. Data runtut waktu digunakan untuk
melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu. Variasi terjadinya
variable adalah antar waktu. Data runtut waktu dibedakan menjadi:
a) Data harian, misalnya data kurs Rp/US$ setiap hari, data indeks harga
saham per hari.
b) Data mingguan, misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7
hari).
c) Data bulanan, misalnya data suku bunga deposito dengan jangkan waktu
satu bulan (30 hari).
d) Data kuartalan, misalnya data penjualan setiap 3 bulan.
e) Data tahunan, misalnya data pendapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
b. Data silang tempat (cross section), yaitu data yang dikumpulkan pada suatu
titik waktu. Ibaratnya, seperti snap shot (potret ) pada suatu waktu tertentu.
Data silang tempat digunakan untuk mengamati respon dalam periode yang
sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan. Dengan demikian,
data ini biasanya lebih sesuai untung mendukung pembuktian dari perilaku
individu, perubahan, atau wilayah. Misalnya
a) Data input-output yang diterbitkan setiap 5 tahun sekali
b) Data sensus yang diterbitkan setiap 10 tahun sekali. Sebagai contoh: sensus
penduduk untuk setiap kabupaten pada tahun 2000; sensus ekonomi dari setiap
perusahaan di setiap kabupaten pada tahun 1995.
c) Data jumlah penduduk miskin pada setiap desa di Propinsi DIY pada tahun
tertentu.
d) Laporan keuangan perusahaan yang ada di Bursa Efek pada tahun tertentu.
Data Poolling,adalah antara data runtut waktu dan silang tempat. Misalnya,
kita ingin mengamati perilaku PAD (Pendapatan Asli Daerah ) untuk
masing0masing kabupaten/kota di Propinsi DIY selama 10 tahun terakhir.
Karena jumlah daya silang tempat terdiri atas 4 kabupaten (bantul,gunung
kidul,sleman,kulon progo) dan 1 kota ( Yogyakarta), sedang data runtut waktu
yang diamati 10 tahun, maka jumlah observasi yang dimiliki sebanyak 50 ( 5
kali 10 ).
3) Data Menurut Sumber
Berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasal dari (Hanke & Reitsch, 1998:
bab 3 ) :
a. Data Internal (berasal dari dalam organisasi tersebut) atau eksternal (berasal
dari luar organisasi tersebut).
b. Data primer atau data sekunder. Data primer biasanya dengan survey lapangan
yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Di lain pihak,
data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul dan
dipublikasikan kepada masyrakat pengguna data.
Dengan demikian, kita dapat merangkum macam data berdasarkan data kuantitatif-
kualitatif sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

2.6 Penelitian dan Pengambilan Keputusan


Penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi perusahaan modern. Hal yang
tidak dapat disangkal bahwa keputusan dalam kegiatan bisnis sangat beraneka ragam. Pengambilan
keputusan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu keputusan strategis,
keputusan taktis dan keputusan teknis (Davis & Cosenza, 1993: 56). Keputusan strategis adalah keputusan
yang menentukan arah kegiatan perusahaan dalam jangka panjang. Keputusan ini bersifat umum dan berisi
garis besar kebijakan bisnis. Contoh keputusan strategis adalah penentuan diversifikasi produk, penentuan
produk perusahaan dan lain-lain. Keputusan taktis adalah implementasi dari keputusan strategis.
Keputusan ini berorientasi pada kegiatan operasional jangka pendek. Contok keputusan ini adalah alokasi
anggaran,optimasi pembelian bahan baku dan lain lain. Sedangkan keputusan teknis adalah keputusan rutin
untuk kegiatan sehari-hari, berhubungan dengan pengendalian untuk kegiatan tertentu. Contoh keputusan
teknis adalah pengendalian kualitas, skedul prosuksi, transportasi dan sebagainya.
2.6.1 Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait, tertuju
kepada berbagai pemilihan dan alternative. Langkah pengambilan keputusan ini dapat bervariasi, namun
pada dasarnya akan meliput beberapa kegiatan berikut: penemuan dan perumusan masalah, pemilihan
model, pengumpulan informasi, analisis data, evaluasi alternatif dan pengambilan keputusan.
1) Penemuan dan Perumusan Masalah. Proses pengambilan keputusan dimulai dari penemuan dan
perumusan masalah. Manajemen menyadari adanya situasi yang muncul, atau akan munculyang
perlu segera diantisipasi. Penemuan masalah ini dapat berasal dari sebuah keputusan manajemen
untuk membuat produk baru atau dapat pula merupakan persoalan yang kompleks seperti
penyusunan perencanaan unit bisnis. Perlu juga dikaji kembali apakah permasalahan yang ada
bukan merupakan masalah sampingan
2) Pemilihan model. Permasalahan yang muncul di dalam bisnis tidak terbatas pada satu macam
masalah, melainkan akan beraneka ragam. Untuk menyelesaikan masalah yang beraneka raga mini
diperlukan model pemecahan masalah yang tepat. Penggunaan model yang tidak sesuai dengan
sifat permasalahan tidak akan membuat penyelesaian yang baik. Model penelitian diperlukan
karena dunia nyata terdiri atas berbagai fakta yang membingungkan dan lebih sulit membedakan
mana sebab dan mana akibat. Maka dari itu, para ahli melakukan abstraksi atas fenomena dunia
nyata yang kompleks dan menyusun suatu model. Kendati terdapat fleksibilitas dalam penyusunan
model, sebagian besar model yang disajikan berisi satu atau lebih variable dan parameter. Suatu
variable adalah jumlah yang terstruktur yang dapat bervariasi atau mudah berubah. Variable
umumnya dikategorikan menjadi:
a. Variabel dependen, identik dengan variable terikat yang dijelaskan
b. Variable independen, identic dengan variable bebas atau penjelas. Variable ini biasanya
dianggap sebagai variable predictor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan
variable dependen.
3) Pengumpulan Informasi. Kelengkapan data mempengaruhi kualitas analisis, oleh karenanya akan
berdampak pada ketepatan keputusan yang akan diambil. Pencarian informasi ini bisa dilakukan
sebelum tahap perumusan masalah, namun pengumpulan informasi dan data dalam tahap ini
ditekankan kepada informasi atau data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diselesaikan, serta dengan model yang telah dipilih.
4) Analisis Data. Apabila data yang diperlukan telah dikumpulkan, analisis data dapat segera
dilkukan. Sementara itu, dari analisis data bisa terdapat kemungkinan ditemuknnya permasalahan
yang baru sehingga memerlukan data yang baru. Beberapa alternative keputusan akan dapat
diperoleh melalui analisis ini. Pengunaan beberapa model analisis yang tepat dapat meningkatkan
kualitas alternative keputusan yang dihasilakan.
5) Evaluasi Alternatif. Dari beberapa alternatif keputusan yang dihasilkan melalui proses analisis
data, masing-masing perlu dievalusi berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh manajemen. Baik
kelebihan maupun kelamahan masing-masing alternative perlu dipertimbangan dalam proses
evaluasi ini. Melalui kriteria tersebut seluruh alternatif yang ada dievluasi dan dari hasil evaluasi
diperoleh daftar urutan alternative mulai dari alternatif yang paling layak untuk menjadi keputusan
perusahaan.
6) Pengambilan Keputusan. Tahap terakhir adalah seleksi alternatif keputusan untuk dijadikan
keputusan. Meskupun daftar urutan alternatif telah disusun, pengkajian penerapan masing-masing
alternative perlu dilakukan. Keputusan ini adalah suatu alternatif terbaik berdasarkan data yang
dikumpulkan.
2.6.2 Peran Penelitian Dalam Pengambilan Keputusan
Penelitian bisnis adalah suatu penyelidikan yang sistematis, terkendali, empiris dan kritis dari
fenomena yang berhubungan dan diperlukan dalam pengambilan keputusan manjerial. Ada dua hal penting
yang terkandung dalam pengertian penelitian bisnis, yaitu pertama penelitian ini merupakan penyelidikan
yang sistematis dan kritis dari fenomena yang dikendalikan oleh peneliti. Kedua, lingkup penelitian akan
meliputi segala macam fenomena yang berhubungan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan
manajerial.
Peran utama daari penelitian bisnis dalam pengambilan keputusan adalah penyediaan informasi yang
relevan dan berguna untuk pengambilan keputusan. Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa penelitian
hanya merupakan salah satu dari empat macam hal dalam hubungannya dengan penyediaan informasi.
Tiga hal yang lain adalah otoritas, lembaga dan pengalaman.

Seorang manajer yang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan tindakan bisnis biasanya menghadapi
keputusan apakah penelitian diperlukan atau tidak. Keputusan akan diperlukannya penelitian bisnis atau
tidak tergantung dari kendala waktu, ketersediaaan data, jenis keputusan yang harus diambil, dan nilai
informasi yang dihasilkan oleh penelitian bisnis dibandingkan biayanya (Zikmond, 2000:11-13).
13

Anda mungkin juga menyukai