Tinjauan Pustaka Skabies
Tinjauan Pustaka Skabies
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definsi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh (Handoko,
Ronny). Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit
ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo,
budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008).
Skabies ini tidak membahayakan manusia namun adanya rasa gatal pada
malam hari ini merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas dan
produktivitas.
II. Etiologi
Skabies disebabkan oleh tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada
manusia disebut Sarcoptes scabiei varian hominis. Sarcoptes scabiei termasuk
filum Arthropoda , kelas Arachnida , ordo Acarina, super famili Sarcoptes
(Sudirman, 2006). Secara morfologi tungau ini berbentuk oval dan gepeng, be
rwarna putih kotor, transulen dengan bagian punggung lebih lonjong dibandingkan
perut, tidak berwarna, yang betina berukuran 300-350 mikron, sedangkan yang
jantan berukuran 150-200 mikron. Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2
pasang merupakan kaki depan dan 2 pasang lainnya kakibelakang. Siklus hidup
dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung satu bulan. Sarcoptes Scabiei betina
terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4. Sedangkan pada yang
jantan bulu cambuk demikian hanya dijumpai pada pasangan kaki ke-3 saja
(Aisyah, 2005)
III. Epidemiologi
Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain sosial ekonomi
yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas
(ganti-ganti pasangan), kesalahan diagnosis danperkembangan demografi serta
ekologi
IV. Cara Penularan
Faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat
pakaian, perlengkapan tidur atau benda -benda lainnya. Cara penularan
(transmisi):
Kontak langsung misal berjabat tangan, tidur be rsama dan kontak
seksual.
Kontak tidak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, sprei, bantal,
dan lain-lain (Djuanda, 2007)
V. Patofisiologi
2. Penyakit Kelompok.
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga, perkampungan yang padat
penduduknya, sebagian tetangga yang berdekatan akan diserang oleh
tungau tersebut. Dikenal dengan hiposensitisasi yang seluruh anggota
keluarganya terkena.
Gejala lain yang ditunjukkan adalah rasa gatal pada kulit yang umumnya
muncul disela- sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung
berair pada kulit.
Efloresensi yang terdapat pada skabies adalah:
- Eritem
- Papula
- Pustula
- Ekskoriasi (bekas garukan)
- Hiperpigmentasi pasca inflamasi (Aisyah, 2005).
VII. Klasifikasi
Adapun bentuk-bentuk khusus skabies yang sering terjadi pada manusia adalah
sebagai berikut:
a. Skabies pada orang bersih (Scabies in the clean).
Tipe ini sering ditemukan bersamaan dengan penyakit menular lain.
Ditandai dengan gejala minimal dan sukar ditemukan terowongan. Kutu
biasanya menghilang akibat mandi secara teratur.
d. Skabies in cognito.
Skabies akibat pengobatan dengan menggunakan kostikosteroid topikal
atau sistemik. Pemberian obat ini hanya dapat memperbaiki gejala klinik
(rasa gatal) tapi penyakitnya tetap ada dan tetap menular.
j. Skabies dishidrosiform.
Jenis ini di tandai oleh lesi ber upa kelompok vesikel dan pustula pada
tangan dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh dengan obat
antiskabies (Emier, 2007).
VIII. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan jika terdapat 2 dari 4 tanda kardinal.
X. Terapi
a. Non-Medikamentosa
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap
hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula halnya dengan
anggota keluarga yang beresiko tinggi untuk tertular, terutama bayi dan anak-
anak, juga harus dijaga kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari
terjadinya kontak langsung. Secara umum tingkatkan kebersihan lingkungan
maupun perorangan dan tingkatkan status gizinya.
Beberapa syarat pengobatan yang harus diperhatikan :
Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus
diberi pengobatan secara serentak.
Hygiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu
menggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian
yang akan dipakai harus disetrika.
Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal,
kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari
selama beberapa jam.
b. Medikamentosa
Menurut Handoko (2008), obat-obat anti skabies yang tersedia dalam
bentuk topikal antara lain:
1. Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalam bentuk
salap atau krim. Kekurangannya ialah berbau dan mengotori pakaian dan
kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur
kurang dari 2 tahun.
2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering
memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
3. Gama benzena heksa klorida (gameksan=gammexane) kadarnya 1%
dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua
stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya
cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu kemudian.
4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal. Harus dijauhkan
dari mata, mulut, dan uretra.
5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik
dibandingkangameksan, efektifitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan
dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah seminggu.
Tidak dilanjutkan pada bayi di bawah umur 12 bulan.
c. Pencegahan
Siregar (1996) yang dikutip Ruteng, 2007, penyakit ini sangat erat
kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik oleh sebab itu
untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur
minimal 2 kali dalam seminggu
Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi tungau skabies.
Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.