TINJAUAN PUSTAKA
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah")
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen.
Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang
terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di
Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada
disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti
cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang
mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang
direngkuh arkeologi.
Selama abad ke-19, para ahli geologi menyadari bahwa bumi masih
mengalami proses perubahan secara berangsur, yang menjadi penyebab timbul dan
runtuhnya pegunungan dan tampak dalam penemuan fosil. Para ahli geologi pada
waktu itu menghitung usia bumi tidak kurang dari 20 juta tahun. Sekarang para ahli
dapat menghitung umur batuan secara lebih teliti dengan mengukur kandungan unsur
dengan laju tetap. Ini dapat dipakai untuk menentukan umur batu bara sampai 50.000
tahun. Unsur-unsur lain dapat menentukan umur bebatuan yang lebih tua.
Perhitungan para ahli itu menunjukkan bahwa sejarah bumi diawali sejak 4,5 miliar
tahun silam.
1. Pengawetan
baik seluruh atau sebagian dari tubuhnya tetap terawetkan dengan sedikit perubahan
2. Mineralisasi
orgenisme oleh mineral yang lebih tahan terhadap proses pelapukan. Meski material
yang menyusun organisme telah digantikan oleh mineral, struktur sel organism itu
masih bias dilihat jelas dengan menggunakan mikroskop. Proses mineralisasi dapat
(replacement).
3. Rekristalisasi
dan oyster terutama tersusun oleh kalsium karbonat.Invertebrate yang masih hidup
lebih stabil. Perubahan in terjadi karena atom-atom penyusun mineral aragonite akan
menyesuaikan diri, dan membentuk kristal yang lebih solid. Fosil yang telah
mengalami proses rekristalisasi akan mempunyai bentuk dan struktur yang tetap
4. Penggantian
mengalami pelarutan dan digantikan oleh mineral lainnya. Proses ini disebut dengan
penggantian atau replacement. Selama proses, volume dan bentuk organisme yang
yang tadinya tersusun oleh kalsium karbonat, pada waktu menjadi fosil, cangkang
5. Permineralisasi
Pada tulang dan cangkang binatang kadang dijumpai rongga atau lubang
saluran darah, syaraf dan bagian lunak organisme lainnya. Ketika organisme itu mati,
air dapat mengalir melaluinya. Jika air yang masuk kedalam rongga ini memiliki ion-
ion terlarut seperti silica, kalsium karbonat atau oksida besi, maka unsur-unsur itu
akan mengalami kristalisasi yang mengisi rongga-rongga itu dengan mineral. Proses
sedimen yang disebut mold. Apabila yang tercetak adalah bagian luar dari cangkang
maka disebut eksternal mold, sedangkan bila yang tercetak bagian dalamnya disebut
internal mold. Bila cetakan atau mol dterisi oleh material lain maka akan terbentuk
cast.
7. Karbonisasi
Fosil dapat juga terbentuk oleh proses karbonisasi. Pada proses ini bagian
lunak Dari organisme seperti daun, ubur – ubur, dan cacing pada waktu mati dengan
meninggalkan unsure karbon yang tercetak pada batuan sedimen yang terbentuk.
8. Fosil Jejak
Fosil jejak adalah fosil yang dibentuk oleh jejak mahluk hidup, atau tanda-
tanda lain yang ditinggalkan oleh organisme yang telah mati. Apabila jejak – jejak
tersebut terawetkan, maka disebut fosil jejak (trace fossils). Jejak binatang telah
banyak dijumpai pada batuan sedimen.Fosil jejak dapat memberikan informasi
kepada kita bagaimana organisme bergerak dan kebiasaan sewaktu masih hidup.
fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe
lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai
Setelah makhluk hidup mati sebuah fosil akan muncul lewat pengawetan bagian-
bagian keras yang tersisa seperti tulang, gigi, cangkang, atau kuku. Setelah makhluk
hidup mati makhluk hidup ini akan jatuh ketanah setelah makhluk hidup ini jatuh
Bagian tubuh yang keras dan kosong akibat pembusukan tadi, kemudian
tertimbun oleh pasir dan lumpur yang berbutir halus. Hal ini memungkinkan fosil
tidak mengalami proses reduksi dan oksidasi setelah organisme tertimbun oleh pasir
dan lumpur menjadi satu. Bagian ini akan mengalami proses kompaksi, kemudian
Setelah tertimbun ribuan tahun lamanya fosil akan terbentuk dan kemudian ada
beberapa bagian yang mengalami proses erosi dan ada bagian yang menampakkan
bentuknya. Dengan adanya sebuah tesis ataupun tujuan penelitian, para ahli
paleontology berusaha berusaha untuk mencari fosil pada batuan terkhusus batuan
sedimen dengan teknik dan cara tertentu untuk melihat wujud fosil seutuhnya dan
1. Mempunyai bagian yang keras, syarat inin merupakan hal yang sangat
mutlak. Karena tidak semua makhluk hidup dapat menjadi fosil ketika
mereka mati. Apabila makhluk hidup itu memiliki bagian yang keras,
2. Segera terhindar dari proses kimia, syarat ini tidak kalah penting karena
ketika suatu benda mengalami proses kimia berupa oksidasi dan reduksi,
maka benda tersebut akan mengalami pelapukan dan menjadi unsur hara
3. Tidak menjadi mangsa binatang lain, ketika suatu binatang mati maka
pada saat yang sama juga predator datang untuk memakannya. Hal ini
fosil tersebut terkena air yang juga melindungi fosil dari pelarutan air itu.
fosil ada karena pada batuan jenis ini T dan P sedikit lebih kecil sehingga
6. Berumur lebih dari 500.000 tahun, semua makhluk hidup akan mengalami
karena syarat suatu binatang dikatakan fosil ialah berumur lebih dari
500.000 tahun.
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari
digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung
fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil
memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-