SEKOLAH SAAT DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD Dr. MOEWARDI
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
EVY TRI SUSANTI
J.210.110.215
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 1 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
PENELITIAN
HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI DENGAN KECEMASAN
ANAK LEUKEMIA USIA PRA SEKOLAH SAAT DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RSUD Dr. MOEWARDI
Permasalahan khusus pada anak leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah
perbedaan frekuensi hospitalisasi yang disebabkan oleh serangkaian tahap kemoterapi yang mengharuskan anak untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Selama anak menjalani perawatan, umumnya anak memerlukan tindakan invasif untuk proses kesembuhannya. Namun seringkali tindakan invasif tersebut menimbulkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi hospitalisasi dengan kecemasan anak leukemia usia pra sekolah saat dilakukan tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi. Jenis penelitian adalah penelitian kwantitatif, metode penelitian deskriptif korelatif, dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 16 anak dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Kriteria sampel yaitu anak leukemia limfoblastik akut usia 3-6 tahun yang menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardi. Instrument penelitian variabel frekuensi hospitalisasi menggunakan kuesioner, sementara kecemasan menggunakan check list. Pengujian hipotesis menggunakan uji Spearman Rho. Hasil menunjukkan nilai koefisien korelasi (τ) sebesar – 0,505 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,046. Simpulan : (1) Mayoritas anak leukemia limfoblastik akut usia pra sekolah menjalani frekuensi hospitalisasi sering yaitu sebesar 50%. (2) Mayoritas anak leukemia limfoblastik akut usia pra sekolah mengalami kecemasan sedang yaitu sebesar 43,75%. (3) Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi hospitalisasi dengan kecemasan anak leukemia limfoblastik akut saat dilakukan tindakan invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Kata kunci: frekuensi hospitalisasi, kecemasan, anak pra sekolah, leukemia
limfoblastik akut Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 2 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
CORRELATION FREQUENCY OF HOSPITALIZATION WITH ANXIETY
PRESCHOOL LEUKEMIA INVASIVE ACTION TAKEN AT DR. MOEWARDI HOSPITAL
Special problems of acute lymphoblastic leukemia (LLA) in children
is the difference frequency of hospitalization due to stage a series of chemotherapy which requires the child to undergo treatment in hospital. During the treatment the child, the child generally require invasive measures for the recovery process. However, this invasive procedure is often cause anxiety in children. The objective of research is know correlation frequency of hospitalization with anxiety leukemia pre-school age children when performed invasive procedure at Dr. Moewardi hospital. Kind of research is quantitative correlative, with descriptive method, design research is cross sectional approach. Sample research is 16 children, taking sample was using total sampling. Criteria sample is leukemia limfoblastik acut children with age 3-6 years old. instrument variable frequency of hospitalization was using questionnaires, and anxiety using a check list. Data analysis was using Spearman's Rho test. Results showed a correlation coefficient (τ) of - 0.505 with a significance value (p- value) 0.046. result research showed : (1) The majority of acute lymphoblastic leukemia children pre-school age to undergo frequent hospitalization frequency that is equal to 50%. (2) The majority of acute lymphoblastic leukemia children pre-school age are experiencing anxiety that is equal to 43.75%. (3) There was a significant correlation frequency of hospitalization with acute lymphoblastic leukemia child anxiety when performed invasive procedure at Dr. Moewardi Surakarta Hospital.
Keywords: frequency of hospitalization, anxiety, preschool, acute
lymphoblastic leukemia Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 3 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
PENDAHULUAN kontrol terhadap dirinya sendiri, anak
Leukemia limfoblastik akut lebih sering menangis, manja dan (LLA) merupakan leukemia yang agresif, mengalami depresi dan paling banyak di derita oleh anak- regresi atau kemunduran anak. insiden tertinggi terdapat pada perkembangan. usia 2-6 tahun, dan menurun pada Perawatan di rumah sakit usia 10 tahun. Menurut American sering kali dipersepsikan anak pra Cancer Society (2011) kejadian LLA sekolah sebagai hukuman sehingga di amerika mencapai 13% atau anak merasa malu, bersalah, atau sekitar 5.730 dari 44.600 penduduk, takut. Ketakutan anak terhadap dengan angka kematian mencapai perlukaan muncul karena anak 1.420 penduduk. Insiden pertahun menganggap tindakan dan LLA adalah 40 anak per 1.000.000 prosedurnya mengancam integritas anak di bawah usia 15 tahun. LLA tubuhnya (Supartini, 2004). Reaksi menyebabkan sekitar 75% kasus, tersebut dipengaruhi oleh usia dan sisanya 20% Leukemia non perkembangan, pengalaman limfoblastik akut (Nelson, 2010). sebelumnya dengan penyakit, Perawatan di rumah sakit perpisahan, atau hospitalisasi, atau hospitalisasi adalah saat ketrampilan koping yang dimiliki dan masuknya seseorang penderita ke didapatkan, keparahan diagnosis, dalam suatu rumah sakit (Dorlan, dan sistem pendukung yang ada 2012). Selama di rumah sakit anak (Hockbenberry, 2011) sering mengalami krisis penyakit Data yang didapatkan dari seperti stress akibat perubahan rekam medik (RSUD Dr. Moewardi, keadaan dan rutinitas lingkungan, 2012) dari tanggal 13 September serta krisis hospitalisasi karena anak 2010 sampai 26 Juli 2011 tercatat memiliki jumlah mekanisme koping ada 125 anak penderita leukemia yang terbatas untuk menghadapi limfoblastik akut yang dirawat di hal-hal yang menimbulkan tekanan rumah sakit. Hasil observasi yang (stressor). Stressor utama dari dilakukan oleh peneliti terhadap hospitalisasi yaitu perpisahan, pasien anak usia prasekolah yang kehilangan kendali, cidera tubuh, menderita leukemia limfositik akut di dan nyeri. ruang Melati 2 RSUD Moewardi Hospitalisasi memberikan pada bulan Mei 2012 ditemukan 7 efek pada anak sebelum, selama pasien mengalami regresi yaitu anak hospitalisasi dan setelah yang sebelumnya jarang digendong pemulangan (Hockbenberry, 2011). menjadi menangis bila tidak Efek positif dari hospitalisasi yaitu digendong, anak yang sebelumnya anak pulih dari sakitnya dan memiliki ceria menjadi lebih diam, menolak koping menghadapi masalah yang saat di lakukan tindakan invasif yaitu lebih banyak dari pada anak lain saat diinjeksi ataupun pemasangan yang tidak memiliki pengalaman infus, ketakutan kecurigaan yang hospitalisasi. Selain itu anak juga sangat tinggi dengan orang lain. bisa belajar bersosialisasi di rumah Hasil dari wawancara dengan orang sakit dengan teman sebaya, teman tua, orang tua membatasi semua yang lebih muda atau teman yang aktifitas anak terutama kegiatan lebih tua. Sebaliknya hospitalisasi bermain dengan teman-temannya. juga dapat menimbulkan perubahan yang negatif yaitu anak akan takut dengan lingkungan baru, hilang Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 4 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
LANDASAN TEORI Reaksi anak pra sekolah saat
mengalami hospitalisasi menurut Leukemia Limfoblastik Akut (Hockbenberry, 2011) : Leukemia limfoblastik akut atau 1. Cemas akibat perpisahan yang sering disebut LLA merupakan 2. Kehilangan kendali penyakit pada organ pembentuk 3. Cedera tubuh dan nyeri darah, yang ditandai dengan Fase cemas pada anak menurut proliferasi dan perkembangan (Hockbenberry, 2011) : leukosit serta prekursornya dalam 1. Fase protes (phase of protes) darah dan sumsum tulang (Dorlan, 2. Fase putus asa (phase of 2012). despair) Model pengobatan pada anak 3. Tahap menolak (phase of denial) dengan leukemia menurut (Hockbenberry, 2011) : Hospitalisasi 1. Kemoterapi Hospitalisasi yaitu saat a. Remission Induction (Induksi masuknya seseorang penderita ke remisi) dalam suatu rumah sakit dan selama b. Intensification, or masa dirawat di rumah sakit (Dorlan, Consolidation, Therapy 2012). (Terapi intensifikasi atau Dampak hospitalisasi pada konsolidasi) anak usia prasekolah menurut c. Maintenance (Pemeliharaan) Supartini (2004) antara lain: 2. Transplantasi sum-sum tulang 1. Dampak perpisahan belakang 2. Kehilangan control 3. Gangguan body image Anak Usia Pra Sekolah 4. Sakit Menurut Supartini (2004) 5. Ketakutan anak usia prasekolah merupakan Faktor-faktor yang masa transisi dan periode ini mempengaruhi reaksi anak pra berkisar antara usia 4-6 tahun, pada sekolah terhadap hospitalisasi masa ini anak lebih aktif, kreatif, (Hockbenberry, 2011) : imajinatif dan kemampuan berbicara 1. Usia perkembangan dan berhubungan dengan orang lain 2. Pengalaman sakit sebelumnya semakin meningkat. 3. Ketrampilan koping yang dimiliki Menurut Hockbenberry dan didapatkan anak. (2011) karakteristik anak pra sekolah 4. Sistem pendukung yang ada menjelaskan alasan sakit atau hospitalisasi adalah hukuman bagi Kecemasan kesalahan baik yang nyata atau Menurut Keliat (2011) khayalan. Selain itu anak pra kecemasan merupakan suatu sekolah juga memiliki pemikiran perasaan was-was seakan sesuatu magis dan egosentris yang yang buruk akan terjadi dan merasa membatasi kemampuan mereka tidak nyaman seakan ada ancaman untuk memahami berbagai peristiwa yang disertai gejala-gejala fisik dari sudut pandang mereka sendiri seperti jantung berdebar-debar, (egosentris) dan memandang keringat dingin, tangan gemetar. peristiwa secara berlebihan, aneh Faktor utama dari dan menakutkan dari pada kejadian kecemasan akibat hospitalisasi sebenarnya. menurut Hockbenberry (2011) pada anak antara lain : Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 5 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
1. Cemas akibat perpisahan hubungan 2 variabel (Arikunto,
2. Kehilangan kendali 2010). 3. Cedera tubuh dan nyeri Pengumpulan data peneliti Menurut Stuart (2007) menggunakan Check list melalui tingkatan cemas dibagi menjadi pendekatan cross sectional. empat tingkatan yaitu : Penelitian ini dilakukan dengan 1. Cemas ringan membuat gambaran tentang suatu 2. Cemas sedang keadaan secara objektif untuk 3. Cemas berat mempelajari dinamika korelasi 4. Panik antara faktor resiko dengan efek, dengan cara pengumpulan data Kerangka Konsep sekaligus pada suatu saat (Notoatmojo, 2010). V. Bebas V. Terikat Frekuensi Kecemasan anak saat Populasi dan Sampel Hospitalisasi dilakukan tindakan invasif 1. Jarang yaitu injeksi Populasi dalam penelitian ini 2. Cukup 1. Ringan adalah semua anak usia prasekolah 3. Sering 2. Sedang yang menderita leukemia limfositik 3. Berat akut yang menjalani perawatan di RSUD DR. Moewardi sejumlah 15 pasien yang didapatkan dari dokumentasi keperawatan Ruang V. Penganggu Melati 2 tahun 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Teknik sampling yang kecemasan anak : digunakan dalam penelitian inii 1. Cemas akibat perpisahan 2. Kehilangan kendali adalah total sampling yaitu 16 responden. Hal ini sering dilakukan Gambar 1 Kerangka Konsep bila jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang Hipotesis (Sugiyono, 2007) H0 : Tidak ada hubungan frekuensi hospitalisasi dengan Instrumen Penelitian kecemasan anak leukemia Penelitian ini menggunakan alat usia pra sekolah saat ukur berupa kuesioner frekuensi dilakukan tindakan invasif. hospitalisasi dan Check List Ha : Ada hubungan frekuensi kecemasan saat anak dilakukan hospitalisasi dengan tindakan invasif (pemberian injeksi kecemasan anak leukemia lewat selang infus). usia pra sekolah saat Pengkategorian frekuensi dilakukan tindakan invasif. hospitalisasi (Labir, 2008) : Sering : >2x sebulan METODE PENELITIAN Cukup : 2x sebulan Jarang : 1x sebulan Rancangan Penelitian Pengkategorian kecemasan Penelitian ini merupakan (Riwidikdo,2008) : penelitian kuantitatif, desain Tinggi : (X) ≥ mean + 1 SD penelitian yang digunakan deskriptif Sedang : Mean – 1 SD £ x £ mean korelasi yaitu rancangan penelitian + 1SD yang bermaksud untuk mencari Rendah : (X) ≤ mean – 1 SD Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 6 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
Analisis Data Berdasarkan tabel 4.3
Pengujian hipotesis dilakukan tersebut diatas hasil analisis dengan uji Spearman Rho. univariat data mayoritas kecemasan anak leukemia limfoblastik akut usia HASIL PENELITIAN pra sekolah saat dilakukan tindakan Karakterisik Responden invasif, yaitu rentang skor antara 9- No Karakteristik Frek Prosentase 13 sebanyak 7 anak atau 43,75 %. (%) 1 Jenis Kelamin Analisis Bivariat a. Laki-laki 9 56,25% Tabel 3. Hubungan frekuensii b.Perempuan 7 43,75% hospitalisasi dengan 2 Umur anak Kecemasan anak leukemia a. 3 – 4 Th 6 37,5% limfoblastik akut usia pra b. 4 – 5 Th 3 18,75% c. 5 – 6 Th 7 43,75% sekolah saat dilakukan Total 16 tindakan invasif
Kecemasan anak leukemia Tot
Analisis Univariat limfoblastik akut usia pra sekolah al Frek (%) saat dilakukan tindakan invasive Hsptlsi Tabel 1. Tabulasi Data frekuensii Rendah Sedang Tinggi hospitalisasi N % N % N % Jarang 0 0 0 0 2 12,5 12,5
Rentang Cukup 1 6,25 3 18,75 2 12,5 37,5
No. Frek % Skor Sering 3 18,75 4 25,0 1 6,25 50 Jarang Total 4 25 7 43,75 5 31,25 100 1 2 12,5 % (1x/bulan) Cukup Berdasarkan analisa 2 6 37,5 % (2x/bulan) pentabelsilangan data (crosstab) Sering dari tabel 4.5 diatas, hasil analisa 3 8 50 % (3x/bulan) hubungan frekuensi hospitalisasi Total 16 100% dengan kecemasan anak leukemia usia pra sekolah saat dilakukan Distribusi frekuensi tindakan invasif diperoleh bahwa hospitalisasi menunjukkan distribusi hasil crosstab data pada nilai tertinggi adalah sering yaitu frekuensi hospitalisasi jarang sebanyak 8 anak (50 %). dengan kecemasan tinggi sebanyak 2 responden (12,5). Untuk crosstab Tabel 2. Kecemasan anak leukemia data pada frekuensi hospitalisasi limfoblastik akut usia pra cukup sebanyak 3 responden sekolah saat dilakukan (18,75%) dengan kecemasan tindakan invasif sedang, 2 responden (12,5%) Rentang dengan kecemasan tinggi, dan 1 No Frek % Skor responden dengan kecemasan Rendah rendah (6,25%). Selanjutnya 1 4 25% (Skor < 9) crosstab data pada nilai frekuensi Sedang hospitalisasi sering sebanyak 4 2 (Skor 9 – 7 43,75% responden (25%) dengan 13) kecemasan sedang, 3 responden Tinggi (18,75%) dengan kecemasan 3 5 31,25% (Skor >13) rendah, dan 1 responden dengan Total Total 16 kecemasan tinggi (6,25%). Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 7 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
Berdasarkan hasil pengujian tahun. Insiden LLA secara
non parametrics correlations keseluruhan bervariasi menurut spearman rho ini dapat disimpulkan umur. LLA merupakan leukemia bahwa nilai korelasi yang didapatkan yang paling sering ditemukan pada dari data hasil penelitian nilai anak-anak, dengan puncak insiden signifikansi 0,046. Dimana lebih kecil tertinggi antara usia 2-6 tahun dari nilai P-value 0,05 maka Ho (Hockbenberry, 2011). Kondisi ini ditolak dan Ha diterima. Sehingga didukung juga oleh penelitian dapat disimpulkan bahwa ada Darwish (2012) yang menyatakan hubungan yang signifikan antara bahwa insiden LLA di Amerika frekuensi hospitalisasi dengan tertinggi adalah pada anak usia pra kecemasan anak leukemia usia pra sekolah 2-6 tahun yaitu sebesar sekolah saat dilakukan tindakan 54%, anak usia sekolah 6-12 tahun invasif di RSUD Dr. Mowardi. sebesar 26% dan sisanya remaja Berdasarkan kriteria koefisien 12-16 tahun sebesar 20%. korelasi (τ) sebesar – 5,05 yang bernilai negatif (-), berarti semakin Frekuensi Hospitalisasi jarang frekuensi hospitalisasi, maka Berdasarkan penelitian semakin tinggi kecemasan anak frekuensi hospitalisasi responden leukemia usia pra sekolah saat penderita LLA mayoritas adalah dilakukan tindakan invasif. Untuk sering yaitu 8 anak (50%). Kategori interpretasi hasil uji hipotesis sering sama dengan responden berdasarkan kekuatan korelasi melakukan perawatan 3 kali dalam antara frekuensi hospitalisasi 1 bulan. Frekuensi hospitalisasi dengan kecemasan anak leukemia sering lebih disebabkan karna usia pra sekolah saat dilakukan responden dalam tahap kemoterapi tindakan invasif termasuk dalam yaitu Remission Induction. taraf hubungan sedang dapat dilihat Sedangkan frekuensi hospitalisasi dari nilai koefisen korelasi sebesar cukup lebih disebabkan karena anak 0,505 (Sugiyono, 2012). dalam fase kemoterapi Consolidation ataupun Maintenance. Pembahasan Selain itu penambahan jumlah frekuensi hospitalisasi juga Karakteristik Umum Responden disebabkan karena anak mengalami Berdasarkan penelitian jenis nyeri sendi, cepat lelah, dan wajah kelamin responden penderita LLA sering tampak pucat, nafsu makan mayoritas adalah laki-laki yaitu menurun pada saat di rumah dan sebanyak 9 responden. Hal ini oleh orang tuanya dibawa ke rumah menunjukkan bahwa LLA lebih sakit. sering terjadi pada anak laki-laki Kondisi ini didukung oleh dibandingkan dengan anak penelitian Gutierrez (2012) dalam perempuan (Hockbenberry, 2011). penelitiannya “Estimation of Kondisi ini sejalan juga dengan Chemotherapy Costs Applying The penelitian Athanassiadou (2012) Full Protocol of Children” dimana yang menyatakan bahwa insiden penelitian ini menerangkan bahwa LLA di negara Turki mencapai anak dengan LLA akan menjalani 62,5% pada anak laki-laki dibanding serangkaian tahap kemoterapi yang dengan anak perempuan. meliputi Remission induction stage, Berdasarkan hasil penelitian Consolidation stage, Maintenance usia responden terbanyak yaitu 5-6 stage, Intrathecal prophylactic Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 8 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
therapy to CNS, sehingga setiap pemenuhan kebutuhan selama
anak dengan LLA akan menjalani menjalani perawatan dirumah sakit, frekuensi hospitalisasi yang seperti perpisahan dengan orang tua berbeda-beda sesuai dengan tahap dan keluarga, lingkungan asing, kemoterapi dan kondisi anak. pengobatan dan perawatan. Sehingga anak membutuhkan Kecemasan anak leukemia informasi yang memadai untuk limfoblastik akut usia pra sekolah menurunkan kecemasan selama saat dilakukan tindakan invasif menjalani hospitalisasi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kecemasan anak saat Hubungan antara kecemasan dilakukan tindakan invasif mayoritas Frekuensi hospitalisasi dengan anak mengalami kecemasan sedang Kecemasan anak leukemia yaitu sebanyak 7 responden limfoblastik akut usia pra sekolah (43,75%). Banyaknya responden saat dilakukan tindakan invasif yang mengalami kecemasan sedang lebih disebabkan karna anak dalam Berdasarkan hasil pengujian tahap pelepasan (phase of denial) non parametrics correlations yang di tunjukan oleh anak-anak spearman rho ini dapat disimpulkan secara samar-samar sudah mulae bahwa nilai korelasi yang didapatkan menerima, mulae tertarik dengan dari data hasil penelitian nilai lingkungan sekitar dan membina signifikansi 0,046. Dimana lebih kecil hubungan yang baik dengan dari nilai P-value 0,05 maka Ho lingkungan orang lain ditolak dan Ha diterima. Sehingga (Hockbenberry, 2011) dapat disimpulkan bahwa ada Faktor lain yang dapat hubungan yang signifikan antara mempengaruhi kecemasan anak frekuensi hospitalisasi dengan yaitu pengalaman anak terhadap kecemasan anak leukemia usia pra hospitalisasi sebelumnya, sekolah saat dilakukan tindakan mekanisme koping yang dimiliki dan invasif di RSUD Dr. Mowardi.. didapatkan oleh anak, informasi Berdasarkan kriteria koefisien tentang tujuan prosedur tindakan korelasi (τ) sebesar – 5,05 yang invasif. bernilai positif (-), berarti semakin Salmella (2010) dalam jarang frekuensi hospitalisasi, maka penelitiannya yang menyatakan semakin tinggi kecemasan anak bahwa strategi koping anak untuk leukemia usia pra sekolah saat mengatasi kecemasan selama dilakukan tindakan invasif. Untuk menjalani hospitalisasi adalah dari interpretasi hasil uji hipotesis pengalaman yang didapat selama berdasarkan kekuatan korelasi dan sebelum di rumah sakit, antara frekuensi hospitalisasi bimbingan atau pemberian informasi dengan kecemasan anak leukemia baik dari orang tua ataupun petugas usia pra sekolah saat dilakukan kesehatan, keterlibatan dalam tindakan invasif termasuk dalam pengambilan keputusan, dan taraf hubungan sedang dapat dilihat partisipasi anak dalam setiap dari nilai koefisen korelasi sebesar prosedur tindakan. 0,505 (Sugiyono, 2012) Kondisi ini juga dijelaskan Berdasarkan tabel 4.5 diatas dalam penelitian Imelda (2006) terdapat data ekstrim yaitu 1 bahwa reaksi anak selama menjalani responden dengan frekuensi hospitalisasi dipengaruhi hospitalisasi sering namun Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 9 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
kecemasan tinggi. Salah satu faktor rumah sakit, yang meliputi
yang dapat menyebabkan anak lingkungan, penataan ruangan, mengalami kecemasan tinggi yaitu orang-orang, alat-alat medis, serta usia responden 3 tahun. Menurut prosedur invasif yang dijalani oleh hockbenberry (2011) semakin muda anak. Hal tersebut membuat anak anak maka semakin sukar baginya berpikir dan mengira-ngira keadaan untuk menyesuaikan diri dengan yang terjadi sesuai dengan lingkungan baru, dalam hal ini pikirannya sendiri. Sehingga anak adalah lingkungan yang asing, akan merespon hal-hal baru secara orang-orang yang asing, prosedur positif maupun negatif. Reaksi anak tindakan. tersebut dapat dipengaruhi oleh usia Faktor lain yang perkembangan, pengalaman sakit menyebabkan kecemasan tinggi sebelumnya, ketrampilan koping yaitu pengalaman anak terhadap yang dimiliki dan didapatkan anak, hospitalisasi sebelumnya. Hasil sistem pendukung yang ada wawancara singkat dengan orang (Hockbenberry, 2011). tua responden menyatakan anak Penelitian ini sejalan dengan selalu ketakutan ketika didekati oleh hasil penelitian Fosson (2009) yang petugas kesehatan, karna dulu anak berjudul ” The Experience Of pernah kesakitan saat dipasang Hospital-Related Fears Of 4- To 6- infuse, sehingga pemasangan infus Year-Old Children”. Dimana anak gagal dan harus dipasang sampai yang pertama kali dirawat di rumah berhasil, dan saat kondisi tersebut sakit mengalami tingkat kecemasan banyak petugas kesehatan yang yang lebih tinggi dibanding dengan mngerubungi anak, selain itu sikap anak yang sudah sering dirawat di petugas kesehatan yang dianggab rumah sakit. tidak ramah oleh orang tua responden. SIMPULAN DAN SARAN Board (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “School- Simpulan Age Children’s Perceptions of Their 1. Mayoritas anak leukemia PICU Hospitalization” menyatakan limfoblastik akut usia pra sekolah bahwa anak mempunyai ingatan menjalani frekuensi hospitalisasi terhadap kejadian hospitalisasi sering yaitu sebesar 50% sebelumnya, sehingga anak yang 2. Mayoritas anak leukemia mempunyai pengalaman yang limfoblastik akut usia pra sekolah kurang menyenangkan dapat mengalami kecemasan sedang meningkatkan kecemasan pada yaitu sebesar 43,75% hospitalisasi selanjutnya, karna 3. Terdapat hubungan signifikan menganggab prosedur tindakan antara frekuensi hospitalisasi lebih invasif dan traumatik. dengan kecemasan anak Frekuensi hospitalisasi atau leukemia limfoblastik akut saat masuknya seseorang ke rumah sakit dilakukan tindakan invasif di yang disebabkan oleh alasan-alasan ruang Melati 2 RSUD Dr. tertentu, seperti serangkaian tahap Moewardi kemoterapi yang mengharuskan anak leukemia limfoblastik akut Saran untuk menjalani hospitalisasi. 1. Bagi instalasi kesehatan Ketakutan anak terhadap lingkungan Dengan hasil penelitian ini yang asing, dalam hal ini adalah diharapkan pihak RSUD Dr Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 10 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
Moewardi untuk lebih dapat Anassiadou, Fany. Athanassios.
melakukan pendekatan terhadap Israel Rousso. Georgios anak dalam asuhan keperawatan Katsos. Vassiliki Sidi. agar anak tidak merasa takut, Theodotis Papageorgiou. mau diajak kerjasama sehingga Christos tindakan invasif atau prosedur- prosedur pengobatan yang Papastergiou.IoannisTsituridis. dijalani anak tidak menimbulkan Dimitrios Koliouskas. (2006). kecemasan pada anak. “Bone mineral density in 2. Bagi orang tua survivors of childhood acute Di harapkan orang tua lebih lymphoblastic leukemia”. The menambah pengetahuan Turkish Journal of Pediatrics mengenai hal-hal yang dapat 2006; 48: 101-104. menimbulkan kecemasan dan http://www.turkishjournalpedi hal-hal yang dapat meringankan atrics.org/. diakses tanggal 22 kecemasan pada anak, sehingga Mei 2013 orang tua dapat meminimalisir kecemasan anak selama anak dihospitalisasi, teruatama Board, Rhonda. (2005). “School-Age saat dilakukan tindakan invasif. Children’s Perceptions of 3. Bagi peneliti berikutnya Their PICU Hospitalization”. a. Diharapkan peneliti Journal Pediatric Nursing. berikutnya dapat meneliti May-June 2005/Vol. 31/No. 3. dengan sampel yang lebih http://web.ebscohost.com/ehos besar. t/detail?sid. Diakses tanggal 4 b. Diharapkan peneliti Agustus 2012. berikutnya dapat meneliti faktor-faktor apa saja yang American Cancer Society. (2011). menyebabkan kecemasan Leukemia and Lymphoma pada anak, sehingga terlihat faktor apa yang paling Society. dominan menimbulkan kecemasan pada anak saat Dorlan. (2012). Kamus Saku menerima tindakan invasif di Kedokteran Dorlan. Edisi 28. rumah sakit. Jakarta : EGC c. Diharapkan peneliti berikutnya dapat Darwis, Azza M. Mostafa A. S. menggunakan ala bantu Salama. Nehad S. Basiouny. seperti rekaman, agar data Noha M. Arafa. “Effect of penelitian dapat di cross Chlorhexidine in Prevention of chek dengan hasil rekaman. Oral Lesions in Leukemic Children Receiving DAFTAR PUSTAKA Chemotherapy “. Journal of Arikunto. (2010). Prosedur American Science, 2011;7(6). Penelitian Suatu Pendekatan http://www.jofamericanscience .org/journals. diakses tanggal Praktik. Edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta 22 Mei 2013 Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 11 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
Fosson A. (2009). ” Anxiety among Labir, Ketut. (2008). “Gambaran
hospitalized latency-age Perkembangan Balita Usia 2-5 children.”. Journal of Tahun Yang Mengalami advanced nursing. Hospitalisasi Di Ruang Dec;11(6):324-7 Perawatan Anak BRSU http://www.google.co.id. Tabanan”. Jurnal Ilmiah Diakses tanggal 4 Agustus Keperawatan Vol 2. No.1. 2012 http://www.google.co.id. Diakses tanggal 22 April 2012. Gutierrez , Luis Jasso. Elisa Dorantes. Evelyne Eugenia. Nelson. (2010). Nelson Esensi Elvira Mireya. Torres and Pediatri. Edisi 4. Alih Bahasa Onofre Munoz. (2012). Jakarta : EGC “Estimation of chemotherapy costs applying the full protocol Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). of children with acute Metode Penelitian Kesehatan lymphoblastic leukemia or Ed. Rev. Jakarta : Rineka Hodgkin's lymphoma: case Cipta study”. Oryginal Article. Bol Med Hosp Infant Mex Rekam medik (2010-2011) RSUD 2012;69(1):10-21. Dr. Moewardi Surakarta. http://www.nietoeditores.com. Tidak dipublikasikan. mx/download/bol Diakses tanggal 22 Mei 2013 Riwidikdo, handoko. (2008). Statistik Kesehatan Belajar Hockbenberry, M. Wilson. (2011). Mudah Teknik Analisa Data Wong’s Nursing Care Of Dalam Penelitian Kesehatan Infant And Children. Edition 9. (Aplikasi Shoft Ware Spss) Canada : Mosby Elsevier cetakan 5. Yogyakarta : Mitra Cendekia. Hoffbrand.A.V, Pettit. Moss. (2012). Hematologi. edisi 4. Alih Salmela, Marja. Sanna Salantera. Bahasa Jakarta: EGC Eeva T. Aronen. (2010). “Coping with hospital-related Imelda Coyne, BSc(Hons). (2006). fears: experiences of pre- “Children’s experiences of school-aged children”. Journal Hospitalization”. Journal of of advanced nursing. 66(6), Child Health Care. Vol 10(4) 1222–1231. 326–336. http://web.ebscohost.com/ehos http://www.google.co.id. t/res. Diakses tanggal 4 Diakses tangal 22 Mei 2013 Agustus 2012
Keliat, Budiana. (2011). Manajemen Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta Kuantitatif Dan Kualitatif Dan : EGC R&D. Bandung : Alfabeta Hubungan Frekuensi Hospitalisasi dengan Kecemasan Anak Leukemia Usia Pra Sekolah 12 saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Evy Tri Susanti)
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk
Penelitian, Ed.Revisi Cet. Ke- 20. Bandung : Alfabeta
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Stuart, G.W. (2007). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.
*Evy Tri Susanti : Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura ** Siti Arifah, S.Kp., M.Kes : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. ** Endang Zulaicha, S.Kp. : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura