Anda di halaman 1dari 10
DIREKTORAT JENDERAL @ Lb PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT » 2 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ® Jalan Percetakan Negara No. 29 Kotak Pos 223 Jakarta 10560 Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS 24 Januari 2018 Nomor PV.04.02/IV/ 242 12018 Lampiran Satu berkas Hal Undangan Pertemuan Koordinasi workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Yth (Mohon lihat daftar tertampir) Penyakit tular vektor dan zoonotik masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia, _ yaitu : Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis, Chikungunya, Japanese Encephalitis, Rabies, Leptospirosis, Flu Burung, Anthraks dan Pes. Penyakit ini berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan pengendaliannya merupakan prioritas pembangunan kesehatan Dalam rangka penguatan program pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan Zoonotik ( P2TVZ) terpadu tahun 2018, bersama ini kami mohon kepada Bapak / {bu untuk menugaskan Kabid P2 dan Kabid Kesmas (Dinkes Provinsi) untuk hadir pada kegiatan tersebut yang akan dilaksanakan pada Hari Rabu s/d Sabtu Tanggal 31 Januari ~ 3 Februari 2018 Tempat Hotel Salak Tower JI, Salak No.38-40. Babakan Kota Bogor, Jawa Barat Telp. 0251-7565111 Untuk kelengkapan administrasi, mohon membawa surat tugas, tiket pulang pergi, boarding pass keberangkatan dan tata fertib pertemuan (terlampir). Konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Subdit Filariasis dan Kecacingan (021-4264533) atau dr Dauries Ariyanti, | M.Epid (081380039485), Yayuk (081391822515), Sunardi, SKM MKM (0852154885020) Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara, kami ucapkan terima kasih. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. H. Mohamad Subih, MPPM NIP. 196201191989021001 Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Sekretariat Jenderal Kemenkes RI Lintas Kementerian / Lembaga : Nomor +: PV.04,02/3/ 242 /2018 Lampiran ‘Satu berkas Hal = DAFTAR UNDANGAN Deputi | Bidang Koordinasi Bidang Peningkatan Kesehatan, Kemenko PMK Kementerian Kesehatan : Uni Pei 1. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2, Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI 3. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P, Kemenkes RI Kasubbag TU Direktorat P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI . Kasubdit Filariasis dan Kecacingan, Dit. P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI . Kasubdit Malaria, Dit. P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI Kasubdit Arbovirosis, Dit P2PTVZ, Difjen P2P, Kemenkes RI Kasubdit Zoonosis, Dit. P2PTVZ. Ditjen P2P, Kemenkes RI . Kasubdit Vektor, Di. P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI . Kasi Kecacingan, Subdit Filariasis dan Kecacingan, Dit.P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI 11. Kasi Filariasis, Subdit Filariasis dan Kecacingan, Dit P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI 12, Kasi Pencegahan Arbovirosis, Dit. P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI 13. Kasi Pengendalian Arbovirosis, Dit.P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI 14. Kasi Pencegahan Malaria, jen P2P, Kemenkes RI 15. Kasi Pengendalian Malaria, Dit P2PTVZ, Ditjen P2P Kemenkes RI 16. Kasi Vektor, Dit.P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI 17. Kasi Binatang Pembawa Penyakit, Dit. P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemenkes RI Seenoas it Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan Kepala BBTKL-PP Jakarta Kepala BBTKL-PP Surabaya Kepala BBTKL-PP Yogyakarta Kepala BBTKL-PP BanjarBaru Kepala BTKL-PP Medan Kepala BTKL-PP Batam Kepala BTKL-PP Palembang Kepala BTKL-PP Makasar Kepala BTKL-PP Manado 10. Kepala BTKL-PP_ Ambon 11. Kepala Poitekes Yogyakarta SENDER ENs merintah Daerah Provinsi Kepala Bappeda Provinsi NAD Kepala Bappeda Provinsi Riau Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Kepala Bappeda Provinsi Jambi Kepala Bappeda Provinsi Bangka Belitung Kepala Bappeda Provinsi Lampung Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Barat NOMRONS 8. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur 9. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah 10. Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah 11. Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Barat 12. Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara 13. Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo 14. Kepala Bappeda Provinsi Banten 15. Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat 16. Kepala Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur 17. Kepala Bappeda Provinsi Maluku Utara 18. Kepala Bappeda Provinsi Papua 19. Kepala Bappeda Provinsi Papua Barat Dinas Kesehatan Provinsi : 1. Kepala Dinkes Provinsi NAD 2. Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Utara 3. Kepala Dinkes Provinsi Riau 4, Kepala Dinkes Provinsi Kepulauan Riau 5. Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Selatan 6. Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Barat 7. Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu 8. Kepala Dinkes Provinsi Jambi 9. Kepala Dinkes Provinsi Bangka Belitung 10. Kepala Dinkes Provinsi Lampung 11. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan 12. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Barat 13, Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Timur 14, Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 16, Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Utara 16. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Utara 17. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 18. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah 19. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Barat 20. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara 21. Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo 22. Kepala Dinkes Provinsi DK! 23. Kepala Dinkes Provinsi Banten 24, Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur 28. Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah 26. Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat 27. Kepala Dinkes Provinsi DIY 28. Kepala Dinkes Provinsi Bali 29. Kepala Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur 30. Kepala Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat 31. Kepala Dinkes Provinsi Maluku 32, Kepala Dinkes Provinsi Maluku Utara 33. Kepala Dinkes Provinsi Papua 34, Kepala Dinkes Provinsi Papua Barat 28. Kepala Dinkes Provinsi Bali 29, Kepala Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur 30. Kepala Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat 31. Kepala Dinkes Provinsi Maluku 32, Kepala Dinkes Provinsi Maluku Utara 33. Kepala Dinkes Provinsi Papua 34. Kepala Dinkes Provinsi Papua Barat Kabupaten/Kota 1. Kepala Dinkes Kota Pare-Pare 2. Kepala Dinkes Kota Semarang 3. Kepala Dinkes Kabupaten Bulungan 4, Kepala Puskesmas Bantur, Kabupaten Malang Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ir. H. Mohamad Subuh, MPPM. NIP. 196201191989021001 Jadwal Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Tahun 2018 Bogor, 31 Januari—3 Februari 2018 ‘Hiari/Tanggal- | Waktu Mater ‘Narasumber 1 [Rabu / 14.00-18.00 |Kedatangan dan Registrasi Peserta |__{3LJanuari 2018. ae TF 18.00-19,00- |iiakan mlam’ 19.00-20.00 |Pembukaan: MC :Femmy 1. Lagu Indonesia Raya 2, Dove Pembaca do’a 3. Laporan Ketua Panitia Direktur P2PTVZ |4. Sambutan Selamat Datang | Kadinkes Kota Bogor Kadinkes Kota Bogor DirjenP2P JS. Sambutan dan Arahan sekaligus Membuka Pertemuar| dilanjutkan Dialog 16. Foto Bersama 20.00-21.00 | Sosialisasi Permenkes ~ Direktur P2PTVZ No.50 Th. 2017 21,00-22,00 iskusi 2 [Kamis/ 08.00- 10.00 [Panel T “Moderator : Direktur P2PTVZ 1 Februari 2018 ~ Evaluasi Program Filariasis | Kasubdit Filariasis dan Kecacingan ~ Evaluasi Program Arbovirosis | - Kasubdit Arbovirosis - Evaluasi Program Zoonosis ~ Kasubdit Zoonosis - Evaluasi Program Malaria ~ Kasubdit Malaria ~ Evaluasi Program Vektor dan | - Kasubdit VBPP Binatang Pembawa Penyakit + Diskusi 10.00 — 10.15 |RehatKopi 10.15 - 12.00 | Panel Il: - Paparan Peluang ~ Moderator danTantangan Implementasi + Dr. Ferdinand J. Leihad, Program P2PTVZ di Provinsi MPH/ Banten, Sumatera Selatan, ~ (Presentan :Dinkes Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Sumsel, Kalbar, Sulsel, Selatan, Papua Barat) Papua Barat) 12.00 - 13.00 | Ishoma 13.00 - 14.30 | Talkshow: Pemandu : |- Dukungan lintas sektor dalam | Dr. Ferdinand J. Leihad, MPH reduksi, eliminasi dan + Kemendesa PDT dan eradikasi penyakit tular vektor | Transmigrasi dan zoonotik - Bangda (Kemendagri) - Otonomi Daerah (Kemendagri) C 1430 — 15.00 [Rehat Kopi 3 Februari 2018 15.00—15.30 |- Penguatan Program P2PTVZ melalui Pemberdayaan Masyarakat 15.30-17.00 |- Panel Best Practise: ~ Gardu Bisma di Puskesmas ~ Kapuskes Bantur, Kab. Bantur Kab, Malang Malang ~ Rabies Centerdi Kota Pare- ~ Dinkes Kota Pare-Pare Pare ~ Gasurkes GIRI di Kota ~ Dinkes Kota Semarang Semarang ~ Tanaman Anti Nyamuk di ~ Poltekkes Yogyakarta ‘Lingkungan Perkantoran ~ Keberhasilan Pelaksanaan ~ Dinkes Kab. Bulungan POPM Filariasis di kabupaten Bulungan |; Pemberian Penghargaan untuk | Direktur P2PTVZ Best Practise [uma (08.00 -08.30 | Wrap Up Hari t > Peserta Terpilih 2 Februari 2018 | 0830-0845 |. Pengantar diskusi hemes Rersidaean 0845 ~11.30 |. Diskusi : Upaya Percepatan ee eae ae Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik ~ Kelompok Sesi I: (Wilayah Timur) ~ Kelompok Sesi Il: (Wilayah Tengah) ~ Kelompok Sesi II: (Wilayah Barat) 11.30 - 13.30 Ishoma_ 13:30 -15.00 | Paparan hasil diskusi Presentan masing-masing kelompok ~ Pembahas ~ Direktur P2PTVZ ~ Kemendesa PDT dan Transmigrasi - Bangda (Kemendagri) = Otonomi Daerah (Kemendagri) - BNPB ~_Kemen PUPERA 15.00 - 16.00 |- Rencana Tindak Lanjut 16.00 — 16.30 |- Penutupan [Sabtu/ 08.00 - 12.00 |- Penyelesaian Administrasi KERANGKA ACUAN ‘WORKSHOP PENGUATAN PROGRAM P2PTVZ TAHUN 2018 BOGOR, 31 JANUARI - 3 FEBRUARI 2018 Pendahuluan Dewasa ini, Indonesia menghadapi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan, yaitu keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan secara bersamaan, morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular juga makin meningkat. Di samping itu, penyakit tular vektor dan zoonotik juga masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia Penyakit - penyakit yang bersumber pada nyamuk (PBN) sebagai vektor khususnya Malaria, Filaria, DBD, masih cenderung tetap endemis di beberapa wilayah Indonesia dan menjadi masalah secara nasional dan global yang mengakibatkan kerugian sosial ekonomi bahkan kematian. Vektor Nyamuk sering disebut juga sebagai binatang paling mematikan di Dunia akibat tingginya kasus kesakitan bahkan kematian dari penyakit yang ditularkannya, misalnya saja pada kasus DBD, dilaporkan bahwa pada akhir tahun 2016 dari 514 Kab/Kota yang ada tercatat sebanyak 463 Kab/kota (90 %) telah terjangkit DBD dengan total kasus 202.314 kasus (IR : 78,3 per 100.000 penduduk) dengan 1.593 kasus kematian (CFR : 0.79 %).Mengingat besamya masalah yang dapat diakibatkan oleh nyamuk tersebut, maka segenap potensi/sumber daya harus diupayakan untuk mengendalikan vektor dan segala faktor resikonya. Dewasa ini, faktor resiko meningkatnya penyakit tular vektor dan zoonotik diberbagai wilayah kemungkinan disebabkan berbagai aspek, antara lain terbatasnya sumber daya manusia, peralatan dan biaya operasional, belum semua daerah memiliki tenaga yang berkompeten dalam hal pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik terutama dalam Penggunaan bahan kimiawai yang kurang tepat menyebabken terjadinya resistensi pada vektor sebagai penular penyakit, dan hal teknis lainnya. Selain aspek tersebut diatas, aspek alami dari nyamuk itu sendiri yaitu_perilaku vektor nyamuk yang sangat lokal spesifik dimana antar daerah yang satu dengan daerah yang lain atau tipe ekologi yang satu dengan ekologi yang lain mempunyai keragaman spesies dan perilaku, hal ini juga merupakan tantangan dalam metakukan pengendaliannya, karena pengendalian yang tepat harus menyesuaikan dengan perilaku nyamuk tersebut. Begitu kompleknya tantangan yang dihadapi untuk mengendalikan binatang sekecil ini menjadi satu tantangan untuk semua LP/LS yang concem untuk mewujudkan keluarga dan masyarakat Indonesia sehat Dalam rangka untuk mendukung pencapaian kegiatan tersebut dilakukan penguatan program Penceghan dan Pengendalian tular vektor dan zoonotik Terpadu, yang telah memprioritaskan beberapa kegiatan pendukung yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan Pencegahan, pengendalian dan pengobatan penyakit penyakit tular vektor dan zoonotik di Masyarakat. Meskipun demikian upaya yang dilakukan tersebut masih belum cukup untuk mencapai tujuan program pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik secara maksimal dalam rangka menurunkan angka kesakitan penyakit tular vektor dan zoonotik secara nasional. Terdapat beberapa kendala dalam capaian program antara lain belum semua kabupaten/kota endemis melaksanakan kegiatan pengendalian penyalit vektor dan penyakit penyakit zoonotik secara terpadu Berdasarkan beberapa hal tersebut perlu diambil langkah langkah strategis untuk meningkatkan capaian program, yaitu dengan melalui penguatan dan peningkatan layanan Program secara terpadu dan terintegrasi di seluruh wilayah provinsi se Indonesia serta terintegrasinya penanggulangan Program Prioritas Tular Vektor dan Zoonotik perlu Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Tahun 2018 tingkat Nasional M Tujuan: 1. Terintegrasinya Penanggulangan Program Prioritas Tular Vektor dan Zoonotik 2. Terkoordinasinya kegiatan Program Tular Vektor dan Zoonotik kepada seluruh program dan sektor terkait 3. Terlaksananya target program Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik untuk menurunkan secara bermakna angka kesakitan 4, Diperoleh masukan Keterpaduan dan Penguatan Program menuju Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi penyakit Tular Vektor dan Zoonotik sesuai target program 5. Terlaksananya upaya Penanggulangan Keterpaduan dan Penguatan Program menuju Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi penyakit Tular Vektor dan Zoonotik yang terstandar dan berkualitas di seluruh KabupatervKota indonesia 6. Diperolehnya masukan dan penguatan Keterpaduan dan Penguatan Program menuju Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 7. Terlaksananya Keterpaduan dan Penguatan Program menuju Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dengan dukungan yang maksimal dari ‘semua program dan sektor terkait. IL Peserta Pertemuan Kegiatan Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Dalam Pencapainan Eliminasi Filariasis Tahun 2018 ini akan dilkuti oleh 149 orang yang terdiri dari : 1. Peserta Pusat 35 orang 2. Narsum 7 orang Moderator 5 orang Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan Provinsi (1 orang) 34 orang Kabid Kesmas Dinkes Provinsi (1 orang) 34 orang B/BTKLPP (1 orang) 10 orang Bappeda 19 Provinsi: 19 orang PNOTRe IV. Materi Pertemuan Materi Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Tahun 2018 berupa presentasi dan diskusi tentang : a) Sosialisasi Permenkes No.50 Th. 2017 b) Evaluasi Program Filariasis dan Kecacingan ©) Evaluasi Program Arbovirosis 4) Evaluasi Program Zoonosis e) Evaluasi Program Malaria f) Evaluasi Program Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit 4) Diskusi : Upaya Percepatan Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik h) Paparan Peluang dan Tantangan Implementasi Program P2PTVZ di Provinsi (Banten, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Papua Barat) i) Panel Best Practise * Gardu Bisma di Puskesmas Bantur, Kab. Malang Rabies Centerdi Kota Pare-Pare Gasurkes G1R1J di Kota Semarang Tanaman Anti Nyamuk di LingkunganPerkantoran Keberhasilan Pelaksanaan POPM Filariasis di kabupaten Bulungan V. Diskusi Kelompok Diskusi Kelompok dibagi menjadi kelompok 3 regional membahas masalah : 1. Upaya Percepatan Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 2. Kelompok 1: (Wilayah Timur) 3. Kelompok II: (Wilayah Tengah 4, Kelompok Sesi Ill: ( Wilayah Barat) Vi, Pelaksana Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTV2), Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI. VII. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Tahun 2018 dilaksanakan selama 4 hari, yaitu pada : Hari : Rabu-Sabtu Tanggal —: ‘31 Januari — 3 Februari 2018 Tempat : Hotel Salak Tower Jl. Salak No.38-40. Babakan Kota Bogor,Jawa Barat Telp. 0251-7565111 Vill. Biaya Penyelenggaraan Seluruh biaya Pelaksanaan Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Tahun 2018 ini dibebankan pada anggaran APBN Satker Direktorat P2PTVZ tahun anggaran 2018 1X. Penutup Demikian Kerangka Acuan dibuat sebagai acuan pelaksanaan pertemuan Workshop Penguatan Program P2PTVZ Terpadu Dalam Keterpaduan dan Penguatan Program menuju Reduksi, Eliminasi dan Eradikasi penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Tahun 2018 Jakarta, 12 Januari 2018 Subdit Filariasis & Kecacingan

Anda mungkin juga menyukai