Diajukan Kepada:
Disusun Oleh:
Wahyu Zutianda
15174005
1
A. ANAMNESIS
A. EFLORESENSI
1. Efloresensi primer
a. Makula : kelainan kulit berbatas tegas, lesi datar, berbeda dengan kulit
sekitarnya karena warnanya.
Akibat hiperpigmentasi, pigmen melanin
Akibat pigmentasi dermal
Akibat dilatasi kapiler, eritema
Akibat purpura, ekstravasasi eritrosit
Contoh: melanoderma, leukoderma, purpura, petekie, ekimosis.
2
Gambar 1. Makula. A (hiperpigmentasi, pigmen melanin), B (biru, bayangan
melanosit), C (eritema, vasodilatasi kapiler), D (purpura, ekstravasasi
eritrosit)
3
c. Plakat : peninggian kulit akibat perluasan atau menyatunya beberapa papul
atau nodul. Contoh: psoriasis, granuloma annulare.
Gambar 3. Plakat
d. Nodul : peninggian kulit berbatas jelas, lebih dalam dan lebih besar dari
papula, terdapat di dermis atau subkutis. Contoh: eritema nodusum, furunkel.
4
e. Vesikel : peninggian kulit yang terbatas, beratap, mempunyai dasar,
berdiameter < 0,5 cm, berisi cairan jernih di dalamnya (serum) dan biasanya
terletak pada subcorneal. Jika berisi darah disebut vesikel hemoragik. Contoh:
verisela, herpes simpleks.
f. Pustul : Vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah
vesikel disebut vesikel hipopion. Contoh: pioderma, acne vulgaris
Gambar 6. Pustul
5
g. Bula : Vesikula yang berukuran lebih besar, nampak adanya cairan di
dalamnya. Dikenal juga istilah bula hemoragik, bula purulen, dan bula
hipopion. Dapat terletak intraepidermal-dermoepidermal-intradermal.
Contoh: impetigo vesikobulosa, eksantema bulosa, pemfigus.
Gambar 7. Bula
Gambar 8. Urtika
6
i. Kista : ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel. Kista
terbentuk bukan akibat peradangan, walaupun kemudian dapat meradang.
Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat dan biasanya
dilapisi sel epitel atau endotel. Kista terbentuk dari kelenjar yang melebar dan
tertutup, saluran kelenjar, pembuluh darah, saluran getah bening, atau lapisan
epidermis. Isi kista terdiri atas hasil dindingnya, yaitu serum, getah bening,
keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan tanduk dan rambut.
Gambar 9. Kista
7
2. Efloresensi Sekunder
Terdiri atas skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, ulkus, sikatriks :
a. Skuama
Merupakan lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat
halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luas sebagai
lembaran kertas. Dapat dibedakan misalnya pitiriasiformis (halus),
psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis),
lamelar (berlapis), membranosa atau ekfoliativa (lembaran-lembaran), dan
keratotik (terdiri atas zat tanduk)
b. Krusta
Merupakan cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan
nekrotik, maupun benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya). Warnanya ada
beberapa macam: kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal
dari pus, dan kehitaman berasal dari darah.
8
Gambar 11. Krusta
c. Erosi
Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui
stratum basal. Contoh: bila kulit digaruk sampai stratum spinosum maka akan
keluar cairan serous dari bekas garukan
d. Ekskoriasi
Kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan sampai dengan
stratum papilare. Contoh: bila kulit digaruk lebih dalam sehingga tergores
sampai ujung papil, maka akan terlihat darah yang keluar selain serum
e. Ulkus
Kelainan kulit yang disebabkan oleh hilangnya jaringan yang lebih dalam dari
ekskoriasi. Dengan demikian ulkus memiliki tepi, dinding, dasar, dan isi.
Termasuk erosi dan ekskoriasi dengan bentuk linier adalah fisura (rhagades)
9
yaitu belahan kulit yang terjadi oleh tarikan jaringan di sekitarnya, terutama
terlihat pada sendi dan batas kulit dengan selaput lendir
f. Likenefikasi
Penebalan kulit disertai dengan relief kulit
g. Sikatriks
Terdiri atas jaringan tidak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit
licin dan tidak terdapat adneksa kulit.
Sikatriks dapat atrofik, kulit mencekung dan dapat hipertrofik, yang secara
klinis lebih menonjol karena kelebihan jaringan ikat. Bila sikatriks hipertrofik
menjadi patologik, dengan pertumbuhan melampaui batas luka disebut keloid
(sikatriks yang pertumbuhan selnya mengikuti pertumbuhan tumor), dan ada
kecenderungan untuk terus membesar.
10
Gambar 15. Sikatriks
11
B. UKURAN, SUSUNAN KELAINAN / BENTUK SERTA PENYEBARAN
DAN LOKALISASI
2. Bentuk lesi :
Teratur : misalnya bulat,lonjong, seperti ginjal dan sebagainya.
Tidak teratur : tidak memiliki bentuk yang teratur.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M,editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed.3. Jakarta
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
2. Wolff, K, Johnson, R.A, and Suurmond, D. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology. Fifth Edition. USA: The McGraw-Hill Companies. 2005.
3. Bag/Lab. Ilmu Kulit&Kelamin FK UNAIR. Atlas Kulit dan Kelamin.
Surabaya; Airlangga University Press; 2007.
14