BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22
kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga
abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah
lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.5
a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini
(Syaifuddin., 2009). Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai
b. Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum
lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
4
5
c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum
merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan
sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan
katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar
sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm),
tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.5 Lapisan-lapisan usus besar dari
dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat.
Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus
dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk
tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut
dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus
dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang
a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
apendiks.7 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada
6
ujung sekum.5Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi
b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga
divisi:
i. Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah
ii. Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung
sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik.
iii. Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.
Keterangan gambar :
2. Parotis 14.Duodenum
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan –
bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan
lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses
pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim – enzim pankreas
yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat – zat yang lebih
sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan
memberikan pH optimal untuk kerja enzim – enzim. Sekresi empedu dari hati membantu
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus
enterikus). Banyak di antara enzim – enzim ini terdapat pada brush border vili dan
mencernakan zat – zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang
terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf
autonom dan hormon.8 Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan
dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong
isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal
protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui dinding usus ke
9
sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu, air, elektrolit dan
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pankreas, hasilnya
bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian memasuki membran
sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi, melepaskan garam
empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan asam lemak serta monogliserida ke dalam
sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol,
fosfolipid dan apoprotein untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki
lacteal. Asam lemak kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena
porta. Garam empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis.
Dari kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram
hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.9
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Enzim
protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan
amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke
dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk
pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili ’brush border’ sel epitel. Disakarida ini
dicerna menjadi monosakarida sewaktu berkontak dengan mikrovili ini atau sewaktu
10
Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan duodenum
menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik
dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Natrium dan klorida diabsorpsi
dengan pemasangan zat telarut organik atau secara transport aktif. Kalsium diabsorpsi
melalui transport aktif dalam duodenum dan jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit,
yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung.5
Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air
dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan retrograd dari kolon memperlambat
transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental
merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini
Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10¹¹-10¹²/gram dimana bakteri Anaerob
lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum, Escherichia coli berikutnya.
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi intralumen.
Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna.9
11
Udara akan terlihat hitam karena meneruskan sinar X yang dipancarkan dan
menyebabkan kehitaman pada film sedangkan tulang dengan elemen kalsium yang
dominan akan menyerap seluruh sinar yang dipancarkan sehingga pada film akan tampak
putih. Di antara udara dengan tulang misalnya jaringan lunak akan menyerap sebagian
Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan usus besar sedangkan
dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit udara dan cairan juga
mengisi lumen usus halus dan air fluid level yang minimal bukan merupakan gambaran
patologis. Air fluid level juga dapat dijumpai pada lumen usus besar, dan tiga sampai lima
fluid levels dengan panjang kurang dari 2,5 cm masih dalam batas normal serta sering
dijumpai di daerah kuadran kanan bawah. Dua air fluid level atau lebih dengan diameter
lebih dari 2,5 cm panjang atau caliber merupakan kondisi abnormal dan sealu dihubungkan
Banyaknya udara mengisi lumen usus baik usus halus dan besar tergantung banyaknya
udara yang tertelan seperti pada keadaan banyak bicara, tertawa, merokok dan lain
sebagainya. Pada keadaan tertentu misalnya asma atau pneumonia akan terjadi peningkatan
jumlah udara dalam lumen usus halus dan usus besar secara dramatic sehingga untuk
pasien bayi dan anak kecil dengan keluhan perut kembung sebaiknya juga difoto kedua
paru sekaligus karena sangat besar kemungkinan penyebab kembungnya berasal dari
pneumonia di paru. Beberapa penyebab lain yang mempunyai gambaran mirip dengan ileus
12
antara lain pleuritis, pulmonary infarc, myocardial infarc, kebocoran atau diseksi aorta
Selain komponen traktus gastrointestinal, juga dapat terlihat kontur kedua ginjal dan
muskulus psoas bilateral. Adanya bayangan yang menghalangi kontur dari ginjal atau m.
polos abdomen biasa dikerjakan dalam posisi pasien terlentang (supine). Apabila keadaan
pasien memungkinkan akan lebih baik lagi bila ditambah posisi berdiri. Untuk kasus
tertentu dilakukan foto radiografi polos tiga posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring ke
kiri (left lateral decubitus). Biasanya posisi demikian dimintakan untuk memastikan adanya
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa
disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan
dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan, atau kelainan vaskularisasi
pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.5
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus
obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang
melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik
usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi usus. Contohnya amiloidosis,
distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis
a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus
tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma
14
3. Menurut etiologinya
intraabdominal.
b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital
intususepsi.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan
pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan
diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat
setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit.
15
Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan
metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan penurunan absorpsi cairan
dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia
akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-
toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan
bakteriemia.5
Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana, distensi
timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah mereda, peristaltik
melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus melewatinya yang menyebabkan
nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa nyeri di antara episode. Gelombang
peristaltik lebih sering timbul setiap 3 sampai 5 menit di dalam jejunum dan setiap 10
menit di didalam ileum. Aktivitas peristaltik mendorong udara dan cairan melalui gelung
usus, yang menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar dalam ileus obstruktif.
Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik menjadi lebih jarang dan
Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah dan
mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus menyebabkan
muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai kehilangan air, natrium,
klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan konsentrasi ion hidrogennya yang
tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda pada ileus obstruktif usus besar, muntah
bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan
intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria atau anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam
perjalanan klinik, maka dapat timbul azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan
syok.4,5
Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi pada usus
mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan dan gas yang
mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga gerakan
darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga dieksudasi dari sisi
serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus yang normalnya bertindak
sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan produk toksiknya, merupakan
bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap perubahan dalam aliran darah. Dengan
strangulasi yang memanjang maka timbul iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama
dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas
peritonealis.4,5
Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus
cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat menyebabkan
kematian.4
Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu
gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus obstruksi
yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum terbukti tanda klinis
dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung tertutup mencakup pita lekat
melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi sederhana. Pada keadaan terakhir ini,
Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus) dibandingkan
ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan dan hanya
menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka tidak timbul
penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu bagian sindroma
yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling mendesak karena
obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten maka kolon terdistensi
dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini kompeten, maka kolon
terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu menyebabkan ruptura pada
tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal didasarkan atas hukum Laplace, yang
mendefinisikan tegangan di dalam dinding organ tubular pada tekanan tertentu apapun
berhubungan langsung dengan diameter tabung itu. Sehingga karena diameter kolon
melebar di dalam sekum, maka area ini yang biasanya pecah pertama.5,6
18
1. Obstruksi sederhana
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen
usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan
usus meliputi nyeri kram pada perut disertai kembung. Pada obstruksi usus
halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi
muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan
perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan
semakin fekulen. Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut
dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa
normal sampai demam. Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada
obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising
usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan
dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas
19
20
iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka
Obstruksi usus yang sering ditemukan, tergantung pada umur pasien (Tabel
1). Pada bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia pada usus
kongenital. Pada orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam
femoralis ataupun umbilikalis dan penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur
lanjut sering disebabkan karsinoma usus besar, divertikel, hernia strangulasi, tinja
Hirschsprung
penyakit Hirschsprung
21
volvulus
Anamnesis
misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia.
yang disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai
gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik,
gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada
lagi flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan
untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang
buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai
kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut
yang tidak pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis yang
hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut.
Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian
Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising
usus). Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada
Inspeksi Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung. Benjolan pada
Pada invaginasi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi
Perkusi Hipertimpani.
23
Auskultasi Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase lanjut bising usus
Toucher
Darah (+) : strangulasi, neoplasma
Pemeriksaan Penunjang
hemokonsentrasi. Pada urinalisa, berat jenis dapat meningkat dan ketonuria yang
sedikit meningkat , jika sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis. Kimia
antero-posterior (AP)
proyeksi AP.12
Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:
Gambaran radiologis didapatkan adanya air fluid level dan step ladder
appearance.
gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak
Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus
dan hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun
diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat memperkirakan
appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance
distensi.11,12
besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran
air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut
juga step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus
kolon.11,12
halus ( diameter > 3 cm ), adanya air-fluid level pada posisi foto abdomen
a) distensi usus
b) step-ladder sign
berderet
udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding
proksimal usus halus dan ketika lumen usus dipenuhi oleh cairan saja
obstruction
Gas in small intestine Large bowel shape loops; Gas present diffusely;
strangulation
motion
Gambar 10. Multipel air fluid level dan “string of pearls” sign 17
34
2. Enteroclysis
juga untuk membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika
kontras yang sering digunakan. Barium sangat berguna dan aman untuk
36
perforasi.17
3. Barium Enema
Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih, berat dan tidak mudah larut
dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu
37
suspensi barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk
suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian
Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah
4. CT-Scan Abdomen
dimana sinar X yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan
secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi. CT–Scan
rendah (<50%) untuk mendeteksi grade ringan atau obstruksi usus halus
5. MRI
adanya obstruksi. MRI juga efektif untuk menentukan lokasi dan etiologi
6. USG
obstruksi dengan melihat pergerakan dari usus halus. Pada pasien dengan
distensi. USG dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang
obstruksi mekanik dari ileus paralitik. Pemeriksaan USG lebih murah dan
42
mencapai 100%.21
Gambar 21. USG Longitudinal dari abdomen bagian bawah menunjukkan distensi
1. Ileus paralitik
2. Appensicitis akut
4. Konstipasi
7. Pankreatitis akut17
2.12 Penatalaksanaan
rumah sakit.2,8
1. Persiapan
2. Operasi
vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah
3. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan
kalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam
keadaan paralitik.2,8
2.13 Prognosis
etiologi, tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun