Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Tahap Persiapan Bersama
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Ariq Budipraja
NPM : 270110170014
Fakultas : Fakultas Teknik Geologi
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang
telah memberikan rahmat dan karunia sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tugas
Tahapan Persiapan Bersama (TPB) yang berjudul KELAPARAN DALAM KACAMATA
ISLAM dengan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan bisa mengkaji topik
masalah kelaparan dari sudut pandang agama Islam.
Tentunya makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan dan
kekuranga. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam
menuntut ilmu, walau sekecil apapun itu. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa
memudahkan kita dalam menuntut ilmu.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
2.3 Cara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Umatnya Menghadapi
Masalah
Kelaparan.........................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kelaparan di Indonesia bukanlah hal yang asing. Sejak tahun 90-an hingga
saat ini terus membayangi negara ini. Hampir setiap daerah di Indonesia ikut serta
menyumbangkan penduduk yang masih hidup kelaparan. Dari mulai ujung barat Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam hingga ujung timur Provinsi Papua. Kondisi ini terus menerus
membuat banyak penduduk Indonesia tersiksa karena kelaparan.
Kelaparan juga menjadi masalah kompleks di dunia ini. Berbagai negara di belahan
benua lain masih mengalami hal ini. Setiap harinya ada sekitar 24.000 yang meninggal
karena kelaparan ataupun hal yang berkaitan dengan kelaparan. Kebanyakan dari kematian
ini disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat dari penderita tidak dapat mendapatkan
makanan yang cukup.
Kelaparan sendiri adalah kondisi dimana seseorang tidak makan dalam waktu yang
cukup lama sehingga dapat menimbulkan penyakit. Kondisi ini juga menunjukan bahwa
seseorang tidak mendapat gizi yang cukup untuk tubuhnya. Kelaparan dapat terjadi karena
kurang tersedianya bahan pangan atau kurangnya kemampuan untuk mendapatkan bahan
pangan yang mencukupi gizi. Salah satu penyebabnya adalah kemiskinan.
Kelaparan pun terjadi juga pada masa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari cara beliau dan sahabat-sahabatnya (Umar bin Khatab, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan
lainnya) menghadapi masalah tersebut, bisa dijadikan panutan bagi kita umatnya dalam
menghadapi masalah kelaparan di Indonesia. Selain itu kita juga bisa mencontoh perilaku
beliau sebagai pemimpin umatnya dalam menghadapi masalah kelaparan.
1.2 Rumusan Masalah
Agar lebih sistematis, penulis sudah menyusun rumusan masalah dalam makalah
“Kelaparan dalam kacamata Islam” sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia sendiri, tingkat kelaparan masih dalam level yang serius menurut
Global Hunger Index (GHI) 2016. GHI dibuat dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kelaparan secara global. Indeks GHI dibuat oleh International Food Policy Research
Institute (IFPRI), yaitu lembaga yang melakukan riset di bidang kekurangan gizi dan
kelaparan di negara berkembang. Semakin besar nilai GHI, maka semakin parah
kondisi kelaparannya. Ada empat indikator dalam penentuan besar angka GHI.
Indikatornya yaitu berat badan dan tinggi badan anak dibawah lima tahun, angka
kematian anak dibawah umur lima tahun, dan kondisi kekurangan gizi seluruh
penduduk. Di Indonesia sendiri, tingkat angka GHI mengalami penurunan. Namun
masih dalam tingkat yang serius. Jika dibandingkan dengan negara lain di Asia
Tenggara, angka GHI Indonesia hanya lebih baik dari Laos. Negara Asia Tenggara
satu-satunya dengan angka GHI rendah adalah Malaysia. Singapura tidak masuk
karena merupakan negara maju. Berikut tabel angka GHI Indonesia dan negara
tetangga tahun 2016.
NEGARA ANGKA GHI STATUS
Laos 28,1 Serius
Indonesia 21,9 Serius
Kamboja 21,6 Serius
Filipina 19,9 Sedang
Vietnam 14,5 Sedang
Thailand 11,8 Sedang
Malaysia 9,7 Rendah
Food and Agriculture Organization (FAO) juga melakukan riset tentang kelaparan
di Indonesia. Dari hasil penelitian yang mereka lakukan, sekitar 19,4 juta penduduk
Indonesia masih mengalami kelaparan. Khususnya wilayah timur Indonesia, yaitu Nusa
Tenggara Timur dan Papua. Penyebab utamanya kemungkinan besar adalah
kemiskinan. Meski demikian, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
Indonesia sudah berhasil mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan hingga
setengahnya. Masih banyak yang harus Indonesai lakukan untuk terus memberantas
kelaparan di negara ini, terutama di wilayah timur karena masih banyak penduduk yang
kekurangan bahan pangan.
2.3 Cara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Umatnya Menghadapi
Masalah Kelaparan
1. Bekerja
Setiap orang Islam diwajibkan untuk mencari nafkah. Mencari nafkah atau bekerja
merupakan senjata umat Islam dalam memberantas kemiskinan. Dalam Islam, seseorang
yang bekerja tidak boleh dihalang-halangi dalam memperoleh upahnya. Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyampaikan bahwa melakukan ikhtiar atau berusaha
dulu lalu baru melakukan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setiap orang Islam
bertanggung jawab jika terjadinya kelaparan. Bentuk tanggung jawab itu diantaranya
mengusahakan tercukupinya lapangan pekerjaan, mempersiapkan tenaga ahli untuk
mengurus dan memelihara. Bila sebagian umat sudah melaksanakannya, maka lepaslah
dosa. Tapi, jika tidak ada yang melaksanakannya maka seluruh umat Islam menanggung
dosa tersebut.
3. Zakat
Allah telah memberikan hak harta yang tetap bagi orang-orang miskin dari orang-orang
kaya. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha mengetahui, Maha bijaksana.” [at-Taubah/9:60]
4. Sedekah Sukarela
Salah satu akhlaq terpuji dari seorang muslim adalah memberi tanpa diminta, suka
memberikan secara sukarela. Sifat ini muncul bukan karena haus kepopuleran atau
untuk pamer belaka, tapi sifat ini muncul sebagai motivasi bagi umat muslim lainnya.
Rasulullah telah mencontohkan sifat ini kepada umatnya. Hal ini berarti Rasulullah
telah meletakan pondasi wakaf sosial yang dampaknya akan terus terasa bagi seluruh
masyarakat jika seluruh umatnya terus menerapkannya. Ini juga merupakan bukti nyata
kepedulian sosial antar masyarakat yang ditunjukan umat muslim.
Hal pertama yang dapat menanggulangi kelaparan yang pertama adalah memberantas
kemiskinan. Dengan cara mendukung pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat bagi
masyarakat luas secara berkesinambungan. Islam juga mendukung distribusi makanan
secara merata di seluruh wilayah. Sehingga tercipta persebaran makanan yang merata.
Selain itu bagi masyarakat yang miskin, dapat berusaha dengan bekerja agar dapat
mencukupi kebutuhan makanan sehari-hari. Dalam hal ini, masyarakat yang mampu dan
pemerintah wajib berpartisipasi dengan memberi bantuan kepada masyarakat yang kurang
mampu. Bagi umat muslim juga dapat membantu dengan metode yang dianjurkan
Rasulullah, seperti zakat, infaq, ataupun sedekah. Pemerintah pun wajib memberi bantuan
bagi masyarakat yang kelaparan jika masih terdapat di negara tersebut. Orang-orang yang
mampu di negara tersebut juga wajib untuk membagi hartanya kepada yang kurang mampu
agar tercipta pemerataan dalam hal ekonomi. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan
pangan yang dibutuhkan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam sebagai agama yang mengatur semua aspek dalam kehidupan manusia sudah
sepatutnya memiliki pandangan dalam menghadapi masalah kelaparan. Dengan mengacu
pada Al-Qur’an dan hadits Rasulullah, Islam mengajarkan cara mengatasi dan melewati
masalah kelaparan. Selain dapat mengatasi masalah kelaparan, cara yang diajarkan pun
dapat memberi pahala untuk di akhirat nanti.
3.2 Saran
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparan
Utama, Ahadian. Penelitian FAO 19,4 juta Penduduk Indonesia Masih Mengalami
Kelaparan. Diakses dari https://www.voaindonesia.com/a/pemelitian-fao-sembilan-belas-
koma-empat-juta-penduduk-indonesia-masih-mengalami-kelaparan/2817021.html
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Syariat Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan.
Diakses dari https://almanhaj.or.id/3470-syariat-islam-memberikan-solusi-dalam-
mengentaskan-kemiskinan.html