1. Optimasi
a. Perbandingan fase gerak
b. Laju alir
c. Penentuan panjang gelombang
2. Validasi
a. Linearitas
Pembuatan kurva baku
b. Spesifitas
Placebo
c. Presisi
Sd,cv ,replikasi sampel
d. LOD LOQ
e. Reprodusibilitas
Sampel replikasi 3x, diukur puncaknya
Fase gerak dibuat dalam 100 ml, untuk perbandingan 50:50 diambil 50 ml metanol PA
kemudian disaring menggunakan saringan organik dan dimasukkan ke dalam labu takar 100
ml
Larutan diinjeksikan ke dalam sistem HPLC dengan fase gerak dan laju alir yang berbeda
yaitu 1 mL/menit dan 1,5 mL/menit.
Waktu tambat dan tekanan kolom dicatat pada tiap penyuntikan dengan berbagai
perbandingan fase gerak dan laju alir
Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL lalu ditambahkan dengan pelarut fase gerak
hingga tanda batas dan digojog.
Dari larutan stok kafein diambil 0,1 ; 0,15 ; 0,2 ; 0,25 ; 0,3 ; 0,35 mL masing-masing
dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL yang berisi larutan stok parasetamol.
Ditambahkan pelarut fase gerak hingga volume total larutan di dalam labu takar
mencapai tanda batas lalu digojog.
Larutan disaring menggunakan saringan nylon membrane dengan ukuran pori 0,45
μm.
Dari larutan stok parasetamol diambil 1,2 mL dan 1,8 mL, kemudian masing-masing
dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
Dari larutan stok kafein diambil 0,1 mL dan 0,15 mL, masing-masing dimasukkan ke
dalam labu takar 10 mL yang sudah berisi larutan seri parasetamol.
Pada masing - masing labu ditambahkan pelarut fase gerak hingga volume total larutan di
dalam labu takar mencapai tanda batas lalu digojog.
Larutan disaring menggunakan saringan nylon membrane dengan ukuran pori 0,45 μm.
Larutan diinjeksikan pada perangkat HPLC dengan fase gerak dan laju alir yang sudah
dioptimasi
Larutan dibaca serapannya pada panjang gelombang 200 nm - 300 nm, kemudian dilihat
serapan maksimumnya
f. Pengukuran linearitas
Larutan seri campuran antara parasetamol (konsentrasi 120 ; 180 ; 240 ; 300 ; 360 ; dan 420 ppm)
dan kafein (konsentrasi 10 ; 15 ; 20 ; 25 ; 30 dan 35 ppm) disuntikkan dalam injector port
menggunakan HPLC syringe dengan fase diam kolom C 18 , fase gerak dan flow rate yang
telah dioptimasi. Kromatogram yang telah dihasilkan kemudian diamati.
Dengan metode regresi linier, memplotkan kadar (μg/mL) terhadap harga AUC dari seri
larutan kadar sehingga didapat persamaan y = bx + a (y = harga AUC, x = konsentrasi, b =
slope, a = intersept).
g. Pembuatan Larutan Sampel
Sebanyak 20 tablet Bodrex® ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya.
Tablet yang telah digerus dibagi menjadi 5 bagian, masing-masing sebanyak 3330,6
mg.
Dari larutan sampel dipipet 2,0 mL dan diencerkan dengan metanol hingga
didapatkan volume 10,0 mL.
k.