Anda di halaman 1dari 17

TEORI AKUNTANSI

TEORI NORMATIF- KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENYAJIAN


LAPORAN KEUANGAN
Dosen pengampu : - Drs. Sudarno, S.E. M.Si. Ph.D
- Puji Harto, S.E., M.Si, Ph.D

Disusun oleh:
ROHMA SEPTIAWATI 12030117410023
FERDYAN WANA SAPUTRA 12030117410007

JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
A. Teori Akuntansi Normatif
A.1. Baik teori induktif maupun deduktif dapat bersifat deskriptif (positif) atau
preskriptif (normatif). Teori – teori yang deskriptif mencoba mengemukakan
dan menjelaskan informasi keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan
kepada para pemakai data akuntansi serta bagaimana penyajian dan
pengkomunikasiannya. Teori –teori yang normatif mencoba menentukan data
apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan; berarti
, teori itu mencoba menjelaskan apa yang seharusnya dan apa yang sebenarnya
disajikan.
A.2. Verifikasi Teori
Verifikasi dapat didefinisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau kebenaran,
suatu teori. Semua teori haruslah baik secara logika, tetapi diluar itu sifat
verifikasi akan bergantung pada sifat teori yang diverifikasi. Teori – teori
normatif dinilai dengan cara yang satu; teori – teori positif dengan cara yang
lain.
Teori – teori normatif, termasuk teori yang verifikasi itu sendiri, dinilai dari
kewajaran asumsi-asumsinya. Idealnya, asumsi-asumsi yang menjadi dasar
suatu teori normatif, dan dasar-dasar untuk menilai akseptabilitas asumsi-
asumsi itu, dinyatakan dengan jelas dalam teori itu. Orang lain mungkin saja
menolak kesimpulan normatif itu dengan menolak untuk menerima asumsi-
asumsinya, tetapi dasar ketidaksepakatan itu sendiri terdefinisikan dengan baik.
Mengklasifikasikan Teori
Teori Deskriptif atau Preskriptif
(positif vs normatif)
Dasar Pemikiran Bahasa
1. Deduksi (apakah menurut 1. Sintaksis (apa aturan –
logika baik aturannya?)
2. Induksi (Apa buktinya?) 2. Semantik (apa artinya?)
3. Pragmatik (apa pengaruhnya?)

2
Konfirmasi teori-teori akuntansi terjadi pada beberapa tingkatan:
1. Asumsi – asumsi yang menyangkut dunia nyata harus diuji untuk
menilai kesesuaian antara pernyataan itu dan fenonema yang dapat
diamati.
2. Saling hubungan pernyataan – pernyataan dalam teori harus diuji
untuk menilai konsisten logisnya.
3. Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai, premis itu
harus diterima atau ditolak berdasarkan kesesuaiannya dengan
pertimbangan nilai orang itu sendiri
4. Jika ada verifikasi empiris yang tidak konklusif, kesimpulan teori
atau hipotesanya harus menjalani verifikasi empiris yang
independen.

B. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Konseptual?


Sebuah sistem koheren yang saling terkait tujuan dan fundamental yang
diharapkan dapat mengarah pada standar yang konsisten dan yang mengatur sifat, fungsi
dan batasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan (Pernyataan Konsep Akuntansi
Keuangan No. 1: Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Perusahaan Bisnis 1978) mencoba
untuk menyediakan 'teori' akuntansi terstruktur (Craig Deegan).
Kerangka konseptual mungkin dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang
terstuktur (Belkaoui, 1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama
dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis (logical
reasoning).
- "Sebuah sistem yang koheren tujuan saling terkait dan fundamental yang
diharapkan dapat mengarah pada standar yang konsisten '(Pernyataan Konsep
Akuntansi Keuangan No 1:Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Badan Usaha
1978)
- Upaya untuk memberikan teori terstruktur akuntansi
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu sistem yang saling
berkaitan sebagai berikut:
“suatu sistem yang koheren tentang tujuan (objektives) dan konsep dasar
saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang

3
konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, dan keterbatasan akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan”.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa kata-kata seperti “sistem yang
koheren”(coherent system) dan “konsisten” (consistent) menunjukkan bahwa FASB
menggunakan kerangka teoritis dan non arbiter. Sedangkan kata “(prescribes)
mendukung pemakaian pendekatan normatif.
Ada beberapa pihak yang memandang kerangka konseptual sebagai “Konstitusi”
(Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan dalam proses penentuan standar
akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagai badan yang berwenang
dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses penentuan standar.
Kerangka konseptual teori normatif
 Kerangka kerja konseptual memberikan resep sehingga mereka dianggap teori
normatif akuntansi
 'Menentukan sifat, fungsi dan batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan'
(Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan No 1: Tujuan Pelaporan Keuangan
oleh Badan Usaha, 1978)

C. MENGAPA KERANGKA KONSEPTUAL DIPERLUKAN


Dalam membahas kerangka konseptual, kita dihadapkan pada masalah berikut:
a.) mengapa mempersoalkan perumusan “teori” akuntansi umum melalui pendekatan
kerangka konseptual? b.) Kita belum memiliki standar akuntansi di masa lalu, mengapa
teori tersebut diperlukan pada masa sekarang.
Mungkin benar bahwa profesi akuntan sejauh ini mampu bertahan tanpa teori
akuntansi yang disusun secara formal dan mungkin akan tetap melakukan hal yang
sama di masa sekarang. Meskipun demikian, ada argumen yang menyatakan bahwa
munculnya berbagai masalah dalam praktik akuntansi sering disebabkan oleh tidak
adanya teori umum. Sekalipun badan akuntansi di negara maju seperti Amerika dan
Australia telah mengeluarkan berbagai standar dan melakukan pembatasan terhadap
pemilihan metode akuntansi, praktik akuntansi masih dilakukan terlalu permisif.
Hal ini disebabkan adanya kelonggaran terhadap pemakaian prosedur akuntansi
yang sesuai dengan keinginan penyusun laporan keuangan. Kenyataan ini dapat dilihat
dari laporan khusus yang dibuat oleh salah satu Komite dari New York Stock Exchange
tahun 1934 sebagai berikut (AICPA,1934):

4
Semakin banyak alternatif praktik akuntansi, akan menyebabkan perusahaan
memilih metode akuntansi mereka sendiri dalam batas-batas yang sangat luas sesuai
dengan refrensi yang dibuat.
FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang dapat diperoleh dari rerangka konseptual.
Manfaat tersebut adalah:
1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2. Sebagai kerangka refrensi untuk memecahkan masalah masalah akuntansi
apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur isu baru yang muncul
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgment) dalam menyajikan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yang ada.
D. SEJARAH KERANGKA KONSEPTUAL
Ketidakseragaman dalam praktik akuntansi menimbulkan situasi yang buruk,
pada awal abad duapuluhan, akibat tidak adanya standar yang baku, maka penyusunan
laporan keuangan dan audit dilakukan hanya dengan sukarela. Hal tersebut memicu
krisis pada pasar modal dan mengakibatkan depresi yang besar pada tahun 1929. Krisis
tersebut terjadi adanya kekurang percayaan pemegang saham terhadap laporan
keuangan perusahaan. Para pemegang saham merasa tidak dapat sepenuhnya
mempercayai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan karena tidak ada
prinsip-prinsip akuntansi yang seragam yang harus diikuti dan dipatuhi perusahaan.
Sementara pada saat tersebut, tidak ada satupun badan yang merasa bertanggungjawab
untuk menyusun prinsip akuntansi. Para pemegang saham kemudian melakukan
penjualan besar-besaran sehingga mengakibatkan anjloknya harga saham. Maka
terjadilah kekacauan di Bursa Efek New York yang dikenal dengan istilah crash.
Keadaan tersebut mengajarkan perlunya penyusunan prinsip akuntansi yang bisa
diterima oleh publik. Pada perkembangannya, penyusunan standar seringkali diliputi
oleh kepentingan politik dan ekonomika suatu negara. Gerboth (1973) menyatakan
bahwa politisasi pembuatan peraturan akuntansi tidak dapat dielakkan, dan hal ini
merupakan suatu keharusan. Gerboth juga menambahkan bahwa keberterimaan suatu
standar akan sangat dipengaruhi oleh aspek politis dibanding masalah teknis. Pendapat
ini diperkuat oleh Horngren (1973). Ia menyatakan bahwa standar akuntansi merupakan
hasil tindakan politik dan sosial yang akan mempengaruhi masyarakat.

5
Kerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan landasan
untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi, elemen
laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran. Proses perumusan rerangka konseptual
pada dasarnya merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek
sebelumnya seperti A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) tahun 1966
oleh AAA, Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of
Business Enterprises (APB Opinion No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of
Financial Statement (Trueblood Committee Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement
of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA) tahun 1977 oleh AAA, dan
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no. 1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980,
1980, 1984, dan 1985 oleh FASB.
Berdasarkan pada Trueblood Report yang mengemukakan dua belas tujuan dan
tujuh karakteristik kualitatif pelaporan keuangan, FASB menyadari pentingnya tujuan
laporan keuangan. Namun demikian, masalah-masalah penyusunan standar tidak hanya
karena belum mantapnya tujuan laporan keuangan, tetapi juga pada rangka konseptual
yang belum ada. Beberapa masalah yang muncul berkaitan dengan pelaporan keuangan
adalah :
1. Adanya dua atau lebih metode akuntansi diterima untuk kejadian yang sama.
2. Penggunaan metode akuntansi yang kurang konservatif sebelum yang lebih
konservatif.
3. Cadangan digunakan untuk melakukan perataan fluktuasi earnings secara
artifisial.
4. Kegagalan laporan keuangan dalam mengidentifikasi kemungkinan ancaman
likuiditas di masa mendatang,
5. Adanya tindakan big bath mengikuti penangguhan
6. Terlalu optimisme yang tidak disesuaikan ada dalam mengestimasi kemampuan
untuk recovery kembali.
7. Off balance sheet financing (yaitu pengungkapan dalam catatan laporan
keuangan) adalah lazim.
8. Bentuk mengungguli substansinya.

6
Terdapat empat level hirarki dalam rangka konseptual yang dipublikasi oleh FASB.
Yaitu :

Tujuan SFAC
NO.1 dan 4

Ele+men- Karakteristik
Elemen SFAC Kualitatif
NO.3 dan 6 SFAC NO.2
Kriteria Laporan Keuangan Pengakuan
Pengukuran versus Pelaporan SFAC NO.33
SFAC NO.5 keuangan (Percobaan)
Pelaporan Pelaporan Arus Pelaporan
Penghasilan dana dan posisi
SFAC No.6 likuiditas keuangan

1. Pada level pertama, tujuan mengindentifikasi maksud dan sasaran akuntansi.


Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 (Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises) menyajikan maksud dan sasaran
akuntansi untuk perusahaan bisnis. Statement of Financial Accounting
Concepts No. 4 (Objectives of Fmancial Reporting by Nonbusiness
organizations) menyajikan maksud dan sasaran akantansi untuk Organisasi
nonbisnis.
2. Level kedua meliputi karakteristik kualitatif informasi akuntansi (Statement
of Financial Accounting Concepts No. 2), dan definisi elemen-elemen
laporan keuangan (Statement of Financial Accounting Concepts No. 3).
3. Level ketiga adalah petunjuk operasional yang digunakan akuntan dalam
menetapkan dan menerapkan standar akuntansi meliputi kriteria pengakuan
dan kriteria pengukuran fundamental serta bagaimana informasi sebaiknya
secara formal dicantumkan dalam laporan keuangan (SFAC No.5), laporan
keuangan versus pelaporan keuangan dan pengukuran (Statement of Financial
Accounting Standards No. 33).
4. Pada level keempat, mekanisme panyajian yang, digunakan akuntansi untuk
menyampaikan informasi akuntansi yang meliputi pelaporan penghasilan

7
(SFAC No.6), pelaporan aliran dana dan likuiditas, dan pelaporan posisi
keuangan.
E. BANGUNAN BLOK DARI KERANGKA KONSEPTUAL
1) Pengguna laporan keuangan
Kelompok utama untu pengguna laporan keuangan
- Penyedia sumberdaya
- Karyawan, kreditur, pemasok, investor dan konstributor
- Penerima barang dan jasa
- Pelanggan dan penerima manfaat
- Pihak yang melakukan review atau fungsi pengawasan
- Parlemen, pemerintah, lembaga regulator, analisis, serikat buruh, kelompok
pengusaha, media dan kelompok kepentingan khusus.
2) Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan perusahaan (neraca), informasi tentang kinerja perusahaan (laporan
laba rugi) dan perubahan posisi keuangan perusahaan (laporan arus kas). Tujuan
ini diarahkan pada persiapan dan penyajian laporan keuangan pada suatu perioda
tertentu untuk memenuhi kebutuhan informasi umum yang diperlukan Oleh
pengguna di luar entitas. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak selalu
diarahkan pada tujuan khusus laporan keuangan seperti laporan pajak, laporan
untuk bank, prospektus untuk penawaran sekuritas, dan laporan penggabungan
badan usaha. Pemenuhan tujuan umum laporan keuangan ini didorong oleh
pemahaman bahwa analis keuangan, pemberi pinjaman, serta lembaga
pemerintah menggunakan laporan keuangan untuk membuat keputusan
ekonomi. Namun demikian, laporan keuangan tidak dimaksudkan untu
menyediakan semua informasi yang diperlukan pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan efek kolinieritas antar
periode waktu dan menunjukkan dampak dari peristiwa atau transaksi masa lalu.
Laporan tersebut juga tidak mencantumkan informasi-informasi nonkeuangan
secara komprehensif. Walaupun semua kebutuhan informasi dari kelompok-
kelompok pengguna tersebut tidak dapat dipenuhi, ada kebutuhan informasi
yang umum bagi semua pengguna, dan tujuan umum laporan keuangan berfokus
pada pemenuhan kebutuhan ini.

8
3) Laporan keuangan bertujuan umum
 Laporan keuangan dimaksud untuk memenuhi kebutuhan informasi umum untuk
pengguna yang tidak dapat perintah penyusunan laporan disesuaikan sehingga
untuk memenuhi, khususnya semua kebutuhan mereka.
 Laporan yang sesuai dengan standar akuntansi dan praktik akuntansi yang
berlaku umum lainnya
4) Laporan keuangan bertujuan khusus
Laporan keuangan untuk memenuhi tuntutan pengguna atau kelompok tertentu
Tujuan spesifik dalam pengambilan keputusan manajerial. Tujuan pelaporan
keuangan di Indonesia dinyatakan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan dan terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan.
Dalam PSAK 2001 dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan untuk tujuan
umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban
Tujuan Akuntansi adalah:
1. Untuk mengukur sumberdaya yang dimiliki oleh satuan usaha tertentu
2. Untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan terhadap dan kepentingan dalam
satuan usaha tersebut
3. Untuk mengukur perubahan dalam sumberdaya, tuntutan dan kepentingan
tersebut
4. Untuk menetapkan perubahan ini pada periode waktu yang dapat ditentukan
5. Untuk menyatakan hal-hal diatas dalam nilai uang sebagia aturan umum.
Tujuan Laporan Keuangan menurut SAK No. 1, sebagai berikut :
 Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai terutama investor dan kreditor dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

 Memberikan informasi terkait sumber pembiayaan perusahaan

 Memberikan informasi keuangan yang bisa membantu para pemakai


laporan keuangan dalam meramalkan aliran kas masuk atau kas keluar
perusahaan

9
F. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik ini adalah atribut yang membuat info rmasi dalam laporan
keuangan berguna bagi investor, kreditur, dan lain-lain. Rerangka
mengidentifikasi empat karakteristik kualitatif pokok:
 Dapat dipahami (understandability). Informasi disajikan dengan cara
yang mudah dipahami oleh pengguna yang memiliki pengetahuan
tentang bisnis, kegiatan ekonomi, akuntansi dan atau pengguna yang
bersedia untuk mempelajari informasi tersebut.
 Relevansi. Informasi bersifat relevan apabila informasi yang disajikan
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Informasi tersebut
dapat dipergunakkan untuk mengevaluasi masa lalu, sekarang, atau
kejadian masa depan yang berkaitan dengan suatu entitas serta
mengkonfirmasi atau mengoreksi masa lalu evaluasi yang telah mereka
buat. Salah satu komponen relevan adalah materialitas. Materialitas
merujuk pada jika kelalaian atau kesalahan pernyataan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Komponen yang lainnya
adalah ketepatan waktu adalah. Untuk menjadi relevan, informasi harus
diberikan kepada pengguna pada saat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan mereka.
 Keandalan. Informasi dalam laporan keuangan dapat diandalkan jika hal
tersebut bebas dari kesalahan dan bias. Informasi harus menggambarkan
peristiwa dan transaksi yang terjadi.
 Keterbandingan. Pengguna harus dapat membandingkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan entitas antar perioda dan antar entitas
sehingga dapat diidentifikasi tren posisi keuangan dan kinerja.
Pengungkapan kebijakan akuntansi menjadi penting untuk dasar
perbandingan.
G. Elemen Laporan Keuangan
Statement of Financial Accounting Concepts No.3 Element of Financial
Statement Of Business Enterprises, mendefinisikan elemen yang saling berkaitan
yang secara langsung berhubungan dengan pengukuran kinerja dan status dari
perusahaan. Elemen-elemen tersebut didefinisikan sebagai berikut :

10
 Assets
Kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat dari transaksi atau
peristiwa dimasa lalu.
 Liabilities
Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi dimasa depan yang timbul
dari utang saat ini suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain dimasa depan sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa dimasa lalu.
 Equity
Kepentingan residual dari aktiva sutu entitas yang tersisa setelah
mengurangi dengan kewajibannya. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas ini
adalah saham kepemilikan
 Income
Arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya)
selama satu periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau
produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang
menjadi bagian dari operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang
berjalan.
 Expenses
Arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva sebuah entitas atau
timbulnya kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi keduanya) selama
satu periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi
barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi
bagian dari operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang
berjalan.
H. Pengakuan Elemen Laporan Keuangan
Secara garis besar, tujuan dari SFAC No 5 adalah menentukan kriteria
pengakuan yang fundamental dan panduan tentang informasi apa yang
seharusnya dan kapan informasi tersebut dimasukkan ke dalam LK. Selain itu
SFAC No 5 juga membicarakan masalah-masalah pengukuran yang
berhubungan dengan pengakuan.

11
Pengakuan (recognition) adalah proses pencatatan atau pemasukan sebuah item
(butir) di dalam Laporan Keuangan sebuah entitas sebagai aset, kewajiban,
pendapatan, biaya, atau yang sejenis dengannya melalui penggambaran dalam
bentuk kata dan angka Tidak semua informasi bisa dimasukkan ke dalam
laporan keuangan sebagian lain lebih baik disampaikan di catatan atas laporan
keuangan atau Informasi pendukung lain, atau juga media lain dalam pelaporan
keuangan.
 Pendapatan diakui apabila: Direalisasi atau dapat direaliasi (realized or
realizable) atau Diperoleh (earned). Pendapatan direalisasi ketika produk
(barang atau jasa) atau aset lainnya ditukarkan dengan kas atau klaim
terhadap kas. Pendapatan dapat direalisasi (realizable) ketika aset terkait
yang diterima siap ditukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas yang
jumlahnya diketahui. Pendapatan sudah diperoleh apabila entitas sudah
secara substansial menyelesaikan apa yang harus dilakukan untuk
mendapat manfaat yang dikandung oleh pendapatan. Dalam pengakuan
pendapatan. Biasanya dipenuhi pada waktu barang diserahkan atau jasa
diberikan kepada pelanggan.
 Biaya pada umumnya diakui ketika manfaat ekonomi entitas digunakan
dalam pengiriman atau produksi barang, atau penyerahan jasa, atau
aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral yang berlanjut
atau ketika aset yang sebelumnya diakui diperkirakan mengalami
penurunan atau kehilangan manfaat. Konsumsi manfaat ekonomi selama
satu periode dapat diakui secara langsung atau dihubungkan dengan
pendapatan yang diakui selama periode tersebut. Sebuah biaya diakui
jika sudah terbukti bahwa masa datang yang sebelumnya diakui sebagai
aset manfaat ekonomi berkurang atau hilang, atau bahwa sebuah
kewajiban sudah timbul atau bertambah tanpa memberikan manfaat
ekonomi.
 Pengakuan liabilitas. Kriteria pengakuan konsisten dengan aset dan
elemen lain dari akuntansi. Liabilitas harus diakui pada saat
kemungkinan bahwa pengorbanan manfaat ekonomi akan diperlukan dan
jumlah kewajiban tersebut dapat diukur dengan andal.

12
 Pengakuan aset. Aset harus diakui pada saat besar kemungkinan manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir
ke atau dari entitas, dan memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan keandalan.
I. Pengukuran
 Historical Cost. Di mana GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva
diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga beli. Prinsip ini
menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang, modal, dan biaya. Harga perolehan tersebut artinya adalah harga
pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam
transaksi. Harga perolehan harus terjadi dalam suatu transaksi di antara
kedua belah pihak yang bebas.
 Curret Cost Accounting. Sistem akuntansi dimana dinilai berdasarkan
harga pasar pada saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi
berdasarkan pada biaya saat ini.
J. Manfaat Menggunakan Kerangka Konseptual
 Standar akuntansi harus lebih konsisten dan logis
 Pengembangan standar akuntansi harus lebih ekonomis
 Dimana kerangka konseptual mencakup isu tertentu, mungkin
mengurangi kebutuhan standar tambahan
 Menekan decision kegunaan peran pelaporan keuangan daripada
membatasi kepedulian untuk pengelolaan
K. Kerangka Konseptual Sebagai Sarana Untuk Mengesahkan Standar dari
Laporan Keuangan
 Beberapa (misalnya hines dan Solomon) telah menyarankan bahwa
kerangka konseptual telah digunakan sebagai perangkat untuk membantu
memastika keberadaan berkelanjutan profesi akuntansi
 Meningkatkan kemampuan profesi untuk mengatur diri
L. Asumsi Dasar Akuntansi
 Going Concern. Asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan yang dilandasi pemikiran bahwa
entitas tersebut akan terus beroperasi di masa mendatang.

13
 Accrual Bassis. Transaksi dan peristiwa lain diakui ketika terjadi, bukan
pada saat kas atau yang ekuivalen dengan kas diterima atau dibayar.

 Economic Entity. Asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus


dipisahkan dengan kekayaan perusahaan.

 Monetary Unit. Asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi


harus dapat diukur dengan satuan uang.

 Periodicity. Asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam


suatu jangka waktu tertentu.

M. Karakteristik Umum Penyajian Laporan Keuangan yang diatur PSAK


 Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap PSAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan
penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.
 Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain
melakukannya.
 Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos
sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan).
 Materialitas dan agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.
Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi
berbeda kecuali pos tersebut tidak material. Entitas menyajikan secara terpisah

14
kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos
yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.
 Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi
keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,
peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas
entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi
transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi
penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.
 Frekuensi pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap
periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
- alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih
pendek
- fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak
dapat diperbandingkan secara keseluruhan.
 Informasi komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang
bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya
diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode
berjalan.

15
 Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
harus konsisten kecuali:
- setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas
atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi; atau
- perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
N. Jenis dan Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Dalam prakteknya, secara umum ada lima aporan keuangan yang bisa disusun,
yaitu:
 Neraca (Balance sheet) adalah laporan keuangan yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi
keuangan dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Neraca memiliki dua
bentuk penyajian : a) bentuk rekening (account form) atau skontro,
dalam bentuk ini aktiva ditempatkan di sebeblah kiri dan pasiva
ditempatkan di sebelah kanan, b) bentuk laporan (report form) atau
staffel, dalam bentuk ini aktiva ditempatkan di bagian atas sedangkan
pasiva ditempatkan di bawah aktiva secara vertical
 Laporan laba rugi (Income statement) adalah laporan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan yang diperoleh, laporan laba rugi memiliki dua
bentuk penyajian (Fraser dan Ormiston, 2004) yaitu: a) format satu tahap
(single step format) mengumpulkan pendapatan-pendapatan dalam satu
kelompok kemudian dipotong dengan beban untuk mencapai laba bersih,
b) format fase berjenjang (multiple step format) yang menyajikan laba
berjenjang (laba kotor, laba usaha, dan laba sebelum pajak) sebelum
sampai ke laba bersih untuk periode berjalan.
 Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung

16
atau tidak langsung terhadap kas. laporan arus kas terdiri atas arus kas
masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu.
 Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. kemudian laporan ini juga
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan
modal di suatu perusahaan.
 Catatan atas laporan keuangan yaitu laporan yang memberikan informasi
apabila adalah laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

17

Anda mungkin juga menyukai