Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 6

Disusun oleh:
RANTI ISTIA 12030117410014
ANZALIA NESA A 12030117410015
Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang
apa saja yang harus dipraktekkan, misalnya pernyataan
yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya
di dasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu.
teori induktif maupun deduktif dapat bersifat
deskriptif (positif) atau preskriptif
(normatif).
Verifikasi dapat didefinisikan sebagai
penetapan akseptabilitas, atau kebenaran,
suatu teori.
Teori Deskriptif atau Preskriptif
(positif vs normatif)
Dasar Pemikiran Bahasa
1. Deduksi (apakah menurut 1. Sintaksis (apa aturan
logika baik aturannya?)
2. Induksi (Apa buktinya?) 2. Semantik (apa artinya?)
3. Pragmatik (apa pengaruhnya?)
"Sebuah sistem yang koheren tujuan saling
terkait dan fundamental yang diharapkan
dapat mengarah pada standar yang konsisten
'(Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan No
1:Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Badan
Usaha 1978)
Upaya untuk memberikan teori terstruktur
akuntansi
Kerangka kerja konseptual memberikan resep
sehingga mereka dianggap teori normatif
akuntansi
'Menentukan sifat, fungsi dan batas-batas
akuntansi keuangan dan pelaporan'
(Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan No
1: Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Badan
Usaha, 1978)
Mengapa merumuskan persoalan teori
akuntansi umum melalui pendekatan kerangka
konsptual ?

Dahulu kita belum memiliki standar


akuntansi, lalu mengapa kita
sekarang perlu ?
FASB mengidentifikasi 5 manfaat yang dapat
diperoleh dari rerangka konseptual. Manfaat
tersebut adalah:
Sebagai pedoman dalam menentukan standar
akuntansi
Sebagai kerangka refrensi untuk memecahkan
masalah masalah akuntansi apabila standar yang
sekarang ada tidak mengatur isu baru yang
muncul
Sebagai dasar membuat pertimbangan
(judgment) dalam menyajikan laporan keuangan.
Meningkatkan daya banding dengan cara
mengurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yang ada.
Ketidakseragaman dalam praktik akuntansi
menimbulkan situasi yang buruk, pada awal abad
duapuluhan, akibat tidak adanya standar yang baku,
maka penyusunan laporan keuangan dan audit
dilakukan hanya dengan sukarela

Ketidakseragaman dalam praktik akuntansi


menimbulkan situasi yang buruk, pada awal abad
duapuluhan, akibat tidak adanya standar yang baku,
maka penyusunan laporan keuangan dan audit
dilakukan hanya dengan sukarela
Proses perumusan rerangka konseptual pada
dasarnya merupakan proses evolusi yang
dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya
seperti A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) tahun 1966 oleh AAA, Basic Concept
and Accounting Principles Underlying Financial
Statement of Business Enterprises (APB Opinion
No. 4) tahun 1970 oleh APB, Objectives of
Financial Statement (Trueblood Committee
Report) tahun1973 oleh AICPA, Statement of
Accounting Theory and Theory Acceptance
(SATTA) tahun 1977 oleh AAA, dan Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC) no.
1,2,3,4,5,6 tahun 1978, 1980, 1980, 1984, dan
1985 oleh FASB.
Berdasarkan pada Trueblood Report yang
mengemukakan dua belas tujuan dan tujuh
karakteristik kualitatif pelaporan keuangan,
FASB menyadari pentingnya tujuan laporan
keuangan. Namun demikian, masalah-
masalah penyusunan standar tidak hanya
karena belum mantapnya tujuan laporan
keuangan, tetapi juga pada rangka
konseptual yang belum ada
Adanya dua atau lebih metode akuntansi diterima
untuk kejadian yang sama.
Penggunaan metode akuntansi yang kurang
konservatif sebelum yang lebih konservatif.
Cadangan digunakan untuk melakukan perataan
fluktuasi earnings secara artifisial.
Kegagalan laporan keuangan dalam mengidentifikasi
kemungkinan ancaman likuiditas di masa mendatang,
Adanya tindakan big bath mengikuti penangguhan
Terlalu optimisme yang tidak disesuaikan ada dalam
mengestimasikemampuan untuk recoverykembali.
Off balance sheet financing(yaitu pengungkapan
dalam catatan laporankeuangan) adalah lazim.
1. Level pertama, mengidentifikasi maksud
dan sasaran akuntansi
2. Level kedua, karakteristik kualitatif
informasi akuntansi
3. Level ketiga, petunjuk operasional
4. Level keempat, mekanisme penyajian
1. Pengguna Laporan Keuangan
- Penyedia sumber daya
- Karyawan, kreditur, pemasok
- Penerima barang jasa
- Pelanggan dan penerima manfaat
- Pihak yang melakukan review
- Parlemen, pemerintah
2. Tujuan Laporan Keuangan
Untuk memberikan infromasi tentang posisi
keuangan perusahaan, informasi tentang
kinerja perusahaan, dan perubahan posisi
keuangan perusahaan.
3. Laporan keuangan bertujuan umum
Bermaksud untuk memenuhi kebutuhan
informasi umum

Laporan yang sesuai dengan standar akuntansi


dan praktik akuntansi yang berlaku umum
4. Laporan keuangan bertujuan khusus
Untuk mengukur sumberdaya yang dimiliki oleh
satuan usaha tertentu
Untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan terhadap
dan kepentingan dalam satuan usaha tersebut
Untuk mengukur perubahan dalam sumberdaya,
tuntutan dan kepentingan tersebut
Untuk menetapkan perubahan ini pada periode
waktu yang dapat ditentukan
Untuk menyatakan hal-hal diatas dalam nilai
uang sebagia aturan umum.

Anda mungkin juga menyukai