Prinsip=Prinsip K3 Konstruksi
Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3,
meliputi:
− Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
− Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja (Astek)
− Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
− Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatan yang menuju
lokasi untuk lalu-lintas alat berat
− Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang berwenang
memberikan rekomendasi
− Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempa
Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam
pelaksanaan nantinya proyek akan aamn dari kecelakaan dan bahayapenyakit sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Safety plan berisi:
Pembukaan yang berisi:
Gambaran proyek dan Pokok
perhatian untuk kegiatan K3
Resiko kecelakaan dan pencegahannya
Tata cara pengoperasian peralatan
Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker,Dinas Pemadam kebakaran.
Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di proyek, misalnya:
− Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek bangunan
gedung
− Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pondasi pile dan strutting
− Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di tengah periode
pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta seluruh petugas yang terkait dalam
pengawasan proyek,dengan materi tentang pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan
proyek yang bersangkutan
Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri
(personal protective equipment), diantaranya:
− Pelindung mata dan wajah
Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai pelindung
mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih
kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa.Goggle memberikan
perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada wajah
Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan
bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini
dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.
Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Helm ini
menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas
yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan.
a. kaca mata safety
b. goggle
a. pelindung wajah
b. helm pengelas
− Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan: foam earplugs, PVC
earplugs, earmuffs
− Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai kepala; sistem
suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan; beberapa jenis
dirancang tahan terhadap sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan
bahu dari percikan, tumpahan, dan tetesan.
− Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
gambar 1.11a-g, antara lain:
a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda
b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai
jari
c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi
dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram
yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek
f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah
g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
Persyaratan Bangunan
Persyaratan umum bangunan pada dasarnya harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi:
− status hak atas tanah, dan/atau ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
− status kepemilikan bangunan gedung;
− ijin mendirikan bangunan gedung.
Setiap bangunan gedung harus didirikan pada tanah yang status kepemilikannya jelas, baik
milik sendiri maupun milik pihak lain. Ijin mendirikan bangunan diberikan oleh
pemerintah daerah, kecuali bangunan dengan fungsi khusus oleh Pemerintah Pusat. IMB
diberikan melalui proses permohonan. Selanjutnya IMB diatur dalam PERATURAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2007 TANGGAL 9 AGUSTUS
2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG.
Secara umum prosedur dan tata cara IMB seperti pada gambar 1.16. Permohonan ijin
mendirikan bangunan harus dilengkapi dengan:
− tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah
− data pemilik bangunan gedung;
− rencana teknis bangunan gedung; dan
− hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung yang menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan.
Ijin mendirikan bangunan diberikan apabila rencana bangunan telah memenuhi persyaratan
tata bangunan sesuai rencana tata kota dan daerah (RTRW) kabupaten maupun kota,
RDTRKP, dan/atau RTBL), yang tertuang dalam Advis Planning (AP) oleh dinas/lembaga
tata kota/daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten atau kota adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah. Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP) adalah penjabaran dari Rencana Tata
Ruang Wilayah kabupaten/kota ke dalam rencana pemanfaatan kawa-san perkotaan. Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun suatu kawasan
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program bangunan dan
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian
Peraturan yang mengatur penggunaan alat pelindung diri ini tertuang dalam pasal “ 14