Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

SEPSIS

A. Konsep Dasar Penyakit pada anak


1. Definisi
Sepsis adalah bakteri umum yang masuk ke aliran dalam darah. Sepsis neonatorum
atau septikemia neonatal didefinisi sebagai infeksi bakteri pada aliran darah bayi
selama empat minggu pertama kehidupan (Bobak, 2013). Sepsis adalah infeksi
bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. Sepsis
neonatorum adalah semua infeksi bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi
dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada satu organ saja (seperti
paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum
persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan
dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi
atau jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John, 20013). Sepsis dapat dibagi
menjadi dua, antara lain:
1. Sepsis dini: terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme
pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan angka
mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan/nosokomial : terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan
didapat dari lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau
tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan
bayi, sering mengalami komplikasi. (Vietha, 20014)
2. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem peredaran darah manusia ada dua jenis yaitu peredaran pulmonari
(peredaran ini membawa darah yang mengandung karbondioksida dari jantung melalui
arteri pulmonari ke paru – paru dan balik lagi ke jantung melalui vena pulmonari )
sedangkan peredaran darah sistemik (peredaran darah yang membawa darah berupa
oksigen dari jantung melalui auorta ke semua bagian badan dan bilik jantung .
Struktur anatomi pencernaan darah ada 3 yaitu :
a. Jantung. ‘
Jantung terletak didalam rongga thorax dibelakang tulang sternum dihadapan
tulang belakang dan kedudukannya menyendeng dari kanan ke kiri . Bentuk jantung
menyerupai jantung pisang , bagian atasnya tumpul ( pangkal jantung ) dan disebut
basis kordis . Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis . letak jantung
didalam rongga dada sebelah depan ( kavum mediastinum anterior ) , sebelah kiri
bawah dari pertengahan kiri rongga dada diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae . Pada tempat
ini teraba adanya denyutan jantung yang disebit iktus kordis . Ukurannya lebih
kurang sebesar genggaman tangan kanan kira – kira 250 – 300 gram .
Diantara dua lapisan jantung terdapat lendir sebagai peliccin untuk menjaga agar
pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung .
Jantung bekerja selama kita masih hidup , karena itu membutuhkan makanan yang
dibawah oleh darah . Lapisan jantung ada tiga bagian yaitu endokardium ( lapisan yang
paling bawah ) , miokardium ( lapisan inti ) dan perikardium ( lapisan yang terluar ) .
Jantung juga mempunyai 4 ruangan yaitu 2 ruangan atas dikenal dengan atrium dan 2
ruangan dibawah dikenal dengan ventrikel .
Aliran darah jantung dimulai dari vena kava superior dan vena kava inferior
mengalirkan darah ke atrium dextra yang datang dari seluruh tubuh . Arteri pulmonaris
membawa darah dari ventrikel dextra masuk ke paru – paru ( pulmo ) . Antar ventrikel
sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup valvula semilunaris arteri pulmonalis . Vena
pulmonalis membawa darah dari paru – paru masuk ke atrium sinistra . Auorta membawa
darah dari ventrikel sisnistra keseluruh tubuh pada batas antara ventrikel sinistra dan
auorta terdapat sebuah katup valvula semilunaris .
1) Saluran Darah .
Terdapat 3 jenis saluran darah :
a) Arteri .
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa
darah keseluruh bagian dan alat tubuh . Pembuluh arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra dissebut auorta . Arteri ini mempunyai dinding
yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis danterdiri dari 3 lapisan yaitu :
(1) Tunika ntima / interna . Lapisan dalam berhubungan dengan darah
yang terdiri dari jaringan endothel .
(2) Tunika Media . Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
sifatnya elastis dan termasuk otot polos .
(3) Tunika eksterna / adventisia . Lapisan yang paling luar sekali
terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri .
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu auorta dan arteri pulmonaris
garis tengahnya kurang lebih 1-3 cm . Arteri ini mempunya cabang – cabang
keseluruh tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh
darah rambut ( kapiler ) . Arteri mendapat darah yang mengalir didalamnya etap
hanya untuk tunika intima . Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapatkan darah
dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum . Dsampingnya itu arteri dapat
mengecil dan melebar ( kontriksi dan dilatasi ) disebabkan oleh karena pengaruh
saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor ( vasodilatator dan
vasokontruktor ) .
2. Vena .
Vena ( pembuluh darah balik ) merupakan pembuluh darah yang membawa darah
dari bagian atau alat alat tubuh masuk kedalam jantung . Tentang bentuk dan
susunanya dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama
dengan pada arteri . Katup – katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua
kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi . Vena –
vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis . Vena ini
juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya
menjadi kapiler .
3. Kapiler Darah .
Kapiler ( pembuluh rambut ) merupakan pembuluh darah yang sangat halus .
Diameternya kira – kira 0,008 mm . Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel .
Bagian tubuh yang tidak dapat kapiler yaitu : rambut , kuku , dan tulang rawan .
Pembuluh darah rambut /kapiler pada umumnya meliputi sel – sel jaringan oleh
karenanya secara langsung berhubungan dengan sel . Karena adanya dinding yang
sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan
antar sel .
4. Saluran Limfe .
Struktur pembuluh limfe hamprir sama dengan pembuluh darah tepi memiliki
lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe terlihat seperti rangkaian merjan .
Saluran limfe mengumpulkan , menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe
kedalam darah yang keluar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan
jaringan . Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapatdidalam berbagai
organ , terutama dijumpai dalam vili – vili usus .

5. Etiologi
Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis seperti
septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem
imun dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi. Penyebab neonatus
sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus,
parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.
- Bakteri escherichia koli
- Streptococus group B
- Stophylococus aureus
- Enterococus
- Listeria monocytogenes
- Klepsiella
- Entererobacter sp
- Pseudemonas aeruginosa
- Proteus sp
- Organisme anaerobik
Berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Early Onset : gejala mulai tampak pada hari-hari pertama kehibupan (rata-rata 48
jam), biasanya infeksi berkaitan dengan faktor ibu (infeksi transplasenta, dari cairan
amnion terinfeksi, waktu bayi melewati jalan lahir, dll). Berkembangnya gejala pada
early onset pada umumnya sangat cepat dan meningkat menuju septik shock.
2. Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada awal kehidupan neonatus tanpa
kelainan perinatal, infeksi didapat dari lingkungan atau dari rumah sakit
(nosokomial) sering terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat.
6. Patofisiologi
Penyakit yang ada pada ibu karena adanya bakteri dan virus pada neonatus (bayi).
Kemudian menyebabkan terjadinya infeksi yang menimbulkan sepsis. Faktor infeksi
yang mempengaruhi sepsis, antara lain faktor maternal yaitu adanya status sosial-
ekonomi ibu, ras, dan latar belakang yang mempengaruhi kecenderungan terjadinya
infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio-
ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak
higienis. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu
(kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun. Kurangnya perawatan prenatal,
ketuban pecah dini (KPD), dan prosedur selama persalinan. Faktor Neonatal, pada
bayi dengan prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan
faktor resiko utama untuk sepsis neonatal.
Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.
Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir ketiga.
Setelah bayi lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun sehingga
menyebabkan hipergamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan
pertahanan kulit. Kemudian adanya defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami
kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus
influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam
darah tali pusat.
Faktor Lingkungan, pada bayi mudah terjadi defisiensi imun yaitu cenderung
mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu
perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena atau arteri maupun
kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit
yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi. Paparan
terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada neonatus
yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan
kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda. Kadang-
kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang
berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan. Pada
bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya,
sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.
PATHWAY

Infeksi pada ibu

Masuk ke dalam tubuh janin

Terjadi infeksi awal

Infeksi menyebar ke seluruh tubuh janin

Hipotalamus Organ Hati Organ Pernafasan Sistem Gastrointestinal

Menghasilkan panas tubuh Eritrosit banyak Lisis Fungsi tidak optimal Muntah, diare

Hiperbilirunemia Bayi akan sesak Malas Menghisap


Hipertermi

Jaundice (ikterik) Gangguan PolaDefisit


Nafas Volume Cairan & Elektrolit
Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jam dan pantau warna kulit
Observasi adanya kejang dan dehidrasi
Kelipatan
Berikan kompres dengan air hangat pada aksila, leher dan otak paha, hindari penggunaan alkohol untuk kompres
Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai kebutuhan jika panas tidak turun
Posisikan pasien semi fowler
Auskultasi suara napas
Ensepalopati Monitor respirasi dan status O2,TTV
Bila
Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jamperlu lakukan
dan pantau suction,pustural
warna kulit drainage
Observasi adanya hipertermi, kejang dan dehidrasi
Berikan kompres hangat jika terjadi hipertermi, dan pertimbangkan untuk langkah kolaborasi dengan memberikan antipiretik
Kemit Ikterik
Berikan ASI/PASI (Kejang)
sesuai jadwal dengan jumlah pemberian yang telah ditentukan
7. Manifestasi Klinis
Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai dengan:
1. Hipotermi
2. Menyusui buruk
3. Aktivitas lemah
4. Sianosis
5. Gangguan pernafasan (Dispenue & Takipneu atau Bradipneu)
6. Merintih
7. Bradikardi atau takikardi
8. Kulit lembab dan dingin
9. Hipertermi

8. Penatalaksanaan
a. Perawatan
Perawatan suportif diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh normal, untuk
menstabilkan status kardiopulmonary, untuk memperbaiki hipoglikemia dan untuk
mencegah kecenderungan perdarahan. Perawatan suportif neonatus septik sakit (Datta,
2015) meliputi sebagai berikut:
1) Menjaga kehangatan untuk memastikan temperature. Agar bayi tetap normal
harus dirawat di lingkungan yang hangat. Suhu tubuh harus dipantau secara teratur.
2) Cairan intravena harus diperhatikan. Jika neonatus mengalami perfusi yang jelek,
maka saline normal dengan 10 ml / kg selama 5 sampai 10 menit. Dengan dosis yang
sama 1 sampai 2 kali selama 30 sampai 45 menit berikutnya, jika perfusi terus menjadi
buruk. Dextrose (10%) 2 ml per kg pil besar dapat diresapi untuk memperbaiki
hipoglikemia yang adalah biasanya ada dalam sepsis neonatal dan dilanjutkan selama
2 hari atau sampai bayi dapat memiliki feed oral.
3) Terapi oksigen harus disediakan jika neonatus mengalami distres pernapasan atau
sianosis
4) Oksigen mungkin diperlukan jika bayi tersebut apnea atau napas tidak memadai
5) Vitamin K 1 mg intramuskular harus diberikan untuk mencegah gangguan
perdarahan
6) Makanan secara enteral dihindari jika neonatus sangat sakit atau memiliki perut
kembung. Menjaga cairan harus dilakukan dengan infus IV.
7) Langkah-langkah pendukung lainnya termasuk stimulasi lembut fisik, aspirasi
nasigastric, pemantauan ketat dan konstan kondisi bayi dan perawatan ahli
b. Terapi pengobatan
Prinsip pengobatan pada sepsis neonatorum adalah mempertahankan metabolisme tubuh
dan memperbaiki keadaan umum dengan pemberian cairan intravena termasuk kebutuhan
nutrisi dan monitor pemberian antibiotik hendaknya memenuhi kriteria efektif
berdasarkan pemantauan mikrobiologi, murah dan mudah diperoleh, dan dapat diberi
secara parental. Pilihan obat yang diberikan adalah ampisilin, gentasimin atau
kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau obat lain sesuai hasil tes resistensi.

B. Konsep dasar tumbuh kembang anak usia

1. Usia 4-8 bulan


Pertumbuhan berat badan dapat terjadi 2 kali berat badan pada waktu lahir dan
rata-rata kenaikkan 500-600 gram/ bulan apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan
tinggi badan tidak mengalami kecepatan dan terjadi kestabilan berdasarkan pertumbuhan
umur. Perkembangan motorik, bahasa dan adaptasi sosial :
(1) Perkembangan motorik kasar awal bulan ini terjadi perubahan dalam aktivitas
seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan
melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan keempat sudah
mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri dan sudah mulai terjadi kemampuan
dalam duduk dengan kepala tegak, sudah mampu membalik badan, bangkit
dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dan dada terangkat dan
menumpu pada lengan, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat duduk
dengan bantuan selama waktu singkat.
(2) Perkembangan motorik halus : sudah mulai mengamati benda, mulai
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda
yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu
menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan dll.
(3) Perkembangan bahasa : menirukan bunyi / kata-kata, menoleh ke arah suara,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, membuat dua bunyi
vokal yang bersamaan contoh ba-ba.
2. Umur 8-12 bulan
Pertumbuhan berat badan mencapai 3 kali berat badan lahir apabila mencapai usia 1
tahun dan pada pertambahan berat badan per bulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9
bulan dan 250-350 gram /bulan pada usia 10-12 bulan apabila dalam pemenuhan gizi baik
dan pertumbuhan tinggi sekitar 1,5 kali TB pada saat lahir.
Perkembangan bayi pada tahun pertama yakni peningkatan beberapa organ fisik.
Perkembangan motorik, bahasa dan adaptasi sosial
(1) Perkembangan motorik kasar : duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan,
bangkit terus berdiri.
(2) Motorik halus : meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya,
membenturkannya dan mampu menaruh ke tempat semula.
(3) Bahasa : mengatakan papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga
mengatakan spesifik, dapat mengucap 1-2 kata.
C. Konsep dasar hospitalisasi anak usia

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di
rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga.
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan
menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak

1. Stressor pada Anak

Stresor atau pemicu timbulnya stres pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat
berupa perubahan yang bersifat fisik, psiko-sosial, maupun spiritual. Perubahan
lingkungan fisik ruangan seperti fasilitas tempat tidur yang sempit dan kuang nyaman,
tingkat kebersihan kurang, dan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Selain
itu suara yang gaduh dapat membuat anak merasa terganggu atau bahkan menjadi
ketakutan. Keadaan dan warna dinding maupun tirai dapat membuat anak marasa kurang
nyaman.
Pada saat anak menjalani masa perawatan, anak harus berpisah dari
lingkungannya yang lama serta orang-orang yang terdekat dengannya. Anak biasanya
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya, akibatnya perpisahan dengan ibu
akan meninggalkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang terdekat bagi dirinya dan
akan lingkungan yang dikenalnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan
tidak aman dan rasa cemas
Pada kondisi cemas akibat perpisahan anak akan memberikan respon berupa
perubahan perilaku. Respon perilaku anak akibat perpisahan di bagi menjadi tiga tahap,
yaitu tahap protes ( phase of protest), tahap putus asa (phase of despair), dan tahap
menolak (phase of denial).
Pada tahap protes, reaksi anak dimanifestasikan dengan menangis kuat-kuat,
menjerit, memanggil orang tuanya atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain
tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang asing
atau orang lain.
D. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data, yang perlu dikaji
adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat perawatan antenatal,
adanya/tidaknya ketuban pecah dini,partus lama atau sangat cepat (partus presipitatus).
Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, atau tempat lain. Ada atau tidaknya
riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes klamidia, gonorea, dll). Apakah selama
kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi (mis.
Toksoplasmosis,rubeola, toksemia gravidarum, dan amnionitis). Mengkaji tatus sosial
ekonomi keluarga.
Pada pemeriksaan fisik data yang akan ditemukan meliputi letargi (khususnya setelah 24
jam petama), tidak mau minum atau refleks mengisap lemah, regurgitasi, peka rangsang,
pucat, berat badan berkurang melebihi penurunan berat badan secara fisiologis,
hipertermi/hipotermi, tampak ikterus. Data lain yang mungkin ditemukan adalah
hipertermia,pernapasan mendengkur, takipnea, atau apnea, kulit lembab dan dingin,
pucat, pengisian kembali kapiler lambat, hipotensi, dehidrasi, sianosis. Gejala traktus
gastrointestinal meliputi muntah, distensi abdomen atau diare.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu, apneu, takipneu
b. Hipertermia berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi atau
inflamasi
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
9. Intervensi keperawatan

DIAGNOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Airway Managemen :
berhubungan dengan tindakan Buka jalan nafas
dispneu, apneu, takipneu keperawatan selama Posisikan pasien untuk
... x 24 jam . pasien memaksimalkan ventilasi
akan : ( fowler/semifowler)
TTV dalam rentang Auskultasi suara nafas , catat
normal adanya suara tambahan
Menunjukkan jalan Identifikasi pasien perlunya
napas yang paten pemasangan alat jalan nafas
Mendemostrasikan buatan
suara napas yang
Monitor respirasi dan status O2
bersih, tidak ada
Monitor TTV.
sianosis dan
dypsneu.

2 Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan Fever Treatment :


dengan kerusakan control tindakan keperawatan Observasi tanda-tanda vital tiap
suhu sekunder akibat selama ... x 24 jam . 3 jam.
infeksi atau inflamasi pasien akan : Beri kompres hangat pada
Suhu tubuh dalam bagian lipatan tubuh ( Paha dan
rentang normal aksila ).
Tidak ada perubahan Monitor intake dan output
warna kulit Monitor warna dan suhu kulit
Ø Nadi dan respirasi Berikan obat anti piretik
dalam rentang normal Temperature Regulation
Beri banyak minum ( ± 1-1,5
liter/hari) sedikit tapi sering
Ganti pakaian klien dengan
bahan tipis menyerap keringat.
3 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Cardiac care :
berhubungan dengan tindakan keperawatan catat adanya tanda dan gejala
perubahan afterload dan selama ... x 24 jam . penurunan cardiac output
preload. pasien akan : monitor balance cairan
Menunjukkan TTV catat adanya distritmia jantung
dalam rentang normal monitor TTV
Tidak ada oedema atur periode latihan dan istirahat
paru dan tidak ada untuk menghindari kelelahan
asites monitor status pernapasan yang
Tidak ada penurunan menandakan gagal jantung.
kesadaran
Ø Dapat
mentoleransi aktivitas
dan tidak ada
kelelahan.

Daftar Pustaka

1. Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta


2. Johnson, Marion dkk. (2015). Nursing outcomes classification (NOC). Mosby
3. McCloskey, Joanne C. (2013). Nursing interventions classification (NIC).
Mosby
4. Nanda. (2014). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC : Jakarta
5. Bobak. 2013. Keperawatn Maternitas, edisi 4.Jakarta: EGC.
6. Datta, Parul. 2015. Pediatric Nursing. JAYPEE:New Delhi
7. Vietha. 2014. Askep pada Sepsi Neonatorum. Akses internet di
http://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/NET.

Anda mungkin juga menyukai